Brothers
Haikyuu!! © Furudate Haruichi
Warn : OOC, typo, Sho-ai, M-Preg, dan lain sebagainya.
Happy Reading~
Shoyo menatap daddynya yang kini duduk didepannya, raut marah terlihat jelas pada wajah Daddynya itu, membuat jantungnya berdegup kencang.
"Kenapa baru pulang?" tanya Ushijima setelah sekian lama mereka duduk di ruang tengah dengan suasana yang canggung.
"Latihan Dad."
"Latihan sampai semalam ini? Besok bukannya sudah akan bertanding? Harusnya hari ini digunakan untuk bersantai agar besok bisa bermain dengan baik bukan?"
"Dad-"
"Dan lagi kenapa tidak mengangkat telfon Daddy tadi?" potong Ushijima.
Semi yang tengah menjaga triplet sembari melipat baju hanya menggelengkan kepalanya.
"Mulai lagi berlagak marah padahal khawatir.." gumamnya.
"Sho lagi latihan Dad, ponsel Shoyo di dalam loker."
Ushijima menghela nafas, "Tapi Shoyo bisa telfon Daddy setelah latihan bukan? Biar bisa Daddy jemput."
"Maaf, Shoyo pikir Daddy telfon sebanyak itu untuk minta dibelikan CD sinetron ku tertawa season 4. Shoyo sedang malas, jadinya Shoyo tidak telfon Daddy."
"Lalu kepalamu bagaimana? Kata Mama kepalamu terkena bola voli saat berlatih. Apa masih sakit?" ucap Ushijima berpindah duduk kesamping sang anak. Tangannya terulur mengusap bagian belakang kepala Shoyo.
"Sudah lebih baik Dad, tadi di kompres sama Tetsurou sebelum Shoyo pulang."
"Tetsurou?" Shoyo mengangguk, "Ituloh dad, yang dulu berantem sama Shoyo dan Kei karena mengejek Tsumu."
Ushijima langsung teringat pada anak yang memanggil Shoyo dengan namanya.
"Oh! Anak yang memanggilmu dengan nama depan Daddy ya."
"Iya Dad. Anak Lev sibang toyib!" ucap Shoyo tertawa.
"Astaga Shoyo.. Kenapa sih jadi dipanggil begitu?" ucap Ushijima ikut tertawa.
"Soalnya Papanya itu jarang pulang Dad, karena kerja diluar kota. Jadi Daddy jangan kerja terus, nanti ejekannya berbalik ke Shoyo karena Daddy jarang pulang dan suka keluar kota." sahut Shoyo.
"Astaga iya deh tidak akan lagi, biar kalian tidak diledek anak Wakatoshi si bang toyib.." ucap Ushijima membuat Shoyo tergelak.
"Oh iya Dad.."
"Iya sayang?"
"Shoyo mau tanya.. Tapi Shoyo malu.."
"Hei, katakan saja. Daddy akan menjawabnya.."
"Baiklah, kalau begitu.. Em.. First kiss daddy itu.. Siapa? Apa mommy yang ada disurga?"
Ushijima sedikit terkejut dengan pertanyaan anak sulungnya, bukan karena melibatkan istrinya terdahulu. Tapi soal first kiss, kenapa anaknya ini tiba-tiba bertanya soal ini?
"Daddy?" panggil Shoyo, tatapannya seolah meminta jawaban.
Ushijima menggaruk belakang kepalanya, "Em.. I-iya. Kenapa memangnya, Shoyo?"
"Em.. Sebenarnya.. Tadi saat mau pulang.." Shoyo memainkan jarinya.
"Iya? Apa yang terjadi?"
'Jangan bilang ada yang mencuri ciuman pertama Shoyo. Kalau iya, siapa pelakunya, Kei, Tobio, atau Atsumu?' batin Ushijima.
"S-sebelum pulang tadi, T-tetsurou mencium bibir Shoyo Dad! T-terus dia usap rambut Shoyo.."
'Oh! Awas kau Tetsurou!' batin Ushijima tak terima.
***
Shoyo tengah berbaring diatas sofa depan televisi sekedar menemani triplet sebelum waktu tidur mereka, tangannya bergerak membelai lembut rambut Kenma yang kini mulai tertidur diatas dadanya.
Matanya sedikit melirik kearah Korai yang asik menirukan gerakan dari kartun yang ia tonton. Sedangkan Tadashi asik menguncir rambut jingganya.
"Cudah!" ucap Tadashi, senang.
Shoyo tersenyum, "Wah benarkah?"
Tadashi mengangguk, "Nii-tan mau lihat?"
"Tentu!"
"Cebental ya.." Tadashi mengambil cermin kecil dari dalam tas gagaknya, kemudian memberikannya pada sang kakak.
"Ini.."
Shoyo menatap pantulan wajahnya dicermin, sedikit terkekeh pelan ketika melihat hasil kunciran acak dari adiknya pada rambut depannya.
"Waah! Kunciran Tadashi bagus! Nii-chan suka banget!" puji Shoyo membuat Tadashi semakin senang.
"Kalau begitu, nanti caat Nii-tan mau tanding atau latian, Tadachi akan ikat lambut nii-tan cepelti ini! Bial poni nii-tan tidak mengganggu caat belmain voli." ucap Tadashi membuat Shoyo gemas.
"Iih adik nii-chan manis banget." ucap Shoyo mencubit gemas pipi Tadashi.
"Iih.. Nii-tan, Tadachi ndak mau pipi Tadachi dicubit-cubit!"
"Terus maunya apa?"
"Peluk cama cium!"
Shoyo tertawa, "Cium aja ya, sini sini pipi embemnya.." ucap Shoyo menyuruh Tadashi agar lebih dekat.
Tadashi menurut saja, ia mendekat dan Shoyo memberikan ciuman dipipi tembemnya.
Membuatnya sedikit memerah malu.
"Nii-tan, peluk juga.." pinta Tadashi.
"Tidak bisa sayang, ada Kenma-nii diatas dada nii-chan.. Nanti ya?"
Tadashi cemberut, matanya langsung menatap Kenma. Dalam pikirannya kini ia membayangkan sedang menarik rambut panjang Kenma karena kesal.
"Jangan cemberut gitu dong. Oh, sudah mau jam sembilan. Yuk siap-siap tidur." ucap Shoyo mengusap rambut Tadashi.
"Tadachi bobo cama nii-tan ya?"
Shoyo tersenyum, "Iya, tapi sikat gigi sama cuci kaki dulu ya."
Tadashi tersenyum cerah, tanpa diminta dua kali ia langsung berlari menuju kamar mandi. Membuat Shoyo tertawa kecil.
"Korai, sudah nontonnya ya. Sekarang tidur dulu, besok kan sekolah." ucap Shoyo mengubah posisinya menjadi duduk, kenma yang tadinya diatas dadanya ia gendong hati-hati agar tidak membangunkan adik emasnya itu.
"Ha'i! Oh! Nii-tan, Kolai lupa cecuatu."
"Hn? Korai lupa apa sayang?" ucap Shoyo meniru nada bicara mamanya.
"Cebental ya nii-tan!"
Korai berlari menuju kamarnya dan saudara kembarnya. Mengambil sesuatu dan langsung berlari kembali ketempat Shoyo berada.
"Nii-tan! Ini untuk nii-tan! Cemangat buat becok ya!" ucap Korai memberikan jimat keberuntungan buatannya.
(sc : Pinterest)
"Wah, ini buatan Korai?"
Korai mengangguk, "Buatan Kolai cama mama!"
Shoyo tersenyum, matanya kemudian terarah pada jari sang adik yang terlihat terpasang pleseter luka bergambar kartun lucu.
Ah adiknya pasti berusaha keras membuat ini.
Berjongkok pelan, Shoyo mensejajarkan tingginya dengan sang adik.
"Terima kasih ya. Korai sudah berusaha keras membuatnya.. Korai memang yang terbaik." ucapnya memegang dan mencium jari adiknya yang terpasang plester luka.
"Hehe.. Oh iya nii-tan! Ada juga untuk Kei dan yang lainnya.. Eh kecuali Bio-nii."
"Loh kenapa bio-nii tidak Korai buatkan?"
"Abicnya bio-nii ngecelin! Pukul-pukul Kolai! Yang boleh pukul Kolai kan cuma nii-tan!"
Shoyo tertawa mendengar ini, padahal setelah kena pukul dari Tobio, Korai langsung melawan balik Tobio dengan memukul dan menginjak kaki Tobio. Bahkan sampai melempari Tobio dengan bola voli.
"Kasian dong bio-nii nanti, tidak dapat keberuntungan besar dari buatan Korai..."
"Bialin, nakal cih."
"Hahaha.. Oh iya, bagaimana kalau sekarang Korai sikat gigi sama cuci kaki dulu. Sudah waktunya tidur." ucap Shoyo mengusap pucuk kepala Korai.
"Umh! Tapi nanti Kolai bobo cama Cho-nii ya!"
"Iya.." pasrah Shoyo.
Jadilah malam itu ia tidur berempat, dengan posisi Tadashi tidur berbantalkan lengan kanan Shoyo, dan Korai dilengan kirinya. Sedangkan Kenma berada diatas dada Shoyo. Untung saja tempat tidurnya luas. Jadi bisa menampung adik-adiknya ini.
*TBC
Eak~ lama ya?
Maaf hehe harusnya kemarin, tapi kerjaan banyak banget.
Maaf kalau ada typo ya..
And.. Semoga kalian suka. Oh iya rencana hika mau nyari yg open commis buat art gitu, tapi nyarinya dimana ya? Ada yang tau? Kalau ada yang tau drop dong ganteng/cantik 😉
Hehe..
See you~
Rabu, 08 September 2k21
Pukul 21.42 Wita