Grep!
Sally memekik kala sepasang tangan memeluknya dari belakang, ia sudah jelas tau siapa pelakunya.
"Astaga, kaget babi!"
Megan selaku tersangka malah tertawa mendengarnya, ia menenggelamkan wajahnya diantara tebalnya rambut Sally, menghirup aroma manis yang elegant dari rambut cewek itu.
Apalagi pagi-pagi begini liat pacar pake kemeja Megan yang kegedean dan rambut acak-acakan khas bangun tidur membuat Sally berlipat-lipat kali lebih seksi dimata Megsn
"Kamu masak buat aku?" Tanya Megan saat mendapati Sally tengah sibuk mengoles selai nanas diatas sepotong roti.
"Ini bukan masak, cuma bikin roti"
"Buat aku?"
"Ya enggak lah, sana bikin sendiri"
Sally menyuap roti gandum dengan selai nanas diatasnya sendiri. Megan hanya bisa menatap bagaimana nikmatnya makanan itu masuk kedalam mulut Sally. Tentu, tangannya masih senantiasa memeluk pinggang cewek itu seraya menatapnya dari samping.
Pemandangan cantik yang ia harap selalu akan bisa ia temui setiap harinya nanti "Laper banget ya gara-gara semalem?"
"Uhuk, uhuk uhuk" Seketika Sally tersedak rotinya saat mendengar pertanyaan Megan. Ia hanya menepuk-nepuk dadanya sambil terbatuk.
Megan yang melihat itu malah terkekeh, ia melepaskan pelukannya lantas mengambil segelas air untuk Sally. Cewek itu menerima air pemberian Megan dan menenggaknya dengan tidak sabaran.
Setelah minum air, Sally berniat ngomelin Megan tapi...
"Sall, kalo kamu yang diatas jadi seksi banget tau. Aku suka, apalagi pas--"
PLETAK!
Satu jitakan mulus mendarat diatas kepala Megan. Alih-alih kesal atau protes Megan malah makin semangat buat godain cewek itu, baginya ekspresi kesal Sally sangat menyenangkan untuk dilihat.
"Coba ngomong sekali lagi!!" Sally melototin Megan, matanya seperti akan keluar dari tempatnya.
Megan ditantangin? Ya jelas bakal dia jabanin "--apalagi pas ngedesah, ekspresinya dapet banget" bisik Megan ditelinga Sally. Denger itu bikin muka Sally terasa panas. Dan ya, muka Sally emang jadi merah. Megan saksinya
"Jangan dibahas bisa gasiii!!!!!" Sally murka. Merasa tanda bahaya sudah didepan mata, Megan langsung berlari dari dapur secepat kilat, mendahului Sally yang mengejarnya.
"KABORR!!!"
Mereka kejar-kejaran mengelilingi rumah, sampai akhirnya Megan berlari kehalaman belakang rumahnya yang terdapat kolam berenang. Tanpa banyak bacot Megan langsung meloncat, menceburkan dirinya kedalam kolam renang, karena ia tau Sally gak bisa berenang jadi gak mungkin cewek itu akan menyusulnya untuk menceburkan diri.
"GAN!! NAIK LO SINI, BIAR GUE SLEPET MULUT LO!!" teriak Sally dari pinggiran kolam.
"Emang berani nylepet mulut gue? Nanti gak ada yang lo cium loh" goda Megan yang mengapung ditengah kolam dengan wajah menyebalkannya.
Cowok itu menyiprat-nyipratkan air kedaratan, dimana Sally berdiri, hingga Sally memilih untuk pergi meninggalkan Megan yang berakhir jadi berenang. Sally masuk kedalam rumah dan kembali kedapur, berniat melanjutkan makan rotinya.
Karena ini masi terlalu pagi, jadi bibi pembantu dirumah Megan belum datang, Sally bisa leluasa pakai pakaian minim. toh juga tidak ada yang melihat. Pagi ini bawaannya dia pengen ngomel-ngomel sama laper terus, jadi daripada ngeladenin si Megan Sally memilih membawa rotinya serta mengambil segelas susu coklat untuk menemaninya minum roti disofa ruang tengah rumah Megan.
Sally duduk disana seraya menyantap rotinya dengan nikmat, saat suapan terakhir masuk kedalam mulutnya. Ponselnya yang ia letakkan disaku kemeja bagian dada bergetar, buru-buru ia melihatnya, guna mengetahui siapa yang menelponnya pagi-pagi.
Saat dilihat...
"Tian?"
Dengan perasaan setengah malas, Sally mengangkatnya "Hallo?"
"Hallo, Sall kamu dimana? Aku dirumah kamu nih, aku disuruh daddy kamu buat nemenin kamu selama dia dibelanda" ceroscos cowok diseberang sana
"Aku dirumah temen kak, gak usah ditemenin juga aku udah gede"
"Rumah temen dimana? biar aku jemput"
"Ngga usah, nanti juga aku pulang sendiri"
"Kamu jangan gitu dong, aku kan disuruh sama daddy kamu. ini amanah loh Sall"
Sally menghembuskan nafasnya malas, ia hanya menatap kuku-kuku jari tangannya yang berada diatas pangkuan "Aku bisa pulang sendiri kak, udah kakak mending pulang aja deh."
"Sall? Aku aduin sama Daddy kamu ya?"
Seketika Sally melotot "Iiih kok gitu sih? Gak asik banget mainnya ngadu-ngadu!"
"Ya gimanapun juga aku ini calon suami kamu, aku berhak tau kamu lagi dimana sama siapa? Kamu jangan jadi murahan dong yang mau-mau aja dimanfaatin sama orang!"
Sally tidak lagi menjawab, ia langsung memutus sambungan ponselnya, nafasnya memburu menahan emosi.
Tak lama Megan terlihat memasuki rumahnya dengan telanjang dada, bajunya ia sampirkan dipundak, mana sambil bersiul pula. Selalu, setiap melihat tingkah cowok itu, apapun yang dia lakukan terlihat selalu menarik dimata Sally.
"Yaampun, teri jemur abis berendem di air kok badannya gak ngembang-ngembang ya?" Ledek Sally pada Megan
Mendengar itu Megan merasa banget lah kalau yang Sally sindir ya dirinya "Jerapah ngomong apasi? diem deh" cowok itu berangsur menghampiri Sally yang duduk disofa, tanpa persetujuan si pemilik Megan langsung menenggak susu yang ada didalam gelas hingga tandas.
Sally menatap cowok yang berdiri disebelahnya dengan tatapan teduh "Gan... aku murahan ya?"
Mendengar itu Megan mengerutkan alisnya "Kamu apaan si ngomong gitu, ya enggak lah!"
"Siapa yang bilang kamu murahan? Hmm?" Cowok itu mencolek dagu Sally gemas
Sally hanya tersenyum tipis lantas berdiri, memeluk Megan dari samping seraya menyandarkan kepalanya diatas pundak cowok itu. "Mau jalan-jalan" Rengek Sally manja.
"Kuliah dodol" Megan menyentil ringan kening Sally, mengabaikan rengekan cewek itu.
"Lo yang dodol, minggu tenang nih sekarang kan minggu depan UAS"
Megan menepuk dahinya, menyadari kebodohannya, setelahnya ia hanya tertawa "Oh iya lupa, yaudah deh mau jalan-jalan kemana princess?"
"PANTAIII!"
*****
Dan berakhir mereka gak jadi kepantai karena hujan, dari jam 10 pagi sampai jam 6 sore full hujan seharian.
"Hujannya awet banget ya?" Sally menopang dagu seraya menatap derasnya partikel hydrometeor yang jatuh membasahi bumi, mereka lagi duduk diteras belakang rumah Megan sekarang.
"Iya, kayak cintaku ke kamu" saut Megan tanpa menatap Sally, namun Sally lah yang dibuat menatapnya.
"Jadi cinta kamu ke aku kayak hujan? yang suatu saat bisa berenti lalu hilang?" Tanya Sally
Megan berhenti menatap hujan, indera pengelihatannya kini ikut menatap Sally hingga pandangan mereka beradu "Enggak" ucap Megan singkat.
"Trus? Kenapa tadi bilang gitu?"
"Itu cuma istilah Sall, karena kamu gak akan pernah tau sebesar apa cinta aku ke kamu"
"Sebesar alam semesta?" Tanya Sally, ia rasa mulai asik godain Megan
"Enggak"
"Hah? Enggak? hmm... seluas samudera?"
"Gak juga"
"Seluas langit di angkasa?
Megan menggeleng seraya menggerakkan telunjuknya kekanan dan kekiri, tanda tebakan Sally itu salah.
Sally manyun karena semua yang dia tebak tidak benar "Trus? jangan-jangan kamu gak cinta sama aku ya?" Mata Sally memicing curiga.
Semua itu hanya Megan tanggapi dengan kekehan "Kamu tau, samudera itu terlalu luas sampai susah untuk di arungi, langit itu terlalu tinggi sampai susah untuk digapai, semesta itu terlalu besar sampai susah untuk digenggam. Sedangkan cinta aku ke kamu cuma sebesar telapak kaki dan telapak tangan aku Sall" ucap Megan seraya membuka kedua telapak tangannya dihadapan Sally
"Hah? payah ah, masa cuma segede telapak kaki sama telapak tangan, gak romantis" Sally kira, Megan memang gak punya bassic buat jadi romantis
Megan malah tertawa renyah seraya menarik selebelah tangan Sally lalu digenggam "Kamu gak tau filosofinya sayang"
"Cinta cuma segede telapak tangan sama telapak kaki pake ada filosofi segala" remeh Sally.
"Kamu tau kenapa semua yang kamu sebutin tadi itu aku bantah? Ya karena itu semua cuma omong kosong karangan orang-orang, yang paling bener itu ya cinta aku ke kamu cuma selebar telapak kaki aku, karena aku maunya mencintai kamu sejalan dengan langkah kaki aku yang akan selalu melangkah kedepan beriringan sama kamu, yang artinya, aku maunya mencintai kamu bukan cuma hari ini, tapi seterusnya sampai nanti, sampai kaki aku gak bisa melangkah lagi" Jelas Megan.
"Trus yang sebesar telapak tangan?" Tanya Sally lagi
Lagi, Megan menanggapinya dengan tertawa renyah "Aku maunya jalan sambil genggam tangan kamu"
Sally tersenyum, bukan harta yang ia butuhkan. tapi ini... cinta tulus dari seseorang yang ia cintai dan juga mencintainya "Aaaa, jadi makin sayang deh" Sally memeluk lengan Megan disebelahnya
"Kalo gitu, cinta aku ke kamu cuma segede bola mata aku" Lanjut Sally.
"Kenapa gitu?" Tanya Megan pura-pura penasaran.
"Soalnya cuma kamu yang keliatan menarik dimata aku"
Setelahnya mereka berdua kompak tertawa ngakak, menertawai obrolan cringe mereka barusan. Tanpa mereka sadari, hujan sudah mulai reda, tapi percuma juga, hari sudah mulai gelap, jadi gak bisa kepantai
"Kepantainya besok aja ya? Mending sekarang kamu masak gih, aku laper" suruh Megan
"Sembarangan nyuruh-nyuruh, emang gue babu lo? Ayo masak bareng!" Sally berdiri seraya menarik tangan Megan agar ikut bersamanya kedapur. Dengan setengah malas cowok itu berdiri dan ikut kedapur. Ayolah, Megan itu bisanya cuma makan, kalau disuruh masak nanti kasian dapurnya tersiksa.
******
Sampai didapur mereka benar-benar memasak bersama, hanya menu sederhanya kebanggaan Sally.
Sally yang lagi serius mencampur nasi dengan minyak wijen serta segala tetek bengek bumbu penyedap tak sengaja melihat Megan yang malas-malasan mengocok telur.
"Yang bener dong ngocok telurnya"
"Ngocok? Ini mah ngaduk" sangkalnya.
Sally memutar bola matanya malas, ia menghampiri Megan dan mengajari cowok itu cara mengocok telur yang baik dan benar, sementara Sally serius memberi tau Megan, cowok itu malah tersenyum menatap keseriusam Sally
"Cantik" ucap Megan tanpa sadar kala menatap wajah cewek itu lekat.
"Hah?" Sally berhenti mengocok telur, ia beralih menatap Megan yang tertangkap basah tengah memandanginya.
Karena gelagapan Megan mengerlingkan matanya kekanan dan kekiri "E-enggak, ini telurnya cantik" ia tersenyum canggung seraya menatap adonan telur kocok didalam mangkok.
Alis Sally mengerut "Prik"
Lantas mereka kembali melanjutkan kegiatan memasaknya, Megan cuma ngeliatin sambil sesekali membantu saat Sally memerlukan bahan yang dibutuhkannya dalam memasak. hingga akhirnya sushi telur buatan Sally pun jadi, gak pakai nori tapi nasinya digulung pakai telur dadar.
"Gan, cobain deh" Sally menyodorkan sesumpit masakan buatannya, namun ukurannya keberasan.
"Udah-udah, aku ambil pake tangan aja, ini kegedean tau" protes Megan
"Gimana rasanya?" Tanya Sally antusias, menunggu respon dari Megan.
Sementara cowok itu cuma mangut-mangut "Not bad lah, kek telor dadar pada umumnya"
Komenan Megan membuat mood masak Sally hancur, ia langsung mencoba masakannya sendiri "Enak kok kayak masakan restoran bintang tujuh, lidah lo bermasalah ya?"
"Rasanya kayak apa?" Tanya Megan.
"Y-ya... kayak telur lah"
Megan menjentikkan jarinya "Nah itu tau, tapi ya enak kok. Soalnya kamu yang bikin, standar lah buat buka warteg" dia nyengir biar gak kena amuk dari Sally
"Kurang ajar!"
"Nanti, kalau seandainya kita nikah kamu gak usah repot-repot masak, kita gofood aja tiap hari" usul Megan.
Sally terdiam sejenak. "Nikah? Jauh amat pemikiran kamu sampe nikah" kekehnya kemudian.
Namun, Megan malah menatapnya datar "Kamu gak serius sama aku Sall?" Tanyanya.
Sally balas menatap cowok itu "Masih terlalu jauh, apa yang kita jalanin sekarang ya nikmatin aja buat sekarang"
Megan langsung menggeleng "Kesannya kamu kayak gak mau berjuang? Apa kamu takut karena mau dijodohin sama Tian?"
"Bukan masalah itu, aku maunya bujuk daddy dulu biar bisa nerima kamu. Kamu tau kan dari awal gak ada yang daddy restuin selain kak Tian" balas Sally, kini ia menunduk tak kuasa menatap wajah menyedihkan cowok didepannya
Megan mengangkat dagu Sally, hingga pandangan mereka kembali beradu "Sall, all the things that i love just spending my time with you. Gak perduli gimana reaksi keluarga kamu, aku maunya cuma sama kamu. Maaf kalau kesannya aku egois"
Sally tersenyum tipis "Aku juga, aku gak mau jauh dari kamu. Aku bakal jagain kamu dari daddy" ucap Sally, setelahnya ia langsung memeluk tubuh Megan didepannya.
Megan tersenyum senang mendengarnya, ia balas memeluk Sally dengan sebelah tangan mengusap rambut cewek itu. Apa kata Sally barusan? Dia yang akan menjaga Megan? Apa gak kebalik?.
******
Ini pertama kalinya aku double update dalam sejarah wkwk.
Let's end this early, beberapa chapter menuju tamat. Aku bakal update secepatnya lagi biar tenang ninggalin akun ini sesaat, dari kemaren tuh sbenernya mau hiatus tapi gak tega anjir, soalnya aku tau gimana rasanya digantung :(