[END] I Give Half of My Life...

By redhexa_

22.3K 1.7K 45

DISCLAIMER: SAYA BUKAN PEMILIK CERITA, SAYA HANYA MENERJEMAHKAN CERITA DARI LINK TERKAIT. CERITA SEPENUHNYA M... More

Bab 1: Pergi Kerja
Bab 2: Aku Kuat
Bab 3: Pertemuan
Bab 4: Bersikap Baiklah Dengannya
Bab 6: Ayo Keluar
Bab 7: Adik yang Setia
Bab 8: Waktunya Bercerita
Bab 9: Bocah Bodoh
Bab 10: Nomor Telepon
Bab 11: Membuat Kamarmu Berantakan
Bab 12: Jagung Bakar
Bab 13: Petualangan Malam
Bab 14: Tuan Muda Terinfeksi Cacar Air
Bab 15: Gege Pergi ke Rumah Sakit
Bab 16: Tuan Muda yang Dominan
Bab 17: Kakak Pintar
Bab 18: Diculik
Bab 19: Dikurung
Bab 20: Sebuah Insiden
Bab 21: Kabur
Bab 22: Dahuang si Hero
Bab 23: Adopsi
Bab 24: Tidak jadi Adopsi
Bab 25: Kamu Ingin Pulang?
Bab 26: Pulang Ke Rumah
Bab 27: Gege Menutup Telepon
Bab 28: Gege Lari dari Rumah?
Bab 29: Pergi Mengunjungi Gege!
Bab 30: Mengunjungi Gege
Bab 31: Sekolah Khusus Olahraga
Bab 32: Mencari Gege
Bab 33: Sister Kompleks
Bab 34: Bersemangat
Bab 35: Sekarang Aku Punya Uang
Bab 36: Memberi Pujian
Bab 37: Pakai Rok
Bab 38: Pacar
Bab 39: Gege Berkunjung
Bab 40: Gege lah yang Terbaik
Bab 41: Pertandingan Internasional
Bab 42: Honest Champion
Bab 43: Pacar
Bab 44: That Girl
Bab 45: Bersama Selamanya
Bab 46: Tak Ada Pernikahan
Bab 47: Jangan Seperti Orang Dewasa
Bab 48: Dia adalah Temannya
Bab 49: Itu Cuma Uang
Bab 50: Bertemu Gege Lagi~
Bab 51: Menempel Foto Gege
Bab 52: Kisah dalam Mimpi
Bab 53: Tentang sebuah Kompetisi
Bab 54: Drama Queen
Bab 55: Kompetisi
Bab 56: Terluka
Bab 57: Jika Aku Kalah
Bab 58: Mengunjungi Sekolah Gege
Bab 59: Duduk di Samping Gege
Bab 60: Katanya Cinta Pertama Tidak Pernah Berakhir Dengan Baik
Bab 61: Anak Perempuan Cepat Besar
Bab 62: Gege Sangat Hebat
Bab 63: Jadi Terkenal Secara Tak Sengaja
Bab 64: Bukan Kakak Kandungku
Bab 65: Kepanikan Karena Tumbuh Dewasa
Bab 66: Juga Tidak Tahu
Bab 67: The Mythical Fangirling
Bab 68: Kejuaraan Final
Bab 69: Sekuel Kompetisi
Bab 70: Apa Gege Menganggapku Menyebalkan?
Bab 71: Tidak Punya Pacar
Bab 72: Aku Kangen Gege
Bab 73: Pergi ke Perpustakaan bersama Gege
Bab 74: Reaksi Dunia Luar
Bab 75: CP Manusia Gua
Bab 76: Menghangatkan Tangan
Bab 77: Gege, Aku Telah Berubah
Bab 78: Aku Mencintaimu
Bab 79: Aku Tidak Ingin Menjadi Aktor
Bab 80: Main Bulu Tangkis dengan Gege
Bab 81: Kamu Harus Berlatih Lebih Banyak
Bab 82: Pergi ke Bioskop
Bab 83: Tangyuan
Bab 84: Permainan
Bab 85: Dua Dunia
Bab 86: Usaha Brother Shui
Bab 87: Pelukan
Bab 88: Gadis Berambut Panjang
Bab 89: Gege Sedang Bermain Ski
Bab 90: Dunia Mereka
Bab 91: Kiss Kiss
Bab 92: Take it Slow
Bab 93: Siapa yang Memulainya
Bab 94: Izin
Bab 95: Apa Artinya
Bab 96: Pensiun
Bab 97: Wajahmu Sangat Merah
Bab 98: Melawan Racun dengan Racun
Bab 99: Begitu Lama
Bab 100: Roti Kukus
Bab 101: Dia Masih Saja Bodoh
Bab 102 (Epilog): Berita Kehamilan
(Extra) Bab 103: Newborn
(Extra) Bab 104: Tan Jing
(Extra) Bab 105: Tan Jing 2
(End) Bab 106: Xiao Lele

Bab 5: Tak Boleh Mengganggunya

446 51 0
By redhexa_

Lin Miao dengan cermat menyelesaikan tugasnya. Ketika obatnya hampir habis, dia pergi memanggil dokter untuk mencabut jarumnya.

Dokter yang sama dengan yang dia temui kemarin. Dia memiliki kepribadian yang lembut dan badan sedikit gemuk.

Dia mengeluarkan kapas dan menyerahkannya kepada Lin Miao dengan berbisik, "Gunakan ini untuk menekan kulitnya saat aku mencabut jarumnya sedikit, oke?"

Lin Miao dengan diam mengangguk.

Dia sedikit gugup saat memegang kapas.

Tangan Tuan Muda sangat putih. Dia memiliki banyak titik biru-keunguan yang menarik perhatian di punggung tangannya.

Lin Miao memperhatikan dokter mencabut jarumnya. Dia bisa merasakan sakitnya hanya dengan melihatnya.

Ketika dokter selesai, Lin Miao menopang tangan Tuan Muda dengan salah satu tangannya dan menekan kapas pada tusukan jarum infus dengan tangan lainnya.

"Tekan terus selama beberapa menit, jangan sampai berdarah." Kata dokter pelan sambil membersihkan kamar. Kemudian, dia pergi.

Lin Miao mengangguk.

Lin Miao tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat Tuan Muda tidur di tempat tidur setelah dokter pergi.

Dia sangat tampan, pikir Lin Miao, dia mungkin orang yang paling cantik di dunia.

Dengan mata tertutup, dia bisa melihat bulu matanya yang panjang. Dia tidur nyenyak, sangat indah untuk dilihat.

Dan kemudian dia melihat sepasang matanya terbuka, mata berwarna ambernya masih agak kabur. Kemudian, dia melihat Lin Miao, lalu, ke tangannya yang memeganginya.

Tuan Muda mengerutkan alisnya, ingin segera mengambil kembali tangannya.

Siapa itu Lin Miao! Meskipun mereka lahir di tanggal yang sama, di tahun yang sama, dan punya umur yang sama.

Tapi, satu di tempat tidur, sakit sepanjang tahun, dan yang lainnya adalah anak pedesaan yang berlari di pegunungan. Tidak mungkin bagi Tuan Muda untuk menarik kembali tangannya dengan paksa.

Lin Miao memegang tangannya dengan erat, dengan patuh menekan luka bekas jarum infus dengan kapas. Dia berkata dengan serius, "Jangan bergerak, kau akan berdarah."

Tuan Muda tidak bisa menarik tangannya kembali. "Jangan sentuh tanganku mulai sekarang." Dia berkata, berusaha menjaga wajahnya.

Lin Miao bingung. "Aku mencuci tangan. Aku akan menunjukkannya kepadamu sebentar lagi. "

Tuan Muda berada pada gelombang yang sama sekali berbeda darinya. Lin Miao masih tidak melepaskan tangannya, dan dia tidak bisa menarik tangannya, jadi dia mengabaikannya karena marah.

Lin Miao tidak menyadari bahwa dia marah. Melihat bahwa dia sudah bangun, dia mencoba memulai percakapan, "Nenek bilang kita bisa keluar untuk berjalan ketika kau bangun."

Tuan Muda agak tidak senang. "Aku tidak ingin pergi."

Lin Miao akhirnya melepaskan tangannya, menghela napas lega setelah memastikan bahwa dia tidak berdarah.

Tapi ada titik merah kecil.

Tuan Muda menarik tangannya kembali dan berbalik untuk tidur.

Lin Miao mengira dia benar-benar sedang tidur, jadi dia memperhatikannya dalam diam.

Tuan Muda tidak bisa tertidur saat diawasi seperti ini. "Bisakah kau keluar?" Dia bertanya.

Lin Miao memikirkan pertanyaan ini, dan kemudian menjawab dengan tenang, "Tidak."

Tuan Muda merasa nadanya agak sedih, jadi dia mengangkat kepalanya dan bertanya, "Mengapa tidak?"

"Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan jika aku keluar... Mereka semua sudah dewasa..." kata Lin Miao pelan.

Tuan Muda memandangnya dan ingat dia baru di sini. Dia tidak mengenal siapa pun di sini, dan semua orang di sini adalah orang dewasa yang tidak dikenalnya.

"Lalu bagaimana kalau kau pulang saja?" Tuan Muda berkata, "Kau tidak banyak berguna di sini. Akan lebih baik bagimu untuk kembali."

Lagipula, mereka seumuran. Lin Miao tidak takut padanya untuk memulai. Meskipun memiliki temperamen terburuk di sini, dia masih anak-anak.

"Aku tidak bisa kembali sekarang." Lin Miao menghela nafas dan berkata dalam-dalam, "Semua orang tahu bahwa aku pergi keluar desa untuk bekerja, akan sangat memalukan jika aku kembali sekarang. Juga, adik laki-lakiku sakit, dan kepala desa sudah memberikan upahku kepada ibuku. Dia tidak mampu membayarnya kembali ... "

Tuan Muda tidak bodoh, dia bisa menebak beberapa hal sambil mendengarkannya. Dia pikir orang ini benar-benar bodoh, jadi dia berkata dengan frustrasi, "Kau sangat ... bodoh."

Lin Miao agak malu. "Aku hanya ingin memiliki lebih banyak martabat, kau tidak perlu menyebutku bodoh, kan ..."

Tuan Muda kesal, dia tidak ingin berbicara dengannya lagi; "..."

Pada saat ini, angin kencang bertiup di luar, membuat suara gemerisik yang keras.

Lin Miao pergi untuk menutup jendela dan kemudian melihat bahwa di luar sudah hujan.

Lin Miao tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, "Hujan yang sangat deras, pasti akan ada banyak fungi di pegunungan besok!"

Tuan Muda merasakan kesedihan dalam nada suaranya. Awalnya, dia tidak ingin berbicara dengannya, tetapi dia tetap bertanya padanya karena penasaran, "Apa itu fungi?"

Lin Miao duduk kembali. "Fungi adalah... adalah..."Lin Miao tidak bisa memikirkan cara untuk menggambarkannya, jadi dia menariknya ke udara dengan tangannya, "Kira-kira sebesar ini, dan tumbuh di bawah daun-daun yang berguguran. Ada bertumpuk tumpuk di gunung belakang rumahku. Merke tumbuh lebih cepat jika hujan. Kau bisa merebusnya, lalu memasaknya setelah diambil dari pegunungan dan dicuci. Kau bahkan dapat menjual lebihnya untuk mendapatkan uang."

Tuan Muda membaca banyak buku. Terlepas dari deskripsinya yang agak abstrak, dia secara ajaib bisa mengerti. "Jamur?"

"Ya, sepertinya mereka menyebutnya begitu ketika aku pergi untuk menjualnya di kota." Lin Miao berkata, "Kau sangat keren!"

Lin Miao melihat lagi ke hujan deras di luar dan berkata dengan nada sedih, "Mereka pasti akan ada di seluruh gunung besok. Aku bahkan membawa kembali sekeranjang kemarin, aku ingin tahu apakah Mama merebusnya atau tidak."

Saat makan malam, Lin Miao makan bersama Tuan Muda dan Nenek.

Lin Miao makan dengan sopan. Dia tidak kelaparan seperti terakhir kali, jadi dia bisa mengendalikan dirinya sendiri. Tetap sopan dan hati-hati, dia hanya mengambil makanan dari piring di depannya.

Nenek mengambil sumpit penuh jamur untuk Tuan Muda yang terganggu. "Aku mendengar dari pengurus rumah tangga bahwa Xiao Yu ingin makan jamur. Makan lagi, itu baik untuk kesehatanmu."

Tuan Muda makan perlahan, akar telinganya sedikit merah.

Lin Miao mengangkat kepalanya setelah mendengar kata "jamur". Dia melihat shiitake di piring, itu benar-benar berbeda dari jamur yang dia temukan di pegunungan desa.

Shiitake itu agak jauh darinya; mereka berada di depan Tuan Muda. Lagipula dialah yang meminta mereka.

Lengannya terlalu pendek untuk meraihnya. Jika dia ingin memakannya, dia harus berdiri untuk mengambil beberapa dengan sumpitnya.

Ibunya mengatakan bahwa tidak sopan untuk melakukannya di depan orang-orang di luar keluarga.

Jadi, Lin Miao hanya meliriknya dan tidak mengambilnya.

Tuan Muda, "..."

Setelah makan malam, semua pelayan memiliki tugas sendiri untuk dilakukan. Nenek pergi juga, sementara pengurus rumah tangga dan dokter sedang memeriksa Tuan Muda.

Lin Miao benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan, jadi dia menunggu di luar pintu Tuan Muda. Dia ingin menemukan seseorang untuk diajak bicara.

Dia merasa seperti orang dewasa tidak pernah berbicara banyak dengannya.

Tidak lama kemudian, dokter dan pengurus rumah tangga keluar.

Lin Miao menyelinap masuk.

Ketika dia masuk ke dalam ruangan, dia menemukan Tuan Muda berbaring di tempat tidur dan menatap langit-langit. Dia tidak tidur.

Mendengar suara-suara, dia menoleh dan melihatnya.

"Aku tidak tahu harus berbuat apa sendirian." Lin Miao menjelaskan.

Tuan Muda melihat ke arahnya. Dia masih mengenakan pakaian lamanya. Mereka agak besar dan longgar, dia tampak seperti anak tersesat yang menyedihkan.

Tapi masalahnya, dia juga tidak tahu apa yang bisa dia lakukan.

Lin Miao berjalan ke tempat tidurnya. "Bagaimana kalau keluar untuk jalan-jalan?" Kata ibu, tidak baik bagi tubuhmu untuk langsung tidur setelah makan malam.

Hujan di luar sudah berhenti. Dia tidak bisa melihat langit dari kamarnya. Dia sedikit rindu rumah; dia ingin melihat bintang.


Tuan Muda tidak ingin bergerak, tetapi dia sangat ingin pergi ke luar untuk berjalan-jalan. Kemudian, dia ingat Lin Miao terlalu malu untuk membantu dirinya sendiri mengambil shiitake. Mungkin dia tidak berani keluar tanpa ditemani? Tuan Muda berpikir, Mungkin dia harus pergi bersamanya?

Pada saat itu, dokter masuk.

Dan melihat Lin Miao. "Jangan ganggu Tuan Muda setelah makan malam, oke?"

Lin Miao menatap Tuan Muda dengan sedikit rasa bersalah, dan kemudian kembali ke kamarnya sendiri.

Continue Reading

You'll Also Like

9M 66.3K 32
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
13.8K 1.5K 109
judul : 他如风掠夺 (Dia Menjarah Seperti Angin) penulis : 流兮冉 Cinta yang ekstrim bukanlah melepaskan, tapi memiliki dan mengejar.... Sejak You Nian kehila...
65.9K 7.9K 74
Judul Asli : 我很有钱呀 Status : Completed (74 Chapter) Author : Liu Mang Xing Sinopsis Aktris lini ketiga, Guan Zhiyi, yang bagaimanapun tidak populer, a...
2.5K 269 43
Judul asli : 溫文爾雅 Link support tl : https://trakteer.id/kana_wut/tip HARAP BIJAK DALAM MEMBACA !! Pengantar karya: Yu Ermu pindah dari asrama sekola...