ACTION

By Penaicha

1.7K 211 38

No description, Happy reading 😉 #Repost cerita ACTION dari akun @Ichacaneta (yang sudah tidak digunakan oleh... More

Haii, Aku Kembali ..
#1
#2
#3
#5
#6
#7
#8

#4

108 25 4
By Penaicha

"Mbak Ocha, kita sarapan bubur yang di depan pelatnas yuk !" Ajak Grego saat Ocha baru saja keluar dari kamar mandi menyelesaikan rutinitas mandi paginya.

"Ayo, ehhm tapi sebentar aku telpon bunda dulu ya Gre." Kata Ocha pada Grego yang masih fokus dengan ponselnya.

"Okey kalau gitu mbak, ini aku lagi chat kak Greys sama yang lain dulu siapa tau mau ikut juga." Sahut Grego dengan masih menatap kearah ponsel dan mengetikkan sesuatu disana.

Mendengar itu, Ocha segera mengambil ponselnya yang berada di atas nakas di samping tempat tidurnya dan mulai menyambungkan ke nomer milik bundanya. Sudah seminggu berlalu Ocha bekerja di pelatnas Cipayung, dan menghubungi bundanya adalah kegiatan wajib yang dilakukan Ocha sebelum memulai aktivitasnya.

Setelah selesai mengobrol dengan bundanya, Ocha segera menyusul Grego yang tadi sudah pamit padanya untuk keluar kamar terlebih dahulu dan akan menunggu di ruang tamu asrama putri.

"Yuk jalan, tuh mbak Ocha udah datang." Ucapan Apri membuat semua yang berada disana mengalihkan pandangannya pada Ocha. Ya, selama seminggu ini juga Ocha mulai beradaptasi dengan para atlet, saat ini para atlet yang usianya lebih muda dari Ocha mereka akan memanggilnya dengan sebutan Mbak, begitupun Ocha akan memanggil mereka kakak, abang, koko, cici, ataupun mbak untuk yang usianya jauh lebih tua dari Ocha.

"Kuylah kak Greys, Incess." Sahut Grego yang mengajak serta Greysia dan Rizki.

"Ini kita berlima aja ? yang lain pada kemana ?" Tanya Ocha pada mereka semua yang sudah siap berjalan kearah luar.

"Ini hari jum'at kan cha, jadi hari ini kita bebas pilih mau latihan pagi atau sore. Nah kita-kita yang disini pada ambil latihan sore, sedangkan yang gak ada mereka ambil latihan pagi." Kata Greysia menjelaskan pada Ocha.

"Oh gitu, hhmm memangnya kalian kalau latihan hari apa aja dan berapa kali sehari ?" Tanya Ocha pada mereka sambil berjalan beriringan menuju tukang bubur yang berada di luar gerbang pelatnas.

"Latihan setiap hari dari senin sampai sabtu, minggunya kita libur. Senin sama Sabtu dua kali latihan pagi & sore, Selasa sama Kamis tiga kali latihan Pagi - Siang - Malam, Rabu sama Jum'at satu kali boleh pagi atau sore." Kali ini Apri yang menjelaskan jadwal mereka pada Ocha.

"Wahh padat banget kaliann" Ocha jelas terkejut dengan jadwal latihan mereka yang ternyata sangat padat, dan sangat wajar mereka selalu terlihat prima dan on fire ketika sudah memasuki court.

Namun, terkadang sangat di sayangkan saat mereka sedang terjatuh dan berada di posisi yang sedang tidak prima banyak sekali orang-orang yang membully mereka tanpa tau bagaimana perjuangan mereka. Heh ! Tidak ada satupun orang yang mengharapkan kekalahan dalam sebuah pertandingan, semua juga pasti inginnya menang, tapi yang namanya pertandingan akan selalu ada yang menang dan ada yang kalah. Saat mereka kalah ada baiknya di support dan di beri semangat, bukan memberi kritik yang menjatuhkan mereka seakan kalian adalah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, kalau tidak bisa berkata baik lebih baik diam bukan.

###

"Sorry Cha saya ganggu nih, saya mau tanya untuk dokumen laporan kesehatan psikis atlet yang saya minta sudah siap ?" Ucap ci Susi yang saat ini sedang berbicara dengan Ocha melalui sambungan telepon.

"Iya semua dokumennya sudah lengkap ci, saya antar sekarang ke ruang kerja ci Susi ya." Jawab Ocha pada ci Susi yang langsung di setujui.

"Oke Ocha, terimakasih ya, saya tunggu di ruangan."

Setelah pulang dari acara makan bubur bersama pagi tadi, Ocha tiba-tiba mendapat telpon dari pihak PBSI untuk melakukan rekap dokumen kesehatan atlet yang akan dikirim untuk turnamen Japan Open yang akan diselenggarakan pada tanggal 11 September, ya walaupun dengan sedikit kesulitan dalam merekap dikarenakan ini adalah pertama kalinya untuk Ocha, di tambah rekapan ini adalah hasil analisa dari psikolog yang sebelumnya bertugas jadi Ocha harus lebih teliti dan mendetail, namun alhamdulillah semua dapat diselesaikan Ocha dalam waktu yang cukup singkat.

Ocha keluar dari ruang kerjanya dengan membawa map yang sudah berisikan dokumen yang akan diserahkan pada ci Susi. Suasana pelatnas siang ini telihat senggang karena sebagian atlet sedang menjalankan latihan di lapangan dan hanya terlihat beberapa orang yang berlalu lalang. Ocha berjalan menuju ruang ahli gizi karena Ocha akan meminjam kendaraan roda dua milik dr.Ella yang merupakan dokter gizi di pelatnas. Tentu saja Ocha harus menggunakan kendaraan, karena jarak ruang kerjanya dengan ruang kerja ci Susi lumayan jauh, ruang kerja Ocha yang berada didalam komplek pelatnas, sedangkan ruang kerja ci Susi yang hampir mendekati gerbang utama pelatnas. 

Tapi baru saja Ocha akan menyebrang, suara klakson mobil menghentikan langkah kaki Ocha dan membuat dirinya berhenti. Sebuah mobil berwarna putih mendekat kearahnya, tepat berhenti disamping Ocha dan menurunkan kaca mobilnya sampai Ocha dapat melihat sang pemilik dengan jelas.

"Dokter Ocha mau kemana ?" Tanya sang pemilik mobil yang merupakan salah satu atlet dari sektor ganda putra."

"Ehh iya mas Rian, ini saya mau ke ruangan dokter Ella. Saya mau pinjam kendaraan untuk keruangan ci Susi." Jawab Ocha yang berusaha menghilangkan keterkejutannya dengan senyum yang terbentuk dibibirnya, yang tanpa di sadari mebuat lawan bicaranya ikut tersenyum tipis.

"Oh yasudah, kalau gitu bareng aja, saya juga mau ke depan nih mau ke mini market." Sahut Rian yang membuat Ocha kembali terdiam mencoba mencerna ajakan dari seorang Rian untuk pertama kalinya.

"Ehh ndak usah mas, gak apa-apa nanti malah merepotkan." Ucap Ocha yang mencoba menolak halus ajakan Rian.

"Ayo gak apa-apa udah, masuk aja sekalian saya kedepan juga, tidak ada yang direpotin." Jawab Rian yang masih terus mencoba mengajak Ocha untuk pergi bersamanya

"Hhhm yasudah kalau gitu, terimakasih ya mas." Jawab Ocha yang akhirnya menyetuji ajakan Rian karena tentu saja Ocha merasa tidak enak.

Rian Ardianto, dia adalah salah satu atlet dari sektor ganda putra. Sudah seminggu ini Ocha berusaha memahami beberapa karakter dari para atlet dengan pengamatannya, dan Rian adalah sosok yang paling membuat Ocha terkejut karena perbedaan sifat dan karakternya dari awal Ocha mengenalnya. Rian yang di kenal dengan sosoknya yang pendiam dan kaku itu akan terus melekat dengan dirinya dan orang yang baru atau sekedar mengenalnya hanya akan melihat itu sebagai karakternya. Tetapi, Rian yang dilihatnya seminggu ini adalah sosok yang ramah, hangat, humble, dan mungkin bisa dibilang sedikit jahil jika itu menyangkut teman-teman atletnya yang lain. Dan tentu Ocha menyebutkan karakter tersebut hanya dari pengamatannya saja, dan ini adalah pertama kalinya Ocha mendapati Rian untuk mengajaknya bicara panjang bahkan menawarkan tumpangan.

"Itu map apa ? " Tanya Rian yang menunjukkan ke arah map yang dibawa oleh Ocha.

"Ini map laporan kesehatan psikis atlet mas, file yang diminta sama ci Susi yang katanya untuk turnamen Japan Open."

"Ohh iya soalnya besok Sabtu kita semua udah berangkat."

"Mas Rian sendiri gimana, udah siap untuk pertandingannya ?" Tanya Ocha yang berusaha untuk ikut mencairkan suasana dengan bertanya balik pada Rian.

"Gak ada target yang gimana-gimana sih, intinya cuma mau main sebaik mungkin aja disana. Harapan buat masuk final itu pasti selalu ada di setiap pertandingan, tapi kadang kita gak bisa prediksi kondisi dan rezeki kita besok gimana kan, jadi bismillah aja dan usaha semaksimal mungkin." Ucap Rian yang fokus sambil menyetir dan melihat kearah depan, tetapi sesekali dia juga melirik kearah Ocha untuk melihat respon gadis itu.

"Aamiin insyaallah nanti dimudahkan dan dilancarkan ya mas pertandingannya." Jawab Ocha dengan spontan sambil tersenyum, karena di dalam benaknya dia juga membayangkan ini adalah pertama kalinya dia dapat berkontribusi langsung untuk turnamen dengan skala internasional, walaupun hanya sebagai tim medis.

Ocha yang sibuk dengan pikirannya tidak menyadari bahwa senyum manisnya membuat seseorang disampingnya mengalihkan pandangan untuk menatapnya lebih lama dan ikut tersenyum tipis, seakan senyum Ocha adalah virus yang menular.

"Ehh mas Rian, maaf itu kantor ci Susi kelewatan" Kata Ocha yang tersadar dan menoleh kearah Rian yang juga ikut tersadar dan mengalihkan pandangannya ke depan kembali serta memberhentikan mobilnya.

"Maaf ya dokter ca, saya pikir masih di depan." Jawab Rian sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Iya gak apa-apa, sekali lagi makasih banyak ya mas tumpangannya." Seru Ocha pada Rain dan bersiap untuk keluar.

"Ehhm nanti pulangnya tunggu saya aja lagi, biar sekalian bareng, saya cuma sebentar kok." Ucapan Rian yang kembali menawarkan Ocha untuk menunpang kembali.

"Eh gak perlu mas, hhm itu maksud saya tuh disana ada motornya Apri, jadi nanti pulangnya biar bareng Apri aja biar langsung sekalian ke asrama putri." Jelas Ocha yang sebenarnya hanya mencari alasan untuk tidak pulang dengan Rian lagi.

Bukannya Ocha tidak suka, dia hanya merasa kurang nyaman jika hanya berdua dengan laki-laki yang baru saja dikenalnya. Ocha akan berterima kasih pada Apri yang sudah memarkirkan motornya di depan kantor ci Susi, ingatkan dia nanti.

#Repost part 4#

Jangan lupa vote dan komen untuk tinggalin jejak yaa 🤭

Love yaa 💛

Continue Reading

You'll Also Like

879K 77.2K 135
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
403K 26.8K 24
katanya musuh tapi kok posesif? -- ya, ini yang sedang dialami oleh 𝗥𝗶𝗰𝗸𝘆 𝗱𝗶𝗽𝘁𝗮 𝗮𝗱𝗵𝗶𝘁𝗮𝗺𝗮 yang harus berurusan dengan musuh sejatin...
8.1M 466K 55
⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ⚠️Rawan Typo! ⚠️Mengandung adegan romans✅ ⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅ Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari d...
115K 17.5K 59
"Saya gak tau kamu jadi pergi dari hidup saya"ucap c "Saya ayah dari anak kamu jadi ayo kita bersama²"ucap z