.
.
.
.
.
"........"sesosok arwah bersurai putih dengan potongan rambut under cut,manik ungu dan sepasang anting hanafuda yg ia kenakan itu nampak terdiam saat melihat putra nya yg tertidur di pangkuan nya.
"....tangan nya terluka"gumam nya seraya menarik pergelangan tangan (m/n) yg membiru dan membuat sang empu sedikit meringis dalam tidur nya menyebabkan sebuah perempatan imajiner terpampang jelas di dahi arwah tersebut.
"Siapa yg berani melukai putra ku"ucap nya dengan urat urat kecil yg menonjol di dahi nya.
Arwah itu mulai berdiri lalu menggendong tubuh (m/n) dengan gaya brydal style dan membawa nya masuk karena angin malam tidak baik untuk kesehatan putra manis nya itu.
Perlahan lahan ia mulai merebahkan tubuh putra nya dengan lembut di kasur tepat di samping baby kousuke yg sudah terlelap sejak dua Jam yg lalu.
Manarik selimut, arwah itu mulai menyelimuti (m/n) yg tertidur sambil memiringkan badan nya ke arah kousuke.
Sosok itu kembali tersenyum lalu mengelus dahi sang putra bersamaan dengan cahaya putih yg muncul dari ke dua mata nya yg menunjukkan kilas balik peristiwa yg di alami putra nya hari ini.
".......💢"sosok itu tersenyum dengan perempatan di dahi nya setelah mengecek ingatan (m/n).
Setiap dia mengunjungi putra nya,dia selalu melihat ingatan (m/n) demi memastikan putra nya aman, hei, maksud ku di sini..dia ingin menjadi ibu yg baik meski sudah berbeda alam, kalian tau kan kasih sayang ibu itu tiada tanding nya.
"Souda..kau bertemu si bajingan Mikey itu ya, lalu mantan wakil nya yg telah melukai tangan mu karena wajah mu mirip aku"lirih nya sambil terus mengusap rambut (m/n) yg nampak begitu tenang dalam tidur nya.
"...ini salah nya nak..dia membuat ku iri, seandainya shinichiro sama tidak menceritakan tentang nya terus menerus kepada ibu, ibu tak akan tersesat dalam kegelapan ini dan kita pasti masih bersama tanpa ada nya batasan hidup dan mati.
Atau mungkin seharusnya shinichiro sama mempertemukan kami berdua sedari kecil dan membuat kami akrab, tentu semua nya akan berbeda.
Kau tak akan kehilangan ibu dan terpisah dari ayah mu dan ibu tak perlu mati muda"ucap nya dengan senyum teduh dan di sinari oleh sang rembulan yg menyinari wajah manis nya.
Sosok itu mulai berdiri lalu menatap ke luar jendela kamar yg begitu besar tengah terbuka dengan tirai berwarna merah tua nya yg menari nari di terpa oleh angin malam.
"...saa, mari kita buat perhitungan dengan draken sialan itu"
.
.
.
.
.
.
"Draken san, aku pulang duluan"ucap inupi yg pamit pulang duluan dan di angguki singkat oleh draken yg masih membereskan barang barang di bengkel.
Suasana menjadi hening, hanya ada suara jangkrik dan burung hantu di kesunyian malam.
Angin berhembus menusuk kulit dan jujur saja ini berhasil membuat draken sedikit merinding.
Walau dia dulu sering tawuran malam hari tapi ini berbeda, hei maksud ku, dia merasa seperti ada sosok lain yg menatap nya padahal bengkel sudah kosong, jalanan sudah sepi, inupi rekan nya juga sudah pulang duluan, dan malam juga sudah sangat larut, siapa yg masih berkeliaran di sekitar sana?
'lebih baik aku segera pulang' batin nya sambil mengusap pipi nya yg memar karena kena amuk masa tadi siang karena perkara 'tangan baby Kun terluka'
Dia memiliki firasat buruk, ini seperti sesuatu yg tak kasat mata dan draken tak suka berurusan dengan arwah, bagi nya hal itu akan sangat merepotkan.
Cukup beban nya dengan melepas sahabat lama nya menuju jalan gelap jangan kau tambah dengan setan gentayangan yg penasaran dan malah menjadikan nya sasaran,itu tidak lucu kau tau!
Draken mulai keluar dari bengkel dan mengunci bengkel tersebut kemudian berjalan sedikit cepat menuju tempat nya tinggal di distrik lampu merah yg syukur lah adalah tempat paling ramai saat malam hari.
Tapi...butuh waktu kan untuk pergi ke sana tanpa menaiki kendaraan atau dia nya saja yg terlalu bodoh hingga tidak membawa motor tadi?
".....CK,hanya perasaan ku saja"gumam nya sambil mengusap tengkuk nya yg serasa sedikit lebih dingin dari biasanya.
Tap tap tap tap
Draken kembali melangkahkan kakinya sedikit lebih cepat dari tadi dan berhenti di pertigaan jalan yg nampak begitu sunyi dan gelap.
Lampu jalan yg remang mulai mati dan nyala secara bergiliran kemudian mati sepenuhnya membuat draken mau tak mau harus menyalakan hp nya untuk menerangi jalan.
"........berani sekali kau melukai putra ku" draken terdiam dengan keringat dingin yg bercucuran saat melihat sosok di balik bayangan dengan darah yg mengalir membasahi aspal.
"S-siapa kau!"teriak draken berusaha untuk tidak takut agar imej nya tak ternoda oleh ketakutan nya saat ini.
"...kau.."draken terdiam,ia membelalakkan matanya saat melihat sosok itu ternyata adalah kurokawa izana, sang raja tenjiku yg telah tewas dua belas tahun yg lalu kini tengah berdiri dengan tubuh berdarah darah tak lupa dengan tiga bekas tembakan di tubuh nya dan wajah nya yg di penuhi darah sangat berbeda saat ia menemui putra nya tadi yg terlihat bagai malaikat tak bersayap.
"Kurokawa.."lirih draken, dia yakin kali ini dia benar, di tambah aura mencekam yg datang dari sosok izana yg berjalan pelan bagai zombie sambil menyeret kaki nya yg berlumuran darah.
"BERANI SEKALI KAU MELUKAI PUTRA KU BAJINGAN!"pekik izana yg menghilang dalam sekejap mata.dan membuat draken syok, jadi itu benar benar arwah nya?
"KUROKAWA KELUAR KAU, JIKA KAU PUNYA HAL YG BELUM SELESAI KATAKAN!"pekik draken kehilangan rasa takut nya yg tadi.
Izana tak menjawab atau pun menampakkan diri, yg terdengar hanya lah suara gelak tawa yg terdengar begitu keras di telinga draken yg terduduk dengan wajah pias nya.
"KAU PIKIR KAU SIAPA?MENYENTUH PUTRA KU?HAH? BAJINGAN!JANGAN LUKAI (M/N) KU"pekik suara itu membuat draken membelalakkan matanya kembali.
Apa maksud nya putra nya?apa (m/n) adalah putra izana dengan salah satu wanita di dunia?
Draken terdiam, perlahan lahan kesadaran nya mulai menguap di gantikan dengan kegelapan yg menyerang kepala nya.
.
.
.
.
.
"JANGAN SENTUH PUTRA KU"Kurokawa izana
.
.
"Tuh kan kena semprot Mak nya,gua bilang apa tadi kemaren"-hakkai
TBC
Waduh mama ngamok nih kek nya:)
Jangan lupa vote nya Minna (っ˘̩╭╮˘̩)っ