Ayam Kremes | Bang Chan Stray...

By DearBeeLoved88

19.2K 2.4K 337

Ayam Kremes alias Ayah Muda, Keren dan Bikin Gemes adalah panggilan yang melekat untuk Christopher Bang Chan... More

Prolog
Papa Chris
Triplet JiLixMin
Car Free Day
SPECIAL CHAPTER
Berusaha Tetap Waras
Si Bungsu Jeongin
Upin & Ipin
Tetangga Baru - ChangLix
Gara-Gara Lele
SHORT CHAPTER : Instagram
Jeongin Hilang! - HyunJeong
Peliharaan - Minsung
Hari Ibu
Anak Kesayangan - ChanMin
Selamat Ulang Tahun Papa!
Aunty Centil
Teman Lama
SHORT CHAPTER : Tercyduk
Jisung Rindu Mama
Om Woojin
SHORT CHAPTER : Our Beloved Jisung
Dokter Cantik
Gelang - HyunJeong
Anak Nakal
WAJIB BACA
Taekwondo - ChangLix
Pendukung Setia - MinSung
Gitar - ChanMin
Hari Kelulusan Jeongin
Kado Terindah
Kisah Masa Lalu
Perayaan
Mengundurkan Diri
Dua Hati
Patah Hati (?)
Makan Malam
Curhatan Anak-Anak
Bimbang
Bukan Takdir
Keputusan
Hari Bahagia
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3

Rumah Grandma

278 41 23
By DearBeeLoved88

Halo semuanyaaaaaa
Udah lama banget ya aku gak update?
Maaf ya, aku baru aja selesai KKN beserta laporannya.

Aku juga gak bisa janji bakalan sering update karena pertengahan bulan September aku bakalan mulai PKL selama 6 bulan dan dituntut 20 SKS.

Author malah curhat.

Tapi Insyaallah bakalan tetap update kok.

Anyway, cerita ini udah hampir klimaks. Awalnya aku mau bikin cerita ini mirip Slice of Life gitu dan gak berniat ada endingnya. Tapi, aku gak mau readers merasa digantung, jadi aku mikirin ulang gimana caranya biar cerita ini punya ending.

BTW, aku minta maaf juga kalo update kali ini gak sesuai ekspektasi kalian. Tulisan kali ini emang bener-bener aku paksain supaya kalian gak semakin lama nunggu

Seperti biasa, kalian boleh kasih komentar dan masukan, dengan bahasa yang sopan ya 🙏🏻

Tanpa nunggu lama-lama lagi, langsung aja deh kalian baca










HAPPY READING!!!!






















Pesawat mendarat dengan selamat, seluruh penumpang turun dengan teratur dan bergantian, Chris membiarkan ketiga anak kembarnya berjalan lebih dulu dan menggendong Jeongin agar tak tertinggal. Ia juga memastikan tidak ada satupun barang yang tertinggal di kabin pesawat. Wajah keempat anak-anaknya masih mengantuk karena sepanjang perjalanan, mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur, dan Jeongin digendongannya pun masih menyenderkan kepalanya ke ceruk leher ayahnya karena masih mengantuk.

"Pah, kita dijemput Grandpa gak?" tanya Felix, ia masih mengucek matanya

"Uncle Lucas katanya yang bakalan jemput" jawab Chris

"Kok Jisung gak liat pa?"

"Sabar ya"

Chris melihat ke sekeliling, tak menemukan sedikitpun tanda-tanda adik bungsunya itu sudah datang untuk menjemputnya. Ia pun segera mengeluarkan ponsel dari kantung celananya untuk menghubungi adiknya itu. Namun, saat dering nada keempat, sosok yang sangat Chan kenal mendekat kearah mereka.

"Maaf ya Kak, aku tadi ke toilet"

"Its okay"

"Hello my nephew, triplets"

"Jeongin tidur lagi, he looks tired" ujar Chris sebelum adiknya itu menyapa anak bungsunya

"Okay then, lets we go home" ajak Lucas, lelaki itu membantu kakaknya membawa beberapa barang bawaan Chris menuju mobil

Sesampainya dirumah Chris, Lucas kembali membantu sang kakak membawa barang-barangnya. Begitu memasuki pintu, keluarga kecil itu disambut seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda dan cantik.

"Grandmaa~" pekik ketiga anak kecil itu dan langsung berhamburan ke nenek mereka

"Hello my little grandchild. Hello triplets, you grow up too fast" ibu Chris terlihat menciumi anak-anak itu

"Hello mom"

"Hello Chan, how are you?" tanya ibu Chris sembari memeluk putra sulungnya. Ia dipanggil Chan oleh keluarganya

"Fine, as you see"

"Grandma ada buat brownies untuk kalian, grandma tau kalian suka"

"For real?" tanya Felix

"Sure"

"Ayo kita makan!"

"Don't forget to wash your hand before!" ujar ibu Chris mengingatkan

"Ouww, kasihan cucuku yang paling kecil. Chan, bawa dia ke kamar, baringkan disana, kayaknya dia capek"

"Yes mom"

Chris membawa Jeongin ke kamar lamanya, kamar saat ia dulu masih seorang lajang. Ia membaringkan Jeongin disana serta membuka sepatu yang Jeongin pakai. Chris kemudian turun kebawah untuk memakan masakan ibunya.

"How is it?"

"Aku kangen banget sama kari buatan mami"

"Brownies grandma enak!" ucap Felix

"Makanlah yang banyak, mami sengaja masak banyak"

Ting Tong

Suara bel dari pintu menginterupsi semuanya, baru saja ibu Chris ingin beranjak, anak sulungnya itu melarang ibunya untuk berdiri.

"Let me check it for you" ujar Chris, kemudian ia berdiri dan berjalan menuju pintu

Pria itu segera membuka pintu, didepannya ada seorang wanita yang sangat familiar. Teman kecilnya dulu.

"Rose?"

"Hey, hello Chris. When you come?"

"Just now"

"Wow, I just surprise, you didn't tell me before"

"What's wrong Rose?"

"Here, I just wanna to return the umbrella that I borrowed yesterday" ujar Rose sembari menyebarkan payung dalam genggamannya

"Oh well" Chris mengambil payung berwarna merah itu

"Say thanks to your mother"

"Okay. Rose, what are you doing in Sydney?" tanya Chris, dia kenal betul teman masa kecilnya ini dulu memutuskan pindah ke Melbourne dan sampai sekarang masih disana

"I just visit my Auntie"

"Aahhh, I see" Chris baru ingat, masih ada bibi Rose yang tinggal tak jauh dari rumahnya

"Okay then, see you later" ujar Rose kemudian meninggalkan rumah itu, Chris segera kembali keruang makan

"Who's that?" tanya sang ibu, tanpa jawaban dari Chris, ibunya tahu siapa yang barusan datang bertamu

"You meet Rosie, huh?"

"Ya. Omong-omong, apa yang Rose lakukan semalam?"

"Well, dia baru sampai semalam dan langsung datang kesini, dia bilang dia ingin menyapa mami, and then she help me to make some cookies. Sayangnya ketika dia mau pulang, malah hujan. Jadi mami pinjamkan dia payung"

"Mami gak bilang kalau aku mau datang?"

"No. I forget about that. Why?"

"Nothing. Aku cuma merasa canggung setelah sekian lama gak ngomong langsung sama dia" jawab Chris, kemudian hening. Pria itu bergelut dengan pikirannya sendiri

"Mom?"

"Hmm?"

"Apa Rose sudah menikah?"

"Belum, mami belum pernah denger kabar kalau dia udah nikah atau akan menikah"

Chris tidak bertanya apapun lagi, dia kembali fokus pada makanannya. Anak-anaknya terlihat sangat senang dengan brownie buatan ibunya, terlebih Felix.

"Cobalah untuk kembali dekat dengan Rose, Chan. Mungkin kalian bisa cocok menjadi pasangan, dan kalau kalian menikah, mami gak perlu jauh darimu lagi" Ibu Chris memberi saran, pria itu bergeming tak menjawab apapun.

"Triplets, jangan lupa sisain buat adek ya" Chris mengingatkan ketiga anaknya untuk menyisakan sedikit brownie itu untuk si bungsu

Tak lama kemudian, terdengar suara panggilan Jeongin dari kamarnya. Chris buru-buru menuju kamarnya karena takut Jeongin akan menangis karena terbangun ditempat asing.

"Jeje udah bangun?" tanya Chris, si bungsu masih mengucek matanya dan melihat keseliling dengan penuh tanda tanya

"Ini udah di Sydney sayang, rumah grandma. Ayo kita turun, grandma buatin brownie buat kalian" ajak Chris

Sepasang ayah dan anak itu turun menuju ruang makan. Triplets sudah berhenti makan dan menyisakan beberapa potong brownie untuk adik mereka.

"Sini cucu grandma yang paling kecil. Grandma kangen sama Jeje" ujar ibu Chris, Jeongin mendekati sang nenek dan langsung duduk dipangkuan neneknya. Jeongin langsung memakan brownie yang disisakan kakak-kakaknya.

.

Hari berganti, pagi telah tiba untuk menyambut hari. Keluarga itu baru saja menyelesaikan sarapan mereka. Ayah Chris masih bermain dengan cucu-cucunya.

"Wonie, can you drive me to supermarket?"

"Yes mom"

"Ke supermarket mau ngapain mom?"

"Hannah katanya lagi pengen sesuatu. Dia kan lagi hamil Chris, dia bilang dia pengen ngerasain pasta buatan mami" jawab sang ibu, Chris hanya mengangguk pertanda ia memahami yang dikatakan ibunya

Suara orang berlari mendekati Chris, tanpa menoleh, Chris sudah mengetahui siapa yang menghampirinya dengan berlari.

"Papa papa, grandpa bilang, grandpa mau ajakin kami ke club" itu suara Jeongin

"Iya pah, grandpa bilang mau ajarin kita berenang" Seungmin menimpali

"Boleh ya pa kami ikut granpa" kali ini Felix membujuk

"Kami pengen belajar renang, papa gak pernah ajarin kami" Jisung ikut bersuara

"Boleh, pergi lah. Tapi jangan nakal-nakal ya, jangan jauh-jauh dari grandpa juga. Ikutin apa kata grandpa"

"Chan, why don't you come along?. Its been along time, right?"

"Yahh, aku rasa ini udah lama banget sejak terakhir kali aku berenang"

"Papa bisa berenang?" tanya Jeongin

"Bisa dong, papa kamu dulu sering menang lomba renang" jelas ayah Chris

"Kamu harus luangkan waktu lebih banyak untuk anakmu selama disini" ayah Chris menasehati putra sulungnya

"Okay then, I will go with you" jawaban Chris berhasil membuat anak-anaknya memekik kegirangan

Chan membantu anak-anaknya bersiap, membawakan keempat jagoan kecilnya celana pendek khas renang serta baju ganti untuk mereka. Ia berpikir, bukanlah hal yang buruk mengajak dan mengajari keempat jagoannya berenang, sama seperti yang ayahnya lakukan padanya dulu.

.

Setelah membantu anak-anaknya mengganti pakaian, Chris mengambil pakaian renang miliknya. Keempat anaknya sudah menceburkan diri terlebih dulu di kolam yang rendah, tentu saja dibawah pengawasan ayah Chris. Belum sempat ia melangkahkan kakinya menuju toilet untuk mengganti pakaian, suara seorang perempuan memanggil namanya.

"Chris!" pria yang dipanggil namanya itu pun langsung menoleh ke sumber suara. Seorang gadis mendekati Chris, itu teman masa kecilnya Rose.

"Wassup?"

"Kamu ngapain disini?"

"Nemenin anak-anakku renang. Anyway, club ini punya papi aku, jadi gak heran kalau aku disini kan?"

"Yeah, you were right" jawab Rose diakhiri tawa

"Then, what are you doing?"

"Cuma antar sepupu aku, dia ikut program renang disini. Aku rasa papi kamu coach-nya" jelas Rose

"Papa!. Ayo sini!" itu panggilan Jeongin

"Iya sebentar, papa ganti baju dulu!" jawab Chris. Keempat anaknya terlihat sangat senang bermain air, ayahnya juga dengan sabar mengajari keempatnya berenang

"Well, anak-anakku udah manggil"

"Oh iya silahkan. Aku juga ada urusan" ujar Rose, keduanya pergi berlawanan arah. Namun, baru beberapa langkah, gadis itu berbalik

"Chris" gadis itu memanggil Chris, pria berkulit pucat itu berbalik untuk menanggapi

"Aunty Park nyuruh kamu datang malam ini kerumahnya" ujar Rose, Chris mengernyit heran

"Oh, aku kasih tau aunty kalau kamu pulang. Jadi, dia mau kamu kerumahnya karena udah lama banget kamu gak pulang" jelas Rose

"Oh well. Nanti malam aku bakalan datang" jawab Chris

"Okay, see you later" ujar Rose kemudian pergi.

.

.

.

Waktu berlalu begitu cepat, malam sudah menyapa. Chris sudah memakai pakaian yang rapi namun masih terlihat casual. Seisi rumah terheran melihat pria berstatus duda yang sudah rapi itu di malam hari. Bukan hal yang biasa.

"Where are you doing?" tanya Ibu Chris. Wanita paruh baya itu sedang menonton TV dengan keempat cucunya disekeliling

"Rose, katanya aunty Park mengundangku untuk kerumahnya malam ini" jelas Chris

"Ahh. Have fun, dear"

"Kids!. Papa pergi sebentar ya kerumah temen papa. Kalian jangan nakal-nakal oke?"

"Siap pa" jawab Felix

Ibu Chris mengikuti putranya yang berjalan menuju pintu, membiarkan keempat cucunya diruang TV.

"Chris, cobalah dekati Rose. Yang Mom tahu dia belum menikah sampai sekarang. Kalian sudah mengenal dari kecil, kalau kalian menikah, kamu gak perlu tinggal jauh dari Mom lagi" ujar Ibu Chris. Ini sudah yang kedua kali sejak ia datang ke Sydney

"Mom, She's just my friend"

"Oh Come on, mom gak maksa. Tapi, anak-anakmu butuh kasih sayang ibu"

"I knew it. Tapi belum ada satu perempuan pun yang bisa anak-anakku terima sebagai ibu mereka mom"

"Just try. Siapa tau, Rose adalah orangnya" ujar Ibu Chris, pria itu menghela nafas. Ia tak pernah mampu menolak ibunya

"Okay. I'll try. See you mom" ujar Chris, ia mencium pipi ibunya sebelum akhirnya melangkahkan kakinya keluar rumah

Rose dulu adalah tetangganya, rumah mereka bersebelahan dan mereka selalu bermain bersama. Namun, sejak ayah Rose dipindah tugaskan ke Melbourne, mereka sudah jarang bertemu. Hanya tersisa bibi dan paman Rose yang tinggal beberapa blok dari rumah Chris. Tak lupa, Chris juga membawa sesuatu untuk paman dan bibi Rose.

Pria itu langsung memencet bel rumah paman dan bibi Rose. Teman masa kecilnya itulah yang membukakan pintu untuk Chris. Gadis itu terlihat sangat cantik hari ini meskipun hanya dengan pakaian sederhana. Chris sempat tak berkedip untuk beberapa saat.

"Akhirnya kamu datang, ayo masuk. Aunty dan Uncle udah nungguin kamu" ajak Rose, ia menarik tangan Chris tanpa ragu. Chris jadi teringat masa lalu ketika Rose menarik tangannya.

"How are you Chris?. You look gorgeous tonight" sapa Bibi Park

"Thank you Aunty" jawab Chris

Chris juga memberikan kue yang ia bawa pada bibi Park. Mereka makan malam dengan khidmat. Pembicaraan mereka pun mengalir begitu saja. Mulai dari kehidupan Chris, anak-anaknya, orang tuanya, keluarganya hingga kabar kematian istri Chris yang seolah perlu dikonfirmasi secara langsung oleh Chris. Untungnya Chris sudah mulai terbiasa dengan pertanyaan seperti itu.

Setelah makan malam selesai, Chris dan Rose memutuskan untuk pergi ke taman bermain yang dulu sering mereka datangi sebagai tempat bermain keduanya. Banyak sekali yang telah berubah dari yang keduanya ingat. Mereka duduk di salah satu ayunan.

"Udah lama banget gak kesini" ujar Chris

"Ya, udah banyak berubah juga"

"Kamu inget gak?. Dulu pas kita main kejar-kejaran sama temen-temen kita, kamu kesungkur terus gigi kamu patah"

"Iya hahaha. Dulu aku tomboy banget ya, temenku cowok semua"

Ketika tawa Rose berhenti, suasana menjadi lebih serius. Tidak, Chris lah yang membuatnya serius. Beberapa hari lagi, ia akan pulang, ia harus segera menanyakan ini pada teman masa kecilnya, ia tak mau membuat ibunya kecewa.

"Rose, do you have boyfriend or husband maybe?"

"Nope. I don't" jawab gadis itu, Chris kaget dengan pengakuan gadis itu

"But I will getting married" lanjut Rose. Raut wajah pria itu kecewa

"Wait... What?. For Real?. With who?" tanya Chris, dia penasaran siapakah laki-laki beruntung yang mendapatkan hati teman masa kecilnya

"Someone great. You can call him Jaehyun"

"Woah. Congratulation for you" ujar Chris

"Thank You. We will married in the end of the year. Hope you can come to my wedding"

"I hope so..."

"You know what's funny huh?. Mom nyuruh aku deketin kamu, berharap kamu bisa jadi ibu sambung anak-anakku. Tapi, aku cuma anggap kamu sahabat, gak lebih dari itu"

"We will always be friend Chris, not more"

"I know. Aku harap, setelah pengakuanku malam ini, persahabatan kita gak berubah Rose. Anggap aja ini gak pernah terjadi. Kamu gak lebih dari sekedar sahabatku"

"Nevermind Chris. Aku tau kamu sayang banget sama mami kamu, pasti kamu bakalan turutin apapun kemauan mami kamu"

Setelahnya, kedua orang dewasa itu menghabiskan waktu untuk bercerita hingga keduanya tak sadar jika malam semakin larut. Chris mengantarkan Rose kembali ke rumah bibinya. Rose berkata, ia akan kembali ke Melbourne lusa. Chris sendiri akan kembali 5 hari lagi. Pria berstatus duda itu pun mengatakan yang sejujurnya pada ibunya. Syukurlah ibunya mengerti dan berjanji tidak akan lagi memaksa dirinya untuk segera menikah lagi.

"Mom tenang aja, kalau aku nemuin satu perempuan yang sekiranya cocok samaku dan cocok sama anak-anak, I would married her. I promise. Tapi, kalau seandainya gak ada satupun perempuan yang bisa cocok sama anak-anak, I will take care of my child alone till them grow up"

"Gimana sama perempuan yang cocok sama kamu?"

"Mom, aku bukan duda tanpa anak, aku juga udah bukan lajang. Prioritas aku mencari pasangan bukan lagi tentang kecocokan aku sama perempuan itu, tapi juga sama anak-anak. Aku gak mau, kalau anak-anak merasa aku berubah, gak sayang mereka lagi dan sebagainya cuma gara-gara aku nikah sama perempuan yang gak cocok sama mereka. Just like you said, they need mother. Gimana mungkin aku nikah sama perempuan yang gak bisa jadi ibu buat mereka"

"Well Chan, you've never change. You always take people priority on top of yours. I proud of you"

"Anakku bukan orang lain mom. Mereka darah daging aku"

"Yeah I know. Tapi gak cuma sama anak-anak kamu aja kamu begini. Sama orang lain juga"

"Anyway mom. I am tired. Aku mau tidur nemenin anak-anak"

"Go a head. Have a nice dream Chan. Good night"

"Yeah, I love you mom" ujar Chris kemudian ia segera naik ke kamarnya

Anak-anaknya sudah tidur dengan pulas. Ia memperbaiki selimut yang dipakai keempat anaknya yang tersingkap, menciumi ujung kepala buah hatinya dengan penuh kasih sayang sebelum akhirnya naik ke tempat tidur. Sempit memang, tapi tak apa, momen seperti ini tidak akan terulang lagi dimasa depan ketika anak-anaknya sudah tumbuh dewasa.

"Hey kids. Don't grow up too fast ya. Papa masih mau menikmati momen kayak gini lebih lama"
























Geby A.M

2/9/21



















Setelah membaca jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote dan komen yaws ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

80.7K 10.1K 45
[END] Kehidupan si kembar yang hampir berbeda 180° karena perbedaan sifat dan perilaku notes: 🖤 bxb 🤍 Main Pair: jeongharu & haruhwan 🖤 Side Pair...
203K 9.9K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
161K 15.7K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
2.3K 685 11
"katanya kalau berenang di danau itu kita bakal hilang, percaya?" SLOW UPDATE Trigger warning⚠ •Dark jokes •Unexplained phenomenon •Religiosity •Para...