.
.
.
'Keluarkan se ingus-ingusnya'
.
.
🔥🔥🔥
'DRAGON' geng urutan ke 2 yang terkenal kekejaman, tidak berperikemanusiaan, menyiksa lawan tanpa ampun, tak suka tersentuh, dingin dan tatapan tajam seperti mengintimidasi lawan.
Yang memiliki slogan 'SHIT UP OR DIE'
4 anggota inti :
- Avandy Leon Wesley (ketua)
- Edgar Emillion Addison (waketu)
- Nathanniel Mahendra
- Gavin Putra Dirgantara
'MOST WANTED SMA PELITA BANGSA'
Julukan Avandy dkk di SMA, kalau sama Samuel dkk? katanya sih masih kalah jauh. Visual Avandy dkk tak bisa diragukan lagi.
Namun tak disangka juga jika Avandy dan 3 sahabatnya tak suka kebisingan.
🔥🔥🔥
Saat ini Adira dan yang lain berada dikantin seusai pelajaran sejarah yang sangat membosankan.
"sungguh pelajaran sejarah bagiku sangat bosan" keluh Ria.
"bukan kau saja Ria tapi aku juga!" sahut Jeslyn.
"bukan kalian saja, memang pada dasarnya kita semua tak suka sejarah dari dahulu" kekeh Bianca. "apalagi kalian lihatkan Adira ngebo mulu"
"heyy aku mengantuk tau!" elak Adira yang membuat 3 sahabatnya terkekeh.
"halahh--" ucapan Ria terpotong dengan makanan mereka yang sudah datang.
"baiklah mari kita makan" seru mereka berempat.
Sebelum makan mereka melakukan kewajiban mereka yaitu berdo'a dengan mata terpejam dan tangan didepan.
Banyak yang memperhatikan gerak gerik Adira dkk, dalam hati mereka semua terpekik melihat 4 gadis yang akhir-akhir ini sungguh menenangkan namun juga mereka mengeluh tak dapat melihat pertunjukan dari Adira dan yang lainnya itu.
nikmat mana lagi yang kau dustakan tuhan pekik dalam hati. Siapa lagi jika bukan kaum adam? saat melihat wajah 4 gadis bak bidadari yang sedang berdoa itu.
"ADIRA!!!" teriak seseorang sambil merebut sendok yang di pegang Adira hingga pentol terjatuh menggelinding.
"KURANG AJARR!!!" saat melihat pentolnya jatuh. Heii kalian tidak taukah jika Adira saat ini sedang kelaparan dan apa ini pentolnya yang siap terjun kelambung dijatuhkan dengan tidak elit seperti ini?!.
"beraninya kau menjatuhkan pentolku SAMUEL ALERGA ABRAHAM!!"
(Belum saatnya jika bermain fisik, hehe)
Mereka semua yang berada dikantin terkejut mendengar teriakan Adira, biasanya Adira akan melembut-lembutkan suaranya jika Samuel seperti ini tetapi Adira membalas teriakannya.
"gak usah caper, maksud lo apa bully Ana!" sinis riki to the point meskipun tadi juga sempat terkejut
"gue kira lo emang berubah, ternyata masih sama haha caper!" ucap Andra.
Adira yang tadi bingung kini mengerti ucapan mereka menuju kearah ia dan sahabatnya telah membully Ana.
"apa kalian mempunyai bukti?" tanya Bianca dengan tenang namun mencekam.
"dan apa benar kami yang membully adik tersayang kalian?" cecar Jeslyn datar.
"beri kami bukti yang jelas jika kami membullynya" sahut Ria dengan penuh penekanan.
Samuel dkk yang melihat 4 gadis didepannya begitu tenangpun seketika emosi.
Raka menarik tangan Ana dan membawa kedepan 4 gadis itu.
"apa ini kurang jelas?" tanya Raka menunjukkan muka Ana yang lebam, rambut berantakan, seragam basah, serta tangisan. emm seperti gembel?.
"hmm" Adira manggut-manggutkan kepalanya sambil meneliti penampilan Ana yang sudah berada dalam dekapan Samuel.
Mereka semua yang berada dikantin merasa heran termasuk Samuel dkk dengan sikap santai terkesan dingin Adira saat melihat Ana dalam dekapan Samuel, biasanya Adira akan mengamuk dan berteriak tak jelas kepada Ana. Namun ini sungguh diluar dugaan semua orang.
"apa aku membullymu Ana?" tanya Adira dingin yang dibalas anggukan oleh sang empu.
"dimana Ana? apakah dikantin? apa dikelasku? dan jam berapa Ana?" cecar Adira.
"sudah jelas Ana bilang di kamar mandi Adira saat pelajaran kedua!" desis Samuel menatap tajam Adira.
"ah begitu" Adira celingukan mencari seseorang dan dapat Adira memanggilnya.
"BU SUKMA" teriak Adira pada ibu guru yang mengajar sejarah dikelasnya tadi.
"ada apa Adira?" tanya bu Sukma saat berada didepan Adira dkk dan Samuel dkk.
"hey nak kau kenapa?" tanya bu Sukma kepada gadis yang berada dalam rengkuhan Samuel.
"Ana di bully Adira sama yang lainnya bu," jawab Andra dengan tak santai.
"hah! apa benar Adira?" kaget buSuk sambil menatap Adira dkk.
"hmm, apakah tadi saya serta yang lainnya mengikuti pelajaran kedua ibu Sukma?" bukannya menjawab buSuk, Adira malah bertanya balik.
"ya tentu saja apalagi kau hanya tidur tadi dikelas mulai saya masuk" sewot buSuk mengingat anak didiknya yang tidur dalam kelas tadi.
"baiklah bu terimakasih, maaf mengganggu waktu berharga ibu" sopan Adira sambil membungkuk sedikit.
"jawab ibu dulu Adira, apa benar kalian membully Ana" selidik buSuk pada Adira dkk.
"tidak buSuk, mereka mengatakan 'saya dan 3 lainnya telah membully Ana dikamar mandi saat pelajaran kedua' dan sekarang jelas saya telah mengikuti pelajaran buSuk bahkan tertidur didalam kelas sampai bel beristirahat" jawab Adira lugas dan dingin.
Mereka semua tentu terkejut mendengar penjelasan dari Adira dan juga bu Sukma, apalagi Samuel dkk yang merasa malu telah menuduh Adira dkk yang tidak-tidak.
"a-hh Ana lalu siapa yang membully mu, Adira sudah menjelaskan loh?" desak bu Sukma pada Ana yang masih setia menangis.
Ana gelagapan ingin menjawab pertanyaan bu Sukma. "i-tu bu--" ucapnya terpotong dengan bu Sukma yang membuat ia mati kutu.
"main kamu kurang bagus nak" ujar bu Sukma sambil berjalan keluar kantin.
"sungguh bodoh" gumam Jordan namun didengar oleh Alex.
"lo benar jord" membuat Jordan menoleh kepada Alex.
Hening. Semua yang berada dikantin takjub melihan Adira dkk yang membalas dengan kalah telak dan tenang.
"mankanya jadi orang jangan GOBLOK!!" seru siswa menyoraki Samuel serta anggotanya.
"iyaa, bukan apa-apa, gimana bisa Adira sama yang lain bully kalo terus sama kita sampai istirahat sekarang haha" ejek siswi yang sekelas dengan Adira dkk.
Memang benar tadi mereka pergi ke kantin bersama-sama namun tak bersatu, jadi mereka semua tau jika Adira dkk sama sekali tak membully Ana ketemu pun ia tidak dengan adek kelas itu.
"gitu jadi ketua? gampang banget di bodohi sama kupu-kupu malam" ejek siswa lainnya.
Ana yang mendengar siswa itu menyebutnya dengan kupu-kupu malam pun mengepalkan tangannya kuat tak terlihat.
"ANJING LO!!--" ucap Samuel naik pitam mendapat ejekan seisi kantin.
"kita gak takut sama lo Samuel kami semua gak takut! Lo gak pantes jadi ketua kalo otak lo aja ketinggalan di pinggir jalan!!" seru siswa lainnya yang dibalas sorakan kebenaran.
"see?" Adira dan ketiga sahabatnya bersmirk melihat emosi Samuel.
Merasa menjadi bahan olokan Samuel pergi diikuti yang lainnya dengan kasar ia menarik tangan Ana untuk ikut.
Kini mereka tidak semuanya takut dengan Samuel dkk entah kenapa melihat perubahan Adira dan ketiga gadis itu menjadi banyak siswa-siswi yang mendukung.
• • •
Disisi meja pojok kantin 4 lelaki melihat itu semua, sebenarnya mereka merasa risih namun melihat kepintaran Adira dkk dalam menanggapi jadi mereka utuskan untuk melihat sejauh mana.
"jadi yakin mereka memang benar berubah" ucap Gavin.
"diluar expetasi lagi" sahut Nathan menanggapi.
"sudah kukatakan mungkin inilah sifat aslinya mereka" nimbrung Edgar sambil melihat satu gadis dalam diam.
Avandy hanya memberikan senyum tipis tak terlihat saat ia memandangi Adira yang begitu sangat dingin.
Adira yang merasa diperhatikan seseorang celingukan dan hap mata mereka saling bertemu ia melihat orang itu tersenyum tipis kepadanya, merasakan deguban jantung tak beraturan Adira segera memutuskan kontak mata mereka.
'apa ini, mengapa jantungku serasa berdisko? aku harus memerikasanya nanti' batin Adira sambil memegang dadanya yang bergemuruh.
"kenapa Ara" tanya Bianca melihat keanehan didalam Adira.
"tidak, hanya saja jantungku serasa berdisko" jawab Adira dengan serius.
"apa kau punya riwayat jantung?" kaget Jeslyn.
"heh ya tidaklah"
"mungkin kau jatuh cinta Ara" celetuk Ria serius.
"memangnya aku jatuh cinta dengan siapa, ada-ada saja!"
"lihatlah di meja pojok kantin, ada yang memperhatikanmu sedari tadi sampai kau eyes kontak dengannya kan" goda Ria dengan menaik turunkan alisnya di wajah datar itu.
Adira hanya diam tak membalas sambil memikirkan ucapan sahabat sejatinya itu.
🦕
"apa maksudmu Ana?!" tanya Samuel dengan menatap tajam Ana yang setia menunduk.
"jangan cuma menunduk saja, sepatumu tak akan hilang" ejek Jordan datar.
"jawab Ana apa maksud kamu bohongi kita semua!" cetus Riki yang sudah kepalang emosi.
Ana yang mendengar suara tajam Riki mendongak dengan mata berkaca-kaca sambil menatap mereka takut. " m-aaf Ana bu-bukan di bully kak Adira dan yang lai--"
Mendengar itu Samuel naik pitam. "terus ngapain lo bilang kalo lo dibully Adira anjing" umpat Samuel emosi.
"sabar, dengerin penjelasan Ana dulu" Andra menenangkan Samuel, namun ia juga kesal dengan Ana. Karena Ana ia memfitnah Adira dkk.
"terus kenapa lo bilang gitu?" sinis Alex.
"A-ana disuruh sama siswi yang bully Ana untuk bilang k-kalau kak Adira dkk bully Ana" Ana menjawab dengan gugub berkeringat dingin.
"siapa yang nyuruh?!" desak Jordan.
"A-na gak tau namanya kak" jawab Ana. "hiks maaf, maafin Ana abang" sambung Ana dengan menangis.
Samuel yang tak tega segera membawa Ana kedalam pelukannya sambil menenangkan gadisnya itu. "sttss udah ini bukan salah kamu sayang, udah ya. Aku juga minta maaf udah bentak kamu tadi"
Sahabat Samuel yang melihat itu hanya memutar bola matanya, bucinable ya pak bosnya.
"maafin abang juga ya udah bicara ketus sama Ana" ucap Riki sambil mengelus lembut rambut Ana.
"iya An udah ini bukan salah lo juga" sahut Andra.
Dua diantara sahabat Samuel hanya memandang Ana dengan tatapan yang sulit diartikan.
TBC
.
.
WEN PAMUNGKAS SAID
🐻
BYE