Nightshade (Nomin End)✅

By Na_Ren

1.7M 122K 23.2K

Maybe 21++🔞🔞 Bxb⚠️⚠️ Mature conten⚠️⚠️ BANYAK adegan kekerasan!!!⚠️⚠️ Fakta bahwa Jaemin menyandang nama ya... More

Reason and cast
NS_01🌸
NS_2
NS_03
NS_04
Ns_05
NS_06🌸
NS_07🌸
NS_08
NS_09
Ns_10🌸
Ns_11🌸
NS_12
NS_13
NS_14
NS_15🌸
NS_16
NS_17
NS_18🌸
NS_19
NS_20
NS_21⚠️
NS_22
NS_23🌸
NS_24🌸
Ns_25
Ns_26
NS_27
NS_28⚠️
SEASON 1
NS_29
NS_30⚠️
NS_31
NS_32
NS_33⚠️🌸
NS_34
NS_35
NS_36 (new)
NS_37
Ns_38
NS_39🌸
🌸🌸SEASON_2🌸🌸
NS_40 (new)
Ns_41⚠️
NS_42
NS_44
NS_45
NS_46
NS_47
NS_48
Ns_49
NS_50
NS_51
NS_52
NS_53.
NS_54
🌸Alternatif & End🌸
Endingnya
⚠️RAMADHAN⚠️

NS_43

13.2K 1.4K 302
By Na_Ren

A fanfiction

.
.

Nightsade 43

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
Cerita untuk kamu yang sudah dewasa.
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE DUNIA RL KALIAN⚠️⚠️⚠️
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga >_<
.
.

Johnny dan Taeil duduk di paseban lapangan sekolah dalam diam, sama-sama bungkam, otak mereka sama-sama dipenuhi dengan hal yang bahkan belum pernah terbayangkan sebelumnya.

Meski sebelumnya Taeil pernah merasakan ketakutan dan kegetiran ini, tentu saja saat setelah Johnny memperkosanya di Uks, dia takut hamil, dia takut mengandung dan Johnny tidak akan bertanggung jawab.

Waktu itu akhirnya berlalu, digantikan hari ini yang ternyata bukan dia yang berada di posisi mengenaskan, tapi malah Jaemin.

Situasi sekolah tampak biasa saja, lalu lalang semua orang, kebisingan, semua tanpak biasa dan itu membuat Johnny benci, lebih dari pada itu, ia benci dirinya yang tidak tau apa-apa tentang Jeno yang bertindak sejauh itu.

Awalnya Johnny memang fine-fine aja melihat semua tindakan bully ini, hanya saja ia tidak tau kalau semua akan berakhir seperti ini, semuanya terasa aneh, orang yang selalu ada didekatnya, orang yang seharusnya bisa ia payungi, rupanya sudah berjalan lebih dulu, membiarkan dirinya basah dan membiarkan sisi payungnya kosong.

Orang yang terlibat tiba-tiba merasakan betapa sesaknya rasa bersalah ini, rasa yang seharusnya tidak perlu repot mereka rasakan jika dari awal tidak ada insiden ganggu mengganggu.

Semua terlambat, sudah jadi buih.

"apa Jaemin akan baik-baik saja?" tanya Taeil menghapus sunyi diantara keduanya.

Johnny mulai menerawang "entah lah, tapi harapan ku ya semoga dia baik-baik saja"

Taeil menoleh pada cowok satunya "bagaimana dengan Jeno. Apa sudah ada kabar?"

"tentu saja, kita harus mengadakan konfrensi pers, kalau nggak video klarifikasi"

Taeil berdecih "kamu kira semua masalah bisa diselesaikan dengan Video konyol kaya gitu"

Johnny menenggak minuman dingin di sebelahnya "kamu lihat kan" pandangan Johnny perlahan menyapu area sekolah "dari ribuan manusia disini, kenapa hanya kita yang merasakan kegelisahan, ketakutan, kekecewaan, rasa sakit, dan lihat, semua orang tampak tenang, masih bisa tersenyum dan tertawa lantang, kenapa hanya kita yang seperti ini"

"karna ini Dosa, Dosa yang sudah kalian lakukan, dan itu masih sedikit dari balasan yang seharusnya kalian terima, kita semua bukan tuhan, bukan malaikat, kita juga bukan setan, tapi kenapa bisa seperti ini,, tentu karna tindakan kita sendiri kan"

Helaan Nafas terdengar kasar "SIAL, aku benci situasi seperti ini"

"ayo kita rahasiakan ini serapat-rapatnya, jangan sampai aib ini merusak dan semakin menekan mental Jaemin, biar hanya kita yang tau, biar Jeno yang bertanggung jawab, biar semuanya cepat selesai" Taeil maju selangkah di tepuknya punggung cowok di sebelahnya menenangkan.

"jadikan ini pelajaran"

Sudah 3 hari sejak kejadian itu, baik Jaemin maupun Jeno belum ada kemajuan apa-apa, kondisi Jaemin masih memprihatinkan di rumah sakit, dan keberadaan Jeno yang menghilang sejak malam itu.

Oprasi Jaemin berjalan lancar tapi belum ada tanda-tanda bahwa cowok itu akan membuka mata, mungkin Jaemin butuh waktu lebih lama untuk istirahat dan mengetahui kenyataan pahit.

Hilangnya Jeno menjadi tanya, si pentolan yang biasanya mengadakan party-party menyenangkan itu mendadak lenyap dari pandangan semua orang, bukan hanya siswa, guru-guru yang biasanya jadi penceramah pribadi Jeno itu juga menanyakan, mungkin mereka rindu adu bacot sama Jeno.

Dan saat ini juga, Yuta menyadari satu hal bahwa ketiadaan Jeno benar-benar mempengaruhi semuanya.

"kalau Jeno udah ketemu, kalau aku ketemu sama Jeno, mau aku tampar pipinya, enakan pipi kanan apa pipi kiri?" Chenle menggerakan tanganya ke kanan kiri cepat.

Yuta terkekeh "mana aja boleh, kalau bisa sampai giginya copot"

"sebenernya aku udah tau kalau Jeno suka pake Jaemin" tunduk Jisung pada rasa bersalahnya.

Yuta menonjok lengan Jisung pelan "hasilnya tetep sama kok, Jaemin udah terlanjur hamil dari bulan-bulan lalu, mantap juga bibit Jeno bisa berbuah"

Chenle mengerucutkan bibirnya "kasian, SUMPAH PENGEN BUNUH JENO!!" teriaknya dari depan koridor lantai dua itu.

"PENGEN BUNUH JENO!!" teriak Chenle lagi membuat orang-orang menoleh, Jeno benar-benar menyebalkan.

Ali mengerutkan dahinya saat 3 mobil berjejer berhenti di depan bengkelnya, orang dengan pakaian serba hitam itu perlahan keluar dari mobil satu persatu, badanya kekar, seperti orang terlatih, siapa mereka? Dari lembaga apa dan sedang apa mereka ke bengkelnya, seingat Ali dia bukan pengedar atau pemakai narkoba, lantas untuk apa.

Setelah beberapa orang turun, terakhir yang paling tampan Minho muncul dengan dandanan keren mirip yang lain "mari bekerja sama, kami tidak akan merusak tempat ini jika anda mau memberitahu keberadaan Jeano"

Dahi Ali sedikit berkerut "siapa Jeano? nggak ada Jeano disini, cari tempat lain" kata Ali setengah kesal.

Minho memberi aba-aba pada dua temanya, dua orang tadi dengan cepat meraih tangan Ali lalu mencengkramnya kuat "sebenarnya mau kalian apa sih, nggak ada Jeano disini"

BUght

Satu tonjokan mendarat telak pada pipi Ali.

"cari Jeano sampai dapat" titah Minho, dalam waktu singkat itu, orang-orang berpakaian hitam mulai menyebar "cari Jenano dimana pun tempatnya"

Minho melirik Ali dengan pandangan tak suka "mohon kerjasamanya"

Ali berdecih, setelah apa yang dia lakukan, tidak akan Ali maafkan.

Tak lama, pria-pria berpakaian hitam itu muncul membawa Jeno yang tidak berdaya.

Ali terdiam sebentar dengan hati berkata 'oh nama Jeno tuh aslinya Jeano'

Dua orang yang mencekal tangan Ali mendorongnya kasar lalu mengikuti yang lain menuju mobil, Minho tersenyum tipis "maaf mengganggu waktunya"

PLAKK

Jeno roboh ke samping bersamaan dengan tamparan keras dari papa, sudut bibir yang memang sudah luka karna hajaran dari Kun dan pukulan maut dari Ali kembali mengeluarkan darah.

Donghae sudah mendengar cerita lengkapnya dari Haecul, sekertarisnya itu tau dari Kun, calon dokter yang saat ini masih menjalani koas. Kun memberi tau semuanya, termasuk tentang Jeno yang sudah membully Jaemin sejak dulu, mengikatnya pada tiang kemudian memberondongi dengan pukulan2 yang mengakibatkan gugurnya janin di dalam perut Jaemin.

Jaemin pun tidak tau kalau dia sedang hamil begitu pun Jeno, gugurnya janin di perut Jaemin bukan tindakan yang disengaja, karna pada kenyataan Jeno hanya ingin memukuli Jaemin.

Wendy dari ujung ruangan masih menangis di temani Jina, ia juga terpukul mendengar semua itu, beberapa minggu lalu Donghae sempat memberi nilai bagus pada Jeno karna cowok itu tidak pernah lagi membuat Donghae harus ke sekolah, tapi ternyata, ini jauh lebih parah.

Donghae menarik kerah baju Jeno "ya kamu membuat papa malu, kamu senang"

Yang ditanya tidak menjawab, matanya kembali terpejam ketika papa melayangkan tanganya dan mendaratkan pada pipi "apa seperti ini yang kamu lakukan pada anak itu?"

Jeno terdiam.

"ikat dia" titah Donghae pada Minho, Minho bodyguard keluarga Donghae sejak umur 17 tahun itu langsung mengikuti apa yang Donghae perintahkan.

"jangan sayang" pekik Wendy dari ujung ruangan.

"kamu tau kenapa papa masih mempertahan kan mama mu sampai sekarang, itu karna papa masih mencintainya, papa masih ingin kamu bertemu denganya, biar saat mama mu bangun, kamu sudah jadi orang hebat, lalu melihat mu seperti ini, apa mama mu akan senang?" Donghae menghentikan ucapanya "tidak"

Air mata Jeno akhirnya tumpah, setelah menunggu selama 8 tahun akhirnya Jeno bisa mendengar papa mengatakan hal yang selama ini ia nantikan 'mencintai mama'

"kalau papa mencintai mama, kenapa papa nikah lagi ha, papa tau siapa yang udah buat Jeano kaya gini!!" seru Jeno bahkan nyaris berteriak "karna Renjun, karna Verona Renjun, anak wanita jalang itu"

PLAKK

"papa bahkan gak pernah mau dengerin penjelasan Jeno" gumam Jeno.

Wendy semakin menangis kala nama anaknya disebut, apa yang sudah anaknya lakukan sehingga Jeno berubah menjadi anak nakal seperti ini.

Donghae maju selangkah, di tepuknya pundak anak satu satunya itu "meskipun kamu putra yang bodoh aku tetap menyayangimu, aku tau kamu sangat membenci Renjun sampai aku bisa ikut merasakan kepedihan mu, tapi melimpahkan dosa pada Jaemin itu sangat konyol" ada Jeda pada ucapannya.

Kali ini DOnghae mengusap rambut anaknya pelan "apa yang sudah Jaemin lakukan pada mu? apa yang membuat mu sebenci itu pada Renjun kakak mu? tidak ada yang dicuri tidak ada yang hilang. Papa masih disini bersama mu, bersama mama mu, dan bersama keluarga kecil kita ini"

"Jadi, papa akan mendengar alasan mu nanti, sini biar papa tunjukan bagaimana rasanya jika kamu menjadi Jaemin kemarin"

BUGHT

"AKH—"

BUGHT

"AKHH—"

Tetas tetes darah keluar dari mulut Jeno bak air dari sumber mata air mengotori lantai berwarna putih.

Benar kata papa, rasanya sakit sekali, rasanya seperti seluruh tulang di tubuhnya dipaksa terlepas, seperti kulitnya di sayat, seperti sedang di oprasi tanpa bantuan obat bius

Air mata itu meluncur.

Jadi seperti ini rasanya, jadi begini rasanya saat dia memaksa Jaemin, memukulinya, menjambak, menampar, bahkan Jeno yakin yang Jaemin rasakan jauh lebih sakit lagi.

Dan disaat seperti ini dia baru menyadari semuanya, pergi kemana saja kamu selama ini Jeno..

Kamu menyesal..

Menyesalah sampai mati..

"Jeano" pekik Wendy, wanita itu setengah berlari menghampiri anak sambungnya, wanita itu sudah menangis sejak awal, dan air matanya semakin deras kala menyaksikan sendiri bagaimana kondisi Jeno saat ini.

Donghae berjalan keluar dari tempat itu, tanganya sedikit basah karna percikan darah dari mulut dan hidung Jeno, berjalan layaknya raja yang kehilangan tahtanya, wajahnya merah antara sedih sudah menghajar anak satu-satunya dan marah karna tingkah biadap Jeno.

Pria berusia 49 tahun itu berhenti sejenak, helaan nafas terdengar berat, pria itu menoleh pada Minho.

"urus Jeano" titahnya, lalu berjalan menjauh.

Di situasi yang cukup mencekam itu, Donghae melarikan diri, berjalan lunglai menuju rumah sakit, lantai 7 adalah tempat tujuanya, melewati panjangnya koridor masih denga kedua tangan berwarna merah.

Derit pintu terdengar pelan, kelambu ruangan sedikit berkibar, samar dan jelas tapi Donghae bisa mencium aroma bunga krisan yang tumbuh cantik di ruanganya.

"aku tidak becus menjaga anak kita Fan, aku tidak bisa jadi ayah yang baik untuk Jeano, aku tidak bisa mendidik anak kita menjadi laki-laki sejati, aku gagal, tanpa mu disini, aku hanya pria tak berdaya, Fan apa yang harus aku lakukan, apa yang harus aku lakukan"

Donghae mengusap sudut matanya, membuat noda darah sedikit tertinggal disana.

"aku terlalu sibuk memikirkan pekerjaan sampai aku lupa semuanya, aku lupa pada mu dan lupa pada Jeano, niat ku menikahi Wendy supaya dia bisa jadi figure mama, tapi aku salah, dia membenci ku karna itu, dia membenci ibu tirinya, yang dia mau hanya kamu"

Sejenak hanya suara tangis yang terdengar.

"Fany, apa yang harus aku lakukan sekarang, apa yang harus aku lakukan untuk menebus semua ini, berapa yang harus aku bayar untuk menyelesaikan semua ini, apa yang harus aku lakukan, Tifanny katakan sesuatu, kamu sudah terlalu lama tidur seperti ini"

Donghae menjatuhkan dirinya, membiarkan punggungnya bersandar nakas, perlahan ia bisa merasakan dinginya lantai.

"aku benar-benar gagal mendidik Jeano, aku bukan ayah yang baik, aku tidak pantas di panggil ayah, aku benar-benar gagal, apa yang harus aku lakukan untuk memperbaiki ini semua, apa yang perlu aku lakukan Fan, katakan sesuatu Fan"

pria itu mengacak rambutnya kasar, semakin meringkuk di tempatnya.

"ku pikir waktu yang sudah kita jalani bersama sangat membahagiakan, terimakasih sudah menghadirkan Jeano di hidup ku, terimakasih sudah melahirkan Jeano, tapi maaf aku gagal mendidiknya, aku bahkan tidak pernah memperhatikanya, kamu tau rasanya, sangat menyakitkan"

Sunyi kembali menyapa.

"aku masih mencintai mu, lekaslah bangun, istriku--"

To be countinue


Continue Reading

You'll Also Like

7.9K 146 14
'a-apa yang kau lakukan lepaskan bajingan! 'kata seorang pemuda manis. 'tidak akan, kau akan menjadi miliku seutuhnya jadi kau harus menurut kepadaku...
246K 13.8K 14
!! JAEYONG AREA !! BOYS LOVE / BOY X BOY / YAOI WITH MEMBER NCT 127 AND Etc. 😊🔞
499K 41.3K 30
COMPLETED✓ Kehadiran siswa baru bernama Nakamoto Jaemin yang di anggap menyebalkan bagi Jung Jeno 100% FIKSI BXB MPREG FLUFFY. School life. if you do...
736K 57.5K 46
[COMPLETED] Nasib buruk Nakamoto Jaemin; seorang penyiar radio karena mengenal Park Jeno. TW / VIOLENCE, PSYCHOPATH, RAPED, GASLIGHTING. M-PREG! BOY...