Happy reading . Enjoy it my lovely .
Perhatian content mengandung kekerasan dan unsur dewasa . Mohon bijak dalam membaca. 🔞
Setelah menidurkan bayi besarnya yang jutek dan moody. Jungkook mendengar sayup sayup derap langkah dari lantai satu . Tidak ada yang lain kecuali mereka berdua . Dengan sangat perlahan Jungkook bangun dan memastikan Jimin tertidur pulas .
Dengkuran halus menandakan Jimin sedang tidur tak akan terganggu , wajar karena hari ini dia pasti sangat kelelahan . Tangan besar jungkook menyingkap selimut , menapakkan kaki telanjangnya di lantai. Dengan sangat perlahan dia meraih pisau di atas nakas . Mereka berdua memiliki naluri pembunuh yang harus awas pada sekitar . Tidak perlu heran mengapa ada barang seperti itu disana.
Dengan langkah ringan Jungkook berjalan mundur di tengah kegelapan . Dan Benar saja , seseorang memakai topi dan pakaian serba hitam masuk dari pintu utama . Langkah kakinya seringan kapas tak menimbulkan suara . Jungkook yang diam di kegelapan melangkah dengan pasti dan mengulurkan pisau tepat di leher pria tersebut setelah mendekap tangan pria itu dari belakang .
"Melangkah dengan pelan keluar". Bisik Jungkook pada orang tersebut untuk mengikuti keinginannya.
Sesampainya di luar tepat di depan pintu jungkook menutup rapat kamar Jimin , pria itu hendak melawannya namun Jungkook lebih dulu menjatuhkannya . Mereka bertarung bahkan tanpa suara . Saat pria tersebut tidak berkutik Jungkook berkata pelan .
"Siapa yang menyuruhmu ?".
Tidak menjawab dengan cepat ujung pisau yang sedikit melukai leher itu membuat pria yang kini lemah di bawah tergagap.
"Sesssehun".
"Kenapa?".
"Dia hanya memintaku melaporkan semua kegiatanmu dan pria tadi . Termasuk apa yang kalian lakukan di dalam dan. Aku diminta untuk membunuhmu".
"Dengan apa kau melaporkan?". Jungkook dengan sabar berusaha menahan amarahnya. Matanya menggelap seketika , namun telinga dan otaknya mencoba mengingat alamat email beserta password yang sudah di ucapkan pria tersebut .
Janjinya jungkook akan membebaskan pria tersebut namun naas , Jungkook tidak membiarkannya hidup. Setelah membekap mulut pria tersebut Jungkook mengiris lehernya tanpa ampun , meski darah terciprat di wajah tampannya , Jungkook tidak terlihat risih . Dia menyeret mayat pria tersebut menuruni tangga dengan sangat hati hati .
🍂
Seperti terbiasa dengan bau anyir . Jimin berusaha mengendus ketika keluar dari kamarnya. Netra abunya mengitari ruangan , dengan hidungnya mengerut .
langkahnya gontai, dia turun ke bawah melihat Jungkook yang sedang memotong beberapa buah ke dalam kotak makan , pria itu juga sudah membuat sarapan .
Jimin mendekat masih dengan hidung yang berusaha menciumi dari mana bau tersebut berasal.
"Jungkook . Aku rasa .Ini bau darah".
Jungkook berbalik mengangkat dua kelinci yang sudah mati dengan leher masih mengeluarkan darah. Jimin terbelalak melihat apa yang di lakukan Jungkook . Sementara pria tinggi itu tersenyum kecil .
"Aku tidak tau kalau Seokjin Hyung punya peliharaan kelinci di taman belakang . Katanya daging kelinci bisa meningkatkan stamina".
Pria bertubuh lebih kecil berjalan mendekat setelah melihat sekilas makanan yang tersaji dalam kotak , sandwich, potongan buah , salad sayur , nasi onigiri, potongan kimbab yang cantik . Jimin menatap tajam Jungkook kemudian mendekatkan wajah beberapa jengkal mendekati kelinci yang hendak di bersihkan manusia kelinci lainnya.
Itu memang bau darah tapi Jimin tau bau darah itu berbeda . Namun entahlah Jimin sedang tidak ingin membahas itu. Dia berjalan mendekati meja makan lagi meraih satu piring yang sudah tergeletak pancake dengan potongan buah pisang . Tanpa bertanya jimin duduk memotong pancake tersebut sebelum makan dengan lahap .
Jadi rencana hari ini adalah mendaki gunung mungkin tidak akan sampai puncak karena tujuan Jungkook adalah Padang bunga di bukit. Karena setelah itu mereka akan menikmati sunset lalu makan malam. Jadinya Jungkook memasak sedikit banyak bekal untuk mereka bisa makan banyak siang ini. Karena tahu perjalanan mereka akan sangat melelahkan.
Mengenai daging kelinci itu memang peliharaan Seokjin, Jungkook sudah meminta ijin karena pastinya saat ini dia membutuhkan alibi .
"Jungkook. Apa kau pernah bermimpi?". Pria yang di tanya sedang berlumuran darah , dia melihat Jimin sekilas sebelum melanjutkan aksi mari memotong makhluk tak berdosa itu .
"Kau bermimpi buruk ?". Tanya Jungkook, pria yang lupa mengikat rambut panjangnya itu sedikit kerepotan menyingkirkan poninya . Beberapa kali dia menyingkirkan helaian rambut dengan lengan kekarnya.
Pria bernetra abu dan indah melihat Jungkook disana , matanya menatap sembari sesekali makan pancake .
"Entahlah . Kadang aku takut jika itu mimpi indah , aku malah menyesalinya jika terbangun . Kurasa tadi malam itu mimpi buruk".
Sibuk memotong lagi , Jungkook tak melihat ekspresi Jimin. Dia bertanya lagi, "boleh kau ceritakan?".
"Itu , aku bermimpi malam dimana ibuku di tembak , dan Sehun memperkosaku".
Jungkook menghentikan kegiatannya , kali ini benar benar berhenti. Dia mencuci tangan dengan cepat kemudian berjalan mendekati Jimin . Sampai tepat di sebelah si cantik Jungkook menarik kursi lalu duduk di samping jimin . Tangan besarnya meraih tangan kecil itu , menghentikan kegiatan Jimin yang masih makan dengan lahap .
"Itu bukan mimpi , tapi bayangan masa lalu. terkadang sesuatu yang ingin kau lupakan akan tanpa sengaja datang lagi . Jangan hawatir . Semua akan terhapus saat kau Bahagia".
Jimin mengembangkan senyumnya , dia melepas genggaman tangan itu mengeluarkan ikat rambut yang ada di pergelangan tangan si tampan. Tangan kecilnya menyatukan helaian poni Jungkook, posisi Jimin saat ini berdiri dan Jungkook yang duduk hanya terdiam menikmati belaian tangan pria cantik itu . Setelah mengikat rambut Jungkook, Jimin duduk sembari memangku dagu pada kedua tangannya.
"Kau sangat tampan Jungkook". Oh tatapan Jimin yang mematikan itu lagi . Jungkook benar benar tidak bisa seperti ini terus ,hatinya bukan terbuat dari batu . Dia bangkit berdiri sembari memikirkan kenapa belakangan ini Jimin jadi suka menggodanya ? Itu tidak aman untuk jantungnya.
"Aku akan menyiapkan dengan cepat bekal kita . Mandilah dulu ratuku".
Jimin bukan orang yang bodoh . Melihat Jungkook yang salah tingkah seperti itu membuatnya tersenyum geli .
"Pakai baju yang nyaman untuk kita hiking". Ucap Jungkook lagi . "Dan pakai sepatu ketsnya".
Jimin tersenyum mengangguk meski Jungkook tidak melihatnya .
Dengan langkah malas Jimin menaiki tangga , sampai Jimin tak terlihat lagi Jungkook mengangkat handphone menempelkan pada telinga tidak memperdulikan itu sudah berlumuran darah .
"Dia sudah pergi". Jungkook berkata pelan sembari matanya menatap awas lantai dua .
"Aku sudah memastikan email tersebut , dan memang banyak foto kalian terkirim di sana . Jungkook ku pikir kalian harus segera pulang dan bergabung dengan black shadow . Keempat pria itu juga pasti dalam masalah besar sekarang".
"Akan ku pikirkan Nanti, aku yakin mereka akan baik baik saja selama kau membantu . Jangan biarkan mereka terluka".
"Siap !".
Jungkook mendengus kesal, dia memutus panggilan Sembari menggelengkan kepalanya . Apa apaan eunwoo itu , selalu saja menggunakan istilah istilah tentara . Dan dia tidak begitu suka . Sahabatnya itu perlu bersosialisasi dari pada berkutat dengan laptop nya .
🍂
Penjelasan dari Jungkook melalui panggilan telepon itu membuat Seokjin memandangi langit yang pagi yang terlihat cerah . Seokjin melihat pemandangan itu bagai sesuatu yang tidak bisa dilihatnya lagi esok hari. Pria bertubuh tinggi itu hanya berdiri tanpa mengedipkan mata .
Pelukan hangat dari belakang tak membuatnya terkejut , wangi parfum khas itu dia tau milik siapa.
"Tidak dingin sayang?".
"Tidak", jawab Seokjin sesingkat mungkin .
"Kenapa disini?". Jelas itu Namjoon yang sedang memeluknya saat ini.
Seokjin yang pagi itu mengenakan pakaian serba putih terlihat seperti malaikat .
"Memikirkan si kembar".
Namjoon mengehela nafas panjang . "Ikuti saja rencanaku Jinny , kau dan Taehyung harus pergi menemui yoongi , biarkan Jimin dan jungkook . Aku bisa lebih leluasa bergerak tanpa mengkhawatirkan dirimu disini".
Seokjin membalik tubuhnya , tetap tenang dalam pelukan kekasihnya . Mata Mereka saling menatap satu sama lain .
"Kau pikir aku akan tenang disana selama kau sedang dalam bahaya di sini? Tidak Namjoon. Aku tidak akan bisa. Kalau kau harus menyerang dan membunuh maka aku harus ikut".
Namjoon mengecupi dahi ,pipi dan seluruh wajah Seokjin , "tidak ada yang bisa membujuk Taehyung untuk pergi . Kau bilang ingin mereka aman bukan ?".
Dan kekasihnya terdiam , Namjoon membelai lembut pipi berisi Seokjin , memperhatikan bagaimana helaian rambut kekasihnya tertiup angin , dan dalam pelukannya Seokjin terlihat sangat cantik .
"Aku tidak memiliki siapapun di dunia ini kecuali dirimu Jinny, kumohon kali ini saja turuti permintaanku . Aku tidak pernah meminta Sesuatu padamu. Aku tidak akan sanggup jika kau terluka".
Mata yang tidak pernah berbohong itu yang berbicara , Seokjin selalu jatuh dalam pesona ketulusan yang Namjoon tawarkan . Berulang kali seokjin di perlakukan seperti seorang ratu , tidak pernah sekali pun Namjoon membuatnya bersedih , kali ini saja Namjoon meminta sesuatu padanya , baru kali ini dan pertama kalinya Namjoon meminta sesuatu kenapa harus pergi jauh ?.
Seokjin tidak sanggup melihat wajah Namjoon , dia hanya mengeratkan pelukan lalu bersandar di dada bidang kekasihnya.
"Setelah aku berhasil, pulanglah dan mari bercinta sebanyak mungkin". Dan Seokjin kesal sekarang. Namjoon selalu punya cara membuat sesuatu menjadi tidak begitu menakutkan.
"I love you joonie".
"With all my heart, I love you so much, Jinny".
🍂
Kemarahan yang semenjak tadi di tahannya membuat wajah oh Sehun terlihat menakutkan. Semua pengawal dalam ruangan itu tidak ada yang berani mengangkat wajah mereka.
"Jadi mereka semua sudah tau bahwa aku memerintahkan untuk mengintai mereka? Hahahahahah !!! Jadi mereka sudah tau bahwa aku juga tau bagaimana mereka menghianati ku ?".
" tadi pagi kami sudah tidak melihat mereka diseluruh rumah . Mereka juga membawa seluruh senjata". Jelas salah satu pria berpakaian serba hitam .
"Tidak ada satupun anggota mereka tinggal , Sepertinya mereka akan melakukan pemberontakan". Kata satu pria yang lainnya.
Oh Sehun terlihat mengeram marah . Dia sudah kehilangan jejak sejak tadi pagi. Itu tandanya black shadow memang sedang merencanakan sesuatu tanpa di ketahui olehnya.
Pria itu tampak tak Ter urus , matanya tak bercahaya dan terlihat Sangat menyeramkan . Siapa dia kalau bukan Suho? , Sehun sudah tidak ada lagi dan alter egonya benar benar menguasai tubuh itu .
"Kalau mereka berani menentang hanya karena Jimin , bagaimana kalau kita bermain dulu dengan si Dewi Aphrodite kita ? Ayo kita pergi ke Jeju , dengan begitu mereka yang akan mendatangi kita".
Seringai yang selalu di munculkan akhir akhir ini , membuat semua bergidik ngeri . Meski beberapa kali melihat itu tetap saja , Sehun itu terlihat seperti iblis yang seolah siap menelan siapapun.
"Persiapkan pesawat malam ini, tidak .Aku akan naik dengan pesawat biasa . Kalian juga begitu. Gunakan penyamaran apapun . Kurasa kita tidak bermain dengan manusia saja tapi komputer juga , minimkan pemakaian handphone kalian , atau gunakan Sandi yang tidak banyak orang lain tau" .
Apakah Sehun tau ? Tidak , Sehun adalah laki laki dengan sejuta awas . Baginya waspada itu harus ada , dia dan instingnya yang kuat . Benar benar mengerikan jika Suho yang menjelma dalam tubuh Sehun . Apapun yang dilakukannya dengan insting selalu tepat .
"Mereka yang menabuh genderang perangnya . Aku yang akan mengesekusi mereka tanpa ampun".
Wine lagi , selalu minuman itu yang menemani pria yang sedang stress itu . Sehun menyesap sampai habis .
"Carikan aku jalang Sekarang juga". Sehun melangkah memasuki ruangannya , menutup pintu dengan keras sementara para pengawal di depan sana tampak menarik nafas lega mereka . Bagaimanapun tadi terlihat mereka seperti sedang berada dalam eksekusi gantung diri .
🍂
Seperti turis yang siap mendaki gunung jungkook terlihat tampan dengan kaos biru dan jaket besarnya, Dia menggendong tas berisi makanan yang dia siapkan sejak pagi buta tadi .
Terlihat paling bersemangat dari Jimin , pria bergigi kelinci itu melangkah lebih dulu meninggalkan Jimin di belakangnya .
"Heyy cantik ayo cepat !". Teriakan Jungkook beberapa langkah di depannya membuat Jimin kesal. Ada apa dengan manusia jelmaan Kelinci itu? batin jimin.
Melihat Jungkook yang tak hentinya tersenyum membuat Jimin sesekali menggelengkan kepalanya . Langkah kecil diambil Jimin santai , tak perlu buru buru dan dia tidak ingin lelah , dia sudah belajar dari pengalaman kemarin. Matanya mengitar melihat hamparan Padang bunga berwana kuning , untuk pertama kalinya Jimin tertegun .
Mata bernetra abu seperti melihat harta Karun . Sungguh indah tempat itu dengan ber juta bunga yang sepenuhnya kuning. Jika tadi di hanya melihat hijau kali ini pencampuran kuning ,hijau dan biru bagai warna alam yang luar biasa .
Sosok Jungkook di sana berhenti dan tersenyum manis pada Jimin. Apa yang di lakukan Jimin selanjutnya? Malah Jimin yang berlarian membelah Padang bunga ,berlarian dengan berteriak serta tak lupa merenggang kan kedua tangannya. Seperti anak kecil yang sangat bahagia Jimin berlari kencang , membiarkan terpaan angin menyapa wajahnya.
"Huwaaaaaaa!!!!! Ini sangat indah Jungkook!!! Wahhhhh lihat ini sangat indah ".
Jungkook sudah berhenti menikmati alam dia beralih menikmati pemandangan yang lebih indah . Wajah Jimin di terpa cahaya dipadu Padang bunga itu terlihat sangat cantik .
Karena tidak terlalu banyak turis yang datang Jungkook jadi lebih leluasa melihat berbagai ekspresi Jimin . Pria kecilnya bahkan suka berlari kesana-kemari berputar putar tanpa merasa pusing . Lihat sekarang siapa yang bersemangat .
"Cantik. Ayo lanjutkan perjalanan , kita harus naik bukit ".
"Nooo Jungkook aku mau disini saja".
"Ayo. Disana lebih indah ".
Jimin memberengut kesal. Dia bahkan memajukan bibirnya . Ekspresi seperti itu membuat hati Jungkook gatal bagaimana pun dia ingin mencium si cantik itu lagi dan lagi.
Tanpa menunggu, karena Jimin yang masih berdiri memajukan bibirnya Jungkook menjalankan niatnya tadi . Mari mencium bibir itu , karena itu terlihat sangat menggiurkan . Di tengah padang bunga dan tidak menghiraukan orang berlalu lalang jungkook menarik tengkuk Jimin , menyesap rasa dari bibir ranum yang sudah lama jadi candu baginya . Sementara yang lebih kecil matanya membola.
Dua kali kecapan Jungkook melepas ciumannya . Dia Tersenyum pada Jimin yang tiba tiba blank. Bagaimana pun selama mereka dekat mereka berciuman selalu dengan slow motion . Ini ? Jungkook menyerangnya tiba tiba.
Tangan besar masih bertengger di tengkuk Jimin , dan Jungkook memandangi wajah memerah itu. Sementara bibir manyunnya sudah tak terlihat lagi .
"Tunggu dulu ku pikir tadi rasanya manis , ah coba lagi ". Kata Jungkook mendekatkan dengan cepat bibir tipisnya pada bibir mengkilat Jimin .
Menyesap bibir Jimin lagi dengan cepat Jungkook kembali menegakkan tubuhnya . "Ahhh kenapa rasanya jadi gurih ? Aku harus coba lagi".
Si cantik malah terlihat seperti orang bodoh yang masih memproses apa yang sedang di lakukan Jungkook . Hingga pria itu kembali mencium labiumnya .
"Yak!!!! Kau cari mati ya !!!" . Jungkook yang akan mencium lagi untuk ke empat kalinya tertawa menurunkan kedua tangannya dari tengkuk Jimin .
"Habisnya ku pikir kau minta dicium tadi . Apa apaan memajukan bibir begitu? Bukan salahku kan ?". Jungkook melangkah mundur melihat Jimin wajahnya sudah merah padam entah karena malu atau memang Jimin sedang kesal sekarang . Jimin menatap tajam jungkook kemudian mengejar Jungkook yang sudah berlari menjauh darinya.
"Lihat saja kau !!!".
"Kalau bibirmu kau majukan seperti itu terlihat seperti ampela ayam ! Dan Itu sangat lezat !". Jungkook berteriak , dan kata katanya itu membuat Jimin semakin kesal .
Mereka berdua berlarian membelah Padang bunga menghiraukan beberapa turis asing yang juga ikut mendaki dengan santai . sesekali tingkah Jimin dan jungkook yang berlarian membuat mereka tertawa karena itu terlihat sangat lucu .Tidak tau saja kalau mereka yang di anggap lucu dan menggemaskan itu seorang pembunuh berdarah dingin .
🍂
Tidak tau harus menggambarkan kekaguman dengan apa. Jimin tidak bisa menutup mulutnya . Mereka berada di bukit dengan hamparan bunga berwarna keunguan di hadapannya. Itu terlihat sangat indah , Jimin terpesona untuk kesekian kalinya dan itu karena Jungkook.
Jungkook menghela nafas panjang lalu melepas tas punggungnya . Dia mengeluarkan kain berukuran sedang , menghamparkan kain tersebut di atas rerumputan. Lalu mengeluarkan satu persatu bekalnya . Ini sudah pukul satu siang dan dia merasa lapar sekarang.
"Jimin. Ayo kita makan dulu . Kau tidak lapar cantik?".
Jimin yang sejak tadi berdiri membalik tubuhnya , mendekati Jungkook yang mengeluarkan satu botol besar berisi air .
"Kemarikan tanganmu ".
Jimin menurut mengulurkan kedua tangannya di atas rumput . Lalu Jungkook mencuci tangan nya dengan air yang di bawa tadi . Setelah mengeringkan dengan tisu Jungkook memberinya sumpit .
"Try it , this is delicious". Jungkook berujar menunjuk kimbab dengan sumpit . Jimin hanya mengangguk dan mencoba .
"Humh". Jimin mengangguk setuju.
Pria cantik itu kembali makan dengan sangat lahap , dia juga kelaparan sepertinya. Jungkook menikmati makanannya sembari sesekali melihat pipi Jimin yang menggembung . Jungkook tidak pernah lupa itu , Jimin terlihat sangat lucu saat sedang makan . Bagian favorite lainya , adalah melihat Jimin dengan pipi menggembung saat makan .
Pria tampan itu kadang membayangkan jika Jimin gemuk dan pipinya semakin berisi mungkin saja itu akan terlihat semakin menggemaskan. Tapi bagi Jungkook bagaimanapun perwujudan Jimin , pria cantik itu tetaplah Dewi Aphrodite . Jungkook terkadang heran mengapa ada seseorang yang terlihat begitu cantik , bahkan wanita mungkin akan kalah jika Jimin sedikit saja memanjangkan rambutnya , tidak akan di pungkiri siapa yang paling cantik di antara mereka .
"Setelah ini kita akan ke sangumburi dan melihat sunset ".
Jimin tak menjawab , hanya sibuk makan dan mengambil Salad. Jungkook sesekali di sela makannya melihat bagaimana ekspresi Jimin yang tersenyum , sepertinya dia sangat suka makanan yang di buat oleh dirinya .
Jemari Jungkook terangkat membersihkan sisa saus mayo dari sudut bibir Jimin , tidak seperti dulu yang biasanya jantung Jimin akan berlomba sentuhan tangan jungkook di bibirnya malah terkesan biasa. Jimin tersenyum simpul dan kembali melahap salad.
"Sedang memikirkan sesuatu ?". Jungkook bertanya karena sejak tadi Jimin tampak tersenyum.
"Aku memikirkan bagaimana kita akan memulai keliling dunia? Apa mulai dari daratan Eropa ?".
Kali ini Jungkook makan lagi sesuap kimbab setelah mencoba salad sayur yang di buatnya tadi. Di sela makan dia tersenyum menganggukkan kepalanya . Kadang dia berkhayal memulai perjalanan dari Kanada . Beberapa kali dia sering bermimpi pergi bersama Jimin sampai ke kutub Utara .
"Jadi setiap tempat yang kita datangi kita harus bercinta disana ".
Mendengar itu Jungkook menghentikan kunyahan di mulutnya . Hampir saja dia tersedak . Sejak kapan Jimin dan mulut pedasnya berteman lagi ? .
"Tidak semua tempat . Tapi jika kau mau kita akan tahan sampai di penginapan ".
Jungkook tersenyum menyembulkan gigi kelincinya Jimin jengah .
"Ada beberapa tempat keramat dan aku ingin mengajakmu kesana untuk berdoa , memangnya kau mau bercinta di sana seperti itu ?".
Kali ini telak membuat Jimin malu , dia kan tidak tau mau diajak kemana saja oleh Jungkook nantinya. Jadilah Jimin diam saja , moodnya tiba tiba tidak enak .
Seperti ada tombol peringatan di otak Jungkook , pria itu tau si cantik moodnya sedang tidak baik. Dengan sangat sabar Jungkook membelai lembut kepala Jimin.
"Beberapa tempat yang exotic sangat
Cocok untuk kita bercinta . Bagaimana kalau di mulai di danau tempatku tinggal? ". Jungkook malah menggoda lagi . Dan Berhasil , Jimin tertawa kecil sembari makan dengan lahap lagi. Entahlah menghadapi Jimin harus dengan hati yang sabar .
🍂
Selesai melakukan kegiatan mari melihat alam indah Jungkook dan Jimin diam disana sampai satu jam lamanya . Tepat pukul dua mereka memutuskan untuk turun untuk ke destinasi selanjutnya . Jungkook berjanji nanti saat mereka sudah mulai perjalanan keliling dunia dia akan membeli kamera dan mengabadikan setiap moment mereka berdua .
Saat mereka melewati Padang bunga lagi beberapa turis tampak memandangi mereka .
"oh my God look at them, look at his son are so cute ".
Jimin kesal mendengar celoteh pria asing disana. Hanya karena badannya lebih kecil dari Jungkook dia di bilang anak dari manusia bergigi kelinci tersebut ? . Jungkook menggenggam tangannya saat Jimin melangkah lebih cepat , jadinya pria cantik itu berjalan dengan pelan menyamakan langkah besar Jungkook .
"Mereka hanya bercanda jangan terlalu serius cantik. Lagi pula Kata kata mereka menguntungkan mu , kau pikir saja , bagi mereka kau terlihat seperti anak kecil padahal umurmu sudah sangat dewasa . Itu tandanya kau tidak pernah tua . Bagaimana dengan ku . Aku bahkan di bilang ayahmu .harusnya aku yang marah apa aku setua itu ?".
Ucapan Jungkook disela langkah mereka membuat Jimin tertawa , ah Jimin tidak berpikir sampai disana . Kalau sampai dia tadi marah maka otomatis saja hari ini mereka tidak akan pulang , mematahkan tulang turis , mungkin sedikit menginap di kantor kepolisian Jeju dan sedikit mengeluarkan uang sebagai ganti rugi.
Jimin merasa tenang dan damai saat jungkook disampingnya , dia bisa mengontrol kemarahan secepat itu .
" Ah ya ada yang ingin ku tanyakan Jungkook".
Jungkook menoleh sembari terus berjalan sementara langkah tanpa henti di rajut menuju mobil mereka yang terparkir.
"Apa kau belajar khusus ? Maksudku bela dirimu . Aku sempat ingin menanyakan ini tapi aku selalu lupa".
"Aku dulu Anggota pasukan khusus". Jawab Jungkook jujur , sebenarnya jika Jimin bertanya dulu pun dia akan menjawab namun karena tidak ada yang di tanyakan jadi Jungkook merasa itu juga tidak penting.
Jimin mengentikan langkahnya melihat Jungkook sebentar .
"Army". Kata Jungkook lagi . "Tapi itu dulu dan aku sekarang adalah seorang pembunuh".
Tangan Jungkook menarik pelan tangan Jimin agar kembali melangkah . Mereka mengejar waktu untuk kembali berjalan nanti untuk melihat sunset .
Jimin tidak menanyakan lagi , dia sudah tau jawabannya. Sebagai petarung Jimin tau teknik jungkook itu luar biasa . Mama saja tidak mengajarkan dia teknik seperti yang biasa Jungkook lakukan . Jimin terlihat bahagia , setidaknya ini sedikit menyenangkan . Tidak pernah terpikirkan sebelumnya dia akan menjadi kekasih dari mantan tentara .
🍂
"Aku yakin mereka pasti mencari kita sekarang".
Taehyung terkekeh geli mengingat pelarian mereka tadi malam , black shadow adalah organisasi gelap dimana mereka akan menghilang tanpa jejak . Dan lihat ? Tidak ada yang tahu mereka pergi dari mansion sejak semalam .
Hari ini mereka berempat makan bukan dilayani para maid dan tidak juga di mansion mewah. Ini sebuah rumah sederhana pinggiran kota . Rumah masa lalu seorang Jung Hoseok . Serta rumah aman untuk bersembunyi dari Sehun dan komplotannya.
Seokjin makan masih dengan apron di tubuhnya sementara Namjoon membantunya merapikan makanan .
"Hyung kau yakin pemuda bernama eunwoo itu baik? Maksudnya dia tidak akan berhianat pada kita ?". Kali ini Hoseok yang angkat bicara.
Yang di tanya hanya tersenyum sembari menyuap nasi. Taehyung melihat mata kakaknya yang berbinar memancarkan ketakutan.
"Hyung , kau tidak mau mengatakan pada Jimin siapa dirimu ? ". Pertanyaan Taehyung membuat Seokjin menoleh .
Sementara Hoseok tampak masih tidak terbiasa dengan panggilan Taehyung pada seokjin. Itu terdengar sedikit aneh di telinganya . Walaupun Hoseok tau jalan ceritanya . Tapi bagi anggota black shadow tidak boleh ada yang tertutupi lagi . Itu peraturan baru seorang ketua bernama Kim Namjoon. Karena tidak terima adik iparnya dan kekasihnya menyimpan rahasia.
Tapi masalah pengungkapan rahasia itu seokjin belum siap. Nanti jika hatinya siap , Namjoon akan membantunya menceritakan itu.
"Tunggu saja sampai dia berubah menjadi lebih baik lagi . Aku yakin dia tidak akan mempermasalahkan itu ". Kata kata yang Taehyung ucapkan membuat Seokjin tersenyum manis . Hal itu dilihat Namjoon , pria berlesung pipi itu berjalan mendekat dan mencium kepala kekasihnya.
Terlihat jelas bagaimana sosok Namjoon itu sangat menyayangi kakaknya . Taehyung tersenyum melihat lovey dovey kedua pria di hadapannya. Sesekali dia akan makan dan sesekali dia melihat lagi .
"Taehyung ah. Melihat mereka aku ingin memiliki seorang kekasih". Kata Hoseok mencoba Menyindir dua pria dewasa yang tidak sadar bahwa keluarga mereka ada yang jomblo .
"Ayo kita cari orang Amerika, selain cantik mereka memiliki tubuh yang seksi ". Balas Taehyung santai .
Candaan itu membuat mereka tertawa lagi , menambah kehangatan satu sama lain .
🍂
Jimin berjalan dengan langkah terseret seret . Bagaimanapun Jimin jika kelelahan moodnya sedang tidak baik . tadinya dia ingin memaki seseorang yang saat ini hanya menyeret tangannya supaya berjalan sedikit lebih cepat . Tiba Tiba saja keinginannya terkubur sebentar . Melihat ilalang dominan berwarna putih Jimin tertegun . Entah berapa kali lagi Jungkook akan memperlihatkan pemandangan alam padanya .
Angin yang bertiup kekanan dan kekiri seperti sedang menari menyambut kedatangan mereka berdua . Jimin tersenyum hangat , sembari melihat genggaman tangan Jungkook yang tidak juga lepas di tangannya .
Masih ada waktu untuk mereka sampai puncak tepat waktu . Jadi Jungkook sekarang memelankan langkahnya . Mata bambinya mengitari ilalang . Mereka tidak membelah jalan tapi ada track sendiri di tengah ilalang tersebut .
Dalam perjalanan ke puncak bukit , Jimin tersenyum sembari memikirkan bagaimana nanti dia akan berkeliling dunia dengan satu satunya orang yang kini ada di hadapannya . Jimin bahagia , saat dia tersenyum melihat wajah Jungkook tanpa sengaja mata Jungkook memandanginya. Curi pandang yang gagal karena langsung ketauan . Dan itu sedikit membuat Jimin salah tingkah.
Karena malu Jimin mengalihkan pandangannya di sekitar ilalang sembari mereka masih jalan dengan santai , sementara tangan mereka masih saling bertautan.
Jungkook sengaja menggoda Jimin , "apa di wajahku terdapat sesuatu ?".
"No". Jawab Jimin singkat sembari mengayunkan genggaman tangan mereka berdua .
"Lalu kenapa mengalihkan pandanganmu kesana ?".
"Entahlah , kau terlihat tampan saja, dan aku tidak bisa melihat itu . tidak aman untuk jantungku ". Kata Jimin lagi . Setelah mengatakan itu jimin tidak melihat bagaimana wajah Jungkook tersipu malu .
Lama mereka berdiam sembari sesekali menyingkir karena beberapa orang yang terburu buru melewati mereka berdua . Karena memang jalan yang mereka lalui hanya muat untuk dua orang .
hampir kedua tubuh mereka bertabrakan , Jimin merasa gugup entah karena apa . Dia tidak tau jantungnya suka sekali berdetak tidak karuan saat wajah Jungkook kadang terlalu dekat dengannya.
Sempat berpandangan sebentar Jungkook tersenyum sama dengan Jimin yang juga tersenyum padanya. Mereka berdua seperti anak remaja yang jatuh cinta satu sama lain .
Sampai jungkook yang harus duluan mengalah memutus pandangan mereka . Waktu semakin berjalan dan mereka akan pulang ketika langit masih tersisa sedikit cahaya .
🍂
Duduk di atas sebuah batu berukuran besar dengan Jungkook di belakang Jimin , memeluk tubuh kecil itu .
Jimin bersandar di Dada bidang jeon Jungkook , menikmati matahari sore yang sedikit lagi tenggelam .
Si cantik menoleh sebentar pada Jungkook , dia ingat dulu saat menyambut matahari jungkook akan berdoa kali ini Jungkook Hanya memandangi langit dan sinar orange itu .
Senyum dan rahang tegas yang terlihat sangat tampan . Jimin mengagumi itu , setelah puas melihat rahang seorang jeon Jungkook dia menyamankan sandarannya lagi . Jungkook siap menahan tubuhnya agar tidak jatuh , dan dirinya tak merasa terganggu .
Mata Jimin melihat sebentar beberapa gadis muda melihat Jungkook begitu kagum . Jimin mendengus kesal .
"Jungkook ah".
"Humh? ". Jungkook menjawab enggan.
"Kiss me".
Mata sehitam arang itu membulat . Jungkook menoleh sebentar. Tidak mengerti mengapa Jimin tiba tiba meminta dicium .
"Atau peluk aku lebih erat . Oh tidak itu tidak menunjukkan apa apa ".
Celoteh Jimin membuat jungkook tersenyum . "Ada apa cantik ?".
"Aku hanya tidak suka mereka melihatmu seperti itu. Aku benci ".
Pada akhirnya Jungkook menarik rahang Jimin yang membuat si cantik sedikit mendongak dan miring . Tanpa menunggu lagi Jungkook mencium labium si cantik . Sedangkan posisi Jimin saat ini sudah duduk miring dengan punggungnya di tahan lengan besar Jungkook .
Riuh suara penonton bersamaan dengan matahari yang benar benar hampir tenggelam. Selain itu pemandangan Jungkook dan Jimin berciuman bukan hal tabu di mata beberapa orang karena kebanyakan yang datang adalah turis luar yang memiliki toleransi tinggi pada hubungan sesama jenis .
Para gadis tadi malah mangap , beberapa dari mereka terlihat sesak nafas sembari mengipasi wajahnya sendiri. Jimin tersenyum Menyeringai setelah menyelesaikan sesi ciumannya . Pandangan matanya melihat lagi para gadis tadi sembari berujar dengan tatapan matanya yang indah.
"He is mine".
Jungkook sadar Jimin melakukan itu karena cemburu . Lihat? Sekarang malah Jimin mencoba menunjukkan siapa pemilik hatinya . Jungkook yang gemas memeluki tubuh mungil itu lagi sembari mencium singkat pipi gembil si cantik .
🍂
Sudah terlewati kencan ketiga mereka berdua . Malam ini Jimin memilih berendam dalam sebuah bathup berisikan wewangian aroma terapi . Dia butuh itu untuk saat ini , matanya melalang jauh mengingat kenangan yang baru saja di rekam dalam otaknya. Indah , semua yang jungkook tawarkan adalah keindahan .
Senyum indah terukir di wajah jimin , kamar mandi dalam kamar utama itu memang sedikit sempit namun Jimin menikmatinya , mungkin nanti dia akan minta untuk tinggal disini saja . Villa pribadi mamanya itu sangat nyaman.
Lama berdiam diri sampai hampir memejamkan mata , Jimin terkejut karena lampu kamar mandi yang tiba tiba mati . Dia memang suka gelap tapi tidak terlalu suka tempat yang benar benar gelap . Dia memutuskan untuk bangkit meraih bathdrobe kemudian melangkah keluar dari bathub. Kaki kecilnya di bawa sesuai insting , Jimin ingat betul berapa langkah menuju jalan keluar dan berapa anak tangga yang harus di lewatinya nanti .
Saat sampai di ujung tangga dia berusaha memanggil satu satunya orang yang tinggal dengannya saat ini.
"Jungkook.Kau dimana ?".
Lampu tiba tiba menyala dan Jimin bernafas lega , dia melihat Jungkook dari luar membawa senter .
"Kabelnya ada yang harus ku putuskan karena kongslet". Jungkook tersenyum manis melihat Jimin yang terlihat menggoda dengan bathdrobe satin merah yang di kenakan olehnya .
Yang di tatapi sangat intens merasa tidak nyaman , mata Jimin mengikuti arah pandang Jungkook , melihat sebagian dada putihnya yang ter ekspos , lalu jimin merapatkan kerah bathdrobe tersebut diiringi tatapan yang jelas mengatakan 'jangan lihat '.
Tak melunturkan senyumannya Jungkook hanya melangkah , namun Jimin lebih dulu membalikkan tubuhnya ketika Jungkook satu langkah lagi sampai.
Naas Jimin terpleset oleh percikan air yang jatuh membasahi tubuhnya tadi . Beruntung Jungkook segera menahan tubuh itu. Namun karena Jimin terpental ke belakang dengan keras , Jungkook juga jatuh . Lengan tangan jungkook terbentur lantai sementara' tangan besarnya yang berada di belakang punggung Jimin naik menahan kepala belakang Jimin supaya tidak terbentur lantai tepat sebelum tubuh Jimin benar benar jatuh .
Si cantik masih memproses apa yang terjadi , matanya bahkan tak berkedip saat Jungkook sudah di atasnya .
Dengan cepat Jungkook bangun membantu Jimin , atmosfer dan posisi tadi berbahaya , dan sudah pasti jungkook tidak kuat .
Setelah merapikan bathrobe yang sedikit tersingkap tadinya mengekspos paha mulus dan dadanya yang hampir terlihat seluruhnya jimin tidak tau harus bagaimana , wajahnya seketika memerah .
"Thanks ". Dengan wajah memerah itu Jimin melangkah cepat . Jimin membalik tubuhnya sebentar melihat Jungkook yang masih terdiam disana. "Mau minum bersamaku Jungkook ? Mama sempat berpesan ada wine di kamar . Ayo minum di balkon sambil menikmati malam".
"With pleasure". Seutas senyuman mengiringi langkah Jimin yang menaiki tangga.
Jungkook yang tidak lagi melihat Jimin di sana melihat sebentar lengannya yang mulai memar karena terbentur tadi , dia sedikit meringis merasakan sakit . Jungkook mencoba meluruskan tangannya. dia tadi tidak ingin memperlihatkan kesakitannya pada Jimin karena pastinya Jimin mungkin akan merasa bersalah . Entahlah Jungkook takut jika saja Jimin tau mungkin saja Jimin juga khawatir.
🍂
Menunggu satu satunya pria yang sudah berjanji akan datang malam ini untuk menikmati wine bersama Jimin di temani perhiasan malam itu tak hentinya tersenyum melihat bintang , wajahnya di terpa sinar bulan yang dengan bangga menampakkan keindahan nya . Entah kemana perginya awan malam itu , mereka membiarkan semua keindahan ini dapat di nikmatinya.
Sebuah selimut melingkar di pundaknya . Jimin yang malam itu memakai piyama bermotif kotak berwarna pink membuatnya terlihat menggemaskan.
"Kau bisa kedinginan , angin malam dari laut tidak baik".
Jungkook tersenyum membawakan gelas wine menaruh di atas meja di depan sofa tempat mereka duduk .
"Kau sendiri tidak memakai jaket ". Sindir Jimin.
"Kulitku tebal dan aku tidak merasa dingin sekalipun di musim dingin ".
Jimin hanya mengembangkan senyumnya. "Kemarikan tanganmu ".
Satu permintaan Jimin yang membuat jungkook terheran namun dia menurut , Jungkook memberi tangan kirinya yang tidak terluka namun Jimin menarik tangan kanannya . Pria cantik itu mengeluarkan kotak obat dari balik punggung, setelah menyingkap lengan panjang Jungkook .
Tanpa banyak bicara Jimin membalurkan salep dengan sangat hati hati . sementara mata Bambi itu menaut wajahnya , melihat setiap ekspresi Jimin .
"Jangan terluka karenaku ". Jimin berkata pelan kemudian menaruh salep dan menaruh kotak obat tadi di sampingnya. Tak ada jawaban dari Jungkook yang masih melihatnya dan Jimin kembali berbicara. "aku tidak suka merasa bersalah . Aku tidak suka melihat orang yang ku sayang terluka ".
Kalimat yang jelas keluar dari bibir itu membuat Jungkook tertegun . Jungkook hanya mengangguk pelan kemudian mengalihkan pandangannya untuk meraih gelas wine , setelah membuka botol Jungkook menuang di masing masing gelas .
Jimin memejamkan mata sebentar Menikmati wangi wine. Dia minum dengan begitu anggun , hal itu dilihat dari ekor mata Jungkook yang kagum akan pembawaan jimin.
"Kelak . Jangan pernah lakukan itu . Sungguh, Aku tidak suka Jungkook ". Jungkook tidak tau bahwa Jimin akan membahas itu lagi untuk kesekian kalinya . Itu sedikit menyebalkan sebenarnya namun Jungkook tau Jimin sangat khawatir padanya .
"Kau". Belum sempat Jimin kembali Berbicara Jungkook membungkam bibirnya dengan bibir tipis pria itu .
Itu hanya kecupan singkat dimana Jungkook tersenyum setelah membuat jimin berulang kali shock hari ini .
"Aku tidak tau kau memiliki sikap memperdulikan orang seperti diriku ". Satu kalimat jungkook membuat Jimin menoleh sebentar. "Jadi apa aku juga termasuk orang berharga ?".
"Kau lebih dari itu ". Ucap Jimin pelan . Sekali lagi mereka saling berpandangan , Jimin menaruh wine nya kemudian memandangi wajah tampan itu .
"Terimakasih sudah mengenalkanku pada kebahagiaan Jungkook .Aku beruntung , Aku tidak pandai mengatakan sesuatu . Tapi kuharap kau mengerti . Terimakasih untuk semuanya. Jika boleh. Apakah kau mengijinkan ku untuk terus disampingmu Jungkook?".
Tak menunggu kata selanjutnya Jungkook mencium labium itu , tangan besarnya memegang rahang Jimin, membelai lembut kulit sehalus sutra itu . Ciuman penuh cinta tanpa menuntut . Menyalurkan perasaan yang terpendam . Jimin membalas ciuman itu , dengan lumatan begitu lembut dan sangat pelan .
Dahi Jungkook tertempel pada dahi jimin setelah pagutan mereka berakhir , jemari tangannya masih membelai pipi gembil nan halus milik si cantik.
"I love you Jimin".
"I love you too Jungkook . I am so fucking in love with you. Its, hiksss hiksss". Jungkook menjauhkan wajahnya dan melihat Jimin menangis . Kedua Tangannya yang masih bertengger di kedua sisi rahang Jimin basah karena air mata .
"Don't cry Jimin . Please".
"I don't know, aku tidak merasa sedih Jungkook . Sungguh . Aku tidak tau kenapa air mata ini mengalir terus. Hiksss. Ini rasanya, Apa aku terlalu bahagia sampai mengeluarkan cairan ini ?. Sungguh aku sangat bahagia". Jungkook hendak menangis juga , dia tidak pernah merasa cinta begitu dalam seperti ini .
Tidak di pungkiri Jimin sudah mengubah warna hidup monoton yang di milikinya . Hanya Jimin yang juga sanggup merubah hidupnya , menghancurkan sebuah ruang kepercayaan diri . Jungkook mencintai Jimin , dan jantungnya berdetak hanya untuk Jimin . Tapi apa ini?, dia juga tidak bisa melihat Jimin menangis seperti itu .
Yang di lakukan Jungkook hanya memeluk Jimin hingga sesenggukan si pria kecil berhenti . Berikutnya Jungkook mengangkat tubuh Jimin untuk duduk di pangkuannya dengan posisi menyamping . Menyandarkan kepala si cantik pada dadanya sementara lengan Jimin tak hentinya mengusap air mata yang terus mengalir .
Jungkook tau itu air mata bahagia . Jimin yang tak pandai mengekspresikan sesuatu belum terbiasa mengatakan bahwa itu adalah air mata , dan yang dirasakannya saat ini adalah tangisan . Setelah sekian lama Jimin merasakan dadanya yang kosong terisi penuh oleh Jungkook.
Sekali lagi Jungkook mencium tanpa tatapan lebih dulu. Tanpa adanya ciuman lembut itu lagi. Kali ini Jungkook menciumnya sedikit menuntut , membuat Jimin terbuai , lengannya di bawa melingkar di leher Jungkook .
Tidak perlu mendeklarasikan mereka sepasang kekasih sekarang , Jimin dan Jungkook sudah sama sama saling mencintai. Jimin sangat yakin dengan Jungkook , hanya dengannya dia bahagia. Hanya dengan Jungkook Jimin merasa hidup , Jimin tidak merasa takut lagi. Jimin tidak merasa sendiri . Dan dalam mimpi buruknya akan ada Jungkook yang menerangi jalannya. Jungkook seperti cahaya yang menuntun Jimin untuk terus bahagia.
Hawa dingin itu sudah tidak terasa lagi . Tubuh mereka mulai panas satu sama lain . Jungkook menyesap bagian tubuh lain jimin , menghirup dalam wangi tubuh yang membuatnya melayang . Bibir tipisnya memberi tanda di leher Jimin , kiss Mark nya terlihat seperti hiasan di kulit putih si cantik. Jungkook menulikan pendengaran, dan terus menciumi leher Jimin , berulang kali pula menjilat telinga si cantik . Memberikan sensasi luar biasa yang tidak pernah Jimin dapatkan sebelumnya .
Perlakuan Jungkook padanya membuat Jimin melayang. Dengan sangat hati hati tangan besar itu membuka kancing piyama Jimin. Memasukkan jemari tangan menyentuhi dada pria cantik itu .
Halus , kulit Jimin sangat halus . Sementara bibirnya tak berhenti menyesap dan menandai di Sekitar leher , membuat Jimin mendesah pelan . Mata indahnya sudah tertutup merasakan setiap kecupan tanpa henti di sertai hisapan Jungkook . Tangan besar itu merabai punggung Jimin , lalu memainkan puting yang sudah menegang .
"Damn.You are so beautiful Jimin ". Bisik Jungkook di telinga Jimin . memberi sensasi geli karena hembusan nafas yang meluncur di telinga dan lehernya .
Jungkook kembali mencium bibirnya kali ini benar benar French kiss. Jimin mengimbangi ciuman panas itu , membelit lidah Jungkook dengan lidahnya serta memberi lumatan lumatan pada bibir tipis itu.
Jimin tau sekarang. Rasanya bercinta yang sesungguhnya. Jantungnya berdegup sangat cepat. Dan sesuatu yang aneh mengerubungi perutnya , menciptakan sensasi luar biasa untuknya .
Saat Membutuhkan udara jimin memukul pelan dada Jungkook. Jimin lupa sejak kapan dia tidur di sofa , bahkan Jungkook sudah mengukung tubuhnya dengan posisi Jungkook diatasnya sekarang.
Tatapan mata Jungkook seolah bertanya, bolehkah dia melanjutkan lagi ? Dan Jimin hanya melebarkan senyumnya . Tidak menunggu lama Jungkook segera bangkit hendak mengangkat tubuh mungil itu .
Mengendong Jimin ala bridal style Jungkook tersenyum manis menidurkan tubuh Jimin di atas bed yang masih berbalut piyama meski kancing bajunya tidak terlepas semuanya.
Jungkook beranjak melepaskan kaosnya , dan membiarkan tubuhnya topless , mengundang reaksi Jimin yang meneguk ludahnya . Apa apaan tubuh bagus itu? , bagaimana pun itu sangat menggoda . Meski tubuh suaminya juga terbilang bagus , entah mengapa Jungkook memiliki nilai lebih di mata Jimin.
Tangan kecil Jimin terangkat menyentuh lekukan di setiap jengkal dada hingga perut Jungkook. Sementara pria tampan itu tersenyum miring melepaskan celana sekaligus celana dalam Jimin. Lalu berikutnya membuka kancing baju si cantik dengan perlahan .
Melihat tubuh dengan lekuk indah di bawahnya membuat Jungkook terpana, oh itu sebabnya dia disebut Dewi Aphrodite ? . Siapa yang tidak tergiur? Pinggang ramping , dada berputing coklat kemerahan, kulit putih bersih yang tak bernoda. Jimin benar benar merawat tubuhnya dengan baik. Semuanya sangat cantik.
Jungkook mendekat , mengukung tubuh mungil itu setelah melepaskan celananya sendiri. Meski sempat jimin melihat miliknya Jungkook tidak perduli. Yang di lakukan Jungkook selanjutnya membuat Jimin mendesah. Ketika miliknya dan milik Jimin bersentuhan, merangsang sesuatu dalam tubuh Jimin.
Pria itu tak hanya sekedar menggesek miliknya , namun bibirnya menikmati setiap jengkal tubuhnya, membubuhkan tanda , mengitari puting Jimin dengan lidahnya. Membuat Jimin mendesah pelan .
"Eunghhh ahhhhh ".
Suara itu makin membuat Jungkook bersemangat , tangan besarnya di bawa mengelus pelan perut rata Jimin, memberi pijatan pada pinggang dan sesekali turun ke paha bagian luar .
"Ah .. jungkoohh .. ini nikmathhh".
Tak menghiraukan racauan Jimin pria jeon itu kini turun menyentuh milik Jimin yang tidak begitu besar. Jungkook tangan besarnya memainkan batang itu , menaik turunkan pijatan dengan tempo pelan . Dan itu sukses membuat Jimin menggila . Jungkook menyeringai melihat Jimin menikmati , bahkan sesekali tangan mungil itu mencengkeram rambutnya.
Jungkook mengulum pen*s Jimin , memasukkan milik si cantik ke dalam bibirnya . Memberi pijatan pada buah kembar Jimin. Sesekali lidah Jungkook bermain di ujung pen*s si cantik. Membuat Jimin menggelinjang.
Dia tidak tahan dengan semua perbuatan jungkook yang membuatnya melayang .
"Ah ... Ah... Junghh... Ssshhhh ".
Jungkook bangkit setelah di rasa Jimin akan mencapai puncaknya, dia tak ingin Jimin mengeluarkan sperma dengan cepat . Setelah bangkit Jungkook duduk bertopang lututnya di samping Jimin , sembari mengurut miliknya sendiri .
Cairan pre cum yang sudah meluber itu di jadikan pelumas , Jungkook mempersiapkan Jimin dengan penuh kelembutan jemarinya sudah licin, dia memasukkan jari tengahnya pada hole pink Jimin, meski sempat memekik Jimin mulai menikmati permainan tangan Jungkook . Pria itu seperti tau cara memanjakan dirinya . Jimin meracau di sela sela desahannya , dan saat tidak tahan lagi Jungkook perlahan memasukkan miliknya .
"Akh Its so big Jungkook".
"Kau akan menikmatinya sayang ". Jungkook memasukkan lagi sampai semua tertanam . Membuat pria kecil si bawah kungkungannya meremat sprei. Jungkook kembali melayangkan ciuman, membuat Jimin mabuk akan sentuhan bibir tipis itu. Dan jungkook menggerakkan pinggulnya perlahan .
"Ahhkkhhh ahhh fuckhhh ohh".
Bukan Jimin yang meracau melainkan Jungkook yang menikmati pijatan hangat lubang Jimin . Sementara si cantik yang menerima mengeluarkan suara desahan yang sangat seksi . Ujung pen*s Jungkook nyentuh prostatnya , menyebabkan gelenyar aneh di perutnya . Jungkook yang sekarang menegakkan tubuhnya memberi stimulus tangan kanan memainkan milik Jimin dan tangan kirinya memainkan puting Jimin yang menegang.
"Ahh .. akhhh... Jungkook ... Ahhh".
Desahan demi desahan bersahut seiring hujaman Jungkook di dalam Jimin .
Peluh yang sudah membanjiri tak di hiraukan lagi , Jungkook yang kuat tidak juga mengeluarkan sperma nya , dan Jimin sudah dua kali pelepasan tanpa bisa di tahan . Sesekali pria cantik itu mengingat bagaimana Sehun memperlakukan nya dan bagaimana Jungkook memanjakannya. Dua pria itu berbeda , dan Jimin bersama Jungkook bisa menikmati indahnya bercinta tanpa harus merasa sakit .
Kini Jungkook melepas penyatuannya , menarik Jimin dan memposisikan diri Jimin menungging , meski sangat lembut Jungkook tetapi memiliki stamina yang luar biasa .
"Akhhh Ahhhh ahh... More deephhh Jungkookhhhh . Ini benar benar enak Jungkook". Jimin menoleh sebentar melihat jungkook yang tersenyum padanya . Hingga jungkook membungkuk , mencium labiumnya saat dia menoleh kesamping . Jungkook kembali menggerakkan pinggul, menekan sampai titik nikmat Jimin , membuat si cantik mengeram .
"Plok plok plok ".
Suara kulit yang berbenturan membuat Jimin semakin di landa nafsu . Jimin bangkit meski Jungkook masih sibuk menghujamnya. Lengan besar jungkook melingkar di pinggang ke perut ramping Jimin, sementara kepala si cantik bersandar ke dada bidang Jungkook . Sembari sesekali dia yang memaju mundurkan pinggulnya. Jungkook hampir keluar saat Jimin juga bergerak . Hingga dia mendorong tubuh Jimin untuk kembali menungging, membuatnya lebih bersemangat untuk mencapai puncak nya .
",Crot Crottt".
Jimin merasakan hangat dalam dirinya. Jungkook bahkan sempat ambruk memeluki tubuhnya.
Setelah Menghela nafas panjang saat milik Jungkook di cabut. Jimin membelalakkan mata ketika pria kekar tersebut mengangkat tubuhnya menuju balkon.
"Ju. Jungkook. Nanti ada yang lihat ".
"Disini hanya ada kita berdua sayang". Jungkook menyeringai dia duduk lebih dulu di sofa . "Ride me baby".
Jimin tersipu, meski begitu dia mulai memasukkan milik Jungkook ke dalam holenya sekali lagi. Dengan perlahan dia menaik turunkan tubuhnya , mulai mendesah lagi sementara Jungkook membantu dengan memegang pinggul ramping Jimin.
Masih asik bermain jungkook mendengus kesal , dia meraih selimut menutupi tubuh Jimin dengan selimut yang tadi sempat di bawanya dan tergeletak di sampingnya . Jimin yang terkejut menatap heran Jungkook.
"Dia melihatmu seperti itu, aku tidak akan Sudi tubuh indahmu di lihat seperti itu". Kata jungkook dengan kesal.
Jimin menoleh untuk melihat siapa yang dia maksud , ternyata hanya seekor burung yang bertengger di pembatas balkon. Jimin terkekeh geli . Apa apa an itu ? Jungkook kesal pada burung yang melihat mereka bercinta?. Berikutnya mereka berdua malah sama sama tertawa , tidak tau bagian mana yang lucu. Jimin kembali fokus menaik turunkan tubuhnya membuat jungkook mengeram. Mungkin jika kegiatan mereka sampai pagi , rencana ke destinasi berikutnya akan tertunda.
Tbc