Opps! My Daddy Lan (WangXian)

By myfana

312K 40.2K 9.9K

Si pemuda miskin Wei Wuxian, harus menerima nasibnya terusir dari apartmen bobrok. hidupnya seperti dikutuk d... More

its me Wei Wuxian
BabySitter
Day 1
Day 1, Lan Kids
After a Week
My Name?
Oh Tsundere Boy
Oh Daddy Lan
Mother?
Lan Wangji Drunk?
Our Desires
Mom for the kids? or his father?
What I did last night
Strawberry Milk
Grumpy
Husband
Dinner
Gay Panic
Kiss
Sick
Opss
Weird
Shock
Wife
First time
Dictionary
Clumsy
Flower
The feeling of missing
The Ring
Jealous
Chapter 38 dan seterusnya~
Order Ur Pdf Here!
New Story

Smile

8.3K 1.1K 545
By myfana

Opps! Daddy Lan (WangXian)

Disclaimer : Mo Xiang Tong Xiu

Original Story is Mo Dao Zu Shi

Pairing : Lan Wangji X Wei Wuxian

Warn!

This story about Wangxian (Lan Wangji X Wei Wuxian) , other pairing is XiCheng (Lan Xichen X Jiang Cheng), Boys Love, yaoi, lil bit OOC, you must find Typo too.

Cerita ini hanyalah Fiktif belaka yang di buat seorang amatir, tentunya Cerita ini di buat untuk kesenangan pribadi, atau jika bisa menyenangkan pembaca yang lain akan lebih baik.

Semoga menghibur


Selamat Membaca!



Wei Wuxian mendesah Lelah saat Mobil mereka sampai di Mansion putih Lan. Ia menengok ke belakang, dan melihat Kedua Bocah Asuhnya tertidur dengan saling bersandar satu sama lain.

Menggemaskan!

Lan Wangji juga melihat kepada kedua Putranya.

"Sepertinya mereka kelelahan." Ujar Wei Wuxian, ia melepas Seat Belt dan memberi Isyarat pada Lan Wangji agar tidak berisik.

Wei Wuxian mungkin lupa kalau Daddy Lan Wangji tidak akan mengeluarkan suara jika tidak perlu. Bibir tipis pria itu selalu terlihat terkatup, membuatnya makin menawan.

Pemuda itu keluar dan membuka Pintu mobil bagian belakang, tempat dimana Lan Shizui dan Lan Jingyi berada.

"Aiyo~ mereka ini sangatlah lucu kalau diam seperti ini." Ia terkekeh dengan kalimatnya sendiri, di tatapnya wajah polos kedua Putra Lan Wangji yang sangat menggemaskan, Wei Wuxian juga merasa sedikit kesepian saat tidak mendengar racauan Lan Jingyi sepanjang perjalanan.

Menghabiskan perjalanan dengan keheningan Daddy Lan memang membosankan, dia hanya menjawabku singkat...

Ia menengok Lan Wangji yang baru saja keluar dari Mobil. "Daddy Lan bisakah membantuku membawa belanjaan? Aku akan menggendong mereka ke dalam."

"Wei Ying, aku yang akan membawa mereka ke dalam."

"Eh bagaimana Daddy Lan akan membawa mereka berdua?"

Lan Wangji tidak menjawab.

"Daddy Lan membawa Shizui, aku akan membawa Jingyi." Ujar Wei Wuxian akhirnya, ia khawatir kalau Lan Wangji tidak akan cukup kuat membawa kedua Putranya.

Pemuda itu tak mengingat bagaimana dulu Lan Wangji mengangkatnya tanpa kesusahan, bagi Pria itu bobot anaknya bukanlah apa-apa, bahkan jika harus mengangkat mereka bertiga ia masih sanggup.

Tangan keluarga Lan memang di berkati, Lan Wangji bukannya mau unjuk gigi dan memperlihatkan betapa perkasanya dia. Hanya, Hanya__

Sudahlah.

Wei Wuxian mengangkat tubuh Lan Jingyi, dan menggendong Bocah itu seperti koala pada Induknya. "Aiyo~ Bocah ternyata kau ringan sekali, aku harus menambah porsi makan kalian rupanya." Lalu merasa lucu saat pantat Bocah itu ia tepuk.

Lan Jingyi saat tertidur benar-benar menjadi anak baik yang manis, Bocah itu malah menyamankan dirinya dengan memeluk leher Wei Wuxian, dia menggesekkan pipinya ke bahu Wei Wuxian untuk mencari kenyamanan.

Wei Wuxian tersenyum dan menepuk punggung Lan Jingyi ringan, agar Bocah itu tak terbangun.

Sedangkan Lan Wangji mengangkat dengan lembut Shizui di kedua tangannya, Bocah Lan yang lebih tua tersenyum dalam tidurnya dan mendekat lebih nyaman ke dada Ayahnya.

Mereka berjalan ke dalam dan terlihat seperti keluarga Bahagia, Lan Wangji tanpa ekspresi dan tak bersuara, namun Pria itu memiliki keinginan besar untuk menambah satu Anak lagi.

Bersama Wei Wuxian.

Ehem

Sesaat sampai dalam Kamar, Mereka dibaringkan dengan lembut, dan Wei Wuxian seperti biasa akan menyelimuti kedua Bocah itu, Wei Wuxian juga menyesuaikan suhu Kamar mereka agar keduanya bisa tidur dengan nyenyak.

Ia tersenyum pada Lan Wangji yang sedang menatapnya.


Mereka berdua kembali untuk membawa Barang hasil dari belanja mereka, Wei Wuxian membereskannya pada pantry dapur dan Lan Wangji dengan sabar menunggu.

Ia melihat satu-satu dan mendesah setelah melihat banyak Barang tak perlu yang mereka beli, itu adalah hasil tangan Lan Jingyi dan Lan Shizui yang mengambil apapun yang mereka inginkan. Protesannya hanya bisa di telan kembali karena kedua Bocahnya terlihat menginginkan Barang-barang tersebut, lagipula Daddy Lan yang kaya raya tidak akan keberatan membayar sebanyak apapun belanja mereka.

Wei Wuxian tidak tahu bagaimana Instingnya berjalan namun sepertinya Lan Wangji sedang menatapnya tanpa mengalihkan pandangan. Saat ia menengok, Lan Wangji memang sedang menatapnya dengan wajah yang datar.

Wei Wuxian tertawa, "Daddy Lan, apakah aku semenarik itu sampai kau menatapku terus?"

Lan Wangji tidak mengalihkan pandangan, "Mn. Wei Ying Menarik."

Ucapan yang terlewat jujur itu membuat Wei Wuxian tertawa, ia langsung berbalik dan hanya menganggap konyol ucapan Daddy Lan.

Pemuda itu kembali sibuk, sesekalia ia terkekeh saat melihat Barang aneh yang di ambil Shizui dan Jingyi, Kedua Bocah itu bahkan mengambil diam-diam Permen yang ia sarankan.

Permen berbagai Rasa lengkap, ada rasa Kotoran Kumbang, Kulit telinga gajah, rasa tanah liat, rasa Ikan Kembung, semua ada, dari yang paling normal sampai yang diluar nalar.

Padahal Wei Wuxian hanya menjahili mereka!

Lan Wangji memecah suasana yang sunyi dengan berkata pelan. "Wei Ying Terimakasih."

Wei Wuxian yang telah selesai dengan barang-barang yang sudah ia rapikan, duduk di depan Lan Wangji. Dia menopang dagu dengan tangan dan memberi senyum manis, "Kenapa Daddy Lan berterimakasih?"

"Shizui dan Jingyi terlihat senang." Lan Wangji yang bisa melihat kedua Putranya sangat senang hari ini tidak punya kalimat lain selain berterimakasih kepada Wei Wuxian.

Kalau bisa ia ingin berterimakasih dengan cara lain, kalau bisa.

Keberadaan Wei Wuxian memang hal baik untuk mereka.

Tidak salah memang kalau Pengasuh kedua Putranya itu akan ia jadikan Isteri, karena disini bukan hanya kedua Anaknya, Daddy Lan juga butuh Seseorang yang bisa mengasuhnya.

Memandikannya~

Membangunkannya~

Menidurkannya~

Menyusuinya~

Ehem

Sungguh Lan Wangji tidak berpikir sesuatu yang kotor, ia pun tidak iri dengan Lan Xichen yang tanpa Dosa melanggar peraturan No. 50 keluarga mereka, Lan Wangji tidak akan melakukan hal seperti itu, ia akan memastikan Wei Wuxian menjadi miliknya dalam ikatan yang Sah.

Setelah itu mungkin mereka bisa Papapa Setiap hari.

Sekali lagi Lan Wangji sungguh tidak berpikir sesuatu yang kotor, daun telinga yang memerah pun bukan apa-apa, itu hanya reaksi alami melihat Senyuman Wei Wuxian, bukan karena ia malu dengan pikirannya.

Wei Wuxian bertanya jahil, "Bagaimana dengan Daddy Lan? Apa kau merasa senang?"

Sangat senang.

Namun Lan Wangji hanya memberikan senyuman yang membuat Wei Wuxian tercengang melihatnya,

Itu hanyalah senyuman tipis, terlewat tipis, namun senyuman dengan mata Emas yang menghangat itu terlihat sangat menawan, sampai Wei Wuxian hanya bisa menatap.

Kalau saja Wei Wuxian adalah Seorang lengan Potong, mungkin ia akan jatuh cinta kepada Pria didepannya, lupakan bagaimana sekarang perasaannya menjadi senang dan resah secara bersamaan, lupakan juga bagaimana Pupil matanya hampir berubah menjadi Merah Hati. Dia berdehem dan mengalihkan Obrolan.

"Daddy Lan untuk Bekal, apa kau menginginkan sesuatu?" Tanyanya, karena Jiwanya yang Usil tidak ingin memberi yang buruk kepada Lan Wangji. Belum, bukannya tidak!

Apapun akan aku makan.

"Tidak." Jawab Lan Wangji.

"Aiyo~ tidakkah Daddy Lan ingin sesuatu seperti Nasi berbentuk hati?" celeteknya asal

Di atas segala keinginan Lan Wangji, ia juga menginginkan itu, maka tanpa ragu diberinya sebuah anggukan sebagai jawaban.

Wajah Wei Wuxian tergelincir, "Daddy Lan aku hanya bercanda, bagaimana bisa aku membuatkanmu bekal menggelikan seperti itu."

Tidak menggelikan.

Namun Lan Wangji hanya menghela nafas, sampai rambut panjangnya terjatuh ke pundak dan Wei Wuxian yang tidak tahan untuk menyentuh rambut lembut itu, memajukan tubuh agar bisa meraih rambut Pria didepannya.

Tetapi respon Lan Wangji sangat cepat, Pria itu refleks menarik tangan Wei Wuxian sehingga Pemuda itu menjadi lebih dekat dan Sebagian tubuhnya di topang penuh oleh lengannya yang di tangkap Lan Wangji.

Netra Emas menatap lekat-lekat sampai Wei Wuxian bisa melihat pantulan dirinya, tiba-tiba saja ia merasa kalau lebih baik kulitnya yang tebal tidak merona dengan janggal. Terlebih Bibir tipis Lan Wangji bukankah harusnya tidak terlihat semenggoda itu, sampai Wei Wuxian ingin mengecupnya.

Wei Wuxian yang masih perjaka tentu saja penasaran bagaimana rasanya Berciuman, namun bukan berarti ia bisa mencium sembarangan, ia berharap Ciuman pertamanya akan dilakukan dengan tepat, yaitu Bersama dengan Wanita cantik, anggun dan berdada besar. Bukan Bersama Pria yang tampan, gagah, mempesona, menawan, harum, Kaya Raya, dan hampir Sempurna seperti Daddy Lan Wangji ini.

Wei Wuxian dan pikiran kunonya mestinya di buang jauh-jauh, sekarang sebuah ciuman tidaklah harus dilakukan dengan seorang Wanita, Jiang Cheng saja bisa melakukannya dengan Pria licik yang dibalut dengan senyuman ramah.

Dengan segenap kekalutan, Wei Wuxian menarik tangannya dan untunglah Lan Wangji melepaskannya.

Pemuda itu menggaruk pipinya dan tertawa, ia lagi-lagi berpikir untuk bertanya sesuatu sebagai pengalihan. "Daddy Lan, apakah kau punya nama Kecil?"

Lan Wangji menatapnya dan mengangguk, "Mn, Lan Zhan."

Mendengar nama tersebut, Wei Wuxian tersenyum setelah merapalnya dengan kekanakkan. "Lan Zhan, Daddy Lan Zhan, Nama yang sangat bagus!"

Lan Wangji menatap matanya dan tersenyum kecil.

Wei Wuxian tergugu melihat senyuman itu lagi, "Daddy Lan, sering-seringlah tersenyum, Wajahmu menjadi berkali lipat lebih tampan." Jujurnya.

Netra Emas Lan Wangji berkilat, ia berkata. "Wei Ying, ceritakan tentang dirimu."

Wei Wuxian berkedip, ia menggaruk kepala belakangnya dan berpikir apa yang harus diceritakan dari hidupnya. "Daddy Lan, tidak banyak hal menarik yang terjadi di hidupku. Kau yakin ingin mendengarnya?"

Lan Wangji mengangguk.

Sesaat Sorot mata Wei Wuxian menyendu. "Orang Tuaku meninggal saat aku kecil, dan aku tidak bisa mengingat dengan jelas wajah mereka selain dari foto yang mereka tinggalkan. Tidak banyak hal yang bisa ku ingat lagi tentang mereka." Ia melihat Lan Wangji yang menatapnya dengan ekspresinya yang datar. Ia tidak bisa mengartikan tatapan itu dan melanjutkan.

Wei Wuxian terkekeh, "Tetapi seorang Paman baik hati membawaku dan menjadikanku bagian dari keluarganya. Namun karena tidak ingin merepotkan mereka lagi, saat memasuki Sekolah menengah Pertama aku kembali hidup sendiri dan bekerja untuk hidup."

Lan Wangji cukup penasaran, ia bertanya. "Bekerja apa?"

Pemuda Wei mengelus dagunya, "Banyak, menjadi Pelayan Restoran, menjadi Kurir makanan cepat saji, menjadi buruh pabrik, pengantar Susu dan Koran, dan sekarang menjadi Pengasuh hahaha."

"Wei Ying, kau telah bekerja keras." Ucap Lan Wangji dengan ekspresi yang melunak membuat Wei Wuxian salah tingkah.

Mereka tidak berbicara lagi, hanya saja Wei Wuxian berulang kali ingin menanyakan sesuatu hal yang tak mampu ia tanyakan.

Namun karena keadaan sekarang sepertinya adalah waktu yang tepat, ia akhirnya memberanikan diri untuk bertanya dengan ragu. "Daddy Lan, bolehkan aku bertanya sesuatu?"

Lan Wangji, "Mn."

"Dimana Ibu Shizui dan Jingyi?"

.

.

~~3~~

.

.

Pagi hari dengan udara yang dingin, para Bocah yang akan melaksanakan Pelajaran Olahraganya mengisi waktu dengan gerutuan semacam.

"Huachim, Pei Laoshi sangat kejam menyuruh kita Berolahraga di luar!" Komentar Shi QingXuan, dia mengusap lengannya yang meremang.

He Xuan yang berada disampingnya tidak memperdulikan dan sedang berpikir keras bagaimana dia harus mengalahkan Lan Shizui dan Lan Jingyi pada Lomba lari kali ini. karena saingannya hanyalah kedua Kembar Lan yang Jago dalam Olahraga.

Namun seseorang yang berbaik hati menjawab Shi QingXuan, "Memangnya siapa yang menyuruhmu memakai Celana seperti Wanita penggoda?"

"Apah?! Apa maksudmu dengan Wanita Penggoda?" Tidak terima, Shi Qingxuan berteriak kepada Qi Rong.

Qi Rong menunjuk Celana Bocah itu yang hanya mencapai setengah paha, itu adalah celana yang di khususkan untuk Bocah perempuan namun karena bentuknya yang bagus, Shi Qingxuan menginginkannya juga. Qi Rong ini tidak tahu bagaimana perjuangannya membujuk Kakaknya Shi wudu untuk berbicara pada Pei Ming agar guru itu mengijinkannya untuk Berolahraga dengan Celana seperti itu.

Bocah ini dari kecil saja sudah mengandalkan kekuatan Kakaknya, sungguh pintar, lanjutkan sampai Dewasa nanti.

"Kau memakai Celana sependek itu, memangnya tidak terlihat seperti Wanita penggoda?"

"Manusia Lumut sepertimu mana tahu tentang Fashion, ini Namanya Stylest dan Gaya, dasar Norak!"

"Hah? Lebih baik aku menjadi Norak daripada menjadi Orang tak tahu malu!" Ujar Qi Rong pongah, sebenarnya dia sendiri tidak tahu Wanita penggoda itu seperti apa tepatnya, dia hanya kebetulan menonton Drama tengah malam dengan Ibunya, pada Adegan yang membuat Ibunya Emosi, di situ muncullah seorang Wanita berlenggok Seperti ubur-ubur dengan memakai celana super ketat yang pendek, Celana Shi Qingxuan bahkan tidak apa-apanya.

Shi Qingxuan akan membalas tetapi ia di dahului Oleh Lan Shizui, "Qingxuan, Qi Rong, kenapa kalian berteriak?" Lan Jingyi dan Ouyang Zizhen mengekor di belakangnya dan menatap penasaran.

Shi Qingxuan menunjuk Qi Rong, "Shizuii, dia mengataiku seperti Wanita Penggoda!"

He Xuan menatap kesamping dan tidak ingin terlibat, tetapi Shi Qingxuan menarik lengannya. "Iyakan He Xuan? Kau dengarkan?"

Bocah pendiam itu menarik nafas dan mengangguk.

Lan Shizui kebingungan, "Qi Rong memangnya kenapa kau mengatainya seperti itu?"

"Kau tidak lihat Shizui, Celananya sangat pendek dan dia mengeluh kedinginan, kan tidak ada yang menyuruhnya memakai pakaian seperti itu."

Lan Shizui akhirnya paham walaupun dia tidak mengerti sepenuhnya hubungan antara celana pendek dan Wanita penggoda.

"Apa hubungannya dengan Wanita penggoda?"

Ouyang Zizhen yang sering jadi korban kurangnya pengawasan Orang Tua dalam menonton sesuatu juga menimpali. "Shizui kau tidak tahu? Celana Pendek itu artinya Wanita penggoda." Yang tidak sepenuhnya benar.

Shi Qing Xuan melotot kepada Ouyang Zizhen, "Kenapa kau ikut-ikutan?"

Bocah Ouyang hanya nyengir.

"Shizui sebaiknya tidak usah mengurus mereka." Ujar Lan Jingyi, dia malas sekali melihat pertengkaran Bocah semacam ini.

Lan Shizui menghela nafas, "Qi Rong bukankah tidak sopan mengatai Orang Lain?"

Qi Rong bertanya tak senang, "Kau membelanya?"

Lan Shizui tersenyum sampai mata, "Kenapa tidak berbaikan? Atau mau Pei Laoshi yang menyuruh kalian?"

Saat itu juga terdengar suara Peluit Panjang dan teriakan Pei Ming yang tak jauh, "Bocah-Bocah, berkumpullah kesini, Laoshi akan membagi kelompok kalian!"

Mereka berkumpul seperti Bebek pada Induknya.

"Laoshi akan membagikan Kelompok kalian untuk Lari Estafet, kelompok pertama, Ouyang Zizhen."

"Siap Laoshi." Jawab Zizhen

"Lan Shizui dan Lan Jingyi." Mendengar Nama mereka, kembar Lan tersenyum satu sama lain.

"Lalu Jin Ling." Wajah Lan Jingyi langsung berkerut tak terima, tidak berbeda dengan Jin Ling, mereka berdua kompak menolak. "Laoshi aku tidak mau sekelompok dengannya!!"

"Oh." Hanya itu respon Pei Ming, ia melanjutkan "Kelompok kedua, Qi Rong, Feng Xin, Shi Qingxuan dan He Xuan."

Shi Qingxuan yang masih menyimpan dendam berteriak, "Laoshi aku ingin pindah kelompok, Tukar aku dengan Ouyang Zizhen!" Mendengar ini, Ouyang Zizhen juga berteriak. "Tidak, enak saja, aku ingin Bersama Shizui!"

Lan Jingyi dan Jin Ling masih berusaha, "Laoshi, Tukar aku/dia saja!"

Pei Ming hanya menatap sekilas pada Bocah-bocah yang mulai rusuh itu, ia melanjutkan dan tidak perduli. "Kelompok ketiga Mu Qing, Luo Meimei, LieBing dan Yao."

Mu Qing mendengus, merasa beruntung tidak harus berkelompok dengan Bocah rusuh yang lain.

Semua sudah dimasukkan dalam kelompok dan Laoshi itu bahkan memerintahkan mereka untuk pemanasan dengan kelompok dua orang. Lan Jingyi dan Jin Ling melotot saat tongkat Pei Ming menunjuk mereka berpasangan. Namun protesan keduanya hanya di anggap angin lalu dan sia-sia.

mereka berdiri berhadapan dan sedang melakukan pemanasan tangan, dengan cara yang teramat salah, keduanya mendorong tangan satu sama lain dengan kuat, Wajah Lan Jingyi dan Jin Ling menjadi tegang dengan Otot wajah menyembul dan aura persaingan yang kuat, sampai membuat Shizui menghela nafas.

"Shizui selanjutnya kita pemanasan punggung." Ujar Zizhen, mereka yang adem ayem seperti minuman cap badak ini, menempelkan punggung dan menunduk sampai salah satu terangkat, keduanya bergantian dan saat Shizui yang melakukannya, Ouyang Zizhen terkejut sampai hampir pingsan, dengan tenaga temannya yang mengesankan, hampir-hampir saja dia terbanting ke tanah.

Untung saja dia tidak mulai Dramatis.

Lalu terdengar Suara keras dari samping, seperti sebuah tubuh yang menimpa Aspal, terlihat Jin Ling terbaring dengan efek bintang dimatanya dan wajah Lan Jingyi yang terlihat puas membuat mereka mengerti kalau Bocah Lan itu sengaja memakai tenaga berlebihan.

Untuk membanting Jin Ling.

Jin Ling menyadarkan diri, dia berseru sambil menunjuk. "Kau! Kau sengaja membantingku!!"

"Huh? Tubuhmu saja yang terlalu ringan seperti perempuan!" balas Lan Jingyi, ia bersidekap dengan angkuh.

Tangan Jin Ling mengepal, ia berjalan mendekati Lan Jingyi dan tanpa aba2 mengaitkan lengannya dan melakukan hal yang sama.

"Woahh!!"

Lan Shizui memekik melihat Adiknya terbanting, "Jingyii!" dia mendekat dan membantu Adiknya untuk duduk. "Kau tidak apa-apa?" mengusap bagian belakang kepala Saudaranya.

"Aku tidak apa-apa." Namun ekspresinya sangat kesal menatap pada Jin Ling yang memberinya senyuman puas.

"Rasakan itu!" Ujar Jin Ling dengan jempol ke bawah.

Pei Ming meniup peluit, "Bocah-bocah ini, berhentilah bermain-main, sekarang kita mulai. Terlebih dulu tentukan posisi pelari kalian, Laoshi akan menunggu 5 menit."

Jin Ling mengangkat tangan saat mereka berempat berkumpul, "Aku akan jadi pelari Akhir."

Lan Jingyi tak setuju, "Aku yang paling cepat, jadi aku yang terakhir."

"Aku yang paling cepat!"

"Hah? Nona Muda sepertimu mana bisa cepat!"

Jin Ling melotot mendengar panggilan untuknya, "Siapa yang kau panggil Nona Muda?!!"

"Pftt Nona Muda."

"Apa yang kau tertawakan?" Kesal Jin Ling pada Ouyang Zizhen yang mati-matian menahan tawa.

Lan Shizui menghela nafas, "Hentikan, aku akan menentukan pelarinya. Posisi pertama Zizhen, lalu Jingyi, lalu aku dan kau Jin Ling." Si Nona Muda akhirnya mendengus puas, Lan Jingyi mendengus juga tetapi tidak berniat untuk protes lagi.

"Siap, Mulai!!"

Ouyang Zizhen mengerahkan seluruh tenaganya untuk berlari di garis Start, dia menengok melihat Qi Rong di garis arena sampingnya yang tersenyum menyebalkan dan mendahuluinya.

Tidak heran, Bocah Hijau memang jelmaan Boots si kera.

Lan Jingyi berteriak, "Zizhen berlarilah lebih cepat!" Membuat Bocah penuh Drama menjadi tertekan namun mau tidak mau mengencangkan larinya.

Qi Rong berhasil mencapai Shi Qingxuan, dia kesusahan memberikan pada teman didepannya yang kebingungan bagaimana menangkap tongkat Estafet, setelah sekali akhirnya Tongkat tersebut di tangkap. Namun disampingnya Lan Jingyi sudah berlari sekencang mungkin dan meninggalkan Shi Qingxuan di belakang.

Qi Rong berteriak, "Qingxuan jangan berlari dengan Sok Sexy, cepatlah agar kita tidak kalah!"

Saat itu juga Shi Qingxuan berhenti dan memberikan juluran lidah pada Qi Rong, membuat Bocah Hijau makin geram karena Posisi mereka makin tertinggal.

Lan Shizui dan He Xuan berada di posisi yang sama, dia memberikan senyum, dan sesaat setelahnya Lan Jingyi sudah memberikan tongkat padanya, dia berkata sebelum berlari cepat. "Kami yang akan menang He Xuan."

He Xuan mendesah melihat Lan Shizui yang sudah berlari cepat dan dipastikan akan menang, dia menatap pada Shi Qingxuan yang ngos-ngosan dan tersenyum tanpa dosa.

"Hehehe maafkan aku He Xuan, aku tidak ingin berlari terlalu cepat karena takut berkeringat."

Bocah pendiam itu menghela nafas dan akhirnya berlari untuk memberikan tongkat pada Feng Xin yang menunggu.

Pada Area Kelompok Shizui, Saat Jin Ling menerima tongkat, dia dengan penuh kesombongan menatap pada Lan Jingyi yang berada jauh dibelakangnya untuk memamerkan tongkat yang dia pegang.

Lan Jingyi merasa kalau Jin Ling adalah Bocah menyebalkan!

Dan sesuai dugaan, Kelompok Shizui adalah pemenang Lomba ini, berada di urutan kedua adalah kelompok Qi Rong lalu Mu Qing.

Pei Ming memberikan Ice Cream sebagai Hadiah, tetapi hanya bisa di ambil saat makan siang.

Qi Rong mendecak iri.

Sedangkan Shi Qingxuan sedang mengipas wajahnya, sama sekali tidak merasa bersalah.


~~3~~


"Aiyo~ Tugas ini sangat merepotkan" Ujar Wei Wuxian saat ia menerima Amplop putih sebagai bagian dari Tugas Akhirnya sebagai syarat kelulusan.

Sebelum memasuki Tugas Akhir maka setiap Mahasiswa di Wajibkan untuk membuat Project berdasarkan jurusan masing-masing, dan dalam prosesnya, seorang Dosen harus terlibat dan membimbing mereka, maka saat seperti inilah bagian paling membuat keringat dingin.

Saat-saat krisis ini yang membuat Kuil dan tempat Ibadah lain menjadi tiba-tiba penuh di area kampus, mereka berdoa agar mendapatkan Dosen Pembimbing yang di harapkan dan sekaligus terhindar dari Dosen yang tidak di inginkan.

Wei Wuxian cukup percaya diri dengan kemampuannya, ia merasa siapapun Dosen Pembimbingnya tidak akan menjadi masalah.

Kecuali satu orang yang hampir ia lupakan.

Wei Wuxian - Lan Qiren

Saat melihat Nama lain yang dipasangkan bersamanya, Wajahnya yang tadinya masih menampakkan senyum, menjadi luntur tak bersisa.

Demi Hanguang Jun, bagaimana bisa Pak Tua itu yang menjadi Pembimbingnya.

"Pak Tua Qiren!" Pekiknya tak terima. Di antara banyak manusia yang mungkin bisa jadi tidak menyukainya, Lan Qiren lah yang paling terlihat Antipati padanya.

Bagi Wei Wuxian Lan Qiren adalah sekumpulan aturan berjalan dan bukan manusia berhati, satu-satunya yang membuatnya Nampak manusiawi hanyalah Jenggot itu.

Bagaimana tidak, jika dari Awal Semester sampai sekarang ia akan lulus, Pak Tua itu selalu bertemu dengannya, entah bagaimana kedua Orang tak akur ini selalu dipertemukan. Dan itu bukan sesuatu yang baik untuk Wei Wuxian. Ia masih mengingat bagaimana dulu pada Awal semesternya, ia yang memiliki Hobby berbuat Onar menggambar Lan Qiren yang sedang mengajar, dengan Sketsa Gaun Wanita lengkap dengan mahkota bunga yang cantik kalau saja Pak Tua itu tidak memilik Kumis dan Jenggot.

Ia tidak lupa memamerkannya kepada Jiang Cheng dan berkat itu beberapa Mahasiswa lain melihat ke arah mereka dan terkikik. Nasib sial, Lan Qiren yang sangat peka langsung mencari tahu dan mendapati Wei Wuxian dengan Sketsanya yang Pak Tua itu anggap menghinanya.

Akhirnya Dia mendapat hukuman menyalin 1.000 halaman Music kuno.

Semenjak itu separuh kehidupan kampusnya adalah dihabiskan untuk melakukan Hukuman dari Lan Qiren, ia akan mati berdiri jika harus melewati ini lagi.

Jiang Cheng menghinanya dengan puas, "Dewa sangat membencimu kan."

Kesuraman Wei Wuxian bertambah, ia menjatuhkan wajahnya pada Meja. "Bagaimana denganmu A-cheng? Siapa Pembimbingmu?"

Jiang Cheng membalas, "Siapapun tak masalah!"

Wei Wuxian yang tahu kalau Amplop ditangan Jiang Cheng belum di buka, mengambilnya dan dengan cepat membaca.

Jiang Cheng – Lan Xichen

"Waw, A-cheng kau sangat beruntung mendapat Pembimbing seorang Lan Xichen."

Jiang Cheng yang awalnya tidak percaya dengan pendengarannya, merebut kertas tersebut dan membaca Namanya dan Dosen lain yang dipasangkan bersamanya.

"SIAL APA-APAAN INI!" Teriaknya tidak terima sama sekali, bagaimana bisa Lan Xichen menjadi Pembimbingnya, bukankah Dosen itu hanya pengganti.

"Kenapa kau se Shock itu? Ada masalah apa di antara kalian?" Tanya Wei Wuxian, ia sedikit kebingungan dengan respon Jiang Cheng yang lebih lebay daripada dirinya.

Padahal Lan Xichen Dosen yang baik!

Apalagi dia juga saudara Daddy Lan Zhan yang tampan!

Aihh kenapa aku jadi mengingat Daddy Lan!

Jiang Cheng meremas kertasnya dan membanting meja, ia pergi meninggalkan Wei Wuxian tanpa jawaban.

"Ada apa dengannya? Aihh Pak Tua Qiren ini pasti akan menghukumku lagi."


Di tempat lain, Seorang Pemuda berbadan besar yang terlihat mengerikan sedang menatap tak percaya kertas ditangannya.

Luo Binghe – Shen Qingqiu

Wajahnya memandang terharu, dan kalau saja disini hanya ada dirinya, maka sudah dipastikan ia akan menangis dengan cengeng. Atau kalau perlu akan menebar Kembang 11 rupa untuk merayakan keberuntungan ini.

"Shizun..." Sebutnya Bahagia.

Berimbas pada Shen Qingqiu yang merasa akan tertimpa sial.


~~3~~


Suara Pintu yang di banting dengan keras adalah sesuatu yang Lan Xichen duga akan terjadi, ia tersenyum saat derap kaki yang kasar terdengar. menutup buku di pangkuannya dan menatap Pemuda Ungu yang semakin suram dari terakhir kali yang ia ingat.

Ingatannya berputar antara wajah galak dan keenakan.

Jiang Cheng membanting Meja dengan tangan, "Apa maksudnya ini?!"

Pria berwajah bak Giok bertanya tenang, "Ada apa Tuan Muda Jiang?"

"Kenapa kau yang jadi Pembimbingku Sialan?!"

Lan Xichen berdiri dari duduknya dan berdiri berhadapan dengan Jiang Cheng. "Apa ada masalah dengan itu?"

"Tak Sudi! Berikan pengunduran dirimu dari Posisi ini!" Ujarnya benar-benar tak senang, yang bisa dilakukannya sekarang hanya meminta pada Lan Xichen agar mengundurkan diri dari Tugas ini, lalu seorang Dosen Lain akan menggantikannya.

Wajah Lan Xichen masih tersenyum ramah, "Tidak."

"Apa Hakmu menolak?!"

"Tuan Muda Jiang, apa Hakmu menyuruhku mengundurkan diri?"

Jiang Cheng kehilangan kata-kata, kalau di pikir-pikir ia memang tidak berhak menyuruh Lan Xichen untuk mengundurkan diri, lagipula yang memilih Pembimbing untuknya adalah pihak kampus yang lain.

Terkutuklah mereka!

Hanya saja Jiang Cheng benar-benar tidak menyukai keberadaan Pria itu, harga dirinnya akan terluka kalau harus terlalu sering bertemu dalam waktu yang lama.

Jiang Cheng lebih memilih memakan Mie lewat lubang hidung daripada Bertemu Lan Xichen yang sudah menusuk Bokongnya.

Mari diperhalus, yang sudah menidurinya.

Apakah ada istilah lain untuk ini, karena Jiang Cheng benar-benar muak tiap saat memori bagaimana ia merasa sakit, dan mendesah sekaligus kala milik Lan Xichen menusuknya dengan terlalu dalam.

Jiang Cheng menggeram, mau disebut seperti apapun ia tidak akan menerima ini, dia tidak akan terima kalau disini dirinyalah yang berperan seperti gadis mesum yang Tsundere.

Bagian Tsunderenya mungkin adalah kebenaran.

Dengan urat-urat leher yang menonjol, Jiang Cheng mendesis. "Aku membencimu."

Lan Xichen memberikannya senyuman penuh pengertian, "Tuan Muda Jiang, apakah kau membenciku karena kita sudah tidur Bersama?"

Mendengar perkataan Lan Xichen, Jiang Cheng mencengkram kerah kemeja Pria yang sangat rapi itu. Tinggi mereka hanya berbeda beberapa senti, namun Jiang Cheng harus sedikit mendongak saat dia menatap Mata hangat Pria didepannya.

"Katakan sekali lagi dan aku akan menghajarmu!" Ancamnya dengan mata yang menatap tajam.

Lan Xichen melepas senyum di wajahnya, dan dengan berani memegang tangan Jiang Cheng yang berada di kerah pakaiannya.

Tanpa membiarkan Jiang Cheng protes, Pria Lan memakai tangannya yang lain untuk menekan kepala belakang Jiang Cheng disaat ia mempertemukan Bibir mereka berdua.

Berciuman dengan sangat tidak mesra~

Lan Xichen adalah Pria lembut dengan sejuta Obsesinya yang orang tak tahu, ia sangat merasa tertantang saat Kucing galak harus melenguh dibawahnya. Seperti Jiang Cheng sekarang yang hampir menggigit Lidahnya sampai putus manakala benda lunak yang memabukkan itu menyentuh langit-langit mulutnya, karena Kucing Arogan itu semakin meliar dengan cara menggigit, Lan Xichen mau tidak mau melepas tautan mereka.

Jiang Cheng tidak perlu waktu untuk memberikan satu Tinjuan di pipi putih Lan Xichen, ia mundur beberapa Langkah hanya untuk memaki. "Bajingan!"

Lan Xichen menghapus darah di sudut bibirnya, kekuatan Jiang Cheng memang luar biasa karena mampu membuat bagian dalam pipinya pecah dan mengilu.

Rasa puas terpacu dalam hatinya.

Ia tersenyum kepada Jiang Cheng yang menatap sangat penuh kebencian padanya. "Kenapa kau masih bisa tersenyum? Selain Biang senyum memuakkan, kau sudah tidak waras rupanya!" Hina Jiang Cheng.

Lan Xichen mendekat satu Langkah, dan Jiang Cheng mundur satu Langkah, Pemuda Ungu mungkin akan kehilangan kesabarannya kalau dia tidak pergi sekarang, dia sangat berharap membawa Gitar kesayangan dan memukulkannya ke kepala Lan Xichen yang sudah merenggut kesucian Bibirnya yang sebenarnya sudah tidak suci itu.

Bagaimanapun yang melakukannya pertama kali adalah Jiang Cheng sendiri, namun karena ia tidak ingin membuat dirinya terlihat salah, dengan alasan itu Jiang Cheng melupakan apa yang ia lakukan.

Dia bersikeras menganggap Bibirnya masih Suci lebih dari bayi Kucing.

Sebelum melangkah keluar Jiang Cheng memberikan jari tengah kepada Lan Xichen, "Fuck You!" dan membanting pintu dengan kasar_

Meninggalkan Lan Xichen yang entah kenapa bersemu dan terlihat senang.

Pria itu benar-benar melakukan Trik Jahat dari Buku sesat berjudul Cara menaklukkan Kucing Arogan_Untuk Rubah putih yang licik.

Membuat Kucing Arogan semakin membenci Rubah Putih, dengan ini si Kucing Akan mengingatmu tiap saat.

Sekarang Lan Xichen sangat yakin, pedoman sesat dari buku tersebut adalah sebuah kebenaran yang pantas untuk dilaksanakan.

Dia menyeringai dan kehilangan keramahannya saat ini.


TBC



Chapter 17 selesai~

Kali ini hanya bisa mengetik segini dulu ya, InsyaAllah Chapter depan di usahakan lebih Panjang agar lebih memuaskan bacanya :*

Semoga Chapter iniPun bisa membuat kalian tersenyum hahaha, karena rasa-rasanya sisi Humorku sedang berkurang untuk Chapter ini.

Dan terimakasih untuk Komen kalian yang menyenangkan, benar-benar membawa tawa untukku hahaha.

Tetap sehat semua, dan

Sampai Jumpa di Chapter depan!

Continue Reading

You'll Also Like

5.2K 295 19
Menceritakan betapa sulitnya untuk mendapatkan cinta dan restu dari seseorang anak maupun seorang ayah
246K 26.9K 42
Ketika Lan Wangji yang berstatus sebagai mafia berdarah dingin, jatuh cinta pada seorang Omega pria bernama Wei Wuxian. Tetapi Wei Wuxian tidak terta...
212K 17.6K 28
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
648 227 10
"Ojek payung, mas?" Pemuda itu bertanya, atau lebih tepatnya menawarkan jasanya pada Harin yang berteduh di halte bus. Harin menggeleng, tanda ia men...