VARESHA [ END ]

By desjhx

106K 7K 22

"I LOVE YOU SAYANG!!" - passwordnya. Jodoh memang sudah dituliskan sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan lang... More

- PROLOG -
01. SEKOLAH BARU
02. TERINGAT
03. JATUH CINTA?
04. KALINGGA
05. MENGUNGKAPKAN
06. ANEH
07. THANK YOU
08. PERJODOHAN
09. PRIORITAS BAHAGIA
10. VINDA NGGAK PEKA
11. TENTANG VARES
12. TERBONGKAR
13. JADI AUNTY
14. PERTAMA KE CLUB
15. ALLIES
16. KECEWA
17. SATU FAKTA
18. SATU SAMA
19. MANTRA CINTA
20. SEPATU COUPLE
21. UJIAN NASIONAL
22. BERAKHIRNYA MASA REMAJA
23. PASAR MALAM
24. SURAT PERMINTAAN MAAF
25. RESHA HILANG
26. SAYANG AYAH
27. SI ZAMAR
28. BERBEDA
29. PULANG
30. RENCANA BARU
31. KHITBAH
32. WEDDING DAY
34. KOTAK HITAM
35. LEBIH DARI BERHARGA
36. BABY TOYS
37. KECELAKAAN KECIL
38. PROMNIGHT
39. RINDU
40. FREYYAILA
41. GET WELL SOON
42. HADIR KEMBALI
43. RETAK
44. JANGAN BENCI
45. SEMAKIN RUMIT
46. HANCUR?
47. TITIK MASALAH
48. FLASHBACK
49. IN MEMORIAM
50. SADAR
51. MENERIMA
52. PASAR MALAM (2)
53. RUMAH BARU
54. LDR
55. SURPRISE
56. END
- EXTRA CHAPTER -
Cerita baru!

33. APARTEMEN VARES

2.1K 122 0
By desjhx


Haii❤️

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

Hari ini Resha dan Vares berpindah ke apartemen milik Vares yang merupakan pemberian dari Diki dua tahun yang lalu. Ketiga putranya memang sengaja ia beri masing masing apartemen dengan lokasi yang berbeda sebagai bentuk warisan juga.

Untuk kedepannya terserah jika apartemen yang ia belikan akan ditempati ataupun dijual semuanya ia serahkan kepada ketiga putranya tersebut.

Sebenarnya Vares ingin tinggal dirumah yang ia beli dengan uangnya sendiri. Tapi ia berniat untuk mengumpulkan uang lagi agar ia bisa membangun rumah sesuai kemauan Resha dan kelak bisa ia tempati bersama keluarga kecilnya.

Setelah sampai di apartemen Vares mereka langsung membersihkan tubuh mereka yang terasa lengket dan selepas itu mereka melaksanakan sholat isya berjamaah pertama kali sebagai pasangan suami istri.

Dengan masih memakai mukena, Resha berjalan keluar menuju balkon yang hanya berbatasan pintu kaca menembus kamar utama yang kini menjadi kamar Resha dan Vares.

Ia menatap langit, mengagumi setiap keindahan langit yang telah Allah ciptakan sedetail-detailnya. Bintang bintang gemerlapan dan berhamburan dengan bentuk yang berbeda beda menambah kekaguman Resha kepada langit pada malam ini.

Tiba tiba Vares datang mengejutkan Resha. Laki laki itu nampak membawa secangkir coklat panas yang baru saja ia seduh untuk Resha. Ia tahu dari Amel kalau Resha sangat suka meminum coklat panas, apalagi saat malam.

"Nih." ucap Vares sambil menyodorkan secangkir coklat panas tersebut ketangan Resha.

"Makasih. Buat lo mana?"

"Gue nggak suka coklat panas." lalu Vares ikut mendudukkan diri dibangku yang sama dengan Resha, karena bangku tersebut cukup panjang jadi bisa ditempati oleh sekitar empat orang dewasa.

"Kita udah nikah, tapi belum banyak tahu tentang satu sama lain." ucap Vares memecah keheningan.

"Lo mau denger cerita apa dari gue?" tanya Vares membuat Resha menatap wajah Vares dari samping.

Resha terdiam sebentar untuk menimang jawaban yang akan ia ucapkan. "Tentang mama lo?" kata Resha ragu ragu.

Kini laki laki itu yang terdiam membuat Resha merasa tidak enak karena menanyakan hal yang cukup membuat Vares tidak nyaman.

"Kalau lo keberatan nggak usah-" ucapan Resha terpotong karena Vares tiba tiba menjawabnya.

"Dulu mama sama papa sering berantem. Itu membuat gue kesel sama mereka dan gue lebih milih buat tinggal sama nenek gue, bareng Aksa dan bang Sargas. Tapi setelah itu mereka jemput gue dengan keadaan yang setahu gue mereka udah baik baik aja. Disitu gue merasa senang karena gue pikir keluarga gue akan kembali akur seperti dulu lagi."

"Tapi ternyata semuanya palsu. Ternyata dibelakang gue mereka sering berantem secara diem diem, bahkan mereka udah sampai pisah kamar. Nggak lama kemudian tiba tiba mama pergi dari rumah dan nggak pernah pulang."

"Waktu itu gue terlalu polos untuk mengetahui semuanya. Gue menyesal kenapa nggak cegah mama biar nggak pergi, yang saat itu mama pamit ke gue mau berangkat kerja ke luar negeri."

"Sejak saat itu gue benci mama. Kenapa mama harus ninggalin gue? apa salah gue?" dapat dilihat bahwa Vares sangat rapuh, tapi tidak ia tunjukkan secara terang terangan.

"Dan lebih kecewanya gue setelah bertahun tahun dia ninggalin gue ternyata dia udah punya keluarga baru disana."

Resha mengusap punggung Vares untuk menguatkan. Telah ia dengar bagian akhir cerita Vares pernah diceritakan oleh Diki saat ia pertama kali mengunjungi kediaman mertuanya itu.

"Lo nggak boleh benci sama mama lo. Gimana pun dia udah mengandung lo selama sembilan bulan. Dia juga yang membawa lo hadir didunia ini. Dan dia juga yang selama ini merawat lo. Disana pasti dia juga mendoakan lo, karena nggak mungkin ada seorang ibu tidak menyayangi anaknya sendiri." kata Resha sambil tangannya tak henti mengusap lembut punggung Vares.

"Gimana sama mama lo?" pertanyaan Vares membuat Resha menghentikan kegiatannya.

Dia mencoba tersenyum, "Mama baik. Dia adalah orang terhebat didunia ini."

Hanya dua kalimat yang sanggup Resha ucapkan, selebihnya tidak ada yang bisa mendeskripsikan figur 'mama' bagi seorang Resha.

"Lo nggak pernah dapet kasih sayang dari mama lo?"

"Pernah kok. Mama pasti sayang banget sama gue."

Resha masih mempertahankan senyuman yang menjadi topengnya selama ini. Namun tiba tiba Vares memeluk Resha erat membuat Resha tak kuasa untuk tidak meneteskan air mata.

"Gue tahu lo rapuh. Nangis aja sepuas lo." Vares berbisik ke telinga Resha sembari tangannya mengusap kepala Resha yang terbalut mukena.

Resha menangis dalam diam dipelukan Vares. Tidak terdengar isakkan dari bibir Resha, namun bisa Vares rasakan bahwa air mata Resha mengucur deras saat ia merasakan basah pada kaos dibagian pundaknya.

"Lo udah tahu masalah gue dan gue udah tahu masalah lo. Sebisa mungkin gue akan berusaha buat lo bahagia dan gue akan mencoba untuk kuat demi menguatkan lo juga." kata Vares tak melepas pelukannya.

Pelukan ternyaman yang mereka rasakan seakan tidak ingin melepasnya. Vares hanya ingin mengetahui Resha yang kini telah menjadi istrinya secara lebih dalam.

....

Siang ini Resha akan mengajak Vares untuk belanja kebutuhan bulanan untuk apartemen. Mereka telah berkeliling sekitar setengah jam mencari cari bahan makanan yang dimaksud oleh Resha.

Vares daritadi menekuk wajahnya karena dia merasa kesal karena banyak laki laki yang menggoda Resha secara terang terangan didepannya, banyak yang mengira Resha adalah adiknya.

"Hai cantik, boleh minta nomor hapenya?" tanya seorang laki laki sambil mengedipkan matanya genit.

Muka Vares memerah saat melihat laki laki itu dengan lancangnya meminta nomor telepon istrinya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menahan rasa emosinya.

"Buat apa? nggak usah macem macem lo." tanya Vares dengan nada yag tidak santai, ia melangkah hendak menghampiri laki laki itu.

Resha langsung menarik lengan Vares agar kembali ke tepatnya, niatnya kemari adalah untuk berbelanja bukan untuk menyaksikan orang berkelahi.

"Maaf mas saya nggak punya nomor telepon, saya punya nya nomor rekening." gurau Resha.

"Waduh maksudnya kalau mau minta nomor teleponnya harus bayar dulu nih? boleh deh kalau gitu."

Hati Vares sudah dongkol, ia memutuskan untuk meninggalkan Resha sambil mendorong troli belanjaan yang cukup berat. Ia tidak mau meninggalkan troli itu disana, takutnya laki laki itu malah semakin modus dengan pura pura membantu Resha mendorong troli.

"Maaf mas, dia tadi suami saya. Dia marah kayaknya, yaudah kalau gitu saya pamit ya mas. Assalamualaikum." lalu Resha mengejar Vares yang mulai hilang dari pandangannya.

Sedangkan Vares sedang menggerutu disepanjang perjalanannya dan tanpa ia sadari orang orang disekitarnya menatapnya dengan tatapan aneh.

"Enak aja tuh orang, segala minta nomer telepon. Emang dia pikir dia ganteng gitu? gantengan juga gue."

"Nih mana lagi bini gue?" ia hendak menengok namun tidak jadi karena tiba tiba ada tangan yang menggandeng lengannya sambil mengikuti langkahnya.

"Nih mas bininya disini." ucap Resha.

"Bininya siapa?"

"Bininya mas."

"Saya?"

"Iya dong."

"Kayaknya salah orang mbak. Saya baru aja lulus sma mbak, saya masih kecil." Resha tertawa mendengar ucapan Vares yang melontarkannya setengah kesal.

"Oh yaudah deh kalau salah orang, saya cari suami baru aja. Lumayan mas saya juga masih muda, dapetin sugar daddy juga kecil mas." Resha melepaskan tangannya dari lengan Vares mmebuat laki laki itu menghentikan langkahnya.

Vares menatap Resha dengan tatapan datar sedangkan yang ditatap hanya menampilkan senyuman sambil memiringkan kepalanya.

Laki laki itu mencuri kecupan pada pipi Resha, lalu dengan cepat ia melarikan diri sebelum diamuk oleh Resha. Mereka saling berkejar kejaran seperti anak kecil yang berebut mainan, hingga mereka menjadi pusat perhatian di supermarket ini.

Tidak menengok kanan kiri, Resha menabrak tubuh seseorang hingga membuat perempuan itu tersungkur dengan barang belanjaaan yang tersebar kemana mana. Dengan cepat Vares berlari menghampiri Resha yang sedang dimaki maki oleh beberapa orang disana.

"Gimana sih! nggak punya mata ya kamu?!"

"Emang disini punya nenek kamu? lihat dong disini banyak orang, nggak kamu aja yang belanja disini! Bodoh banget jadi orang." kata wanita satunya lagi.

"Mbak kalau mau lari larian dilapangan, udah tahu sini tempat umum. Kamu pikir mbaknya itu belanja nggak pake uang? kasian noh belanjaannya banyak yang hancur gara gara kelakuan kamu yang kayak anak kecil!" sinis perempuan yang sepertinya umurnya tidak jauh diatas Resha.

Resha menunduk, ia mengakui kalau disini ia yang salah. Ia berlari tanpa menengok kanan dan kiri hingga alhasil ia merugikan orang lain.

"Saya minta maaf." hanya kata itu saja yang berhasil lolos dari bibirnya.

"Segampang itu kamu bilang minta maaf? terus mana tanggung jawab kamu?" sinis ibu ibu sambil berjalan mendekati Resha yang masih menundukkan kepalanya takut menatap orang orang yang kini mengerumuninya.

Resha seperti orang yang tengah dirundung ibu ibu karena melakukan kesalahan. Kini bahkan kerumunan itu semakin banyak dan trus bertambah banyak karena mereka yang penasaran dengan apa yang terjadi.

"Saya minta maaf, semuanya biar saya yang ganti." ucap Vares sambil menghampiri wanita yang masih terduduk di lantai sambil membereskan barang belanjaan yang tercecer ke segala arah.

"Sekali lagi saya minta maaf bu." ucap Vares sambil memberikan beberapa lembar uang warna merah untuk mengganti semua kerugian wanita tersebut.

"Iya nggak papa." jawab wanita itu.

"Kenapa masih berkerumun? emangnya ini pertunjukan?" tanya Vares dengan nada menyeramkan. Lalu tak lama mereka membubarkan diri menyisakan Resha dan Vares berdua.

"Hei! nggak papa semuanya udah clear." kata Vares sambil merengkuh Resha. Tak ada balasan dari perempuan itu, yang Vares dengar hanyalah isakan yang tertahan.

"Jangan nangis." Vares menepuk punggung Resha agar isakannya sedikit mereda.

Resha masih merasa shock. Apakah kesalahannya sebesar itu sampai dirinya dikata-katai dengan ucapan yang sedikit kasar? ia sudah meminta maaf namun masih diberi kata kata yang membuat dirinya semakin merasa bersalah.

Gerombolan ibu ibu tadi memang sudah meninggalkan dirinya, namun rasa takut itu masih membekas.

"Kita pulang aja ya?" ajak Vares sambil menuntun Resha keluar dari supermarket.

....

Ditempat yang sunyi dalan gelap, ditambah lagi keadaan hari ini sudah malam. Menambah kesunyian diantara dua manusia berbeda jenis kelamin yang sedang berdiri saling berhadapan disebuah tempat.

Laki laki itu menatap sang perempuan dengan kobaran api terlihat dimatanya. Perempuan itulah yang menyebabkan emosi sang laki laki itu meledak.

"Lo jawab gue! apa alasan lo ngelakuin ini semua?" tanya laki laki itu mencengkeram tangan si perempuan agar tidak melarikan diri.

"Ya karena gue benci dia!" jawab Auren jujur.

Laki laki itu menghela napasnya kasar, ia tidak habis pikir dengan saudara sepupunya yang tega-teganya mencelakai Resha beberapa waktu lalu.

"Benci bukanlah jalan keluar yang baik. Dan dengan lo benci ke dia nggak akan bisa merubah keadaan, ini semua udah takdir!" sentak laki laki itu.

"Dengerin gue, gue nggak mau lo terjerumus kedalam hal hal yang nggak baik. Mulai sekarang lo coba buat ikhlasin apapun yang bikin lo benci sama dia. Gue emang nggak tahu apa alasan lo, tapi gue mohon sangat-sangat lo jangan lakuin hal bodoh lagi." pintanya sambil menatap Auren penuh permohonan.

Auren tertawa, "Buat apa gue dengerin ucapan lo Rafa? nggak guna!"

"Mentang mentang lo abang sepupu gue dan gue akan patuh sama lo? Jangan harap!"

Auren mendengus dan membawa langkahnya keluar dari tempat memuakkan ini, namun suara Rafa menginterupsi langkahnya.

"Demi Ghea, lo udah janji sama dia buat jadi orang yang baik. Orang yang jauh dari kata dendam." lirih Rafa menatap punggung Auren yang membelakanginya.

Auren terdiam, ia meneguk ludahnya kasar mendengar nama tersebut terucap dari bibir Rafa. Namun ia enggan mengucapkan apa apa lagi, ia langsung melenggang pergi meninggalkan Rafa yang masih didalam sana.

Perempuan itu berlari dan segera masuk kedalam mobil yang terparkir asal didepan tempat tadi. Tangannya perlahan membuka sebuah bingkai dimana ada foto tiga anak kecil disana.

Ada dirinya, Rafa dan seseorang yang disebut Ghea tadi sedang duduk disebuah taman bermain sambil tangan saling merangkul satu sama lain.

"Gue minta maaf." ucap Auren lirih sambil mengelus permukaan foto yang terbungkus sebuah bingkai berwarna coklat tersebut.

Ia sangat yakin pasti Ghea akan kecewa melihat kelakuannya sekarang yang berani menyakiti fisik dan mental seseorang demi sesuatu yang ingin ia gapai untuk membahagiakan dirinya sendiri.

Dulu ia memang anak yang nakal, namun keberadaan Ghea mampu merubah sisi negatifnya menjadi lebih baik lagi. Dia juga berjanji untuk menjadi orang yang baik dan jauh dari sesuatu yang bernama dendam karena itu adalah hal yang paling dibenci oleh Ghea.

Namun kini ia tidak menghiraukan kenyataan tersebut tanpa ia sadari, hanya karena seseorang.

....

TBC!

Vote + Comment yaa!!

Bubay!<3

Salam spesial:

Dari Melvalos + Allies

❤️❤️

Continue Reading

You'll Also Like

401K 20.3K 65
Menikah dengan sepupu sendiri? Ingat, sepupu itu udah bukan mahrom yah! Yang penasaran yuk langsung baca >> Jangan lupa votenya kawand :) Note: Tulis...
496 77 11
[πš‚π™΄π™±π™΄π™»πš„π™Ό 𝙱𝙰𝙲𝙰 𝙹𝙰𝙽𝙢𝙰𝙽 π™»πš„π™Ώπ™° π™΅π™Ύπ™»π™»π™Ύπš† & πš…π™Ύπšƒπ™΄ π™²π™΄πšπ™Έπšƒπ™° 𝙸𝙽𝙸] berawal dari pertemuan singkat, namun membuat itu menjadi...
2.5M 239K 58
πŸ“ŒSpin off "Kiblat Cinta". Disarankan untuk membaca Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengenal masing-masing karakter tokoh di dalam cerita Muara Kiblat...
12.9K 332 41
Menikah muda memanglah bukan hal mudah dan banyak yang tidak menginginkan. Hanya karena mengikuti perjanjian konyol dari mendiang sahabat kakeknya. D...