Translator: lilyisboredd dari Wattpad
-
Qiu Yanzhi sedang menyenandungkan nada yang tidak selaras [1] ketika dia keluar dari pod game.
1] off-key tune
Alis matanya melengkung, dan dia sangat senang.
Ketika dia membuka pintu, senyuman di wajahnya tiba-tiba menegang sebentar, tetapi sudut bibirnya dengan cepat terangkat lagi.
"Kakak kedua!"
Seorang pria berjas sedang duduk di sofa meminum teh. Ketika dia melihat Qiu Yanzhi keluar, dia melambai dengan senyum di wajahnya.
"Zhizhi, apakah kau baik-baik saja? Apakah kau tidak terbiasa tinggal di sini sendirian?"
"Aku sudah lumayan terbiasa." Qiu Yanzhi tersenyum dan duduk di sebelah Qiu Xicheng, "Selain itu kakak kedua, itu tidak seperti kau tidak tahu kalau aku pandai beradaptasi dan bisa tinggal di mana saja."
Qiu Xicheng mengelus kepala Qiu Yanzhi dengan penuh kasih sayang. "Meskipun kau nyaman di sini, kau harus pulang dan berkunjung sekali-sekali. Ayah akan merindukanmu."
"Aku tahu. Aku akan kembali saat ulang tahun ayah bulan depan." Qiu Yanzhi berkata dengan patuh.
"Kau sepertinya dalam suasana hati yang baik ketika kau keluar barusan. Kenapa? Apakah sesuatu yang baik terjadi? Apakah kau jatuh cinta?" Goda Qiu Xicheng.
"Tidak mungkin." Qiu Yanzhi tersenyum malu-malu, "Kakak kedua, kau tahu aku. Aku biasanya tidak sering keluar, jadi kapan aku akan mendapatkan kesempatan untuk jatuh cinta?"
"Hahh. Adikku yang konyol. Kau sangat introvert sampai kau belum berpacaran di usia ini. Apa yang akan kau lakukan di masa depan? Kakak kedua akan memperkenalkanmu kepada seseorang..." Qiu Xicheng mengeluarkan ponselnya dan menarik sebuah foto, "Temanku ini tidak buruk. Dia beberapa tahun lebih tua darimu dan baru saja kembali dari luar negeri. Tapi yang terpenting..."
Qiu Xicheng mencondongkan tubuhnya ke telinga Qiu Yanzhi dan berbisik, "Dia hanya menyukai pria, sama sepertimu."
Qiu Xicheng mengetahui orientasi seksual Qiu Yanzhi.
Tiga bulan yang lalu, dialah yang mengetuk pintu Qiu Yanzhi dengan senyum ramah. "Zhizhi, bagaimana kalau kau pindah? Aku hanya mengatakan ini karena aku mengkhawatirkanmu. Kalau kau tinggal di rumah seperti ini maka cepat atau lambat Ayah akan mengetahui rahasiamu."
Itu tampaknya sebuah nasihat, tetapi sebenarnya itu adalah ancaman.
Qiu Yanzhi kembali ke akal sehatnya. Dia mengambil kartu bisnis yang Qiu Xicheng tawarkan dan berkata sambil tersenyum, "Terima kasih kakak kedua karena selalu merawatku."
Begitu Qiu Xicheng hendak pergi, dia tiba-tiba mengingat sesuatu dan berbalik ke Qiu Yanzhi lagi, "Benar Zhizhi, aku dengar kau mulai bermain game baru-baru ini? Apakah kau berbaring di pod game itu setiap kali kau tidak di kelas? Kau juga tidak makan dengan benar, bukan? Ini tidak baik."
"Aku mengerti kakak kedua." Qiu Yanzhi tersenyum meminta maaf, "Aku akan mengatur waktu bermainku lebih baik di masa depan."
Qiu Xicheng berdiri dan pergi.
Qiu Yanzhi tersenyum dan mengantarnya keluar pintu, melambaikan tangan.
Senyum cerah cemerlang di wajahnya menghilang begitu dia menutup pintu.
Qiu Yanzhi kembali ke ruang tamu dengan ekspresi kosong dan melemparkan kartu bisnis yang baru saja dia ambil ke tong sampah. Dia lalu mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.
"Halo, Pusat Layanan Manajemen Rumah Tangga? Aku Qiu Yanzhi."
"Tolong beri tahu karyawanmu Chen Linjuan kalau dia tidak perlu kembali bekerja besok. Juga tolong carikan pembantu rumah tangga baru untukku. Aku hanya punya satu permintaan: Dia tidak boleh berbibir longgar dan membocorkan kebiasaan dan detail keamanan rumahku kepada orang lain, oke?"
Staf pusat layanan itu dengan cepat meminta maaf dan menjanjikan hukuman berat untuk karyawan mereka. Qiu Yanzhi merasa terganggu dengan semua kebisingan ini dan menutup telepon. Dia melemparkan ponselnya ke samping.
Mengingat Qiu Xicheng baru saja menyentuh kepalanya, Qiu Yanzhi merasa tulang belakangnya menggigil.
Dia pergi ke kamar mandi.
Dia tiba-tiba merasa ada sesuatu yang agak salah.
...Kenapa jari kaki kirinya sangat sakit.
Dia melepaskan kaos kakinya dan menyadari bahwa jari kaki kirinya hitam dan biru, seolah-olah telah terbentur sesuatu.
Tetapi tidak peduli seberapa banyak dia memikirkannya, dia tidak bisa mengingat di mana.
Dia hanya pergi ke ruang makan, kamar tidur, dan kamar mandinya selama dua hari bermain game.
Bahkan dengan rentang aktivitas yang begitu kecil, dia tidak dapat mengingat dimana tepatnya dia terbentur.
Qiu Xicheng adalah jimat nasib buruk!
Qiu Yanzhi mengutuknya dengan pelan.
Ingatannya menjadi kacau semua ketika idiot itu datang.
Ketika Qiu Yanzhi masuk ke dalam game lagi, He Zhou sudah bekerja.
Qiu Yanzhi berguling di sekitar kasur dan meratap dengan frustasi, "Kalau aku tahu aku tidak akan bermalas-malasan di sekitar kasur pagi ini! Aku mungkin bisa sarapan dengannya... Tidak setiap hari He Zhou memutuskan untuk berperilaku baik."
"Ini sudah hampir tengah hari. Bagaimana kalau kau pergi mengantarkan makan siang untuk He Zhou? Kalian berdua baru saja menikah jadi tidak akan terlalu berlebihan untuk membuatkannya bento yang dipenuhi cinta." Da Huang berkata.
"Bento yang penuh dengan cinta?" Qiu Yanzhi mendengarkan dan melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh, "Tidak tidak tidak, itu bukan gayaku."
Satu jam kemudian...
Qiu Yanzhi memegang sebuah kotak makan di tangannya dan menatap gedung tinggi di depannya, "Ini adalah He Zhou bekerja. Di lantai berapa dia, ah."
"Lantai ke-18! Kawan, tolong simpanlah itu di kepalamu!" Da Huang berkata.
Karena dia berada di daftar rumah tangga yang sama dengan He Zhou, Qiu Yanzhi dapat berjalan ke dalam tanpa hambatan. Resepsionisnya sedikit terkejut ketika dia melihat Qiu Yanzhi. Dia bergegas mendekat, "Tuan Qiu, apakah kau mencari Presiden He? Aku akan membawamu padanya..."
"Tidak perlu." Qiu Yanzhi melihat kotak makan yang rapuh di tangannya, dan suasana hatinya meningkat, "Lantai ke-18, bukan? Aku sudah tahu."
Ada cukup sedikit orang di lift, dan mereka semua mengintip Qiu Yanzhi dengan berbagai tingkat kerahasiaan.
Qiu Yanzhi berbalik, mengangkat kotak makan siang dan berkata kepada mereka sambil tersenyum, "Itu benar, aku adalah pasangan Presidenmu! Aku di sini untuk mengantarkan makanannya hari ini!"
Beberapa wajah secara perlahan menjadi malu dan bingung.
Cukup banyak dari mereka yang mungkin telah melihat siaran langsung pernikahan itu.
Qiu Yanzhi menyesali perbuatannya untuk yang ke-101 kalinya karena kurangnya sel otaknya ketika dia memutuskan untuk melakukan siaran langsung.
Bahkan tanpa melihat ke belakang, dia tahu kalau orang-orang itu masih menatapnya. Qiu Yanzhi akhirnya tidak bisa menahan diri dan berbalik untuk berkata kepada mereka, "Kami sebenarnya memiliki hubungan yang sangat penuh kasih. Sungguh."
Orang-orang itu juga mengerti dan mengucapkan kata-kata selamat, memaksa diri mereka untuk berpura-pura kalau tidak terjadi apa-apa.
"Selamat sudah menikah dengan Presiden He!"
"Semoga kalian berdua bisa bahagia selama seratus tahun!"
"Semoga kalian punya anak...tidak tidak...semoga kalian tumbuh tua bersama!"
Sekretaris yang sedang mengerjakan dokumen dengan kepala tertunduk hanya menyadari Qiu Yanzhi ketika dia (QYZ) hampir sampai di kantor He Zhou. Dia mendongak dengan ekspresi panik dan lari mendekat sambil tergagap, "T-Tuan Qiu, apa, apa yang kau lakukan di sini?"
"Aku datang ke sini untuk membawakan He Zhou makan siang." Qiu Yanzhi berkata begitu dia bergerak membuka pintu.
Sekretaris itu dengan cepat menghentikan Qiu Yanzhi begitu keringat menetes dari dahinya. "Presiden He...masih dengan seorang tamu. Maukah kau menunggu di ruang tamu dulu? Aku akan menelponnya."
"Tidak apa-apa, aku tidak akan mengganggu mereka. Aku hanya akan mengantarkan makan siangnya. Apa yang membuatmu sangat gugup? Itu tidak seperti he Zhou sedang bertemu dengan selingkuhannya di sana atau melakukan itu, bukan? Haha..."
Wajah sekretaris itu menjadi pucat.
Qiu Yanzhi: "......"
Mungkinkah...?
Sial.
Qiu Yanzhi melirik dari balik bahunya.
Melirik dari balik bahu: khawatir atau berpikir tentang kemungkinan bahwa sesuatu yang buruk mungkin terjadi.
Selusin kepala yang ingin bergosip segera merunduk dari pintu kaca di dekatnya.
Qiu Yanzhi membanting pintu terbuka.
Dia langsung melihat Meng Qikang.
Dan tas indah di tangan Meng Qikang.
Meng Qikang dan He Zhou sama-sama terkejut melihat Qiu Yanzhi.
"Apa isi tas itu?" Qiu Yanzhi bertanya.
Meng Qikang menjawab, "Ini pakaian He Zhou. Dia meninggalkannya di rumahku tadi malam."
Qiu Yanzhi lega: Baguslah itu bukan kotak makan, berakhirlah sudah kalau ada dua kotak makan. Milik siapa yang akan He Zhou makan?
Bukankah akan sangat memalukan baginya kalau He Zhou memakan milik Meng Qikang.
Tunggu sebentar.
Apa yang baru saja dia katakan?
...Pakaian?!
Dari tadi malam?!
Tertinggal di rumah Meng Qikang?!
Itu benar.
Qiu Yanzhi hampir bisa mendengar selusin orang di belakangnya semua menghirup udara dingin begitu sebuah gosip panas menyala-nyala dan tampaknya berkobar hidup.
Dia baru ingat sekarang kalau pakaian yang He Zhou pakai tadi malam bukanlah pakaian yang dia pakai saat dia pergi.
Tidak heran He Zhou sangat baik padanya kemarin.
Itu karena rasa bersalahnya setelah berselingkuh.
Hati Qiu Yanzhi terkena radang dingin.
Menurut akal sehat, Qiu Yanzhi seharusnya seharusnya membanting pintu saat keluar, menunjukkan keberanian dan kemarahan yang seharusnya dimiliki istri utama.
Tetapi Qiu Yanzhi dengan tenang memikirkan situasi ini.
Dia merasa bajingan He Zhou ini pasti tidak akan mengejarnya kalau dia membanting pintu dan pergi.
Itu akan menjadi canggung.
Dia akan menjadi bahan lelucon orang di belakangnya untuk apa-apa.
Qiu Yanzhi dapat dengan mudah menebak konsekuensi dari itu.
Lalu desas-desus He Zhou berselingkuh dari Qiu Yanzhi dan kepergiannya yang menyedihkan pasti akan menyebar seperti api.
Meng Qikang akhirnya ingat untuk menjelaskan, "Um, tolong jangan salah paham. Kemarin hujan dan He Zhou basah kuyup, jadi dia mandi dan berganti pakaian di rumahku."
Apakah kau pikir aku bodoh?!
Siapa yang akan percaya kalau tidak ada yang terjadi di antara kalian di tengah malam berdasarkan kata-katamu saja?!
Ayo kita abaikan sampah He Zhou itu untuk sekarang. Bahkan seseorang yang jujur dan baik seperti aku akan memilih untuk bersama dengan cinta pertamaku kalau aku dipaksa untuk menikahi seseorang yang aku benci! Kalau kau sudah sampai ke titik di mana kau mandi dan berganti pakaian di rumah pihak lain, bagaimana mungkin kau tidak melakukan sesuatu yang lebih?!
Tetapi Qiu Yanzhi tidak memiliki cinta pertama.
Jadi skenario hipotesis ini tidak bisa diterapkan padanya.
Tapi He Zhou berbeda.
Dia adalah anak mabuk cinta yang bersedia untuk melewatkan bulan madunya sendiri demi menjemput seseorang dari bandara.
Dia adalah sampah tak tertandingi yang mengangkat dagu Qiu Yanzhi dan bertanya apakah dia layak.
Di sisi lain adalah seorang pasangan penguntit menjengkelkan tidak menarik yang memaksakan pernikahan.
Di sisi lain adalah cahaya bulan putih yang diam-diam dia simpan di hatinya selama beberapa dekade.
Cahaya bulan putih: Seseorang yang kamu sukai tetapi hanya bisa kamu pandang pandang dan tidak bisa kamu miliki.
Pilihannya jelas.
...Kenapa tampaknya masuk akal bagi He Zhou untuk selingkuh darinya tidak peduli bagaimana dia memikirkannya, dan dia adalah orang luar yang seharusnya pergi.
Tidak tidak tidak tidak!
Tenangkan dirimu Qiu Yanzhi!
Kau adalah bintang di game ini!!!
He Zhou adalah properti pribadimu!
Dan kau adalah bajingan yang berdarah dingin, keras hati, dan pedas!!!!!!
Bagaimana kau bisa menyerahkan He Zhou kepada orang lain dengan begitu mudah?!!!
Selain itu, meskipun Laozi berencana untuk membuangnya, ini terlalu banyak untuk ditelan pada akhirnya!
"Begitu ya. Kami telah merepotkanmu."
Qiu Yanzhi berkata sambil tersenyum, posturnya ringan hati dan bermartabat.
Kemudian dia dengan terampil menutup pintu di depan wajah orang yang di luar.
Senyuman di wajahnya juga perlahan-lahan memudar.
Dia sedang menatap Meng Qikang, tetapi kata-katanya ditujukan ke He Zhou. "Apakah kalian berdua tidur bersama?"
Proses pemikiran Qiu Yanzhi cukup sederhana.
Meskipun Qiu Yanzhi putus asa, dia tidak akan menggunakan apa yang telah digunakan orang lain.
Lagipula, ini hanya game.
Kalau He Zhou benar-benar tidur dengan Meng Qikang, dia bisa mengatur ulang game dan mulai dari awal lagi.
Ada empat karakter di dalam game selain He Zhou, bukan?
Bukankah masih ada siswa yang seperti anak anjing, penyanyi jenius, pelukis kesepian dan idola sekolah yang sombong?
Mereka berempat tidak terlihat terlalu buruk, dan temperamen mereka semua lumayan bagus.
Riang, hangat, acuh tak acuh, dingin... Ada setiap gaya yang mungkin akan dia inginkan, semuanya ditata dengan rapi hanya menunggunya untuk memilih.
Kenapa dia, Qiu Yanzhi, harus menggantungkan diri di pohon yang tidak berguna kecuali penampilannya?
He Zhou akhirnya mendongak, berhenti membaca dokumennya. Meng Qikang juga melebarkan matanya, terkejut.
Qiu Yanzhi dengan sabar mengulangi pertanyaannya, "Aku hanya ingin tahu apakah kalian sudah tidur bersama."
Meng Qikang bingung, "Kenapa kau..."
He Zhou meletakkan dokumennya dan mengerutkan kening begitu dia memperingatkan, "Qiu Yanzhi, apa yang kau coba lakukan?!"
Qiu Yanzhi mengambil tas itu dan mengeluarkan pakaiannya ke meja.
Mereka semua terbuat dari bahan berkualitas tinggi.
Dan baru saja dicuci kering.
Dan dilipat dengan rapi.
Betapa perhatiannya.
"Bukankah kau basah kuyup karena hujan tadi malam?" Qiu Yanzhi berkata dengan tenang, "Tuan He, kau tidak datang dengan berlari, kau menggunakan mobil. Selain itu kau memiliki payung di mobilmu. Kalau kau tidak bisa tetap setia padaku, bisakah kau setidaknya membuat cerita yang lebih bisa dipercaya?"
Qiu Yanzhi melihat jam tangannya.
"Selain itu, kau pergi jam 8:30 tadi malam dan kembali sebelum jam 11. Ketika kau memperhitungkan waktu perjalanan..." Qiu Yanzhi tertawa ringan, nadanya hampir mengejek.
"Tsk, aku tidak menyangka kau hanya bisa bertahan selama itu."
--