" Penyerangan tergesah-gesah justru akan berbalik arah."
~Wacana Rigel~
____________[[[]]]____________
Jangan lupa follow akun
@dianaasafi @dianaasafi
Tinggalin jejak pokoknya! gamau tau🥺
Hujatan dari pembaca sangat Dii butuhkan sangat dibutuhkan gaizzz. Lopyuuu❤️❤️ banyak banyak.
CEKI TO THE DOT...... CEKIDOT!!!🎉🎉
****
"Bagaimana pa?" Tanya seoarang wanita paruh baya ke sang ayah yang rambutnya sudah sedikit mempunyai uban.
Sang ayah pun tersenyum simpul, "Mereka sungguh pintar, dengan sekali dugaan tepat pada titik merah," tuturnya. Sang anak yang mendengarnya langsung tersenyum senang.
"Anak-anakku hebat pa, dia tidak menggunakan emosinya di awal. Tapi, apakah ini semakin baik jika mereka semuanya tau dan bersama?"
"Lebih dari baik, mereka memang harus bersatu."
Sang anak menatap lurus ke depan jendela di ruangan kerja sang ayahnya. "Kapan aku bisa berkumpul bersama mereka lagi? sudah 2 tahun aku berpisah dengan mereka, aku berharap dengan kembalinya kita Indonesia, aku bisa bersatu kembali dengan mereka." sendunya yang membuat sang ayah menatapnya sedih.
"Tenang nak, jangan gegabah. Semua akan berakhir dengan indah. Untuk mencapai tempat yang indah harus melewati jalan yang tidak berliku bukan?" Sang anak mengangguk lalu tersenyum kepada sang ayah.
******
"STOP!"
Semua menoleh ke arah sumber teriakan suara yang ternyata dari seoarang siswa yang berdiri tepat di pintu masuk kantin. Siswa itu adalah Vender. Yaps, Vender dkk memang sudah berdiri disana semenjak Abel mengata-ngatai orang tua Rigel yang berarti orang tua mereka juga tentunya.
Mereka tiba di Kantin, karena lagi lagi Black merasakan firasat buruk akan adiknya. Mereka sekarang menyesal kenapa saat istirahat seperti ini, mereka selalu menghabiskan waktu istirahatnya di rooftop,memang mereka tidak suka dengan suasana di Kantin, bukan malah membuat aktivitas menjadi tenang malah membuat kericuhan seperti saat ini contohnya.
Vender melangkah maju menghampiri meja adik-adiknya dan sahabat mereka yang diikuti oleh teman-temannya.
"Repeat again!" Titahnya mengarah ke Abel. Abel pun bingung dengan perintah Vender.
Abel tersenyum miring ketika tahu apa yang dimaksud Erlang. "Mereka adalah jalang yang sok alim dan nyokap mereka itu mucikari." ulangnya dengan nada santai seperti di pantai.
Plak!!
Semua orang yang menyaksikan dibuat terkejut dengan apa yang di lakukan Vender. Vender menampar pipi Abel dengan sangat keras, bahkan Rigel sendiri terkejut dengan perlakuan abang mereka yang sudah berani main tangan sama wanita.
"Kok kamu nampar aku?" manjanya dengan nada pura-pura seperi orang yang akan menangis.
"Ngelawak lo ngehina orang kayak gitu?" Sungut Black tidak terima jika keluarganya di hina seperti itu.
"Cari fakta dan seluk beluknya dulu kalau mau ngehina orang! siapa tau orang yang lo rendahin derajatnya lebih tinggi daripada lo." Tukas Lintar emosi.
Abel dengan santai memainkan ujung rambutnya, "Apa yang harus dicari lagi? yng gue omongin ini emang fakta kalau mereka itu simpenan om-om, dan apa tadi lo bilang kalau derajat gue rendah?"
"Hello, semua orang tau kalau gue anak orang kaya, yang harus dipertanyakan itu mereka!" tunjuknya pada Rigel. "Mereka semua aja dari Panti Asuhan, berarti udah jelas dong kalau mereka derajatnya lebih rendah. Biasanya nih ya anak Panti Asuhan itu anak yang tidak diharapkan lalu di buang deh, atau jangan-jangan ibu mereka hamil di luar nikah, ups!" Ucapnya dengan nada yang dibut terkejut.
"TUTUP MULUT LO PARASIT!" Teriak Vey tidak terima, ia hendak menampar Abel tapi tangannya di tahan Argadan menenangkan kekasihnya ini.
"Gue dan teman-teman gue emang dari Panti Asuhan dan nggak pernah ngerasain apa itu yang namanya kasih sayang. Tapi, setidaknya kita masih mempunyai akhlak dan etika yang baik." Ucap Rae tenang.
Grey menatap nyalang Abel. "Bukan kayak lo yang hidup dengan orang tua, tapi kayaknya akhlak lo harus di servis dulu, bukan hanya akhlak lo aja tapi otak lo juga!" sungguh perkataan Grey patut di acungi jempol.
"LO!" tunjuknya geram ke arah Grey.
"Paling-paling orang tua lo cuma orang miskin yang nggak punya tempat tinggal, cari makan sisa-sia yang ada di tong samapah. Kalau gue jadi kalian sih mending gue kabur lah ya!" sinis nya.
"BANGSAT!" Marah Vender. "Jangn sampai gue ngelakuin tindak kekerasan yang lebih parah dari tamparan tadi buat lo!" nafasnya naik turun guna mengontrol emosinya yang sudah diambang batas kesabarannya.
"Lo terlalu berani mengambil resiko mencaci orang di hadapan keluarganya sendiri," Abel dibuat bingung dengan penuturan Bilal barusan. Jika yang ia maksud adalah Rigel, berarti keluarga kandung Rigel berada di sekitar LHS.
"Gue nggak peduli biarpun keluarga kandungnya para jalang ini ada di sekolah ini. Paling juga mereka dari kalangan orang miskin yang kalau makan aja harus ngambil dari sampah." Cerocosnya tanpa tahu jika Vender dkk kini menahan emosinya mati-matian, dan jangan lupakan juga dengan Clo dan Erlang dkk. Mereka sebenarnya ingin membantu, tetapi Rae menahannya.
Byur!
Clo yang sudah tidak bisa menahan emosinya sendiri, akhirnya menyiram Abel dengan minuman dari salah satu meja siswa yang ia ambil asal. "Kamu dari dulu sama aja,selalu rendahin orang hanya dari penampilannya," ucap Clo dengan nada menahan amarah.
"Padahal disini yang harus harus di rendahin itu ya diri kamu sendiri Abel, DIRI KAMU SENDIRI!" teriaknya membuat semua warga kantin diam.
"Kamu adalah orang yang ngebuat persahabatan Erlang sama Vender hancur berantakan, kamu juga yang udah ngerusak kebahagiaan aku, kamu alasan dari sikap cueknya Diko terhadap perempuan, dan lagi lagi kamu juga yang udah buat Diko menanamkan rasa benci pada Black yang seharusnya nggak ada. Diko hancur sehancur-hancurnya cuma karena otak busuk kamu!" Jelas Clo menggebu-gebu. Semua yang di Kantin heran atas penuturan Clo barusan. Mereka tidak mengira bahwa most wanted mereka yang terkenal saling mengibarkan bendera perang itu dulunya mempunyai ikatan persahabatan.
Abel merubah raut wajahnya menjadi sedih. "Clo yang kamu ucapin barusan itu semua salah. Disini aku yang menjdi korbannya," wajahnya memelas menghadap Clo.
"DIAM KAMU JALANG!"
"BUKAN GUE YANG JALANG, TAPI TEMAN LO YANG JALANG!" teriak Abel tak kalah emosi.
"Apa dong sebutan yang pantas buat orang yang malam harinya selalu keluar masuk kamar hotel bareng om-om dengan keadaan semangat dan wajah ceria ketika check-in dan tubuh kelelahan ketika Check-out?" kantin yang tadinya hening, kini menjadi ramai karena bisik-bisikan yang ditimbulkan dari siswa-siswi ketika mendengar penjelasan Clo.
Deg!
Abel diam mematung,kedua telapak tangannya mengepal dan mukanya berubah menjadi merah antara menahan marah dan malu ketika rahasianya terbongkar dengan gamblangnya.
"DIAM! SEMUANYA BOHONG, YANG JALANG ITU MEREKA BUKAN GUE," teriaknya emosi sambil menunjuk Rigel dengan jari telunjuknya.
Abel maju menghampiri Rigel. "Ini semua gara-gara kalian, jangan harap kalian akan lolos dari gue!" tekannya. Kemudian......
PLAK....PLAK...PLAK....PLAK...PLAK...
Lima tamparan yang diberikan Abel mendarat ke pipi Rigel secara bergantian. Semuanya shock terutama para abang, kekasih, dan sahabat mereka Clo.
"CUKUP JALANG!" suara teriakan Black memenuhi kantin.
"Dengan beraninya lo sakitin mereka di hadapan gue dan teman-teman gue, LO SALAH!" teriak Orion tepat di muka Abel yang sudah pucat pasi karena ketakutan.
Sudah dipastikan dia yang akan kalah di sini, bahkan Chela dan dayang-dayangnya sudah pergi meninggalkan tanpa membela atau membantu Abel.
"GUE LINTAR ANDROMEDA SKY ADALAH KAKAK KANDUNG DARI LENTERA ANDARA SKY!" teriaknya lantang membuat semua murid terkejut bukan main, terutama Abel yang saat ini gemetar ketakutan.
Abel tidak menyangka jika orang yang ia bully adalah anak dari orang terpandang. Dirinya semakin takut untuk mendengar fakta selanjutnya yang keluar dari mulut Vender dkk. Walaupun hanya Lintar yang mengungkapkan kalau adiknya hanya Lentera, kemungkinan besar Rigel adalah....
"GUE ORION RENZ ZIFFEN, KAKAK KANDUNG DARI ELVEY GEMILANG ZIFFEN,"
"BLACK KEANZO SYAHREZA KAKAK DARI GREYNOLA ALZARA SYAHREZA!"
"SABILAL KARAN LEXANDER KAKAK DARI ILESYA SYAFA LEXANDER."
"AND LAST, GUE ALVENDER ERAZELLO ALESTAR KAKAK KANDUNG DARI RAESYA ARAZELLA ALESTAR!"
Tepat dugaan. Kini nyali Abel semakin menciut, dia malu karena sudah dipermalukan dan ditambah lagi dengan fakta yang sangat mengejutkan bagi dirinya, bukan bagi dirinya saja melainkan semua murid LHS, termasuk Rigel juga terkejut akan pengakuan abang-abangnya ini. Pengakuan mereka terlalu cepat, tapi apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur, mau marah pun tidak ada gunanya, karena mereka yakin para abang mereka cuma ingin melindungi mereka dari keturunan cabe satu ini, Abel.
Hanya enam orang yang tidak terkejut atas pengakuan Vender dkk. Yaitu, Erlang, Kai, Diko, Arga, Hero, dan Clo.
Dengan rasa yang campur aduk dan di selimuti amarah kabut balas dendam, akhirnya Abel memilih untuk meninggalkan kantin sebelum dirinya yang di bully oleh murid-murid LHS.
"Jangan harap kalian bisa lolos dari gue, destructiom will come, jerk!" batinnya tersenyum miring.
*****
"Papa harus melakukan sesuatu secepatnya. Gadis cilik itu sepertinya mulai mengibarkan bendera perang, untuk mereka." Panik sang wanita paruh baya pada sang ayahnya yang sedang duduk dikursi kerjanya sambil melihat rekaman yang ada di laptop dihadapannya saat ini.
"Tenang nak! Papa nggak akan kalah start," yakinnya menenangkan sang anak.
Wanita paruh baya itu hanya mengangguk tanda mengerti, tapi di dalam hatinya yang paling dalam masih terdapat kegelisahan.
******
Gimana nih ceritanya?
Seru nggak?
Tengkyu gaizzz untuk kalian semua yang udah support cerita aku. Dan yang belum vote buruan klik tombol bintang yah, GRATIS TIS TIS KOK GAIZZ.
VOTE KALIAN SANGAT BERPENGARUH BANGET NGET BUAT SEMANGAT DII. JADI JAN LUPA VOTE AND TINGGALIN JEJAK.
Tinggalin jejak kalian ya cantik dan gantengnya Dii❤️❤️💞
Kalian boleh hujat Dii ya gaizz klok masih ada typo yang berceceran dimana-mana, saling mengoreksi ya zeyengg. CMIIW❤️❤️❤️💞
LOPYU BANYAK BANYAK SOBAT VIRTUAL TERCINTA DAN TERMANIS SEJAGAT WATTPAD
Rae|Ilesya|Grey|Elvey|Lentera|Erlang|Kaesar|Diko|Arga|Hero|Vender|Bilal|Black|Orion|Lintar|Rigel|Brastapati|Zeros
Follow My Ig :@dianaasafii
follow akun @dianaasafi @dianaasafi
SEE YOU IN THE NEXT PART GAIZZZ