Mobil berhenti di depan sebuah rumah minimalis dengan halaman dipenuhi bunga yang cantik. Baik Taeyong atau pun Jaehyun mengamatinya dari dalam kendaraan itu. Rumahnya sangat asri dan bersih seperti bangunan huni lainnya.
" Aku pikir rumahnya akan terlihat seperti.. "
Tidak ada perkataan lebih lanjut. Jaehyun tidak ingin mengeluarkan semua yang ada dipikirannya. Karena, rumah seorang cenayang ia pikir akan terlihat seperti di film-film horor yang Doyoung tonton. Namun sepertinya dugaan itu salah. Rumah di hadapan mereka terlihat jauh dari kesan mistis.
" Ayo keluar! " ajak Taeyong sambil melepaskan seat belt yang ia gunakan.
Tangan kanannya membuka pintu mobil, keluar dari sana dan diikuti Jaehyun. Keduanya berjalan perlahan mendekati gerbang sebatas leher orang dewasa yang melingkari pekarangan rumah itu.
Bell yang berada di samping kiri gerbang ditekan oleh Jaehyun. Menunggu beberapa saat hingga seorang pria keluar dari dalam rumah sana. Berjalan mendekati gerbang sambil tersenyum.
" Ada yang bisa dibantu? " tanya pria itu tanpa membuka gerbang terlebih dulu. Bagaimana pun, waspada nomor 1.
" Ah! " Jaehyun mengeluarkan kartu identitas miliknya dan memberikan kepada pria itu.
" Namaku Jaehyun, dan ini Taeyong. Kami yang menghubungi kemarin malam, " ia menjelaskan.
Pria tersebut menganggukan kepalanya. Mengingat jika semalam ia sudah membuat janji dengan kedua pria di depannya itu. Lantas, ia dengan cepat membuka gerbang.
" Maaf. Silahkan masuk. "
" Terima kasih. "
Gerbang kembali ditutup. Pria itu mulai berjalan bersama dengan kedua polisi tampan tersebut.
" Apakah perjalanannya melelahkan? "
Kartu tanda pengenal Jaehyun dikembalikan ke pemiliknya. Jaehyun menerima dengan sopan.
" Lumayan. Tapi beruntung jalanan tidak ramai. "
Taeyong hanya mendengarkan sambil melihat ke sekeliling rumah sederhana itu. Jika dilihat dari dekat, rumahnya jauh lebih bersih dan sangat nyaman.
" Nah, selamat datang di rumah sederhana kami. Silahkan masuk. "
Pria dengan stelan kemeja hitamnya itu membuka pintu, membiarkan tamunya masuk.
" Kalian bisa menunggu di ruang tamu dulu. Ah! Maaf hampir lupa. Perkenalkan namaku Soon Young. Kalian bisa memanggilku Hoshi. "
Taeyong dan Jaehyun mengangguk paham.
" Adikku sepertinya masih di kamar. Sebentar ku panggilkan dulu. Duduklah. "
" Adik? " tanya Taeyong, karena seingatnya Jaehyun menjelaskan jika mereka adalah sahabat.
Soon Young menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal, " Bukan adik kandung memang. Kami bertemu beberapa tahun lalu. Semakin dekat dan memutuskan untuk bersahabat. Tapi dia sudah seperti adik bagiku, begitu pun dia yang menganggapku sebagai seorang kakak. "
Setelah itu, Soon Young segera beranjak menaikki anak tangga. Menuju salah satu kamar yang ia sebut sebagai adiknya. Sementara Taeyong dan Jaehyun kini sudah duduk, menempati sofa panjang.
Taeyong memperhatikan tiap sudut rumah. Tidak terlalu banyak barang di sana. Propertinya juga sebagian besar terbuat dari kayu yang sepertinya terlihat mahal. Beberapa pajangan unik tertata rapi.
Ruangan juga tidak terlihat begitu gelap atau remang. Pencahayaan terlihat sangat pas. Sepertinya siapa pun yang datang akan merasa suka dengan nuansa hangat di rumah itu.
Beberapa saat kemudian Soon Young turun dan mendekati keduanya.
" Maaf membuat kalian menunggu lama. Adikku sedang bersiap, sebentar lagi akan turun. "
" Tidak apa-apa, " Taeyong menjawab.
" Aku akan menyiapkan minuman dan beberapa camilan dulu. Tidak apa jika ku tinggal lagi? "
" Tidak apa. Santai saja. "
Dengan begitu, keduanya kembali ditinggal untuk beberapa saat. Soon Young yang sibuk di dapur membuatkan sesuatu, sementara sang adik masih bersiap di kamarnya.
" Hyung, apa pun yang ditanyakan nanti kau harus bisa menjelaskan semua secara detail. "
Taeyong hanya mengangguk untuk menanggapi perkataan Jaehyun. Lagipula itu memang sudah seharusnya.
" Nah, ini dia. Maaf aku hanya punya ini di rumah. Kebetulan kami belum berbelanja. Yah.. beginilah, kami harus mengerjakan semuanya sendiri karena tidak memilikki asisten rumah tangga. "
Soon Young meletakkan 2 gelas jus jeruk dingin beserta 3 toples yang berisi camilan di atas meja. Dan meletakkan nampan di atas meja kecil lainnya, tepat di sudut ruangan dekat sofa single yang kini ia tempati.
" Silahkan diminum. "
" Terima kasih banyak. "
Keduanya meneguk minuman menyegarkan itu sesaat. Soon Young menoleh ketika mendengar suara langkah kaki menuruni tangga.
" Oh? Myung Ho, kemari! "
Taeyong dan Jaehyun ikut mengalihkan pandangan mereka. Mendapati seorang pemuda dengan postur tubuh kecil yang berbalut hoodie berwarna hijau sedang berjalan mendekat.
Ia menempati sofa single lainnya yang berada di dekat Soon Young. Netranya menatap polos pada Taeyong dan juga Jaehyun secara bergantian.
" Ini Myung Ho. Adikku yang akan membantu masalah kalian. "
" Selamat siang. Namaku Myung Ho. "
Pemuda itu menundukkan kepala sebagai bentuk kesopanan dalam perkenalan diri. Tidak lupa dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.
Kedua pria yang duduk di hadapannya itu diam sesaat. Dalam hati bertanya-tanya, apa benar orang ini yang akan membantu masalah Yuta nanti? Pemuda sepolos itu?
" Namaku Taeyong, dan ini Jaehyun. Temanku. "
Myung Ho tersenyum tipis kala mengetahui jika kedua tamunya sedikit mempertanyakan tentang dirinya. Tapi ia hanya diam. Sudah biasa.
" Hm.. kalau begitu boleh kita langsung membahas permasalahannya? " Myung Ho bertanya dengan sopan.
Kedua pria di depannya mengangguk.
" Tapi maaf sebelumnya, biar pun aku bisa tahu apa yang sedang kalian alami, lebih tepatnya pada kekasih Taeyong-ssi. Tapi ada baiknya jika dijelaskan terlebih dulu secara detail. "
Taeyong berdeham sebelum mulai menjelaskan. Dari awal ia pindah ke rumah elit itu, hingga Yuta yang mulai mengalami kejadian janggal dan aneh. Tak ada satu pun yang terlewat, atau juga dilebihkan.
Sementara Taeyong menjelaskan, ketiganya mendengar dengan serius. Di pertengahan, Myung Ho mulai memperlihatkan tatapan kosong. Soon Young mengetahui, ia lantas mengambil kursi kayu yang sedari tadi tersimpan di belakang pintu utama. Menaruhnya di samping kanan Myung Ho lalu duduk di sana.
Pria itu melingkarkan lengan kirinya di bahu sang adik. Sementara tangan kanannya menggenggam telapak tangan Myung Ho. Ia tersenyum pada Taeyong yang menghentikan penjelasannya.
" Tenang saja, dia mendengarkanmu dengan baik. Silahkan diteruskan. "
" Apa adikmu baik-baik saja? " tanya Jaehyun. Cukup khawatir juga melihatnya.
" Dia baik-baik saja. Memang seperti ini. Jadi silahkan lanjutkan penjelasannya. Myung Ho akan mendengarkan sampai akhir. "
Setelah itu, Taeyong kembali menjelaskan. Tanpa tahu jika Myung Ho mengeratkan genggaman tangan Soon Young. Pemuda itu melihatnya. Sepanjang penjelasan Taeyong, Myung Ho dapat melihat jelas kejadian yang dialami kekasih dari ketua polisi itu.
Myung Ho melihat dari sisi kekasih pria itu. Dan tubuhnya menegang ketika mendapati dengan jelas sosok wanita bertanduk yang mengerikan sedang menyeringai.
Tidak!
Di penglihatannya, sosok itu memberikan seringainya bukan kepada kekasih dari Taeyong. Melainkan ditujukan untuknya, sebagai Myung Ho. Sosok mengerikan itu tahu.
" Yang terakhir, " bisiknya.
Taeyong yang memang sudah mengakhiri penjelasannya kini mengernyit. Apa maksudnya yang terakhir?
Myung Ho kembali fokus. Penglihatannya sudah seperti semula. Ekspresi yang tadi terlihat biasa saja itu berubah. Memperlihatkan kecemasan walau Myung Ho berusaha tenang.
" Maksudnya? " Taeyong bertanya.
" Yang terakhir. Kekasihmu- ah maksudku, Yuta-ssi adalah orang yang sudah lama diincar untuk dijadikan tumbal terakhir. Sebelum kalian pindah ke sana, Taeyong-ssi. "
" Apa?! "
" Kau mimisan! "
Soon Young dengan cepat mengambil tissue dan membersihkan cairan merah pekat yang mulai menetes ke celana Myung Ho.
" Manusia. Dia manusia, yang dikendalikan iblis. Menjual jiwanya demi menghidupkan kembali orang yang dia cintai, " Myung Ho melanjutkan meski kepalanya mulai pening, entah kenapa.
Netranya menatap Taeyong.
" Anak. Hhh.. d-dia ingin.. menghidupkan a-anak.. perempuan. "
" Myung Ho! "
ooo
Pintu kamar itu ditutup pelan. Soon Young menghela nafasnya dan kembali turun. Menemui Taeyong dan Jaehyun yang menunggu dengan cemas di bawah sana.
" Bagaimana keadaan adikmu? " Jaehyun bertanya.
Soon Young tidak tahu harus menjawab apa. Jika dikatakan baik-baik saja, tidak juga. Karena ini adalah kali kedua Myung Ho sampai mimisan hingga berakhir tidak sadarkan diri. Setelah beberapa tahun dari kejadian yang pertama kali berurusan dengan iblis.
" Untuk sekarang aku hanya bisa menjelaskan jika keadaannya cukup baik. Aku pikir ini terjadi karena iblis yang sedang mengincar kekasihmu. "
Iblis.
Taeyong menghela nafas frustrasi saat mendengar 1 nama makhluk mengerikan yang berasal dari neraka itu. Kenapa Yuta bisa jadi salah satu korbannya? Korban untuk dijadikan sebagai tumbal terakhir demi menghidupkan orang lain?
Gila!
Dunia dan manusia zaman sekarang ini sudah gila! Otak mereka sudah tidak bisa lagi digunakan dengan baik!
Melihat Taeyong beserta rekannya mulai frustrasi, Soon Young beranjak dari sana. Masuk ke dalam 1 ruangan yang entah digunakan untuk apa. Lalu kembali lagi dengan membawa sesuatu di tangan.
Sebuah tabung berbentuk salib dengan air di dalamnya. Memberikan benda tersebut kepada Taeyong.
" Untuk sementara waktu, kau bisa menggunakan ini dulu Taeyong-ssi. "
Taeyong menerima tabung itu dan memperhatikan dengan saksama. Ukurannya memang tidak besar. Tapi sepertinya air di dalam benda itu berpengaruh.
" Itu adalah Holy Water. Bisa untuk mengusir para iblis atau pun hantu gentayangan. Hanya cipratkan sedikit saja ke lantai atau di ruangan tertentu. Tapi mungkin dalam kasusmu ini, kau bisa menyipratkannya ke seluruh ruangan yang ada di rumahmu Taeyong-ssi. "
Jika Taeyong disarankan untuk menyipratkan Holy Water itu ke seluruh ruangan yang ada di rumahnya, maka sudah pasti iblis ini tidak akan mudah untuk dilenyapkan. Bukan begitu?
Soon Young tersenyum tipis dan menepuk pundak Taeyong. Hanya sebagai bentuk penyemangat, dan meyakinkan pria itu jika semua akan kembali seperti semula. Dan kekasihnya selamat.
" Kami siap membantumu Taeyong-ssi. Sampai iblis itu lenyap, aku dan Myung Ho akan mencoba semampunya untuk menolong kalian. Meski nyawa taruhannya, karena itu sudah menjadi konsekuensi sejak kami terjun ke dalam pekerjaan ini. Tak perlu takut. "
ooo
" Aduh hyung! Aarrgh! Bukan begitu caranya! "
" Hei! Ini sudah benar! Lihat baik-baik! Dan kenapa kau berani sekali membentakku hah?! Aku ini lebih tua darimu! "
" Ck! Iya, pantas saja kau tidak bisa membuatnya. Sudah tua sih! "
" Apa?! "
" Doyoung, Yangyang, bisakah kalian diam? Kepalaku sedang sakit dan kalian bertengkar. "
Yuta yang sejak tadi berbaring di kasur memijat pelipisnya pelan. Kepalanya yang sakit tambah berdenyut karena mendengarkan pertengkaran tidak penting dari 2 orang itu.
Hanya masalah sepele. Siang tadi, Yangyang datang karena ingin ikut menemani Yuta. Sambil membawa tugas kuliah untuk dikerjakan, lalu Doyoung datang untuk membantunya.
Tapi sepertinya yang terjadi justru tidak sesuai dugaan. Doyoung mengacaukan tugas Yangyang. Dan pada akhirnya mereka bertengkar.
" Maaf hyung. "
Yangyang berucap meski dalam hati merasa kesal. Ia mendapat tugas untuk membuat lagu dari dosennya. Setelah tadi mencoba untuk mengedit instrumennya lewat aplikasi musik, Doyoung malah berbuat kacau.
" Lanjutkanlah nanti di rumahmu Yangyang, " titah Yuta.
Yangyang menurut. Pemuda itu merapikan perlengkapannya lalu menaruh di tempat yang aman.
" Hm.. aku ke bawah dulu ya hyung. "
Setelah mendapat anggukkan dari Doyoung, Yangyang keluar dari kamar. Ia merasa perutnya lapar. Mungkin Yuta menyimpan sesuatu di kulkasnya. Setidaknya sepotong kue sudah cukup untuk mengganjal. Sedikit.
Kulkas 2 pintu menjadi tujuannya saat ini. Yangyang membuka kedua pintunya, memperhatikan dari atas hingga ke bawah. Menelisik satu per satu dan akhirnya menemukan 3 bungkus roti serta beberapa susu kotak. Ia mengambil masing-masing 1 lalu menutup kembali pintu kulkasnya.
Sret!
Yangyang terdiam saat melihat sebuah tas karton untuk berbelanja jatuh dari atas meja counter, seperti terkena hempasan angin. Sementara di sana tidak ada hembusan udara apa pun.
Lantas, ia mengambilnya dan menaruh di tempat semula dengan menahan rasa kesal. Yangyang tidak suka jika dijahili seperti itu.
Saat ingin kembali ke atas, ekor matanya tidak sengaja menangkap sesuatu yang aneh di luar. Lebih tepatnya di halaman belakang. Yangyang melihat Rapunzel sedang bermain di sana. Tapi yang menjadi keanehannya adalah, anak anjing itu seperti diajak main.
Yangyang memfokuskan titik pandangan. Tatapannya menajam selama beberapa saat. Hingga suatu hal membuatnya tersentak. Matanya membulat. Tidak mempercayai apa yang dilihatnya.
" Tidak mungkin! Yuta hyung!! "
Kakinya mulai berlari untuk kembali ke kamar Yuta. Dengan wajah pucat pasi dan degup jantung menggila. Yangyang bahkan sudah tidak perduli dengan sebungkus roti dan sekotak susu yang ia lemparkan ke lantai karena reflek.
" Hyung!! "
" Astaga! Yangyang!! "
Doyoung mengelus dadanya karena terkejut mendengar Yangyang berteriak. Sementara pemuda manis itu mendekati Yuta yang sedang terpejam.
" Yuta hyung! Bangun! "
Kedua tangannya mengguncang bahu Yuta, sesekali menepuk pipinya pelan. Doyoung yang tadinya sedang duduk di lantai beralaskan karpet, beranjak dari sana.
" Hei hei, Yuta hyung sedang tidur. Kau bisa membangunkannya Yangyang. "
Doyoung mencegah, ia tidak ingin Yuta bertambah sakit kepala karena dibangunkan dengan kasar begitu.
" Hei Yangyang! " bentaknya.
" Tidak. Yuta hyung tidak tidur! Hyung bangun! Kau mendengarku?! "
" Apa?! Yangyang kau gila?! Hentikan, hei!! "
Meski Doyoung mencegahnya, Yangyang sekuat tenaga terus membangunkan Yuta. Tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi.
" YUTA HYUNG!! "
Berhasil!
Yuta terbangun dengan kedua mata membulat lebar. Dadanya naik turun karena berusaha mengais udara sebanyak mungkin.
" Oh syukurlah.. " Yangyang menggumam dan jatuh terduduk karena terlalu lemas.
Semuanya tidak luput dari penglihatan Doyoung. Ia terdiam di tempatnya ketika merasa ada hal aneh yang terjadi. Kenapa Yangyang terlihat begitu ketakutan tadi? Dan Yuta, apa yang terjadi dengannya? Mimpi buruk 'kah?
" Yuta hyung tidak tertidur. "
Pandangannya beralih pada Yangyang.
" Jiwanya.. aku melihat jiwa Yuta hyung terpisah dari raganya. "
" A-apa? "
Yangyang bangkit dan menempati sisi kosong di samping kiri Yuta. Memeluk pemuda yang lebih tua darinya itu saat mendengar isakkan. Yuta menangis. Ia sudah tidak tahan dengan semua kejadian mengerikan yang terus mengganggunya.
" Aku takut... "
Doyoung bergerak untuk ikut menenangkan. Ia tidak tahu jika kejadian yang dialami Yuta bisa sampai sefatal ini.
" Ada kami hyung, tenang saja. Lagipula Taeyong hyung juga tidak akan tinggal diam, " ujarnya.
Tapi Yangyang mulai bertanya-tanya. Kenapa harus Yuta?
o
o
o
- To Be Continued -
Holy Water, biasanya dipakai untuk pengusiran makhluk jahat (setan) atau istilah di kami itu namanya EKSORSISME
Yang udah nonton Conjuring atau The Nun pasti tahu ☺
Beberapa hari kemarin, ada yang aneh sih di rumahku.
Pertama, tas karton belanjaan jatuh sendiri seperti ke hempas sama angin
Itu kejadiannya di dalam kamar, aku sendirian di sana, dan sementara posisi tasnya itu ke halang lemari
Kalau dibilang kena angin dari kipas itu mustahil, karena kipas anginnya tuh bukan yang di dinding
Tapi kipas angin ukuran sedang bentuk kotak, dan tempatnya di atas lemari itu, jadi anginnya gak sampai kena ke bawah banget
Kedua, mama aku dengar suara lemari baju dari kamarku tuh seperti ada yang buka gitu
Sampai nanya ke aku yang lagi di dalam kamar sendirian, jadi bingung deh berdua 😅
Ketiga, jadi ranjang kasur di rumah khusus buat anak-anaknya itu 'kan tingkat yah
Nah kakakku pas bangun tidur, yahh sekitaran jam 8 malamlah [Kebiasaannya, pulang kerja sampai rumah jam 5 sore, habis itu dia mandi terus langsung tidur beberapa jam sebelum lanjut buat makan hehe]
Dia nanya gini, "Lu nendang ranjang ya dari bawah?"
Lha orang baru masuk, terus ditanyain begitu ya bingung dong, aku jawab aja nggak
Lagian juga beda ranjang kami itu meski pun 1 kamar
Yaa.. Gimana yaa
Kenapa jahil kalau mau numpang lewat? -Istilahnya-
Kan kesal juga jadinya
Tapi aku cuma mau share aja
Mau percaya atau nggaknya, urusan masing-masing yaa..
Sampai jumpa di chapter berikutnya..
Selamat Malam Jumat!!
Hati-hati di kamar sendirian, mau tidur jangan lupa berdoa