Bismillahirrahmanirrahim
~~~
Setengah semester sudah Ino lalui, ia benar-benar serius melanjutkan studinya di Bandung, demi masa depan dan juga kedua orangtuanya, lagi pula ini semua keinginan orang tuanya, sebagai anak yang berbakti, tentu Ino harus mengusahakan yang terbaik
Ino berjalan santai setelah kelas terakhirnya selesai hari ini, ia tak langsung pulang, ia sudah ada janji, Ino segera menuju parkiran dan bergegas ke tempat tujuan dengan motor kesayangannya
Sesampainya ditempat tujuan, Ino segera turun dari motornya dan menghampiri seorang lelaki yang akan ditemuinya itu
"Assalamu'alaikum kang"
"Wa'alaikummussalam"
Ino sedikit terkejut mendengar anak-anak kecil yang ikut menjawab salamnya
"Duduk Vino" Ino mengangguk dan segera duduk
"Anak-anak, kenalin, ini kak Vino"
"Hai kak Vino"Ino tersenyum senang melihat mereka
Setelahnya, ia diajak masuk untuk berbincang lebih banyak, anak-anak tadi juga sudah kembali bermain
Ino sedang berada di panti asuhan sekarang ini, ia tertarik saat bercerita dengan akang beberapa waktu lalu, mereka tak sengaja bertemu di Masjid setelah sholat Jum'at
Setelah berbincang cukup lama, Ino berjalan keluar, berinteraksi lebih dekat dengan anak-anak panti, ia sudah resmi menjadi relawan disini, ia akan mengajar dan menghibur anak-anak disini
Dengan senang hati Ino bergabung ditengah-tengah kerumunan anak panti, ia memulainya dengan perkenalan diri, ia sangat senang melihat respon baik anak-anak
Gema adzan dzuhur menghentikan aktivitas orang-orang, Ino bersama anak-anak panti dan yang lainnya bergegas ke mushola mereka, melaksanakan sholat dzuhur berjama'ah, lagi-lagi Ino tersenyum senang melihat antusiasme anak-anak untuk sholat berjama'ah, pemandangan yang cukup jarang ia lihat di luaran sana
Setelah sholat berjama'ah, mereka masuk kedalam untuk makan siang bersama, makanan yang mereka makan adalah hasil masakan anak-anak perempuan, bahannya juga dari kebun yang mereka kelola bersama, luar biasa memang
Mereka semua makan dengan tenang setelah membaca do'a bersama sebelum makan tadi
~~~
Saat ini Ino sedang berada di taman panti asuhan, melihat anak-anak yang sedang bermain, Ino tertawa lepas saat salah satu anak tak sengaja tersandung saat main kejar-kejaran, bukannya menangis, anak itu justru tertawa, seolah menertawakan dirinya sendiri
"Assalamu'alaikum" semua orang menoleh ke sumber suara
Di sana, di dekat pagar, sudah berdiri seorang gadis dengan gamis coklat panjang dan cadar yang senada, matanya nampak menyipit, menandakan ia sedang tersenyum
"Wa'alaikummussalam" Ino menjawab lirih, ia tertegun sesaat melihat gadis itu
"Astaghfirullah" Ino tersenyum kaku saat akang menyenggol lengannya, ia lantas beristighfar setelahnya
Ino melihat anak-anak yang berlarian ke arah gadis itu, ia jadi penasaran, sepertinya gadis itu sudah lama disini, dan juga disukai anak-anak panti
"Namanya Aisyah, sudah sekitar satu bulan jadi relawan disini" Ino lagi-lagi tersenyum kaku, terlihat sekali ia penasaran pada gadis itu
"Saya kesana dulu, nyiapin alat belajar buat anak-anak" Ino mengangguk sopan
Tanpa sadar, Ino memperhatikan gadis itu, Aisyah, ia nampak bersemangat mengajar anak-anak panti, ia juga terlihat sudah biasa mengajar, sangat nyaman dengan apa yang dilakukannya
Dering ponsel menyadarkan Ino, ia merogoh saku dan mengambil ponselnya, menekan tombol hijau lantas mendekatkan benda pipih itu ke telinganya
"Assalamu'alaikum Yah"
"Wa'alaikummussalam, bisa pulang sekarang nak ?" Tanya seseorang diseberang sana yang merupakan ayah Ino
"Bisa yah, Vino jalan sekarang"
Kedua orangtuanya memang sedang di Bandung, mereka berencana menetap di tempat kelahiran Ibu Ino, mereka juga sudah mempersiapkan rumah untuk ditinggali
Ino berjalan menghampiri akang yang sedang mengawasi anak-anak, netranya tak sengaja bertatap dengan netra Aisyah, sedetik kemudian, Aisyah memalingkan pandangannya, Ino yang tersadarpun beristighfar dalam hati, ia melanjutkan langkahnya menghampiri akang
"Kang"
"Kenapa Vino ?"
"Saya pamit ya, sudah dicariin, besok-besok kesini lagi, sekalian bawa oleh-oleh buat anak-anak"
"Iya Vino, tapi ga usah repot-repot, dateng kesini saja anak-anak udah senang"
"Yaudah, saya pamit ya kang, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikummussalam"
Ino segera pulang dengan motornya
~~~
Sesampainya di rumah, Ino langsung saja masuk, orangtuanya juga sudah ada didalam
"Assalamu'alaikum" Ino menyalami ayah dan ibunya bergantian
"Wa'alaikummussalam"
"Bersih-bersih dulu Vino, abis itu makan"
"Iya Bu"
Selang beberapa menit, Ino sudah kembali dengan badan yang lebih segar setelah mandi
"Udah makannya ?"
"Nanti aja deh Bu, belum laper" Ino mengambil duduk disebelah ayahnya
"Ada apa yah ?" Kedua orangtuanya saling tatap, Ino mulai curiga melihat hal itu
"Kita mau bicarain hal penting"
Ino mengerti maksudnya, tahun lalu juga seperti ini, Ino sudah tau kemana arahnya, ia hanya bisa menghela nafas
"Kamu sudah cukup umur untuk menikah Vino" tangan lembut itu memegang erat tangannya, Ino melihat mata Sang Ibu, ada harapan besar disana
"Kasih Vino waktu sedikit lagi Bu, Ayah" Ino menatap orangtuanya bergantian
"Tahun lalu juga bilangnya begitu, tapi kamu ga berhasil cari gadis itu kan ?" Namanya Ira yah -batin Ino
"Kasih Vino kesempatan satu kali lagi, seenggaknya sampai Vino lulus kuliah, setelah itu, Vino akan ikutin permintaan ayah ibu" Ino yakin sekali dengan apa yang dikatakannya barusan
Orangtuanya hanya bisa mengangguk, putra mereka memang keras kepala, tapi ucapannya selalu bisa dipegang, tak salah jika mereka percaya pada Ino
~~~
Ino merebahkan dirinya ke atas kasur, mencari satu orang ternyata sesulit itu, Ino sudah berusaha selama ini, berharap dapat bertemu dengan Ira lagi, tapi sampai detik ini ia belum juga bertemu Ira, apa Ira benar-benar di Bandung ?
Ino mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang, seseorang yang selalu ia hubungi saat keadaan seperti ini
Ale-ale
Assalamu'alaikum Le
Wa'alaikummussalam
ada masalah apa?
Basa basi dulu kek
Lo kan ngechat gue pas
ada masalah doang
Masa ?
Iya, buruan, sibuk
nih gue
Gue disuruh nikah sama
ayah ibu
Emang kenapa si, Om dan
Tante kesayangan gue ngebet
banget anaknya nikah ?
Ya gue juga ga tau, kata
ibu si umur gue udah cukup
buat nikah, gitu, padahal
kan gue masih cari Ira
Lo belum nemu
juga tu bocah ?
Bocah-bocah,
sembarangan Lo
Belum ketemu juga?
Belum lah, kalo udah
gue kabarin elo kali
Iya juga ya, emang,
Ira Bandungnya sebelah
mana dah ? Kok ga nemu-nemu ?
Gue ga tau, tapi gue udah
beberapa kali keliling
Bandung, nanya sana-sini
masih aja ga ketemu, Wawa
juga ga tau alamat
lengkapnya dimana
Emang, Ira ga pegang
ponsel ? Jaman udah canggih
gini, tinggal chat, langsung tau
Ira jarang aktif sejak pindah, bahkan
sekarang pun gitu, chat gue dari
jaman SMA aja ga dibales-
bales ampe sekarang
Allahuakbar, tahan bener
Ira, sabar ya No, kesian gue ama Lo
Rese' Lo ah
Ino mematikan ponselnya, sepertinya ia salah menghubungi orang, bukannya berkurang bebannya justru bertambah
~~~
See u di next part, thank u 🤗🧡