One Only For Me [Born To Beat...

By melodyborntobeatt

624 172 135

Bercerita tentang sahabat yang menjadi musuh karena ada satu kisah namun dapatkah mereka kembali bersahabat... More

2
3
4
5
6
7
Introduction
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
Pemberitahuan Baca Ini Dulu
20
18
21
22
Kabar Gembira

1

131 15 4
By melodyborntobeatt

"Widih ini sekolahnya? Hebat kerennn." ucap seorang siswi yang terkagum-kagum setelah melihat sekeliling sekolah

"Eh tapi Pepen mana ya?" tanyanya pada dirinya sendiri

Siswi itu masih melihat sekitar sambil mencari seseorang yang disebutnya Pepen dan tidak lama setelah itu para siswa dan siswi lari berhamburan kearah depan sekolah.

"Itu mereka pada kenapa ya? Aduh si Pepen mana lagi?" tanyanya bingung

Sebuah mobil hitam mewah berhenti, terparkir dan keluar tiga pria yang sangat keren dengan style mereka yang membuat semua siswa maupun siswi berkerumun melihat takjub kearah mereka. Dan bukan hanya mereka bertiga saja yang membuat para siswa dan siswi itu takjub ada juga sebuah mobil putih mewah yang berhenti, terpakir disebalah mobil hitam tersebut dan penghuni didalam mobil itu keluar dengan tidak jauh keren dari mobil hitam tadi dan style merekapun sama kerennya. Mereka bertiga penghuni mobil putih langsung melangkahkan kaki mereka memasuki koridor sekolah dengan sangat ramah sedangkan para penghuni mobil hitam sangat cuek dan terlihat sombong.

Siswi yang sedari tadi mencari sahabatnya masih saja belum menemukan dimana keberadaan sahabatnya itu sampai dia tidak sengaja menabrak seseorang. Menyadari hal tersebut siswi itu langsung membungkukkan badannya dan meminta maaf.

"Ah maaf aku tidak sengaja." ucapnya sambil membungkukkan badannya

"Kamu, kalau jalan itu pakai mata." ucap orang itu

"Yak, kalau jalan itu pakai kaki bukan pakai mata. Lagipula aku juga sudah meminta maaf kenapa kamu malah marah eoh?' kesalnya

"Meminta maaf kepadaku itu bukan dengan cara seperti itu." ucap orang itu dingin

"Lalu bagaimana hah?" tanyanya dengan kesal

"Berlutut didepanku sekarang atau minimal menunduk dan membungkuk didepanku." jawab orang itu

"Najis. Tidak akan pernah. Lagipula tadi aku juga sudah membungkuk meminta maaf." ucapnya yang bertambah kesal

"Kamu berani menentang perkataanku hem?" tanyanya dengan dingin dan menatap tajam siswi itu

"Menurutmu? Memangnya kamu siapa lalu aku tidak berani menentangmu?" jawab siswi itu

"Kamu.-" ucapnya kesal yang ingin menampar wanita itu tapi langsung terhenti ketika ada seorang siswa datang lalu menunduk dan membungkukkan badannya

"Aku benar-benar meminta maaf atas perlakuan sahabatku yang mengganggumu." ucap siswa tersebut yang masih menunduk dan membungkukkan badannya

"Pepen." ucap siswi tadi dengan sangat terkejut

Siswa itu yang dipanggil Pepen langsung menoleh kearahnya masih dengan posisinya dan langsung mengkodekan ke sahabatnya itu untuk mengikuti yang dia lakukan tapi langsung mendapat penolakan dari sahabatnya itu bahkan sahabatnya itu langsung menarik badannya untuk berdiri tegap kembali.

"Apaan sih Pen, tidak usah seperti itu." ucap siswi itu

Orang yang ditabraknya tadi yang melihat siswi itu menatap tidak percaya bahwa ada yang berani menantangnya.

"Kamu! Lakukan sekarang dengan apa yang sahabatmu itu lakukan!" ucapnya tegas

"Hah? Apa? Aku? Merendahkan diriku didepanmu? Najis, tidak akan pernah." ucap siswi tersebut kemudian menginjak kaki orang itu dan menarik sahabatnya untuk pergi dari sana

Dilain sisi terdapat beberapa orang yang sedang melihat dari arah kejauhan, melihat dimana ada drama kecil yang ditonton oleh banyak orang. Salah satu dari beberapa orang tersebut tersenyum puas melihatnya sedangkan teman-temannya menatap tidak percaya.

"Sungguh? Apa aku tidak salah lihat?" ucap salah satu dari mereka

"Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat." ucap temannya

"Baguslah jika ada yang berani menentangnya." ucap orang yang tersenyum puas tadi

"Tapi bukankah itu akan menjadi masalah untuk siswi itu?" tanya temannya

"Kita lihat saja apa yang akan terjadi nanti." ucap orang itu

"Kita akan membantunya nanti?" tanya temannya

"Jangan dulu ikut campur." jawabnya

"Tapi dia terkenal dengan sikap kasarnya. Dan lihat saja tadi dia hampir menampar siswi itu." ucap temannya

"Tapi kamu lihat sendirikan? Siswi itu tidak sendirian. Sudahlah, ayo masuk ke kelas sebentar lagi bel akan berbunyi." ucapnya yang mendapat anggukan kepala dari kedua temannya dan sebelum dia melangkahkan kakinya

"Marilah kita coba untuk berteman dengan siswi itu." ucap temannya yang mendapat anggukan dari temannya yang satunya lagi

Orang itu yang mendengar ucapannya hanya diam dan melangkahkan kakinya untuk memasuki kelas sedangkan ditempat tadi.

"Sialan. Siapa siswi itu? Apa dia anak baru?" tanya orang ditabraknya tadi dengan emosi

Teman-temannya mendekatinya dan salah satu dari temannya itu tertawa kecil sambil menepuk pundak orang itu.

"Yang sabar, sepertinya kamu harus memberitahu siapa kamu ke dia." ucapnya

"Sudah-sudah jangan memanasinya seperti itu, lebih baik kita ke kelas sekarang. Lihat banyak siswa dan siswi yang melihat kearah kita apalagi kearahmu dan ada yang menertawaimu." ucapnya, ya memang semuanya sedang melihat kearah mereka dan ada beberapa yang tertawa kecil, ada yang tersenyum, ada yang berbisik-bisik dan banyak lagi

"Kalian berdua juga jangan menertawaiku. Akan ku tunjukan kepadamu bahwa kamu sudah salah besar berurusan denganku." ucapnya emosi lalu melangkahkan kakinya sedangkan dua temannya membubarkan orang-orang yang ada disitu sambil berusaha untuk tidak tertawa

Dan dilain tempat siswa yang dipanggil Pepen itu menghentikan langkahnya yang membuat sahabatnya terkejut.

"Loh, kenapa jalanmu berhenti? Memangnya kita sudah sampai diruangan guru?" tanya siswi itu yang membuat Pepen menghelakan nafasnya dengan berat

"Sabar Pen sabar. Heh Mel, kamu itu tidak boleh seperti tadi." ucapnya yang membuat sahabatnya mengerutkan alisnya

"Maksudmu?" tanyanya bingung

"Kamu sudah salah berurusan dengannya." jawab Pepen

Sahabatnya yang dibuat semakin bingung mencoba mencerna kata-kata Pepen kemudian tertawa kencang yang membuat Pepen langsung menutup mulutnya.

"Melody-ah, jangan tertawa keras seperti itu." ucap Pepen yang membuat siswi yang bernama Melody mencoba menghentikan tawanya lalu menepuk tangan Pepen meminta untuk dilepaskan

"Baiklah, baiklah, aku ingat. Lagipula memangnya kenapa? Apa dia hantu atau monster? Sehingga aku salah berurusan dengannya? Astaga Pepen, kamu ini lucu sekali eum." ucap Melody

"Mel, kapan otakmu utuh hah?" tanya Pepen dengan kesal sehingga membuat Melody berusaha untuk menahawan tawanya

"Ya habis kamunya bilang begitu." ucap Melody

"Oke, oke. Yasudah begini ya Mel, kamu tau mereka itu siapa?" tanya Pepen yang mendapat anggukan kepala dari Melody yang membuat Pepen sangat terkejut melihatnya, Melody yang melihatnya terkekeh melihat tatapan terkejut dari sahabatnya itu

"Gini loh Peniel Shin, dia itu kan sama saja seperti kita, sama-sama anak yang bersekolah disini, jadi memangnya kenapa? Lagipula mau dia itu cucu komisaris ataupun cucu dari pemilik sekolah ini bahkan anak dari pemilik sekolah ini atau pemilik sekolah ini sekalipun aku tidak peduli, apalagi kalau dia hanya anak donatur dari sekolah ini, aku tidak peduli. Toh aku sama dia sama kok, sama-sama makan dan minum, jadi buat apa aku takut sama dia." ucap Melody yang membuat sahabatnya itu jengkel dan menghelakan nafas berat

"Yasudahlah terserahmu saja, yang penting aku sudah bilang kamu salah sudah berurusan dengannya." ucap Pepen atau yang bernama asli Peniel kemudian melangkahkan kakinya yang membuat Melody kembali terkekeh

"Dasar anak keras kepala, makan apa coba sebelum datang ke sekolah? Batu kali ya?" gumamnya pelan

Setelah berjalan beberapa langkah, Peniel dan Melody berhenti didepan pintu putih.

"Ini ruangan gurunya, kamu masuk saja sana dan aku akan menunggumu disini siapa tau kita sekelas jadi aku tak perlu mengantarkanmu ke kelasmu." ucap Peniel yang mendapat anggukan dari Melody kemudian memasuki ruangan guru tersebut setelah mengetuknya beberapa kali

"Permisi bu." ucapnya dengan sopan

"Ah iya, ada yang bisa ibu bantu?" tanya guru tersebut

"Perkenalkan bu, aku Choi Melody, anak yang mendapatkan beasiswa melalui lomba menyanyi yang digelar dalam lomba jalanan didepan gedung sekolah seminggu lalu." ucap Melody dengan sopan dengan membungkukkan badannya hormat

Ibu guru tersebut tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Silahkan duduk." ucapnya, Melody yang dipersilahkan duduk langsung menduduki kursi tersebut dengan sopan

"Perkenalkan nama ibu, Yoo In Ah. Kebetulan kamu adalah siswi dikelas ibu. Kelas ibu berada dilantai tiga, ruangan ketiga ya, kamu masuk kelas 12.1." ucap guru tersebut yang mendapat anggukan kepala

"Tapi maaf ibu tidak bisa mengantarkanmu ke kelas karena ibu harus mengikuti rapat di gedung yayasan mengenai kamu dan beberapa siswi lain yang memenangkan lomba tersebut." ucapnya yang mendapat anggukan

"Iya bu tidak apa, didepan juga ada teman aku yang sudah menungguku." ucap Melody yang mendapat jawaban senyuman dari gurunya

"Tapi sebelum itu ibu akan menjelaskan sedikit mengenai dua geng yang harus kamu jauhi. Maksud ibu jangan pernah kamu berurusan dengan mereka kalau kamu ingin bersekolah disini dengan tenang." ucap bu In Ah yang membuat Melody mengerutkan alisnya sedangkan In Ah yang melihatnya terkekeh

"Itu sudah konsekuensinya kamu bersekolah disini Melody-ah. Yang harus kamu jauhi adalah siswa-siswa ini." ucap bu In Ah yang menunjukan foto enam siswa di foto pertama terdapat tiga siswa

"Mereka bertiga adalah Lim Hyunsik, Yook Sungjae, dan Lee Minhyuk yang sering dieluh-eluhkan sebagai The Beat. Tapi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kamu terkena masalah dengan mereka karena mereka masih akan memaafkanmu, tapi jangan dengan tiga siswa ini." ucap bu In Ah yang dimaksud adalah tiga siswa di foto kedua

"Mereka adalah The Blue, Lee Changsub, Jung Ilhoon, dan Seo Eunkwang. Bisa-bisa kalau kamu berurusan dengan mereka, beasiswamu akan dicabut. Kalau memang kamu terkena masalah dengan yang namanya Seo Eunkwang dia masih bisa memaafkanmu tapi jangan sampai terdengar ditelinga Jung Ilhoon apalagi Lee Changsub. Kamu mengertikan maksud ibu?" tanya bu In Ah, Melody yang melihat wajah keenam siswa tersebut langsung teringat dengan siswa bernama Lee Changsub

"Berarti habis riwayatku setelah ini." gumamnya pelan

"Hah? Bagaimana maksudmu?" tanya bu In Ah yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari Melody

"Tidak apa bu." jawabnya

"Yang benar?" tanyanya lagi yang mendapat anggukan kepala dari siswinya

"Jangan bilang kamu sudah bermasalah dengannya?" tanya bu In Ah yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari Melody yang membuat bu In Ah menarik nafas legah

"Baiklah Melody, ini hari pertamamu. Semoga kamu betah dan menuruti perkataan ibu ya. Sisanya rulesnya seperti sekolah pada umumnya." ucap bu In Ah

"Baik bu. Kalau begitu saya permisi dulu bu." ucap Melody kemudia berdiri dan membungkukkan badannya dengan sopan yang mendapat senyuman dari wali kelasnya

"Bagaimana?" tanya Peniel setelah Melody keluar

"Kamu kelas berapa?" tanya Melody

"12.1." jawab Peniel yang langsung ditarik oleh Melody

"Ayo, kita sekelas lagi." ucap Melody yang membuat Peniel menepuk jidatnya

Tbc...

Continue Reading

You'll Also Like

3.1K 1.6K 40
Kebencian, keserakahan dan rasa dendam menjelma menjadi sosok makhluk mengerikan yang berusaha memakan jiwa manusia, sampai manusia itu meregang nyaw...
160K 15.6K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
202K 9.9K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
513K 38.1K 60
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.