Setelah mendengar kata-katanya, semua orang bergegas ke ruang tersembunyi. Benar saja, pintu lift terbuka dan cahaya putih samar yang hangat dipancarkan dari tombol.
Xu RenDong bertanya: “Apa yang kamu lakukan?”
Lian Qiao mengangkat tangannya untuk menunjukkan kepolosannya: “Aku tidak melakukan apa-apa! Begitu aku masuk, aku melihat tombolnya menyala dan aku menekannya… selain itu aku benar-benar tidak melakukan apa-apa!”
Xu RenDong dan Yuan XueMing saling memandang, keduanya berpikir: Apa yang sedang terjadi?
Apakah lift yang tiba-tiba terbuka adalah jalan keluar yang sebenarnya atau itu jebakan lain? Di dunia ini, menalar dan menebak saja tidak ada gunanya. Ini berarti bahwa seseorang harus menjadi kelinci percobaan dan memeriksanya.
Semua orang juga mengerti ini sehingga mereka semua tetap diam. Pada saat ini, mereka hampir melarikan diri, jadi siapa yang mau mengambil risiko sekarang?
Xu RenDong merasa bahwa lift itu mungkin aman, tetapi dia tidak dapat menemukan alasan yang tepat untuk meyakinkan semua orang tentang itu. Jadi sepertinya dia hanya bisa berperan sebagai kelinci percobaan kali ini.
“Lalu aku akan…” Xu RenDong hanya berbicara ketika Yuan XueMing memotongnya:
“Aku akan melakukannya.”
Xu RenDong terkejut. Yuan XueMing adalah eksistensi yang rumit dan sikapnya terhadap Xu RenDong selalu tidak seperti musuh atau teman, membuatnya merasa tidak terduga. Pada saat ini, mengapa dia mengambil inisiatif untuk menggantikannya dengan mempertaruhkan nyawanya?
“Saudara Yuan, apakah kamu benar-benar ingin melakukan ini?” “Kamu sangat hebat!” “Saudara Yuan, kamu pria sejati!” Semua orang tergerak oleh tindakannya yang benar dan mereka terus memujinya tetapi tidak ada yang meminta untuk menemaninya di dalam juga.
Yuan XueMing mungkin tahu apa yang dipikirkan orang-orang ini. Karena itu, dia tidak menanggapi sanjungan siapa pun. Dia hanya tersenyum dan kemudian berjalan ke Xu RenDong: “Jika liftnya benar-benar berfungsi, ini mungkin terakhir kalinya kita bisa bicara. Xu RenDong, jika kamu tidak berbohong dan kamu benar-benar pemain veteran yang telah bermain enam kali... Maka aku sangat mengagumimu.”
Xu RenDong sedikit bingung: “Mengagumiku?” Sejauh menyangkut reinkarnasi ini, dia tidak berpikir dia telah melakukan sesuatu yang layak dikagumi.
“Kamu sangat kuat. Kamu bisa saja meninggalkan kami sendirian untuk melarikan diri, tetapi kemudian kami hanya bisa menunggu untuk mati. Terima kasih telah kembali untuk menyelamatkan kami.” Dia dengan santai melirik ke belakang ke arah kerumunan yang merayakan dan berkata tanpa ekspresi, “kamu bisa melihat itu bukan? Orang yang lemah selalu berpikir bahwa wajar saja jika orang yang kuat harus bekerja lebih keras. Jika kamu membantu mereka sekali, mereka tidak akan berpikir untuk membayarmu kembali tetapi hanya berharap kamu akan terus membantu mereka selamanya. Namun ini tidak adil. Jadi. Aku sangat berterima kasih kepadamu. Kamu telah mengalami begitu banyak tetapi masih bersedia membantu pemula seperti kami.”
Kata-kata ini membuat hati Xu RenDong terasa bergejolak. Meskipun Yuan XueMing adalah pasien sakit kritis yang bergantung pada mesin untuk mempertahankan hidupnya di dunia nyata, dan tampaknya tidak peduli dengan hidup dan matinya sendiri, dia selalu menjadi kakak yang baik hati dan dapat diandalkan di dunia hantu dan monster ini. Meski dikritik, dia selalu melakukan apa yang menurutnya perlu dilakukan. Xu RenDong merasa tidak pantas menggunakan istilah "lemah" untuk menggambarkan dirinya.
Namun, Yuan XueMing terus terang mengakui kelemahannya dan mengucapkan kata-kata terima kasih seperti itu, yang membuat Xu RenDong mulai menghormatinya dari lubuk hatinya.
“Jaga dirimu” Xu RenDong berkata, “Jika kita ditakdirkan, mari kita bertemu lagi.”
Yuan XueMing tersenyum lembut pada Xu RenDong, lalu menoleh dan berjalan ke lift.
Semua orang menyaksikan saat pintu lift tertutup, membuat suara mesin yang dalam. Waktu sepertinya diperpanjang untuk waktu yang lama dan semua orang menatap lift dengan napas tertahan, karena takut jeritan Yuan XueMing akan datang dari dalam pada detik berikutnya.
Beberapa waktu kemudian, suara motor yang samar menghilang dan lift kembali tenang.
Xu RenDong mengangkat tangannya dan menekan tombol. Ding! Pintu lift terbuka lagi. Di dalamnya kosong, tidak ada siapa-siapa di sana.
Semua orang sangat gembira: “Tidak ada yang salah dengan Saudara Yuan!”
“Liftnya benar-benar berfungsi! Bagus!”
Jiang Li berkata dengan riang: “Belum terlambat, ayo pergi!” Dia dan Wang Yuan saling tersenyum dan melangkah ke lift berdampingan.
Xu RenDong juga mengangguk dan berkata, “Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kita terus berlarut-larut. Semuanya, ayo pergi.”
Semua orang akan masuk tetapi saat ini seseorang bertanya lagi: “Tunggu! Bahkan jika tubuh Saudara Yuan tidak ada di sini, itu tidak dapat membuktikan bahwa lift benar-benar dapat mengirim kita kembali ke dunia nyata! Bagaimana jika... itu mengirim kita ke tempat yang lebih berbahaya!”
Xu RenDong mengerutkan kening, tidak tahu bagaimana membujuk mereka tetapi saat ini Xu Hong mendengus dingin: “Lalu apa yang ingin kamu lakukan? Tetap di sini dan menunggu kematian seperti pengecut?”
Pria itu marah. “Apakah salah untuk berhati-hati? Bisakah kamu menjamin bahwa lift ini bukan jebakan?”
Xu Hong melangkah ke dalam lift, mengejeknya tanpa melihat ke belakang, “Kalau begitu kamu tetap tinggal. Kepala kura-kura yang menarik akan selalu menjadi kura-kura kepala yang menarik, mengecilkan kepalamu ke belakang dan tetap hidup. Dalam sepuluh ribu tahun kamu masih akan menjadi kura-kura.” {Mencabut kepala kura-kura/kura-kura adalah eufemisme untuk menjadi seorang pengecut, karena setiap kali Anda mengalami bahaya, Anda hanya dapat menarik kembali kepala Anda ke dalam cangkangnya.}
Meskipun kata-kata ini kasar dan biadab, kata-kata itu memukul paku di kepala. Pria itu menjadi merah di wajahnya karena ejekannya dan tidak bisa lagi berbicara.
Xu RenDong menemukan bahwa beberapa orang pertama yang memasuki lift semuanya adalah wajah-wajah yang dikenalnya dan dia tiba-tiba tidak bisa menahan senyum. Benar saja, seseorang dengan kepribadian yang jelas dan tindakan tegas akan selalu meninggalkan ingatan yang mendalam. Orang-orang biasa-biasa saja yang namanya tidak dapat diingat olehnya masih di latar belakang bahkan jika mereka bereinkarnasi puluhan kali.
Setelah perjuangan ideologis, semua orang berjalan ke lift satu demi satu, dan bahkan pria yang telah dimarahi, menyerah pada akhirnya.
Xu RenDong masuk di akhir tetapi menemukan bahwa Lian Qiao berdiri di luar dan tidak bermaksud masuk.
Xu RenDong memanggilnya: “Lian Qiao?”
Lian Qiao: “Aku ingin tinggal sebentar.”
Xu RenDong: “Mengapa?”
Lian Qiao berkata, ” Bukankah kelinci memberi kita tugas? Ia sedang mencari hadiah atau sesuatu. Nah, aku agak penasaran, apa yang akan terjadi jika aku mengumpulkan semua hadiah dan menyerahkannya?”
Pertanyaan ini memang telah lama mengganggu Xu RenDong. Saat ini semua orang kecuali Lian Qiao sudah menunggu di dalam lift. Xu RenDong berpikir sejenak dan meninggalkan lift lagi.
Lian Qiao terkejut. Xu RenDong menoleh dan berkata: “Kalian pergi dulu, aku akan tinggal bersamanya.”
Jiang Li di lift mengangguk dan hendak menutup pintu. Lian Qiao tiba-tiba melangkah maju, mengulurkan tangannya untuk memblokir pintu lift. Dia menoleh ke Xu RenDong dan berkata, “Tidak, tidak apa-apa. Aku bisa melakukannya sendiri. Kamu bisa pergi. Kamu tidak perlu menemaniku.” Dia mengepalkan linggis di tangannya dan berkata dengan percaya diri, “Lagi pula, aku memiliki linggis untuk pertahanan diri. Aku sangat siap, jadi kamu tidak perlu khawatir tentangku.”
Xu RenDong mengingat adegan dia meratap sambil menghancurkan kelinci menjadi saus daging: “Ya, aku benar-benar tidak mengkhawatirkanmu.”
Lian Qiao tidak menyangka Xu RenDong setuju dengannya dengan mudah. Suasana tiba-tiba menjadi gugup dan dia terdiam beberapa saat.
“Kamu akan masuk atau tidak?” Seseorang di lift tidak bisa menahan diri untuk berbicara.
Lian Qiao ragu-ragu sejenak tapi apa lagi yang bisa dia katakan? Xu RenDong sudah mendorong tangannya. Pintu lift tertutup perlahan, dan sebuah kalimat muncul dari dalam: “Terima kasih. Selamat tinggal.” {Zai Jian = Selamat tinggal, juga secara harfiah berarti “Sampai jumpa lagi/nanti.”}
Xu RenDong mendongak dan melihat Jiang Li yang mengatakan ini. Rambutnya berdiri dan dia berpikir: Lupakan saja, aku tidak ingin melihatmu lagi.
Dia menyentuh lehernya tanpa sadar dan tiba-tiba teringat bahwa dia tidak tahu mengapa Jiang Li akan membalas perbuatan baiknya dengan permusuhan, memotong tenggorokannya. Bahkan, dia selalu ingin mendapatkan jawaban. Misalnya, dia mungkin hamil. Atau mungkin ada orang tua yang terbaring di tempat tidur di keluarganya yang bergantung padanya sebagai penopang ekonomi. Sebagai kesimpulan, dia masih berharap Jiang Li memiliki semacam kesulitan, dan mengkhianati dia yang telah menyelamatkan hidupnya.
Tetapi pada saat pintu lift tertutup, dia melihat tangan Jiang Li dan Wang Yuan tergenggam erat dan keduanya menunjukkan ekspresi puas dan bahagia di wajah mereka. Pada saat itu, dia tiba-tiba mengerti bahwa mereka hanya ingin hidup.
Mereka ingin hidup, ingin hidup bersama dengan orang yang mereka cintai. Hal semacam ini sama sekali tidak membutuhkan alasan khusus.
Ingin hidup adalah alasan tersendiri.
Xu RenDong merasa lega tiba-tiba dan suasana hatinya menjadi tenang. Dia melihat lift dan tidak berbicara, dan Lian Qiao juga tidak mengambil inisiatif untuk berbicara. Dia hanya menatapnya dengan diam dan tenang. Senyum tipis secara bertahap terbentuk di sudut mulutnya.
Akhirnya, suara lift berhenti dan semuanya kembali hening. Hanya ada dua dari mereka yang tersisa di seluruh dunia.
Xu RenDong berkata: “Ayo pergi.”
Lian Qiao berjalan berdampingan dengannya: “Ya.”
Keduanya menjelajahi gereja lagi. Di antara enam boneka yang diketahui sejauh ini, satu telah dihancurkan oleh Saudara Palu-godam dan yang lainnya adalah boneka pembunuh pandangan pertama dengan jebakan. Boneka itu masih di salju dan mereka belum mengambilnya. Empat sisanya sekarang ada di tangan mereka.
Kedua orang itu duduk di bangku gereja dan mulai mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Xu RenDong ingat bahwa Lian Qiao sebelumnya mempertanyakan apakah ada sesuatu yang tersembunyi di belakang kompas, jadi dia menemukan pisau, memasukkan ujung pisau ke celah di dial dan mencoba membuka dial.
Lian Qiao memperhatikannya melepas kompas, tidak khawatir mereka akan tersesat tanpa kompas. Dia hanya ingin tahu, mengapa Xu RenDong ingin tinggal? Meskipun bos mengatakan bahwa dia tidak mengkhawatirkannya, tindakannya yang sebenarnya sekarang adalah menemaninya untuk menemukan boneka itu?
Mengapa?
Tatapan lembut yang tidak mencolok berkilauan di mata Lian Qiao.
Struktur internal kompas sangat sederhana, hanya sebuah jarum magnet kecil yang dipasang pada dial. Tapi setelah melepas jarum jam, keduanya terkejut menemukan bahwa ada penunjuk lain yang tersembunyi di bagian belakang kompas.
Kompas di bagian depan memiliki ujung merah dan biru, masing-masing menunjuk ke utara dan selatan. Yang di belakang langsung dibuat bentuk anak panah. Tidak peduli bagaimana dial berputar, itu menunjuk lurus ke arah tertentu, baik ketika dial berputar ke arah utara-selatan maupun timur-barat.
“Ayo pergi dan lihat?” Lian Qiao bertanya.
Xu RenDong mengangguk. Mereka berdua membungkus mantel mereka dengan erat dan meninggalkan gereja mengikuti arah panah.
Panah menunjuk ke tepi hutan. Xu RenDong merasa semakin akrab saat dia berjalan dan dia secara kasar menebak hasilnya di dalam hatinya. Tentu saja, panah akhirnya membawa mereka ke tepi pohon besar. Pohon itu tidak istimewa dan tidak terlihat berbeda dari pohon-pohon lain di sekitarnya. Xu RenDong membungkuk dan mengias salju di tanah, dan menemukan matryoshka dengan sedikit kewaspadaan. Ini adalah boneka pembunuh pandangan pertama dengan monster berputar yang memeras orang sampai mati.
Lian Qiao berkata dengan terkejut: “Apakah penunjuk ini mengacu pada posisi boneka yang tersisa?”
Xu RenDong: “Itu mungkin.”
Lian Qiao berkata lagi: “Lihat, arah panah telah berubah! Tampaknya boneka berikutnya ada di arah itu! Ayo kita cari.”
Xu RenDong melirik ke arah yang dia tunjuk, dan mengulurkan tangannya untuk memegang Lian Qiao yang bersemangat: “Arah ini adalah kebalikan dari kabin pemburu kita. Sudah larut, hari ini mari kita kembali dan istirahat dulu kalau tidak aku takut kita tidak akan menemukan tempat tinggal sebelum gelap. Kita akan mati kedinginan jika kita tidur di luar yang begitu dingin.”
Lian Qiao secara alami setuju.
Meskipun tidak ada kompas untuk membimbingnya, Xu RenDong sudah sangat akrab dengan medan. Segera setelah itu, keduanya kembali ke kabin pemburu, keduanya kelelahan.
Begitu mereka menyalakan perapian, ada badai salju di luar. Angin utara menampar jendela seperti entitas nyata, membuat agitasi yang tidak nyaman. Kayu bakar di perapian berderak dan cahaya api menerangi ruangan dengan sangat hangat, seolah-olah benar-benar terisolasi dari hawa dingin.
Lian Qiao berjongkok di depan perapian, bermain dengan garpu api dan tiba-tiba berkata: “Ini seperti kita sedang berlibur.”
Xu RenDong berbalik ketika dia mendengar kata-kata itu dan melihat seluruh tubuh Lian Qiao diselimuti cahaya api yang hangat dengan senyum di sudut mulutnya. Tingkahnya lembut dan membuat orang ingin tersenyum bersamanya.
Adegannya begitu hangat dan damai sehingga Xu RenDong memiliki ide yang sama: bahwa mereka tampak seperti pasangan... yang sedang berlibur…
Namun, emosi yang halus dan menawan ini benar-benar menghilang saat makan malam.
Xu RenDong makan Leba dan susu dengan hati putus asa, dan sangat menyadari bahwa cintanya pada Lian Qiao pasti benar. Jika dia pergi dari sini dengan kelompok besar hari ini, maka sekarang dia pasti sudah kembali ke dunia nyata untuk makan dan minum dan tidak perlu lagi terus makan roti!
Apa perbedaan antara perilaku ini dan rela makan kotoran demi pacar?
Untungnya, Lian Qiao adalah laki-laki, jika tidak, dia akan benar-benar curiga dia jatuh cinta pada orang ini.
***
Catatan penerjemah bahasa Inggris:
Bab selanjutnya adalah akhir dari instansi ini.