Setelah mengantarkan Aurora pulang, Sauqi pun pulang kerumahnya .
Lelaki tersebut menyenderkan tubuhnya pada kepala ranjang tempat tidurnya .
Ia meraih foto yang ada dimeja samping tempat tidurnya, terdapat foto sepasang anak perempuan dan anak lelaki yang sedang tertawa di dalam foto .
"De,kakak kangen kamu . De kakak mau cerita deh, makin kesini perasaan kakak makin nggak bisa diatur ke temen kamu de si Aurora . Kakak nggak bisa nganggap dia kayak adek sendiri,kakak malah berharap lebih dari itu de . Saingan kakak banyak banget de,buat naklukin hatinya Aurora. Kakak janji bakal selalu ngejaga Aurora walaupun nyawa kakak taruhannya de . Sebegitu bucinnya ya kakak mu ini de, ya maklum lah kelamaan sendiri sekalinya suka sama orang saingannya banyak banget de . Kamu pasti setuju kan de kalo kakak sama Aurora .
Kemudian ia meletakkan kembali foto tersebut diatas meja samping tempat tidurnya . Sauqi pun memilih untuk beristirahat,
Keesokan paginya, Aurora tengah bersiap untuk pergi bermain sepeda berkeliling komplek bersama Amayra .
"Roraaaaa yuhuuu Auoraaaa" panggil amay yang duduk disepedanya .
Rora pun keluar dari rumah, " Assalamualaikum" ucap Rora
"Eh iya Walaikumsalam" sahut Amay
"Yaudah ayok! Ntar keburu panas," sambung Amay
"Iya bentar,"
Rora pun mengambil sepedanya di parkiran . Keduanya pun mengayuh sepeda berkeliling komplek.
"Ra,"
"Hm,"
"Kalo Zaki nembak lo gimana Ra,?"
"Ya mati lah Rora"
Amayra pun menghentikan sepedanya, dan diikuti oleh Aurora
Plak
Amayra menyentil jidat Auora
"Kok jidat Rora malah disentil si,sakit tau Amay!"
"Lagian salah Rora! Amay lagi serius juga malah bercanda"
"Lah emang benerkan,kalo Zaki nembak Rora pake pistol ya MATI lah Rora"
"Tau ah Ra,bodo amat!" sahut Amayra sembari kembali mengayuh sepedanya
Sedangkan Aurora masih diam, ia sebenarnya tau maksud dari ucapan amayra . Tapi ia tidak mau terlalu berharap lebih pada siapapun sekarang ini, ia takut akan mengecewakan atau bahkan dibuat kecewa nantinya .
Ia pun memutuskan untuk mengayuh kembali pedal sepedanya mengejar Amayra .
Dilain tempat,
Rizky yang sudah dari beberapa bulan yang lalu menetap di luar negeri,tidak sengaja bertemu dengan Dzafina .
"Fina" panggil Rizki
Merasa namanya dipanggil oleh seseorang,Dzafina menghentikan langkahnya dan mencari sumber suara yang memanggilnya .
"Pak Rizky kok ada disini?" tanya Dzafina ketika tahu yang memanggilnya tadi adalah pak Rizky
"Panggil ka Rizky aja,aku bukan guru kamu lagi"
"Em iya"
"Bukannya aku udah beberapa bulan ini tinggal disini,dan kerja ngurus perusahaan ayah aku disini . Dan kamu ngapain disini,? Pindah sekolah atau gimana?"
"Lagi nemanin mama ngerawat nenek sakit disalah satu rumah sakit di sini"
"Ohya,nanti aku mau mampir jenguk nenek kamu. Apa boleh?"
"Emm boleh, yaudah aku pergi dulu"
"Tunggu,ada yang mau aku bicarakan sama kamu"
"Tentang apa?"
"Kita bicara di caffe disana,"
"Okey"
Keduanya pun melangkahkan kakinya menuju caffe yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka bertemu .
"Gimana kabar kamu?"
"Baik pak,eh ka"
"Gimana hubungan kamu sama Aurora?"
Dzafina hanya diam,jujur ia sangat rindu Aurora dan Amayra tapi ia belum ada niatan untuk memperbaikki masalah nya dengan Auora
"Masih belum baikkan hmm,?" tanya Rizky
"Kalo ngajak aku kesini cuman buat ngomongin ini,aku pergi soalnya masih banyak urusan yang harus aku urus" jawab Dzafina
"Dza,jangan pergi dulu! Kita harus selesaikan masalah ini, apa kamu nggak kangen teman-teman kamu?! . Kamu harus baikkan dengan Aurora, aku jadi ngerasa bersalah karena ngebuat kalian jadi seperti ini"
Lagi-lagi Dzafina hanya diam,
"Mau baikkan dengan Aurora?"
"Aku nggaktau,aku nggaktau Aurora mau maafin aku atau nggak"
"Kenapa nggak dicoba,?"
"Nanti aku coba,untuk sekarang aku masih belum bisa"
"Kenapa nanti,? Kenapa nggak sekarang?"
Tiba-tiba ada suara Aurora dan Amayra .
"Hallo" tanya Amayra pada seseorang yang menelponnya nomer baru dan bukan berasal dari nomer Indonosia
"Hallo ini siapa?,orang iseng ya gue matiin nih kalo nggak ngomong!" sambung Amayra
"Apa kabar kalian berdua,?" tanya Rizky pada Amay dan Rora
Rizky menelpon ke nomer Amayra,ia tidak ingin lagi menghubungi Auora takut jika ia gagal melupakan Auorora
"Jujurly suaranya kayak nggak asing gitu? Tapi siapa ya," ucap Amayra
"Siapa Amay,? Coba loudspeaker Rora mau dengar" timpal Rora yang duduk disamping Amayra
"Hai Ra,apa kabar?" tanya Rizky
"Pak Rizki?" jawab Rora dengan Ragu
Amayra tercengang yang menelponnya ternyata pak Rizki,
"Iya ini aku,gimana kabar kamu?"
"Alhamdulillah baik pak,"
"Ohya, ini ada seseorang yang ingin berbicara dengan kamu Ra"
"Siapa pak?"
Kemudian Rizky menyerahkan ponselnya pada Dzafina,namun Dzafina menggeleng menolak untuk berbicara .
Namun Rizky tetap meyakinkan Dzafina untuk berbicara pada Aurora
"Hallo Ra,"
Dari sebrang telpon Rora dan Amay kenal sekali dengan suara perempuan yang menyapa Rora
"Ini aku Dzafina Ra,"
"Hai Dza apakabar? Kok bisa sama-sama pak Rizky" tanya Rora
"Baik Ra,kalo kamu apa kabar?"
"Baik juga Dza, ohya gimana keadaan nenek nya Dza? Kata Amay neneknya Dza sakit,"
"Alhamdulillah sudah membaik,mungkin 2/3 hari lagi nenek udah bisa pulang ke indonesia sama aku dan mama"
"Ra,"
"Iya Dza kenapa?"
"Dza minta maaf ya, nggak seharusnya Dza jauhin Rora . Nggak seharusnya Dza mutusin persabahatan kita cuman karena cowo . Dza sadar kalo yang Dza lakuin ini salah" ucap Dzafina sembari menangis
"Eh jangan nangis Dza, sebelum Dza minta maaf sudah Rora maafin kok . Lagi pula itu nggak sepenuhnya salah Dza, jadi jangan nangis ya . Rora nggak suka kalo sahabat Rora nangis"
"Jadi kita baikkan kan Ra," tanya Dzafina
"Iyadong kita baikkan" jawab Rora
"Peluk jauh buat Dza" timpal Amay
"Yaudah kalo gitu Rora tutup ya telponnya, titip salam buat mama sama neneknya Dza disana ."
"Untuk aku enggak Ra?" goda Rizky
"Enggak pak,Yaudah Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Kemudian telpon pun terputus,
"Makasih" ucap Dzafina
"Nggak gratis" sahut Rizky
"Maksudnya?"
"Kamu harus temanin aku besok siang buat jalan-jalan"
"Tapi aku nggak bisa,"
"Aku nggak nerima penolakan"
"Yaudah mau kemana?"
"Hmm,nanti kita pikirkan mau kemananya . Sekarang makan dulu"
Dzafina dan Rizky pun menikmati makan malam keduanya .
Sedangkan dilain tempat Haikal dan Zaki tengah duduk di salah satu warung tengah menikmati semangkok bubur dan segelas teh hangat . Keduanya habis berolahraga dan bermain basket bersama dengan teman sekolahnya .
"Zak" ucap Haikal
"Hmm"
"Lo nggak ada niatan buat jadiin Aurora pacar lo?"
Zaki menyeruput teh hangatnya dan kemudian menjawab pertanyaan Haikal, "Ada niatan tapi gue masih ngumpulin keberanian, masih nguatin hati kalo ditolak sama Rora"
"Hmm,semoga hasilnya tidak mengecewakan dirimu ya brother" sahut Haikal sembafi menepuk bahu Zaki .
Tidak lama kemudian ponsel Haikal yang ia letakan di atas meja berbunyi,
Ting .
Ting .
Ting .
Layar ponsel Haikal menyala menampakkan foto Amayra menjadi wallpapernya, Zaki pun lantas meraih ponsel Haikal
"Zak balikin hp gue" ucap Haikal
"Kok foto Amayra jadi wallpaper hp lo,?"
Haikal pun dapat merebut hpnya dari genggaman Zaki, "Kepo lo kayak Dora!" jawab Haikal sembari memasukan ponselnya ke dalam kantong celananya .
Zaki pun kemudian nampak acuh,
"Zak bokap lo masih ada di sini?"
"Udah pergi lagi sehabis acara ulang tahun semalam"
"Sibuk banget ya bokap lo,"
"Hm ya begitulah,karena bokap gue anak satu-satunya jadi mau nggak mau bokap gue harus ngurusin perusahaan alm kakek gue ."
"Jadi otomatis lo pewaris tunggal?"
"Yaiyalah Bambang,pake nanya segala lagi lo! Buruan udah selesai belum makan lo? Gue mau balik"
"Udah,lo balik deluan aja!"
"Terus lo ntar balik sama siapa?"
"Gampang"
"Yaudah gue balik,ini uang buat bayar makanan sama minuman tadi"
"Oke"
Kemudian Zaki pun meninggalkan Haikal.
Sedangkan Haikal tengah menunggu kedatangan Amayra,setelah menunggu beberapa menit Amayra sampai .
"Lama banget si," ucap Haikal padal Amayra
"Ya maaf,tadi kan habis dari rumah Rora terus balik kerumah dulu ngambil mobil"
"Ya, udah sarapan?"
"Belum,tadi cuman minum air doang"
"Yaudah pesan gih,habis kamu sarapan baru cerita apa yang mau diceritain"
"Oke Ikal"
Haikal pun memesankan semangkok bubur full dengan suwiran ayam diatasnya .
Setelah menunggu beberapa menit,pesanan bubur Haikal pun jadi .
"Nih makan dulu,"
"Makasih pacarnya Amay"
Haikal mengelus lembut puncak kepala Amayra, "Iya makan yang banyak biar ga laper"
Amayra pun memakan bubur yang Haikal berikan,
Setelah selesai makan,Amay dan Haikal memilih untuk pergi ke taman dan duduk disalah satu kursi .
"Ikal,"
"Hmm"
"Tadi pak Rizky ngehubungin Amay"
Haikal pun lantas berbalik menatap Amayra, "Ada urusan apa pak Rizki ngehubungin Amay?"
"Sekedar nyapa doang si,terus nanyain kabarnya Rora . Dan yang lebih amazingnya mau tau ga?"
"Apa?"
"Pak Rizky tadi lagi sama Dzafina, terus Dzafina minta maaf ke Auroda . Dan sekarang Dzafina sma Rora udah baikkan"
"Kok bisa Dzafina sama pak Rizky?"
"Amay juga gatau"
"Tapi baguslah kalo Dzafina udah baikkan sama Rora"
Amay hanya mengangguk,kemudian kedua nya hanyut dalam percakapan random keduanya .
.
.
.
.
.
Hai Author kembalii ..
Tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen ya😍
.
.
Typo masih bertebaran🙈
.
.
Yuk bisa yuk bantu tembuskan 500pembaca dan 500vote☺
.
.
Terimakasih