A Life After The Marriage

By rhmmm04

166K 2.3K 49

•Hiii🖐🏻 Mau nemenin aku sampe nyelesaiin cerita halu ini gak? Gak papa, gak vote karna aku bikin ini buat... More

1. PERNIKAHAN
2.Malam Pertama
3.Awal baru
4.Pindah
5.Janji
6.Kegiatan
7.Diuji?
8.Acara
10.Sentuhan
11.Weekend
12.Teman kecil
13.BigBaby
14.Past
15.Past|2
16.Because of the past|3
17.War or Peace
18. Rumah mertua
19.Gangguan
20.Gangguan|2
21.Zaky Cimiwiw
22.izin
23.Perihal rambut
24.Haidar
25.Lembur
26.Studio
27.Club
28.Kegeb
29.Cosplay Kunti
30.Makan siang
31.Mood
32.Kabar
33. Siapa yang mengerti siapa?
34.Takut
35.keberangkatan
36.Rapat
37.Kacau
38.Konflik
39.Siapa?
40. RUMAH SAKIT
41. HOME?
42. Usulan
43.Larangan adalah perintah
44.TGB
45.My favorite
46. Diary
47. Candu
48. Foto
49. come
50. kembali

9.Pengakuan

3.1K 52 0
By rhmmm04


Adara berusaha mengejar Adrez yang sama sekali tidak menghiraukan panggilannya. Apakah Adrez mendengar semua pembicaraan mereka? Ia takut Adrez akan salah paham.

Tadinya lama menunggu Adara, Adrez memang sengaja menyusul Adara, karna teman-temannya sudah pulang lebih dulu. Ketika mencari keberadaan istrinya ia melihat Dina, hendak bertanya dimana istrinya. Adrez mengurungkan niatnya karna Dina sudah keburu masuk ke dalam kamar.

Saat ingin melangkah menjauh dari depan kamar itu Adrez mendengar nama orang yang dia cari disebut. Seakan terhipnotis untuk menyuruhnya tetap bertahan, ia bersandar di dinding pintu dengan tangan yang di silangkan di dadanya, terdengar jelas kalimat "Aku tau kok Adara mantan kamu kan Aldo" masuk di indra pendengarannya.

Sampai di parkiran dengan amarah yang memuncak, ia masuk ke dalam mobil. Mobilnya tidak bergerak ia tidak bodoh untuk meninggalkan istrinya pulang sendirian.

Adara ikut masuk ke dalam mobil, seperkian detik mobil melaju kencang. Hening! Tak ada yang membuka suara, Adara tau Adrez marah padanya ingin menjelaskan namun Adara bingung harus memulai dari mana, sedangkan Adrez hanya diam dari tadi tanpa berniat menanyakan sesuatu yang perlu Adara jawab.

"Sayang"panggil Adara pelan

Melihat keterdiaman suaminya Adara menghembuskan napas pelan "Kamu marah?" Seketika sadar ia mengulum bibirnya merututi kebodohan dengan pertanyaan di lontarkannya itu

Ia masih berusaha "Aku bakal jelasin, ak—"

"Gak perlu"sanggah Adrez lebih dulu. "Cukup aku jadi orang bodoh yang gak tau apa-apa!"

Adara menggeleng cepat "Aku udah gak ada hubungan apa-apa lagi sama dia"

"Aku tau, aku denger semuanya!"

"Terus, kenapa kamu diemin aku?"tanya Adara, jika Adrez memang mendengar semuanya ia sedikit lega tapi mengapa suaminya itu terlihat sangat marah bahkan urat-urat di tangannya sedikit menonjol.

Adrez melirik Adara dengan sorot mata tajam lalu manik matanya kembali fokus ke jalan. Karna tidak mendapatkan jawaban dari suaminya Adara enggan kembali bertanya, ia memilih ikut diam sepanjang perjalanan.

Sesampai di halaman rumah Adara turun lebih dulu dan memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya meninggalkan Adrez yang tengah memarkir mobil di garasi.

Di dalam kamar mandi Adara berpikir keras sembari mendumel-dumel tak jelas. Setelah puas berkutat dengan isi kepalanya yang tak ada jawaban, Adara memutuskan keluar untuk menanyakan langsung dengan orang yang bersangkutan.

Saat keluar dari kamar mandi matanya menelisik segala sudut kamarnya yang tidak ada kehadiran sosok yang di cari, namun sesuatu menyeruak masuk ke dalam penciumannya netra matanya mengarah pada balkon yang mengepulkan asap.

Ia berjalan ke arah balkon. Adara sempat tersentak sebentar namun kakinya kembali mendekat, mendapati suaminya yang sedang duduk berkutat dengan rokok yang mengapit di kedua jarinya.

"Adrez!"

Hilang sudah kecemasannya karna Adrez yang tiba-tiba mendiaminya berganti dengan keterkejutan di dirinya. Adrez yang mengetahui kehadiran Adara tetap meluruskan pandangannya.

"Sejak kapan kamu ngerokok?"

Selama 4 tahun pacaran Adara tidak pernah melihat suaminya itu merokok setaunya Adrez itu bukan perokok, mungkin kalo minum-minum Adara tau, itu pun tidak sering kecuali memang karna ada masalah. Dan untuk pertama kalinya suaminya menggunakan benda itu di depan matanya pula.

"Aku tanya, sejak kapan?!" Adara menaikkan satu nada suaranya

Adara jengah melihat suaminya yang tidak memperdulikan kehadiran dengan santainya mengesap rokok lalu mengepulnya ke udara. Ia berdiri di hadapan Adrez dengan merebut paksa benda itu.

"Kenapa?"tanyanya sekali lagi

Astaga Adara hilang kesabaran suaminya ini pura-pura tuli atau memang budeg. "Jawab! Jangan diem"tekan Adara

Mendengar nada bicara Adara yang sedikit meninggi , Adrez akhirnya mendongak sorot mata keduanya bertemu.

"Pengen aja"jawab Adrez diakhiri dengan kekehan kecil

"Sini!"

Saat ingin merebutnya kembali dengan sigap Adara menjatuhkan rokok itu ke lantai dan menginjaknya. Adara belum puas manik matanya tertuju pada Adrez penuh intimidasi "Sejak kapan?"

"Setahun yang lalu"ucap Adrez tanpa beban.

Adara memicing "Berarti waktu kamu di Jerman?" Adrez mengangguk saja.

"Kenapa?"

"Kamu!"

Adara mengenyit bingung sebelum Adrez melanjutkan kalimatnya "Karna kamu yang selalu minta putus! Kamu kira aku bakalan baik-baik aja dengan itu? Enggak, ya!"

"Cukup sekali kita putus waktu aku masih di sini. Awalnya aku gak mau ninggalin kamu, jalanin hubungan jarak jauh tapi karna emang keharusan, aku terpaksa kesana! Dan setahun lebih kita jalaninnya kamu tiba-tiba mutusin aku"

Sebelum mereka LDR memang pernah putus dan Adara yang memutuskan, tidak sampai seminggu mereka balikan karna Adrez bisa meluluhkan Adara. Saat mereka LDR pun entah salah paham Adara meminta putus padahal hubungan mereka sudah jalan 3 tahun beruntung Adrez membuat Adara percaya akhirnya putus untuk yang kedua kali itu tidak terjadi.

"Tapi waktu itu kan kita gak jadi putus"

"Iya! Karna aku berusaha muter otak bujuk kamu. Kamu pikir aku gak kepikiran?!" Adrez menggeleng seolah mengatakan ia tersiksa.

"Awalnya aku emang coba-coba gunain itu buat ngelampiasin pikiran aku, dan beberapa bulan setelah itu kamu minta putus lagi ke aku dan ngeblok semua sosmed aku!! Sampai akhirnya aku buru-buru balik ke sini buat langsung ngelamar kamu. Segitu takutnya aku kehilangan kamu!"

Adara diam membiarkan Adrez mengeluarkan unek-uneknya. Ia merasa sangat bersalah.

"Aku sakit hati ya, asal kamu tau. Dan bodohnya lagi aku ngira, aku orang pertama yang milikin kamu sama seperti kamu jadi orang pertama dalam hidup aku tapi ternyata kamu punya mantan, bodoh banget ya, aku? Gak tau apa-apa!"

"Kenapa kamu gak pernah bilang?"

Apa karna hal ini Adrez mendiaminya, sungguh Adara a tidak tau. "Maaff, itu cuma masalalu aku yang gak mau aku bahas dan lagi, kamu gak pernah tanya?!"

Adrez menatap Adara lekat "Seenggaknya kamu berinisiatif buat cerita!"

"Bukannya aku gak mau cerita, tapi karna itu emang gak penting"

Adrez menggeleng, ia merasa menjadi orang bodoh yang tidak tau menahu tentang masalalu istrinya sendiri karna pikiran percaya dirinya. "Kamu tau kan? Aku cinta sama kamu, waktu kamu kelas 2 SMA"

Adara mengangguk, ia tau karna Adrez pernah cerita awal dia jatuh pada pesonanya. Saat itu Adara kelas 2 SMA dan Adrez kuliah semester 3. Pertemuan singkat mereka di mulai ketika Adrez dan para alumni dari sekolah yang Adara tempati berkunjung, saat itulah mereka bertemu dan Adrez langsung menaruh hati hanya dengan menatap mata Adara.

"Mulai hari itu juga aku selalu merhatiin kamu dari jauh, dan aku gak pernah liat kamu deket sama cowok, karna itu yang buat aku ngira aku jadi cowok pertama kamu." Adrez terkekeh miris "Ternyata kenyataannya aku suka sama cewek orang"paparnya.

Melihat sorot mata sendu Adrez, Adara menggeleng cepet tidak mau membiarkan Adrez dengan pikiran negatifnya "Aku sama Aldo itu putus sebelum kamu suka sama aku, waktu aku naik kelas 2 kita udah putus"

Adara menggapai tangan Adrez menautkan jemarinya di sela-sela jari besar Adrez, lalu menggenggamnya erat "Aku minta maaf karna gak cerita sama kamu, tapi itu udah lama banget dan aku gak mau ngungkit lagi, yang terpenting sekarang itu kamu! Aku harap kamu jadi yang terakhir buat aku"

"Kamu tadi bilang denger semuanya kan?"

Adrez mengangguk mengiyakan "Berarti, kamu denger apa yang aku bilang ke Aldo?!"

Adrez mengerutkan keningnya berusaha mengingat kalimat mana yang di maksud Adara "Kamu adalah dunia aku!"ucap Adara lantang.

Seketika darahnya berdesir hebat, hatinya menghangat mendengar penuturan itu, tapi ia rasa tidak mendengar kalimat itu tadi.

"Kamu gak dengar yang bagian itu" Adrez menggeleng ragu, mungkin sebelum Dina datang pikir keduanya

"Jadi udah gak marah sama aku?"tanya Adara lembut

"Aku gak marah. Aku pernah bilang kan? lebih baik kamu yang marah sama aku dari pada aku yang marah ke kamu! Dan seberat apapun masalah kita jangan pernah bilang pisah, apalagi berniat buat ninggalin aku"lirihnya

"Hati aku udah sepenuhnya aku kasih ke kamu. Aku sayang kamu, ya" Adrez melepaskan tautan tangan mereka lantas merengkuh pinggang Adara posesif, kepalanya di benamkan di perut rata Adara.

Adara terharu mendengarnya. Ia tau betapa tulusnya laki-laki ini, dilihat dari perjuangannya dan cara perlakuannya yang berhasil membuat Adara akhirnya luluh. Adara membalas memeluk leher suaminya "Aku lebih cinta kamu"bisiknya lembut di telinga Adrez.

Adrez semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Adara. Jujur saja ia merasa salting, entah karna ucapannya sendiri atau mendengar bisikan Adara. Kepalanya semakin dibenamkan di perut Adara membuat Adara sesak bernapas karna perutnya di tekan kuat.

"Lepas ah, sesek aku!"

Adrez berusaha menormalkan mimik wajahnya, perlahan tangannya mengendor namun masih stay di pinggang Adara "Maafff"

Tangan Adara yang tadinya bertengger di leher Adrez pindah, menangkup pipi suaminya "Kok kamu ganteng banget sih"godanya yang terdengar seksi di telinga Adrez, laki-laki itu tidak bisa menyembunyikan rasa saltingnya.

Sebenarnya Adara tau suaminya itu salting, makanya ia mencoba menggoda Adrez lagi "Ternyata cowok bisa salting juga, ya?"Adara menyeletuk.

"Kata siapa?"elak Adrez

"Nih! Di depan aku buktinya"

Adara menempelkan bibirnya tepat di bibir Adrez mengecupnya sekilas, saat hendak menjauhkan wajahnya Adrez menarik pinggang Adara yang berakhir duduk di sebelah pahanya, reflek tangan Adara di kalungkan di leher Adrez.

Dengan lembut Adrez melumat bibir Adara, sebelah tangannya menahan tengkuk Adara untuk memperdalam ciuman mereka, lidahnya bergulat dengan lidah Adara mengecap rasa manis di bibir istrinya. Adrez seakan mengesap habis bibir Adara.

Seakan terbuai dalam kegiatan mereka, tangan Adrez turun ke paha Adara menyingkap dress yang Adara kenakan, mengelus paha mulus istrinya. Adara yang merasa tangan suaminya makin merambat kemana-mana segera melepaskan pagutan mereka, tangannya menahan tangan Adrez agar tidak masuk lebih dalam.

"Ngapain?"

Dengan wajah melasnya, Adara tau apa yang diinginkan oleh suaminya. Ia menggeleng "Gak bisa"

Adrez baru ingat istrinya ini masih kedatangan tamu tak di undang, bikin dongkol saja batinnya.

"Kapan kelarnya sih, yang?!"cetus Adrez

"Besok atau gak lusa" Adara membelai lembut pipi Adrez "Sabar ya sayang!"

Adrez mengangguk pasrah. "Ke dalam, di sini dingin udaranya"ajaknya

"Yuk!"






°NeedTime°

Continue Reading

You'll Also Like

214K 20.9K 42
Maira mengira Satya mencintainya, tapi nyatanya 6 tahun berpacaran Satya tidak pernah bisa memberikan Maira kepastian mau dibawa hubungan yang mereka...
1.9M 127K 29
Yang baru ketemu cerita ini jangan baca, sudah di hapus sebagian !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya...
604K 43.5K 28
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1...
2.9M 272K 62
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...