Anakku hanya Delima
.
.
Ayah, apakah didalam hatimu hanya ada kak Delima? Apakah aku tidak ada yah? Aku anakmu juga, bukan hanya kak Delima saja. Kenapa hanya kak Delima saja yang diaku? Kenapa aku tidak?
-Delisa
--------------------------------------
Setelah mendapat persetujuan dari sang paman, Delisa pun diantarkan oleh pamannya pulang kerumah.
Sampainya dirumah, Delisa menyuruh pamannya untuk pulang saja, saat ia hendak membuka pintu ia mendengar ayah dan bundanya sedang bertengkar. Dan mereka sedang bertengkar karena dirinya, ia lalu membuka pintu itu sedikit dan mengintip apa yang dibicarakan oleh ayah dan bundanya.
"Mas! Delisa mana? Kenapa kamu hanya membawa Delima saja mas?!" ujar sang bunda menatap sang suami.
"Delisa masih di tempat itu," Jawab sang ayah dengan santai, sontak sang bunda melotot kearah sang suami.
Bunda berkata sambil marah "Kamu tinggalin Delisa ditempat itu? Kenapa kamu tinggalin Delisa mas?!" tanya sang bunda dengan marah.
"Anak itu nyusahin bun, kepalanya kebentur saja dia sudah manja, mangkanya kamu si jangan terlalu manjain anak itu," ucap sang ayah dengan menyalahkan Delisa, sang bunda tak terima putrinya dikatain oleh suaminya.
"Delisa putri kita yah! Kamu tega sama putri kita, wajar dong Delisa manja karena dia masih kecil. Memangnya selama ini kamu pernah peduli sama dia?!" ucap sang bunda bertambah marah.
Sang ayah lalu bangkit dan berjalan ke kamarnya, ia terhenti dan berkata "Anakku hanya Delima, aku tidak punya anak cacat dan penyakitan macam Delisa. Delisa bukan anakku," ucap sang ayah dingin, lalu menjauhi sang bunda
Delisa yang mendengar itu langsung terduduk dilantai, ia menunduk dan menangis. Dalam hati ia berkata Segitu bencinya ayah denganku? Sampai sampai ayah tidak mau mengakuiku sebagai anaknya.
Sang bunda lalu berteriak memanggil suaminya "Mas! Mas Joshua Delisa anak kita mas! Tega kamu mas!" teriak sang bunda tidak terima putrinya tidak diakui oleh ayahnya sendiri.
"Udahlah bun, ayah capek mau istirahat," ucap sang ayah lalu menjauhi sang bunda dan masuk ke kamarnya.
****************
Delisa bangkit dan berlari dari rumahnya, ia berlari sekencang kencangnya. Tiba tiba ia terhenti dan merasakan sakit didadanya, ia meminta tolong namun tidak ada yang mau menolongnya.
"Tolong, tolongin Delisa. Delisa sakit, siapapun tolong," lirih Delisa sambil meminta tolong, namun ditempat itu sepi tidak ada siapapun, seperti tidak ada kehidupan di desa itu. Apakah ini desa mati? pikir Delisa.
Ia kembali teringat atas ucapan ayahnya "Anakku hanya Delima, aku tidak punya anak cacat dan penyakitan macam Delisa. Delisa bukan anakku"
Perkataan ayahnya terus berputar putar dipikirannya. Ia terduduk dijalanan dan menangis, ia merasakan sakit yang luar biasa didadanya, ia juga merasakan dadanya sangat sesak bahkan untuk bernafas pun tidak bisa.
"A-ayah s-a-k-i-t," lirih Delisa dengan terbata bata.
Delisa langsung mengambil obat yang ada disaku bajunya dan mengambil air ditasnya, ia langsung meminum obat itu dengan botol yang ada ditangan kirinya.
Delisa lanjut berlari menjauhi rumahnya. Tanpa disadari, ia berlari sangat jauh dari rumahnya bahkan dari gang dirumahnya. Ia tersesat di tempat yang ia tak tau dimana.
Bersambung...
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Haii, ketemu lagi dengan saya sang author. Gimana seru ga ceritanya? Mau membaca chapter berikutnya? Vote, like serta comment dulu dong.
Nanti kalau banyak vote, like sama comment nya saya lanjutin ceritanya.
Sampai jumpa di chapter berikutnya👋🏻☺️.
Jangan copas novel ini, ini murni hasil buatan saya sendiri!!!