Only You [KM] ✓

By Park_213

71.5K 6.9K 635

Semuanya dimulai dari permintaan Tuan Muda Kedua. Genre: - ANGST - Sad - Hurt's - Romance - Fanfiction - Boys... More

Prologue
The Main Character
Part Two
Part Three
Part Four
Part Five
Part Six
Part Seven
Part Eight
Part Nine
Part Ten
Part Eleven
Part Twelve
Part Thirteen
Part Fourteen
Part Fiveteen
Part Sixteen
Part Seventeen
Part Eighteen
Part Nineteen
Part Twenty
Part Twenty One
Part Twenty Two
Part Twenty Three
Part Twenty Four
Part Twenty Five
Part Twenty Six
Epilogue

Part One

3.2K 246 3
By Park_213

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[020921]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Dia seperti alang-alang kecil. Dalam melindungi dirinya sendiri dia menundukkan kepala saat menghadapi angin ribut atau topan. Dia tidak akan menyerah terhadap semua kesulitan ini.

Hal itu terjadi sejak Jimin berusia belasan tahun. Saat itu dia baru saja kehilangan sang ayah lalu ibunya terpaksa menjual rumah untuk melunasi biaya pengobatan yang mencekik leher.

Jimin sampai bertanya dalam hati, kalau ada kesalahan dalam penyajian menu di restoran tamu akan mengajukan keberatan lalu menuntut uang dikembalikan. Tapi saat dokter tidak mampu mengobati pasiennya dan bahkan menyebabkan kematian, mengapa pihak keluarga malah harus membayar semua biaya pengobatan?

Dia tidak bertanya langsung karena memang tidak ada jawabannya.

Dia hanya berharap semua cepat berlalu dan berkata kepada dunia, “Aku tidak kalah.”

Saat semester pertama kelas satu SMA, Jimin mendapat kabar bahwa penyakit jantung ibunya kambuh. Saat itu Jimin bergegas ke rumah sakit, tetapi terlambat. Dia tidak bisa melihatnya untuk terakhir kali.

Penyakit sesak nafas ibunya juga penyakit yang sudah lama diidap. Dokter berkata, “Beliau harus banyak beristirahat.”

Tapi ibunya harus mengerjakan tiga jenis pekerjaan setiap hari sehingga tidak ada waktu untuk beristirahat.

Jimin tidak membayar biaya pengobatan ibunya karena Tuan Jeon telah melunasinya. Tuan Jeon adalah majikan ibunya yang baik begitu juga Nyonya Jeon. Mereka juga membantunya mengurus masalah pemakaman ibunya. Saat mereka tahu Jimin sebatang kara, mereka mempekerjakannya di rumah megah keluarga Jeon.

Saat pemakaman berlangsung, Jimin sama sekali tidak menangis. Kegagalan mengajarkannya bahwa menangis hanya akan menghabiskan tenaga dan dia juga memegang prinsip hidup ‘tidak menyerah’.

Hari pertama bekerja, semua pekerjaan yang diberikan oleh kepala pelayan dilakukannya dengan baik.

Pukul dua belas malam, kepala pelayan berpesan kepadanya bahwa dia bisa beristirahat setelah mengantarkan camilan ke kamar Tuan Muda Pertama.

Yang Jimin dengar bukan kata ‘istirahat’ melainkan titik balik kehidupannya. Kalau bisa bertahan hari ini, besok, dan lusa, dia akan terbiasa dengan kehidupan baru ini. Hidup ini sudah direncanakan, dia hanya bisa beradaptasi dan menajalaninya dengan baik.

Jimin perlahan-lahan menuju lantai dua sambil membawa cheesecake dan teh chamomile.

Dia mengetuk pintu lalu masuk.

Tuan Muda Pertama sedang membaca buku yang sangat tebal. Pemuda mungil itu meletakkan makanan dengan sangat hati-hati, pandangan matanya terhenti pada buku berbahasa Inggris yang sedang dibaca Tuan Muda Pertama.

Acute Lymphoblastic Leukimia.” pemuda mungil itu bergumam membaca tulisan itu.

Itulah kali pertama dia berkenalan dengan istilah ini. Saat itu dia tidak tahu artinya tetapi nanti dia akan melawan kata-kata ini mati-matian.

“Bahasa Inggris mu lumayan.” kata Tuan Muda Pertama.

Jimin mendongakkan kepala, mata sipitnya bertemu dengan mata elang Tuan Muda Pertama. Dia adalah pemuda yang sopan, mata setajam elang, bibir merah, rahang tegas, kulitnya putih bersih, dan berkacamata dengan gagang emas tampak seperti seorang profesor, tidak, dia lebih mirip dewa yunani.

“Saya belajar bahasa Inggris sejak kecil.” jawab Jimin.

“Tertarik dengan bahasa Inggris?”

“Itu adalah impian orangtua saya. Mereka berharap bisa menyekolahkan saya ke luar negeri.”

Ayah Jimin sebenarnya memiliki kesempatan untuk berkuliah ke luar negeri, tetapi kondisi keuangan keluarga telah membuat impian pria itu sirna. Setelah menikah, ayahnya menitipkan impian itu kepada Jimin. Pemuda mungil itu berharap bisa mewujudkan impian ayahnya yang tertunda.

“Apa kau anak Bibi Park?”

“Iya.”

“Semua buku yang beliau pinjam dariku itu untukmu?”

“Iya.”

Dia tidak hanya membaca buku milik Tuan Muda Pertama tetapi juga selalu mendengar cerita tentangnya dari sang ibu. Dalam ceritanya, Tuan Muda Pertama adalah orang yang sangat pintar. Saat berhasil masuk sekolah kedokteran, Tuan Jeon menggelar acara secara besar-besaran. Semua orang termasuk rekan kerja dan para kolega hadir pada acara itu kecuali Tuan Muda Kedua. Sang ibu juga berkata, “Tuan Muda Pertama adalah orang yang ramah, supel, dan mudah bergaul sedangkan Tuan Muda Kedua adalah orang yang keras kepala, kasar, dan semena-mena. Karakter keduanya baikan langit dan bumi. Para pelayan selalu menghindar dari Tuan Muda Kedua, tetapi mendekati Tuan Muda Pertama.”

Ibunya juga berkata bahwa Tuan Muda Pertama adalah anak tiri yang dibawa oleh istri kedua sedangkan Tuan Muda Kedua lah anak kandung Tuan Jeon. Meskipun begitu, Tuan Muda Pertama adalah anak yang berbakti dan perhatian sehingga Tuan Jeon lebih menyayanginya daripada Tuan Muda Kedua.

Ibunya selalu berkata semua yang baik tentang Tuan Muda Pertama tetapi yang paling berkesan bagi Jimin justru cerita tentang kenakalan Tuan Muda Kedua. Tuan Muda Kedua selalu sendiri dan tersingkirkan, hari-hari yang dia jalani tentu sangat berat.

“Kalau ada yang kau butuhkan, silahkan ambil sendiri. Walaupun aku tidak ada di rumah, tinggalkan saja catatan untukku.” ucap Tuan Muda Pertama sambil menunjuk rak buku yang berderet rapi di dinding.

Wow!

Jumlah buku yang benar-benar mencengangkan.

“Terima kasih Tuan Muda Pertama.”

“Aku tahu dari Bibi Park bahwa kau cukup pintar, selalu menjadi siswa teladan.”

“Lumayan.”

Kehidupan sebagai siswa teladan telah berlalu, pasrah dan menerima takdir adalah salah satu syarat bertahan hidup sekarang.

“Kalau ingin belajar sebaiknya kau tetap berusaha, belajarlah sendiri. Perjuangkan kesempatanmu agar bisa mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Kalau ada kesulitan dalam pelajaran, silahkan cari aku kapan saja.”

“Terima kasih Tuan Muda Pertama.”

Mulutnya berterima kasih tetapi jauh di lubuk hatinya, belajar adalah impian yang sulit digapai. Dia tidak berjodoh dengan belajar.

“Kau sangat serius. Ternyata Nyonya Park lebih supel dibandingkan dirimu. Namaku Kim Taehyung, walaupun kini margaku sudah diganti. Kau boleh memanggil namaku atau TaeTae hyeong.”

TaeTae hyeong? Panggilan yang menggemaskan.” batin Jimin sambil tersenyum.

“Akhirnya kau tersenyum. Memang jurus ini cukup jitu. Aku sering menggunakan jurus ini kalau ingin berkenalan dengan seseorang. Apa kau tahu kau sangat cantik saat tersenyum.”

Jimin tidak menjawab, kedua pipi tembamnya seketika merona. Ini bukan kali pertama ia mendengar kalimat itu tapi entah kenapa ia sedikit malu saat Taehyung yang mengatakan itu sambil menatap dirinya intens. Ia hanya menunduk sebagai tanda terima kasih karena dipuji oleh Taehyung.

Taehyung berdiri lalu mendekati Jimin. Sambil memegang bahu sempit pemuda manis itu, ia berkata, “Dalam hidup ini banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan kita. Kalau sudah terjadi tidak akan bisa diputar kembali. Mengingat kembali juga tidak ada gunanya. Satu-satunya yang bisa kau lakukan adalah jangan mempersulit diri sendiri.”

Jimin mengerti. Walaupun dia tidak rela, orangtuanya tidak akan kembali. Dia tahu bahwa kehidupan ini sangat singkat. Meski tidak tahu ingin kemana nantinya, hidup harus dijalani.

“Sudah malam. Jangan terlalu banyak berpikir, istirahatlah. Besok adalah hari yang baru.” Taehyung tersenyum lalu melanjutkan, “Jangan melihatku dengan tatapan seperti itu. Kau seperti sedang melihat malaikat yang turun ke bumi.”

Taehyung terkekeh lagi. Akhirnya Jimin bisa membuktikan bahwa Tuan Muda Pertama benar-benar orang yang ramah dan supel.

“Selamat malam, Tuan Muda Pertama. Maaf saya tidak bisa memanggil Anda TaeTae hyeong.”

“Tidak apa-apa. Tapi lain kali cobalah untuk memanggilku selain dengan sebutan ‘Tuan Muda Pertama’. Aku ini hanya manusia biasa yang tinggal di rumah sebesar istana.”

Dia menjawab perkataan Taehyung dengan senyuman lalu kembali ke dapur. Saat bersama Taehyung, dia bisa sedikit terhibur. Orang-orang di rumah ini sangat baik.

Saat kembali ke dapur, Jimin melihat seseorang sedang membelakanginya sambil mengobrak-abrik isi kulkas. Dia berdiri di ambang pintu dapur, Jimin merasa serbasalah antara ingin masuk atau tidak. Beberapa lama kemudian dia mendengar umpatan dari orang itu.

“Sial, tidak ada yang bisa dimakan. Untuk apa kulkas sebegitu besar, hanya untuk hiasan saja.”

Akhirnya, Jimin bersuara, “Kulkas ini berisi bahan-bahan untuk memasak. Kalau Anda mencari buah-buahan, biskuit, dan minuman ringan, semua itu ada di kulkas yang sebelah kanan.”

Seseorang itu berbalik lalu menatap tajam Jimin. Ia tidak terkejut dengan kehadirannya. Malah, Jimin yang terkejut melihat seorang pemuda yang berantakan seperti itu. Di sudut bibir tipisnya ada sedikit darah yang belum sepenuhnya kering. Walapun begitu, pemuda di depannya ini tampak sangat tampan. Kaus putih yang sedikit kotor, dibalut jaket denim, serta celana jeans tampak bercak darah di bagian kaki kirinya.

Apa dia pencuri atau perampok yang tersesat ke rumah mewah? Tapi, apa benar pencuri yang kali pertama datang langsung mengobrak-abrik kulkas? Jimin mengerutkan kening mencoba menganalisis jati dirinya. Saat itu juga, pria itu tertawa.










To be continued....

Continue Reading

You'll Also Like

171K 10K 28
Park jimin adalah namja berumur 20 tahun yang polos dan ceria membuat orang2 disekitarnya ikut merasa ceria. Jimin sangat menawan, cantik dan juga se...
2.1M 153K 33
Yang baru ketemu cerita ini jangan baca, sudah di hapus sebagian !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya...
18.5K 1K 18
Kumpulan cerita nohyuck di sini 😉 Bxb ya udah pasti berbagai macam genre bisa romance, angst, hurt comfort dll mostly mpreg
201K 24.1K 26
Jeong Jungkook adalah seorang Aktor tersohor yg terlibat Scandal percintaan dengan lawan mainnya, dan mengakibatkan Jungkook menikahinya. Park Jimin...