Wild Flower

By ktutsdi19

2K 253 50

"Semua selalu adil dalam kehidupan dan cinta" -ksj "Aku takut jika harus berujung pada jurang yg sama"... More

How it started
Worse welcome
Hidden tear
Shadow
One Step closer
First Smile
Warm touch
Unexpected
The Plan
Bring back the story
Another side
This feeling
Rhythm of the rain
Start believing?

I wanna be happier

99 15 1
By ktutsdi19



Happy reading
💜💜

"Sometimes what you're most afraid of doing is the very thing that will set you free."



Jiwon menatap lekat punggung lebar soekjin yg tengah sibuk bergulat di dapur dg pisau bertengger apik di tangannya bak seorang master chef yg begitu lihai , jiwon mengakui jika masakan soekjin sangat enak dan membuatnya ketagihan_Di balik wajah sok keren yg selalu ia tunjukan tidak disangka pria yg 6 bulan terakhir ia kenal begitu pandai dg bumbu² dapur

Jiwon mulai berpikir jika mengenal orang sekitar tidaklah hal buruk , tidak semua orng memiliki niat picik dan suka mengambil keuntungan tersendiri namun ia juga tidak menampik kemungkinan hal putih dan hitam ,segala populasi di bumi pasti ada yg jahat dan tidak sedikit yg baik. dulu setelah tragedi yg mengubah hidupnya ia sangat mudah menyimpulkan tentang  kehidupan dimana didalamnya penuh dg tipu muslihat dan ia tidak ingin menjadi seorg yg lemah yg mudah di injak , ia selalu menguatkan tekatnya untuk berdiri kokoh dan membalut luka stebal mungkin. Tapi entah sejak kapan persepsinya tentang kehidupan mulai berubah.

Terlalu bnyak rasa pahit yg jiwon telan , jika berputar kembali pada kenangan 10 tahun yg lalu dimana segala kebahagiaan merangkulnya membawa tawa manis yg selalu mengembang di bibir mungilnya dan dlm kurun wktu itu bukanlah hal mudah untuk menata kehidupannya kembali akan segala kenangan buruk yg menghantui , jika dulu ia terlalu bnyak mengonsumsi gula maka sekarang adalah titik ia juga harus mengecap rasa baru. Ia tidak berharap hidup yg sempurna namun ia hnya ingin memiliki semangat untuk melanjutkan hidupnya

Drrttt drttt

Dering ponsel menyadarkan jiwon atas lamunannya dan benda kotak yg awalnya berada dlm saku celana kini berpindah ke telinga dg suara yg keluar melalui ponsel itu

"Yoboseyo?" -jiwon menjauhkan dirinya dari arah dapur untuk menjawab panggilan

"Ahyoung haseyo Isa-nim.anda dimana? Sudah 3 hari saya tidak mendengar kabar anda? Anda baik² sj? Apa terjadi sesuatu? Saya dengar anda sempat dirawat" ucap suara bertubi-tubi dari sebrang telpon

"Aku baik² sja pengacara park, aku sedang berkunjung di rumah temanku" jawabnya santai , sejak keluar dari rumah sakit 2 hari yg lalu jiwon memutuskan menginap di kediaman soekjin krna pertengkaran bersama ayahnya ia sangat malas untuk pulang dan soekjin beserta ibunya dg senang hati menampungnya krna awlnya jiwon berencana menginap di hotel namun soekjin tak mengizinkan dg alasan kesehatannya blum sembuh total , bisa di bilang seorng kim soekjin khawatir untuk pertama kalinya terhadap seorng wanita selain ibunya dan jihyun

"Syukurlah! Saya sangat khawatir krna tidak mendengar kabar anda, apa perlu saya jemput? Sajang-nim menanyakan kabar anda"
mendengar kalimat terakhir membuat jiwon terdiam, ia benar² tidak ingin membahas perihal ayahnya itu

"Saat mendengar anda di rawat beliau sangat khawatir" lanjutnya

Benarkah ayahnya khawatir? Atau pengacara park berbohong lagi? Krna ia satu² ny org yg rela berbohong agar hubungan jiwon dg sang ayah tidak renggang dan jiwon tahu itu bhkan ia sangat berterimakasi pada sang pengacara

".........."

"Isa-nim apakah anda mendengar sya? Sya akan menjemput anda , bisakah anda mengirim alamat teman yg anda kunjungi?"

"Tidak perlu! Bisakah kau yg mengurus segala pekerjaanku di perusahaan hingga besok bersama sekretaris lee? Ku rasa aku butuh libur!"- setelah cukup lama berpikir akhirnya jiwon mengambil keputusan final

"Tapi ada sesuatu yg ingin saya bicarakan bersama anda isa-nim"

"Kita bicarakan itu nanti!"

"Baiklah isa-nim , hubungi saya jika anda memerlukan sesuatu" jiwon pun memutus panggilannya . dg si pengacara yg di landa rasa penasaran krna jiwon untuk pertama kali mengabaikan pekerjaannya padahal ia sama sekali tak pernah berpikir untuk berlibur walau itu hari libur ia akan tetap bekerja. Dan rasa penasarannya lebih besar menumpuk dg informasi beserta alamat rumah yg bawahannya katakan tadi , ia juga membawa sebuah foto lulusan SMA sepasang muda-mudi bersama 2 wanita paruh baya

"Siapa sebernarnya pria ini? Apa hubungannya ia dg nona jihyun? Mereka dulu satu kompleks? Apa mereka masih saling kenal baik smpai saat ini?" Gumamnya dg pikiran penuh pertanyaan menatap bikai berisi foto di tangannya

Tidak ingin terlalu berpikir jauh krna mungkin itu hnya kebetulan , park kyung joo pun memutuskan menemui sang presdir di ruangannya_ yah namjoon datang ke perusahaan saat ini untuk mengurus sesuatu

Selangkah lagi ia akan sampai di depan pintu coklat yg nyatanya terbuka sedikit namun pergerakannya terhenti oleh suara yg brasal dari dlm ruangan

"Baiklah , jika ayah yg memintannya aku akn berusaha sebisaku dan aku tidak akan mengecewakanmu" suara yg sangat ia kenal yaitu putri sulung sang presdir

"Jika masih dlm area kantor , aku bukanlah ayah mu tapi atasanmu mengerti?" - jawab sang pemimpin perusahaan

"Maafkan aku sajang-nim , anda tidak akan menyesal tlah mempercayai ku" ucapnya begitu sumringah

"Aku mengandalkanmu jihyun-ah dan buktikan potensimu"

Kyung joo memutar arah yg tadinya ia akan menyampaikan kabar tentang jiwon namun ia urungkan , rasa penasaran tentang inti percakapan mereka membuatnya memiliki firasat buruk tentang hal besar yg sang presdir ambil dan pikirannya pun tertuju pada sang atasan

Sedangkan namjoon yg tlah menyelesaikan pembahasannya bersama jihyun pun mengambil ponselnya di atasa meja guna menghubungi seseorg

"Apa kau tlah menemukannya?" Tanya nya pada si penerima telpon

"Sudah tuan, nona jiwon baik² sj dan dia tinggal bersama pacarnya" jawabnya sambil bersembunyi di balik tiang dekat rumah seokjin

"Baiklah, biarkan sj ia melakukan apa yg ia mau! Tetap awasi putriku mengerti?!"

"Baik tuan" namjoon pun mengakhiri panggilannya

Jihyun yg sempat mendengar ucapan dari ayahnya pun tersenyum miring dg hubungan anak dan ayah itu yg semakin renggang_ semakin lebar jarak yg mereka ciptakan maka semakin mudah jihyun mengambil ruang kosong itu

"Pelan² sj, kupastikan tidak ada pertumpahan darah kx" gumamnya

"Appa ku tersayang dan adikku yg manis , tunggu sj hadiahku" -jihyun

......




"Hei!! Ap yg kau pikirkan? Sarapannya sudah siap" ucap seokjin mencentikan jari nya di depan wajah jiwon yg tengah melamun

"Jiwon Sayang , ayo kita sarapan, masakan seokjin terlihat sangat enak" ucap ibu kim mengajak jiwon duduk di sampingnya dan jiwon hnya tersenyum tipis untuk menanggapi

Mereka pun memakan sarapan yg di buat jin pagi ini dg sangat lahap , ibu kim benar masakan seokjin memang tak perlu di ragukan lagi , ia rasa bakat memasak soekjin di turuni dari mendiang kakeknya yg juga sangat pandai memasak

"Makanlah yg banyak jiwon-ah , kau terlihat semakin kurus" ucapnya mengambil lauk pauk untuk diisi di atas piring jiwon

"Baiklah eomma" jawbnya dg sungkan

"Tidak perlu malu , anggap rumah sendiri, andai sja kau mau dg seokjin , eomma pasti bahagia memiliki menantu sepertimu" ucapnya menatap kedua insan yg saling tatap itu

"Bagaimana seokjin menurutmu? Bukankah dia tampan?"

"Hah? Oh?.. ahh! Iya" ucapnya terbata² krna pertanyaan ibu soekjin mengenai pendapatnya tentang penampilan pria yg tengah duduk sambil melahap sarapannya

"Katakan pada eomma jika suatu saat kau tlah mencintai seokjin ,oh?" Ucapnya penuh antusias krna entah kenapa ia sangat merestui jika jin bersama jiwon menikah

"Eomma dia ini anak konglomerat , mana mau dia menikah dg keluarga miskin" balas jin memberikan tamparan keras pada sang ibu jika kenyataannya ia memang kalah dlm materi

"Didunia ini tidak ada yg tidak mungkin jin , mungkin sj dia mau meninggalkan kekayaannya demi menikah bersama mu seperti drama² yg eomma tonton, ingat! Harta tidak menjamin kebahagiaan" -ibu kim

Benar! Untuk apa berlomba mengumpulkan kekayaan jika tidak bisa tersenyum dg leluasa_ kalimat terakhir dari ibu kim seolah memberi peringatan pada jiwon

"Aishh itu bhkan tidak nyata dan tidak ada yg mau hidup miskin"-jin masih mencoba membuat ibunya sadar jika berkhayal tinggi maka jatuhnya akan sakit

Jiwon yg menatap satu persatu sesi adu argumen di depan membuatnya tersenyum tipis_ ia pikir interaksi antara ibu dan anak itu sangat manis, jujur! ia sangat merindukan suasana kelurga yg hangat
"Itu kan menurutmu, apapun bisa terjadi jika tuhan berkehendak"

"Terserah eomma sja" jin memilih mengalah , jika ia trus beradu argumen dg sang ibu maka tak akan ada habisnya , si ibu akan trus meresponnya hingga menang

"Ngomong² bukankah kau libur hari ini?"-nyonya kim

"Ne eomma, waeyo?" -jawab jin sambil memasukan kimchi ke mulutnya

"Kebetulan sekali , ajaklah jiwon jalan² keluar , sudah 2 hari ia hnya di rumah sja, kau sudah seperti menyekap buronan wanita di rumah kita , jiwon-ah pergilah bersama seokjin mm! Maaf eomma tidak bisa mengajakmu keluar hari ini krna eomma akan mengunjungi sahabat eomma, maaf sekali sayang" ucap nyonya kim penuh penyesalan krna ia berjanji mengajak jiwon jalan2 hari ini tapi ia hampir melupakan janji temu bersama sahabatnya jika saja sang sahabat tidak menelpon pagi tadi

"Tidak apa² eomma, aku dirumah sj pasti jin lelah bekerja semalaman, kita bisa melakukannya lain wktu" ucap jiwon saat melihat raut wajah soekjin yg berencana ingin protes krna jin pulang pukul 4 dini hari dan jin hnya dapat 4 jam tidur terlihat dari lingkaran hitam di bawah matanya yg sudah seperti seekor panda_ ia lembur krna weekend bnyak pengunjung di bar tempatnya bekerja

"Jiwon benar eomma , biarkan aku tidur lagi sebentar sj!! Aku sangat lelah wuaheemm! Aku akan mengajaknya jalan² setelah bangun tidur" -jin menguap dg mulut yg di buka lebar

"Terserah kalian sj, sepertinya eomma akan menginap di sana jadi jin, jaga jiwon baik² ok? Jangan smpe lecet!" Ucap nyonya kim setelah meminum segelas air dan menyelesaikan sarapannya

"Ne hati² eomma" -ucap jin dan jiwon bersama melihat kepergian nyonya kim. Jiwon membereskan meja makan sedangkan jin mencuci piring kotor

"Jangan pikirkan apapun yg di katakan ibuku , ia hnya bicara asal" ucapnya setelah menyelesaikan acara cuci mencuci piring

"Aku bhkan tidak berpikir sejauh itu , biarkan sja selagi ibumu merasa bahagia" balas jiwon santai

"Baiklah, aku hnya takut kau ke ge'eran" -jin

"Aku bukan tipikal baperan" balasnya sambil membalas tatapan seokjin yg memang sejak tadi menatapnya lekat

"Apa yg kau lihat?" Ketusnya merasa risih dg tatapan jin

Jin pun melangkah mendekat ke arah jiwon selangkah demi selangkah menghapus jarak antara mereka sambil trus menatap jiwon seperti predator yg tlah menemukan mangsanya , jiwon yg memang berada di samping meja makan pun tak bisa melangkah mundur ia berusaha menunjukan ekpresi sedingin mungkin namun desiran aneh dlm dirinya tiba² sj datang seiring dg langkah seokjin yg semakin dekat dan membuat detak jantung nya bergerak dari batas normal. jin menudukan wajahnya dan berbisik di telinga jiwon dg suara menggoda  "Baiklah² , aku akan mengambil ponselku ke kamar , katakan jika kau merindukanku nanti" 

"Kau mau keluar angkasa pun, aku tidak peduli" ucapnya keliwat sinis sambil menatap punggung jin yg tlah menghilang dari balik pintu

....

Ting tong ting nong
Ting nong

Jiwon membiarkan seseorg itu trus menekan bel pintu krna ia jin sbg tuan rumah yg harus membukanya namun batang hidung pria itu tak terlihat sedikit pun , kesal krna suara pintu begitu berisik , jiwon pun berteriak memanggil jin untuk membuka pintu itu

Ting nong ting nong

"Ya!! Kim seokjin!!" -panggilnya

"Bukalah pintunya!!" -teriaknya lagi

"Bisakah kau membuka pintunya? Aku sedang di toilet" jawabnya dari dalam toilet sepertinya jin sedang menabung mas batangan

"Ishh menyusahkan sekali!!" Gerutunya sambil menuju pintu untuk membukanya

Terlihat seorng wanita memunggungi jiwon di lihat dari penampilannya bisa di tebak ia berasal dari keluarga kaya_ dari atas hingga bawah semua barang bermerk

"Pacar seokjin yg keberapa lagi ini?" Ucapnya dlm hati

Saat wanita itu membalikan tubuhnya menatap jiwon , ia begitu terkejut krna tidak menyangka akan kehadirannya

"Jihyun? Park jihyun?" Ucapnya memastikan jika ia tidak salah lihat dg segala pertanyaan dlm dirinya kenapa jihyun bisa sampai di kediaman seokjin , jihyun juga tidak kalah terkejut tapi ia bisa mengontrol mimik wajahnya

"Kau...?" -jiwon

"Jiwon-ah akhirnya aku menemukanmu!! Aku sangat khawatir selama 3 hari ini , ku dengar kau di rawat? Ap kau baik² sja?" Tanya bertubi² sambil memeluk erat tubuh jiwon tiba². untung sja ia bisa dg cepat menemukan ide agar tidak membuat jiwon curiga krna sebenarnya ia datang untuk mengunjungi seokjin namun tak di sangka jiwon juga di sini dan pada kenyataannya ketidak beradaan jiwon merupakan kebebasan baginya

"Tunggu sebentar!! Darimana kau tahu aku disini? Dan aku tidak mengharapkan kehadiranmu!!"

"Tentu sja melacak keberadaanmu , kau tidak tahu bagaimana khawatirnya aku krna tidak mendengar kabar darimu?" Ucapnya penuh dusta

"Apa kau sedang berlaga sbg saudara yg baik? Berhentilah berpura² !! Aku muak!!" -jiwon begitu jijik mendengar segala rangkaian drama yg jihyun katakan

"Jadi kau mulai menganggapku saudaramu? Waw! Itu tidak terdengar seperti dirimu" -jihyun

"Tentu!! Aku memiliki Saudara tiri penjilat yaitu park jihyun!! sangat menjijikan menyebut nama lengkapmu itu!! Heh!... , park mi soo seorang jalang yg melahirkan penjilat bermulut manis seperti mu kurasa kau akan meneruskan prestasi ibumu itu, dan satu lagi!! Jangan pernah bermimpi untuk menyandang marga kim di depan nama menjijikanmu itu!!!" -ucap jiwon dg angkuhnya

"Benarkah?kau hnya belum tau sj apa yg appa tersayang mu tlah lakukan" mari kita lihat siapa yg akan tertawa di akhir! - jihyun berbisik di telinga jiwon dg wajah penuh kemenangan , mereka saling bertatap tajam seolah ingin menusuk satu sama lain

"Aku lega jika adiku yg manis ini ternyata masih hidup" ucapnya tersenyum meremehkan smbil mengusap helaian rambut jiwon kebelakang telinganya, jiwon menatap tajam gerak-gerik saudara tirinya

"Knp tamunya tidak kau suruh masuk?" Jin datang dari dalam smbil mengetik sesuatu di ponselnya

"Siapa yg datang?" Jin pun menatap bergantian ke2 wanita di depannya

"Jihyun?" -ucapnya spontan krna ia memang sedang membalas pesan dari jihyun untuk memberitahunya jika jiwon ada di kediamannya dan tak perlu datang berkunjung

"Kau mengenalnya?" -jiwon menatap penuh penasaran soekjin di sampingnya









"Aku tidak menginginkan hal sempurna tapi aku hnya ingin merasakan hal dulu yg pernah ada" -jiwon




See next chapter
💜💜💜

Continue Reading

You'll Also Like

740K 29.9K 43
awal mulanya sih one night stand kok keterusan?? "shit... i think I'm addicted to his body" 🔞 . . cerita tentang seorang pengusaha yang mempunyai si...
102K 9.4K 41
Cerita fanfic ini akan fokus kepada kehidupan Hong Haein dan Baek Hyun Woo sebelum mereka menikah kembali, ketika menikah, dan setelah mereka menikah...
218K 20.1K 29
Lima tahun lalu, Wonwoo memutuskan sebuah keputusan paling penting sepanjang hidupnya. Dia ingin punya anak tanpa menikah. Lima tahun kemudian, Wonw...
654K 64.7K 45
Bertransmigrasi menjadi ayah satu anak membuat Alga terkejut dengan takdirnya.