Di dalam rumah yang di beli beberapa hari yang lalu, Dev memakai kacamata dan rambut pasangan, dia menyamar menjadi Yosep untuk mengunjugi Villia dan anak mereka, yang paling penting datang ke gudang untuk memberikan makan siang kedua orang tuanya, mungkin bius semalam telah hilang dan mereka merasakan remuk di sekujur tubuh, itu akibat cambukan semalam yang mendarat di punggung keduanya secara bergantian beberapa kali.
Dev menautkan kancing lengan kemeja yang di kenakan sambil berjalan ke ruang tamu, dia tadi sempat membeli sarapan agar bisa beraksi dengan maksimal, di atas meja ada sekotak kardus kecil berisi ayam goreng dan es teh cup, Dev menarik kursi ke belakang lalu duduk di atasnya, dia mengambil ayam goreng dari dalam kotak, perlahan mengigit ayam itu, ayam goreng habis dengan beberapa gigitan laludia menyedot es teh cup sampai habis, sarapan pagi ini begitu nikmat, cukup memberikan dia energi untuk beraksi.
Selesai sarapan, Dev berdiri dari tempat duduk, dia berjalan keluar rumah hendak menjenguk Villia dan menyiksa kedua orang tuanya, mereka pasti sangat menantikan cambukan rantai darinya untuk kesekian kali, Dev masuk ke dalam mobil bagian depan, dia menancap gas dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai tempat tujuan, beberapa hari terakhir ini, dia tidak akan memperkerjakan pak sopir karena dia akan menyelesaikan urusan secara cepat dan ringkas.
Tiba-tiba ponsel di dalam saku berbunyi, Dev mengambil ponsel dengan salah satu tangannya lalu melihat ke layar ponsel sekilas, terpampang nama Villia di sana, tanpa berpikir panjang, Dev menggeser simbol ke atas lalu menempelkan ponsel di telinganya.
"Morning baby, bagaimana harimu di sana?" Sapa Dev dengan ceria sambil menyetir mobil.
"Aku mendapatkan pelatihan menjadi ibu yang baik, sangat melelahkan, tapi aku senang karena memiliki banyak teman," jawab Villia di dalam telpon, kedengaran dia sedang lelah.
"Its good, jangan pernah berkata lelah untuk my baby boy," tutur Dev menyunggingkan senyum lebar.
"No, aku hanya merasa letih sayang, bagaimana keadaanmu di sana, hm?" Tanya Villia, kedengarannya dia khawatir dengan Dev yang di tinggal ikut kelas.
"I am fine, semuanya berjalan normal," jawab Dev yang tidak mau menyinggung tentang kedua orang tuanya.
"Mama sama papa? Apa kau telah membereskan mereka?" Timpal Villia tetap menyinggung masalah orang tua Dev, dia sangat terganggu akan kehadiran mereka yang tiba-tiba dan mencelakakan dia dengan bayinya, untung saja dia selamat.
"Kau tenang saja baby, aku tau apa yang harus aku lakukan," ucap Dev menghetikan mobil di lampu merah.
"Baiklah, aku harap kau mengurus dengan serapi mungkin agar orang lain tak curiga," jawab Villia sedikit berbisik, lalu Dev mematikan telpon sepihak.
Lampu berganti hijau, mobil dan motor yang berhenti kembali melaju termasuk mobil yang tengah di setir Dev, Dev merasa Villia sangat membenci kedua orang tuanya, terlihat dari kata-katanya, Villia benar-benar tidak suka bahkan rela bila orang tuanya di singkirkan, dia juga memiliki tujuan sama dengan Villia, ingin menyingkirkan orang tua seperti mereka dan ini sudah di bereskan olehnya, tinggal menyiksa sampai mereka merenggang nyawa.
Mobil berhenti di halaman rumah seseorang, rumah itu tidak jauh dari kelas pasca melahirkan, Dev turun dari dalam mobil bagian depan, karena sedang menyamar, dia tidak bisa menjenguk Villia secara langsung, atau rencananya untuk menggali tentang Villia akan terbongkar, Dev berjalan melewati kelas pasca melahirkan, di halaman, ada banyak ibu-ibu muda tengah menjemur bayi mereka.
Villia duduk di taman, dia juga menjemur bayinya sambil berbincang dengan teman sebaya, terlihat sangat menyenangkan, Villia tidak sengaja menoleh ke samping saat Dev lewat, dia menitipkan bayi dalam gendongannya pada teman yang duduk di sampingnya lalu berjalan dengan cepat mendekati Dev, sementara Dev sendiri tau kalau Villia berjalan ke arahnya, maka dari itu dia menghentikan langkah di pinggir jalan, melambaikan salah satu tangannya seolah hendak menyebrangi jalan.
"Yosep, kau sedang apa di sini?" Sapa Villia melambaikan tangan sambil menyunggingnkan senyum lebar.
"Aku hanya berjalan-jalan saja, kau sendiri sedang apa berada di sini?" Jawab Dev balik bertanya.
"Aku sedang mengadakan praktek di kelas pasca melahirkan yang berada di sana, mari mampir sebentar," ajak Villia, dia memegang lengan Yosep.
"Baiklah, aku juga sudah lelah berjalan sedari tadi," ucap Dev berbalik badan di barengi Villia.
Mereka berjalan ke arah kelas pasca melahirkan, Dev mengerti, Villia memang tidak tau malu, bisa-bisanya dia membawa laki-laki lain ke tempat dia belajar menjadi ibu tanpa izin dari suaminya, setelah ini, dia akan mengatakan apa pada teman dan pengurus kelas, memang begitu keterlaluan, dia tidak pernah berubah dan selalu berbohong hanya untuk kesenangan sementara.
Semua pandangan ibu-ibu muda di halaman tertuju pada Villia dan Dev, ada yang mengira bahwa Dev yang sedang menyamar menjadi Yosep adalah suaminya, ada pula yang menganggap Yosep itu selingkuhan Villia, mereka terlihat saling berbisik-bisik dengan teman lainnya, ibu-ibu muda itu masuk ke dalam kelas secara bergantian dengan menggendong bayi masing-masing, di halaman tinggal satu bayi di atas kursi taman.
"Ini bayi yang sedang aku rawat, dia lucu dan menggemaskan," ucap Villia sambil menggendong bayinya di kursi taman.
"Yes, dia lucu sekali, pasti ibunya juga sangat cantik," jawab Dev menyunggingkan senyum lebar.
"Tentunya," timpal Villia merasa percaya diri karena dia adalah ibu dari bayi dalam gendongannya.
"Sebentar lagi aku ada meeting dengan kelayen, aku pergi dulu," pamit Dev, dia memandang jam tangan yang melingkar di tangannya sambil berjalan pergi.
"Hati-hati," jawab Villia memandang dari kejauhan.
Dia sudah cukup tau dengan sikap Villia, kini saatnya memberi makan siang yang tak terlupakan pada kedua orang tuanya, Dev masuk ke dalam mobil bagian depan lalu menancap gas dengan kecepatan di atas rata-rata, untuk mengisi waktu saat perjalanan, dia memakai hendseat di kedua telinga, mendengarkan lagu yang membuatnya tenang, untung saja pemilik rumah tadi tidak meliht mobilnya yang terparkir di halaman, dia bisa di tanya banyak hal bila ketahuan.
Dev mengambil sebotol air mineral yang ada di bawah kursi, dia membungkukkan badan untuk mengambilnya, dengan satu tangan Dev membuka tutup botol lalu menghentikan mobil di halaman gudang, dia meneguk air perlahan sampai tinggal separuh, Dev turun dari dalam mobil bagian depan dan berjalan masuk ke dalam gudang.
Di sana, pemandangannya mayat tapi itu sudah menjadi hal biasa, dia masuk ke dalam salah satu ruangan dekat ruang tamu, nampak orang tuanya sedang berusaha melepaskan ikatan tali di tangan dan kaki yang terikat pada sudut ruangan.
Dev menyunggingkan senyum lebar sambil melangkah masuk ke dalam ruangan, tanpa ragu dia mengambil rantai di atas meja, dia mencambuk rantai pada punggung Jaxerstan secara kasar, di sisi lain, Jaxerstan yang tidak menyadari kedatangan Dev pun berteriak ketika di cambuk.
BERSAMBUNG