.
HAI! YG RAJIN DONG VOTE SAMA KOMENNYA :(
AKU TUH PEN UP TAPI BLM TEMBUS TUH NYESEK HEY :)
JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN OKEY!
HAPPY READING!
TYPO BERTEBARAN!💃🏻
.
Naza kini tengah merenung di balkon kamarnya.
Ia mendadak mendapat firasat yang buruk.
Akan ada sesuatu yang menimpa Vervox, ntah itu dirinya atau anggota yang lainnya atau bahkan sang ketua mungkin?
Ia kini menatap langit-langit yang terlihat menghitam. Malam ini terasa sangat suram baginya.
Naza kembali mengambil ponsel yang berada di saku celananya, dan menatap pesan yang dikirimkan Gio kepada dirinya.
Itulah pesan yang dilihat oleh Naza.
Naza menatap intens ke arah layar ponselnya. Firasatnya semakin menjadi-jadi. Selama ini firasatnya tidak pernah salah, selalu saja benar.
Shit! Lidahnya kini menjadi terasa pahit dan sangat asam secara tiba-tiba.
Naza mengadah menatap bulan yang ditutupi oleh angin hitam.
Angin bertiup dengan kencang membuat Naza memejamkan matanya.
______-FIGURAN-______
B
RUMMM...
BRUMMMM...
BRUMMMMMM...
Terlihat sebuah gerombolan motor sport yang saling beradu di jalan kenangan mantan menuju jalanan mantan.
Mereka adalah gangster Vervox. Gangster yang ditakuti sekaligus disegani di Asia.
BRUMMMM....
BRUMMMMM...
BRUMMMMM...
Dari arah berlawanan pun terlihat segerombolan motor sport. Mereka adalah gangster Qunex. Gangster yang sama ditakuti oleh seluruh gangster namun gangster Qunex kalah dengan gangster Vervox dari sisi apapun.
Saat mereka sudah berada di tengah-tengah jalan mantan. Kedua gangster tersebut saling berhadapan.
"Siap untuk kalah Gio?" ucap Andreas menantang Gio sambil turun dari motor sport miliknya.
Andreas domeza G ia adalah seorang pengurus gangster Qunex selama 2 setengah tahun. Ia memiliki sifat yang humble dan humoris namun tidak pengecut juga Andreas sangat suka menggoda para perempuan namun tidak ingin bertanggung jawab.
Sadis sekali bukan? udah dibaperin malah dighosting, kayak yang baca...
"Seharusnya gue yang bilang kayak gitu" balas Gio tenang sambil berjalan mendekat ke arah Andreas.
Andreas menggeram rendah. Ia menatap tajam ke arah Gio. Ia ingin melayangkan bogeman mentah namun ditahan oleh sahabatnya, Mada.
"Belum saatnya reas!" tahan Mada pada sahabatnya.
Madalis aparama adalah sahabat Andreas sejak 10 tahun yang lalu. Ia mempunyai sifat humoris dan humble sama seperti Andreas hanya saja ia tidak suka menggoda para kaum hawa.
Gio tersenyum miring sambil menatap anggota Qunex yang menatapnya dengan pandangan tajam sekaligus sinis.
Ia menatap kearah Naza yang berada di sampingnya sebagai kode 'apakah anggota siap' dan Naza yang paham hanya mengangguk dengan wajah datar miliknya.
"Ready?" tanya Gio pelan kepada Andreas dan hanya diangguki oleh Andreas.
"QUNEX!"
"VERVOX!"
Teriak Andreas dan Gio secara bersamaan kepada para anggota yang mereka bawa, membuat para anggota mereka mengambil ancang-ancang.
"3" teriak Andreas lantang mulai menghitung mundur sambil mengambil kuda-kuda.
"2" teriak Gio dengan keras sambil menggelengkan kepalanya cepat hingga berbunyi 'Kretek'.
"1" teriak Andreas dan Gio secara bersamaan lalu saat Andreas dan Gio akan saling memberi bogeman teriakan dari anggota inti Vervox membuat kegiatan keduanya terhenti bagaikan waktu yang dihentikan.
"BENTAR COK! CEWEK GUE TELPON!" teriak Nixe saat kedua pemimpin akan saling menyerang.
Dengan cepat Nixe mengambil ponselnya yang berdering di saku jaket khusus anggota Vervox.
Ia sedikit menjauh dari kerumunan dan mulai mengangkat telepon itu.
"Iya nja"
.....
"Iya sayangnya Nixe"
.....
"Tawuran sayang"
.....
"Iya Senja cantiknya Nixe"
.....
"Of course sayang"
Pip!
Sambungan telepon antara dirinya dan Senja terputus lalu Nixe kembali ke kerumunan dan mengambil ancang-ancang persis seperti sebelum mengangkat telepon dari sang kekasih.
Semua manusia masih tetap berada di posisi tadi.
"Ayok!" ucap Nixe dengan polos sambil menatap ke arah Gio tanpa rasa bersalah.
Gio yang mendapat tatapan polos dari Nixe pun hanya memutar bola mata jengah, lalu ia kembali menatap mata Andreas dengan tajam.
"Kali ini lo bakalan kalah!" ucap Andreas penuh keyakinan.
"Kita liat aja nanti!" balas Gio dengan tenang lalu memberi bogeman kepada Andreas.
Dua kubu tersebut saling memukul, menendang, bahkan ada juga yang membenturkan kepala.
BUKKKK!!!
AARRRGGGGHHH...
DUG!!!!
SSSHHHH
KREKKK...
ANJING!!!
SRINGGGG...
HUWAAAA!!! OTONG GUE JANGAN LU TENDANG BEGO!
BUGGGG!!!
ASU!
DUAGGG!!!!
PELAN-PELAN ANJING!
DUGGG!!!
MASDEP GUE JANCUG...
Umpatan dan teriakan mengiri perkelahian antara kedua gangster yang ditakuti tersebut.
Sang pemimpin saling menatap tajam satu sama lain, bahkan keadaan mereka bisa dibilang tidak baik-baik saja.
Memar, darah dan luka ada di tubuh Andreas dan juga Gio.
BRUGGG!!!
Andreas yang kehilangan keseimbangan pun limbung dan membuat tubuhnya jatuh tertidur terlentang di aspal. Gio yang melihat itu pun dengan cepat menduduki perut Andreas dan meninju wajah Andreas dengan bertubi-tubi.
Akan tetapi itu tak lama. Tubuhnya diseret oleh 2 orang sekaligus, mereka adalah anggota Qunex.
Gio pun menghajar dua anggota tersebut dengan membabi-buta. Tanpa ia sadari seseorang sedang berusaha beranjak dengan pisau lipat yang ia genggam.
Seseorang tersebut berjalan terseok-seok ke arah Gio, tanpa disadari oleh Gio.
BUGGG!!!
JLEBBBB!!!
Hening untuk sesaat. Semua terdiam. Para anggota Qunex menatap pisau yang tertancap di perut Resom dengan pandangan kosong. Selama ini pengurus mereka atau pemimpin sementara mereka tidak pernah menjadi seorang pengecut seperti ini.
Ya! Andreas lah pelakunya. Niatnya ingin menusuk Gio namun Disangkal oleh Resom membuat Resomlah yang tertusuk pisau lipatnya tepat di perut Resom.
Resom memandang ke arah ketua dan wakil ketuanya yang menatap dirinya dengan pandangan kosong. Resom juga mengalihkan pandangannya kepada dua sahabatnya yang juga memandang dirinya kosong.
Ia limbung dengan perlahan. Mereka masih mencerna semuanya. Resom tersenyum tipis sangat tipis lalu pandangannya buram, dan menggelap. Telinganya bagai tak berfungsi saat mendengar teriakan histeris dari keempat sahabatnya.
"RESOM!" teriak para sahabatnya lalu dengan cepat Naza memangku kepala Resom dan menepuk pipi Resom dengan pelan.
"Som! Som! jangan tinggalin kita Som! Resom!" gumam Naza pelan sambil terus menepuk pipi Resom dengan pelan.
Gio masih berdiri dengan pandangan kosong.
Ifan dan Nixe yang berada di samping Naza dengan tangisan yang histeris, terutamanya Ifan. Ia sangat merasa tidak terima lalu dengan cepat ia menatap nyalang ke arah Andreas.
Andreas hanya menatap kosong ke arah Resom yang tergeletak tak mengenaskan lalu dengan tiba-tiba ia tersenyum kosong seperti sedikit merasa puas?
Ifan yang melihat senyuman Andreas pun dengan cepat berlari ke arah Andreas dan menghajar Andreas habis-habisan.
Suara ambulance menyita perhatian dua gangster tersebut. Mereka tersadar akan keterdiaman mereka. Resom dibawa ke dalam ambulance dengan setengah anggota Vervox beserta inti Vervox mengikuti ambulance dari belakang.
Di tengah-tengah menghajar Andreas ada sebuah teriakan melengking dari seorang gadis.
"IFAN! ABANG!" teriak Ella dengan lantang.
Ellara Exe adalah seorang gadis yang pernah ada di dalam masa lalu seorang Ifan. Ya dia adalah mantan tersayang Ifan. Bahkan Ifan sangat tidak bisa berpaling dari Ella. Ella mempunyai sifat yang humoris dan juga friendly namun keras kepala.
Deg!
Pukulan yang Ifan layangkan pada Andreas terhenti seketika saat mendengar teriakan itu.
Ifan membalikkan badannya dan matanya bertubrukan dengan mata milik Ella.
"Ellara" gumam Ifan yang hanya bisa didengar olehnya.
______-FIGURAN-______
Di ruangan ICU di rumah sakit ternata terdapat seorang pemuda yang sedang terbaring lemah dengan alat-alat bantu yang dipasang oleh tubuhnya.
"Mama"
"Mama"
Gumamnya pelan. Kesadarannya bagaikan diambil setengah. Ia pasrah. Bahkan jika nyawanya diambil saat ini ia pun rela.
"Ayo bangun som! kita butuh lo! jangan tinggalin kita som! cukup nyokap gue ninggalin gue! lo jangan hikss..." tangis Ifan sambil menggenggam tangan besar milik sahabatnya.
Ya pemuda yang berada di ICU itu adalah Resom. Sudah 2 jam Ifan menangis di ruangan ICU dimana Resom dirawat.
"Pan!" ucap Nixe pelan sambil mendekati Ifan.
"Dia kuat pan! gue yakin!" ucap Nixe meyakinkan Ifan sambil mengusap bahu Ifan yang bergetar.
"G-gue takut Nix, hiksss... c-cukup mama sama papa aja yang pergi Nix, k-kalian jangan hiksss..." ucap Ifan disela-sela tangisannya.
"Iya gue tau! tapi Resom itu kuat pan!" ucap Nixe mencoba menenangkan sahabatnya.
'Walau gue nggak tau pasti pan, gue juga takut Resom ninggalin kita!' batin Nixe sambil memandang sahabatnya yang tengah memejamkan mata di brankar.
______-FIGURAN-______
.
YANG RAJIN DONG VOTENYA! :(
YG MASIH MAU VOTE SAMA KOMEN ILY!😾
JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN!
JAGA KESEHATAN!
VOTE : 1, 16K
KOMEN : 350
.