My Stupid Boss 2

By MelodyRoseMelati

15K 2.1K 1.4K

Lanjutan dari cerita My Stupid Boss. More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Promosi
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Promosi
33
34
35
36
37
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Promosi
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
Promosi
95
96
97
Promosi
98
99
100
101
102
103
104
105

38

132 21 14
By MelodyRoseMelati





Mata Keina mengerjap berulang kali tatkala rungunya mendengar suara nada dering yang berasal dari ponsel suaminya. Merasa sangat penasaran siapa gerangan yang mengirimi pesan untuk suaminya di pagi hari begini. Tangannya segera terulue untuk mengambil ponsel milik sang suami yang berada di atas nakas tepat samping ranjangnya. Keina jelas merasa sangat penasaran, pasalnya sejak semalam Jimin sibuk dengan ponselnya. Jika biasanya Pria itu akan sibuk bermain game di ponselnya. Tapi semalam Keina tidak mendapati sang suami tengah bermain game. Melainkan sedang bertukar pesan dengan seseorang, ia sempat melirik sekilas, hanya sekilas jadi tidak terlalu jelas.

1 massage from Sekretaris Hwang.

Selamat pagi, Sajangnim.

Seketika Keina dibuat emosi tatkala mendapati sebuah pesan yang ada di ponsel suaminya. Bagaimana bisa seorang Sekretaris mengirim sebuah pesan ucapan selamat pagi untuk atasannya. Apalagi sudah jelas jika sang atasan telah beristri. Hal seperti ini jelas tidak sopan. Dulu Keina juga pernah menjadi seorang Sekretaris, tapi tidak pernah sekalipun ia mengirim pesan untuk sang atasan jika itu bukan berisi pesan yang penting.

Keina buru-buru menghapus pesan yang baru saja Hwang Jinae kirim untuk suaminya. Ia merasa sang suami kini telah melewati batasnya. Ia yakin Jimin dan Sekretarisnya pasti menjalin hubungan. Ia tidak bisa tinggal diam jika sudah begini, Keina harus menyelidikinya secara langsung. Jika sampai benar ia tidak akan segan untuk memberikan perhitungan pada keduanya.

Darah Keina semakin mendidih tatkala dirinya membaca pesan semalam yang belum Jimin hapus. Bahkan Sekretaris dari suaminya itu memberikan ucapan yang begitu manis saat Jimin berpamitan untuk tidur. Memang jawaban suaminya pada pesan tersebut sangat singkat, sudah jelas sekali disini jika sang Sekretaris lah yang memang berniat menggoda suaminya.

"Kurang ajar." ucap Keina sembari menaruh kembali ponsel sang suami di atas nakas. Ia tidak akan membiarkan hal seperti ini terus berlanjut.

Ceklekk....

Suara pintu kamar mandi terbuka, menampilkan sosok Jimin yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk untuk menutupi bagian bawahnya.

"Sayang kau sudah bangun." ucap Jimin sembari tersenyum begitu lembut.

Tak ada jawaban yang keluar dari belah bibir Keina. Ia sedang menahan gejolak emosi yang telah membumbung tinggi saat ini.

Jimin melangkahkan kakinya untuk mendekat ke arah ranjang. Tangannya terulur untuk mengambil ponsel miliknya yang berada di atas nakas.

"Tadi sepertinya ponselku berbunyi pertanda jika ada pesan yang masuk. Tapi kenapa tidak ada pesan sama sekali?"

Keina masih terdiam, ia segera menarik selimut untuk menutupi sebagian tubuhnya. Tak peduli dengan Jimin saat ini hatinya sudah terlampau sakit.

Jimin menaruh kembali ponselnya di atas nakas. Tangannya terulur untuk menyentuh kening sang istri, "Apa kau sudah agak mendingan? Semalam keningmu sangat hangat." ucap Jimin sembari menjauhkan tangannya dari kening sang istri, "Kau sudah mendingan sekarang. Istirahatlah yang cukup, sayang. Aku tidak ingin kau sakit."

"Kenapa kalau aku sakit?" tanya Keina sinis.

"Tentu saja aku sangat cemas jika kau sakit." jawab Jimin.

"Nanti siang aku tidak bisa mengirim makanan untuk makan siang. Jadi kau bisa memesan makanan." ucap Keina.

Jimin tersenyum begitu lembut, "Itu tidak masalah untukku. Yang terpenting kau menjaga kesehatan dan banyak istirahat."

Keina hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia begitu mencintai Jimin. Dirinya tidak akan membiarkan seorangpun meruntuhkan keutuhan rumah tangganya.


























🐨🐨🐨🐨



Suasana diruang tamu terasa begitu hening. Chan Yun meremat ujung dressnya dengan sangat kuat. Perasaannya campur aduk saat ini. Ia merasa sangat takut, gugup dan hatinya merasa begitu cemas. Bertemu dengan Ibu dari Kim Namjoon membuat nyalinya seketika menciut. Perempuan paruh baya tersebut nampak sekali datar. Raut wajahnya pun terkesan begitu angkuh.

"Eomma." ucap Namjoon pada akhirnya setelah dirinya terdiam cukup lama guna mengumpulkan nyali untuk membicarakan perihal dirinya yang akan menikahi kekasihnya.

Nyonya Kim terdiam dengan pandangan yang begitu tajam. Membuat rasa takut pada diri Chan Yun semakin bertambah. Ia jelas tahu jika Ibu dari kekasihnya ini sangat membencinya, hanya karena dirinya miskin. Tentu saja alasan seperti itu sangat menyakiti hatinya. Hanya karena dirinya miskin, ia tidak pantas bersanding dengan Kim Namjoon. Di dunia ini memangnya siapa yang mau terlahir dalam keadaan miskin.

"Aku tidak setuju." ucap Nyonya Kim. Seakan tahu apa yang saat ini ada dipikiran sang Putera.

Namjoon menggenggam erat tangan sang kekasih yang saat ini tengah duduk di sampingnya, "Aku sangat mencintainya. Sedari kecil aku selalu mandiri, tidak pernah meminta apapun pada Eomma. Tapi untuk sekarang aku hanya minta Eomma memberikan restu untuk kita berdua." ucap Namjoon sembari menatap serius kearah sang Ibu. Seakan tak gentar sedikitpun meskipun sedari tadi sang Ibu memberikan sebuah tatapan yang begitu tajam.

"Dia hanya seorang gadis miskin. Kau tampan, mapan, dan berasal dari keluarga yang terpandang. Kau bisa mendapatkan gadis manapun yang kau mau. Asal jangan dia."

Hati Chan Yun bagai diremat kuat di dalam sana. Ia tahu jika pasti akan berakhir seperti ini. Hinaan, cacian serta makian pasti akan ia dapatkan jika menemui Ibu dari kekasihnya. Tapi ia harus bisa kuat, karena ini demi cintanya pada sang kekasih. Namjoon sudah berusaha, Pria itu juga telah mencoba untuk memperjuangkan cinta keduanya.

"Tapi aku mencintai Chan Yun. Bahkan disaat Eomma ingin memisahkan kita berdua aku bisa bertemu lagi dengannya. Bahkan jantungku bisa berdegup kencang saat bertemu dengan Chan Yun kembali. Padahal semenjak kecelakaan seluruh ingatanku hilang. Untuk mengingat diriku sendiri saja aku tidak mampu."

Nyonya Kim terdiam dengan kedua tangan yang terkepal dengan sangat kuat. Ia benci kenyataan jika sang Putera dapat kembali dengan gadis yang tidak ia sukai. Ia ingin sekali Putera semata wayangnya mendapatkan seorang pendamping yang setara, dan itu jelas bukan Chan Yun.

"Apa kau yakin akan dapat bahagia nantinya?" tanya Nyonya Kim.

"Tentu saja. Aku akan bersama dengan Chan Yun dalam susah, sedih maupun senang. Jadi tolong kali ini saja."

"Apa yang bisa kau berikan untukku setelah menikah nanti, Kim Chan Yun." tanya Nyonya Kim pada Chan Yun.

"Cucu yang banyak. Chan Yun akan memberikan banyak cucu untuk Eomma." ucap Namjoon dengan begitu semangat.

Chan Yun terdiam dengan jantung yang berdegup semakin kencang. Bagaimana bisa Kim Namjoon mengatakan hal seperti itu dalam keadaan serius seperti ini.

Nyonya Kim beranjak dari sofa, ia menatap kearah Chan Yun yang saat ini sedang menunduk, gadis itu bahkan tidak berani hanya untuk sekedar menatap Ibu dari kekasihnya.

Nyonya Kim nampak berpikir, "Cucu yang banyak, ya?"

"Eomma menginginkan seorang cucu kan untuk meramaikan rumah ini."

Nyonya Kim mengangguk, "Kalau begitu cepatlah menikah. Dan berikan aku cucu yang banyak."

"Jadi Eomma setuju?"

"Aku melarang pun kau akan tetap memaksa. Dasar Anak kurang ajar." ucap Nyonya Kim sembari memberikan sebuah pukulan pada bahu sang Putera.

Sebagai seorang Ibu tidak ada yang lebih penting dari kebahagiaan Anaknya. Jadi kali ini Nyonya Kim mengesampingkan egonya demi kebahagiaan sang Putera.

"Gomawa, Eomma." ucap Namjoon.

Chan Yun merasa sangat bahagia kali ini. Akhirnya ia dapat bersatu dengan Pria yang sangat ia cintai. Keduanya telah banyak melewati berbagai cobaan. Tapi hal tersebut tidak membuat cinta keduanya siran. Chan Yun semakin mencintai Nanjoon, begitu pula keduanya. Kekuatan cinta keduanya sangatlah besar.

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 311K 69
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
192K 30.4K 26
Ini adalah definisi sakit, tapi tak berdarah yang sesungguhnya. Starting; May 31, 2018 ✔ Story by @putrisl_
11.6K 2.5K 19
ft. enhypen's sunghoon ❝ About me, you, and love letters. ❞ ━ completed » plagiarism and hate comments are not allowed! ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ║▌│█║▌│ █║▌...
11.4K 1.5K 20
[] END [] Part masih lengkap Apa jadinya kalau badboy yang ditakuti satu sekolah ini sangat takut dengan namanya hantu? Oh, jangan sampai satu sekola...