"Seishu" tahan Yuzuha saat mengetahui Inupi ingin memasuki kamar Koko, "ada apa dengan tanganmu? Udah biar aku aja" dia mengambil alih nampan ditangan Inupi dimana ada beberapa cemilan dan minuman hangat diatasnya.
"Shiba-san kau mabu--"
"Ya, aku menonton video esek-esek AHAHAHAHAHAHA. Aku masuk ya? Biarkan aku dan Koko malam ini, Seishu" ucap Yuzuha yang nampak seperti wanita gila dimata siapapun. Entah berapa botol alkohol yang sudah diminumnya.
"Shiba-san, kau akan di--"
Yuuzha membungkamnya. "Benar Seishu, Koko gak bisa menceraikanku lagi. Seishu, aku pinjem ini ya? Koko sialan itu sangat peka sama aromamu" terang Yuzuha yang ternyata memakai pengharum Inupi pada tubuhnya.
"Tapi didalam itu--"
"Shutt~ kau harus tau, lubang sempitmu itu menyiksa Koko, jadi biarkan lubang lebarku yang mengambil alih" saran Yuzuha dan langsung masuk kedalam kamar Koko.
Apanya yang lebar?
Kenapa Yuzuha bersikap biasa saja padahal anaknya baru saja meninggal.
"Tapi didalam sana bukan Koko, melainkan..." lirih Inupi. Sudahlah, lagipula Yuzuha tak mau mendengarkannya.
Sebelum dia memutuskan untuk pergi, dia sempat mendengar suara pecahan kaca dari dalam bilik Koko dan karena sudah lewat tengah malam, Inupi pun kembali ke kamarnya. "Koko, bangunlah" dia membangunkan Koko yang ketiduran di bathtub, bukannya mandi malah tidur.
"Sayang, tanganmu... kenapa?" tanya Koko setelah siuman dari kondisinya yang sebelumnya. Dia berbaring dipangkuan Inupi.
Inupi menggeleng datar, suaminya tiba-tiba amnesia begitu. "Koko apa kau lupa? Sanzu-san mengantarmu pulang dalam kondisi mabuk berat, lalu aku yang terkejut tak sengaja mencelupkan tanganku di air mendidih" jelas Inupi. Dia tadi ingin memasak mie namun tangannya ikut tercelup juga ke air mendidihnya karena dia hanya fokus pada Koko.
Koko menutup wajahnya karena malu, entah bagaimana wajahnya saat mabuk berat. Menurutnya itu adalah aib. "Maaf karena membuatmu khawatir, sebagai permintaan maaf bagaimana jika kau memanjakan ku malam ini? Ayo lakukan lagi" bujuknya.
"Inupi memanjakan Koko? Itu terlihat seperti aku yang meminta maaf. Tidak! Hari ini aku banyak buang angin, akan canggung jika itu terjadi saat momen berlangsung" tolak Inupi. Akibat makan biji nangka rebus, Inupi jadi ngentutan.
"Aku akan memijat tanganmu. Suamiku ini telah berkerja seharian dan kembali dengan uang satu box mobil penuh, semua orang akan iri padaku" kata Inupi seraya memijat tangan Koko.
"Apa-apaan ucapanmu itu? Setelah menikah hampir dua tahun baru kali ini kau memanggilku begitu, menyebalkan. Ngomong-ngomong apa ada yang mengusik pikiranmu?" tanya Koko, wajah Inupi seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
"Shiba-san... Ehh? ma-maksudku Yuzuha menghalangi aku masuk kedalam kamar mu dan lalu dia menggantikan ku" jelas Inupi. Koko hanya tertawa karenanya, dia jadi penasaran apa yang dilakukan Yuzuha dan orang didalam kamarnya itu.
"Aku jadi kasihan dengan orang didalam sana, Yuzuha pasti merepotkan nya" ujar Koko.
Paginya. Yuzuha terbangun dengan badan yang sangat sakit-sakitan, dia melihat sekelilingnya. "Koko sudah bangun?" pikirnya, dia mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi lalu dia berjalan kesana.
"Kau sudah bangun? Gimana tadi ma…lam" Yuzuha membeku.
"Apanya?" datar Chifuyu.
"Ka-kauu… Hei Biseks! Kenapa kau ada disini?"
"Biseks? Kasar sekali, aku punya nama hei… tapi kau benar juga" sahut Chifuyu seraya terus memakai pakaiannya kembali setelah mandi.
Chifuyu berjalan mendekati Yuzuha, sedikit tersenyum. "Bagaimana rasa diperkosa olehku? Enak bukan?" dia mengangkat baju Yuzuha untuk menutupi tali tambang— tali branya yang tadi sengaja terekspos.
"Kau gila?!" bentak Yuzuha.
"Kau yang datang padaku dan langsung menciumku, kau membuka pakaianmu sendiri dan bahkan kau membuatku melakukan itu padamu. Oh ya kau harus tau kalau lubangmu… tidak senikmat Kazutora" terang Chifuyu seraya mendekatkan wajahnya kepada Yuzuha.
"Lu… lubangku? Apanya yang lubang dasar biseks!" umpatnya.
"Yuzuha, bukankah kau ingin membuat dirimu hamil tapi kenapa kau meminum minuman keras? Kau tau kan resikonya bagi ibu hamil? Bayimu kemungkinan akan cacat, terlahir prematur bahkan bisa keguguran. Anakmu yang tidak diberi kemampuan mendengar dan berbicara itu adalah contoh nyatanya, selain itu dia meninggal secara tragis. Tulang-tulangnya itu loh, bocah 7month malang yang menanggung dosa-dosa Ibunya. Kenapa kau tidak menganggap itu sebagai pelajaran hidup untukmu Yuzuha?" ujar Chifuyu.
"Itu hanya takdirnya, aku tidak mengakui anak cacat sepertinya sebagai anakku ku. Untunglah mobil menabraknya dan mati, tadinya aku berniat meracuninya" ungkap Yuzuha. Itu membuat Chifuyu semakin membencinya.
"Berapa bulan?" datar Chifuyu.
"A-Apanya?"
"Kau sedang hamil bukan? Berapa usianya?"
"Ha-Hanya sekitar dua mingguan. Bagaimana kau tau itu?"
"Tidak penting. Dua minggu? Jaga baik-baik kandunganmu, prediksiku kau akan keguguran paling lambat seminggu lagi... ehhh? Asal kau tau itu bukan kutukan, hanya nasihat"
🩸
Koko dan Emma sedang mendata diruang tengah dan Yuzuha sedang melihat-lihat. "Akhh aww ah sa-sakit" rintih Yuzuha merasakan sakit pada perutnya. Terlihat darah yang mengalir di bagian bawahnya.
"Chifuyu... Biseks sialan itu pasti mengutukku" batin Yuzuha dikala menahan rasa sakitnya.
"Jangan mengganggu dasar tak tahu diri" gumam Koko.
"Yuzuha, kau berdarah" risau Emma yang duduk disampingnya.
Mereka segera membawa Yuzuha ke rumah sakit agar Yuzuha ditangani oleh dokter. Saat ini Koko tengah berada di ruangan dokter untuk mendengarkan hasil pemeriksaan Yuzuha tadi. "Sebelumnya saya turut prihatin dengan ini. Janin dalam kandungan Ny.Yuzuha meninggal karena terinfeksi bakteri pada rahimnya, selanjutnya kami akan melakukan pembersihan dan kami membutuhkan persetujuan dari Tn.Koko beserta keluarga" jelas dokter membuat Koko sedikit terkejut, sejak kapan Yuzuha hamil lagi.
"Dia mengandung anak siapa lagi? Cepat sekali. Dulu tunarungu dan sekarang meninggal dalam kandungan" batin Koko.
-
Seminggu telah berlalu. Pagi ini, Inupi memandangi sebuah gedung apartemen yang menjulang tinggi, ini adalah tempat dimana Kazutora tinggal. Dia membawa sebuah kabar yang mungkin dia sendiri juga akan merahasiakannya kepada orang lain dan satu-satunya orang yang ingin dikabarinya hanya Kazutora dengan satu alasan kuat.
"Kali ini nominasi pembohong terbaik jatuh kepada Kazutora" senandungnya, membuat beberapa orang lainnya yang ada didalam lift yang sama itu menoleh kearahnya.
"Memalukan! Ku fikir itu suara batinku" batinnya. Dia menutup wajahnya karena malu.
Memasuki lantai 36 gedung ini, Inupi langsung membuka pintunya tanpa mengetuk terlebih dahulu karena dia juga tahu kalau pintu ini tidak pernah terkunci walaupun pemiliknya sedang pergi.
Sesaat setelah dia membuka pintunya, dia dan Kazutora hanya saling memandang karena sama-sama terkejut. Itu berlangsung sampai Kazutora menghembuskan nafasnya dan melambaikan tangannya menyuruh Inupi ikut duduk dengannya.
"Ada apa Inupi?"
"Kazutora aku... Akhh..." Inupi hampir terjatuh, untungnya dia berpegangan pada pintu. Dia merasa pusing.
"Inupi apa kau baik-baik saja?" tanya Kazutora yang khawatir.
"Tidak papa aku hanya sedikit pusing. Hanya lelah saja, kau tau kan kalau imun tubuhku rendah" kata Inupi dengan ragu.
"Sana ke Klinik" Kazutora memaksa dengan datar, dia sedang tidak bersemangat untuk berpura-pura.
Inupi hanya tersenyum.
4 jam berlalu begitu saja dan dari tadi mereka masih saling bertatapan.
Kazutora menghembuskan nafasnya. "Cepat katakan! Aku terlambat ke Pet Shop!" ujar Kazutora, seketika Inupi tersenyum lega.
"Akhirnya otaknya berfungsi" batin Inupi.
Inupi mengeluarkan secarik kertas dan menunjukkannya kepada Kazutora, ada sesuatu yang membuat Kazutora tertawa saat membacanya.
"Ada lagi? Kau masih menyembunyikan sesuatu dariku. Lihatlah! Kau tidak berani menatapku"
Inupi sedikit terkejut kemudian kembali menunduk, sebenarnya dia tidak ingin mengatakan yang satu ini. "Beberapa Minggu untuk Shiba-san terapi stress rahimnya dan Koko harus pergi. Jika tetap diurus tepat besok adalah persidangan mereka, tapi kami menunda ajuan itu.... Kau lihat Shiba-san bukan?" Inupi menyuarakan batinnya.
"Kau memikirkan itu juga? Ya aku melihatnya, dia begitu tenang. Sudah berapa benih manusia yang terbuang sia-sia karenanya?! banyak pasangan yang bahkan membutuhkan bertahun-tahun untuk memiliki keturunan dan Yuzuha? Demi Boneka Anabelle, dia gampang banget hamil nya" Kazutora sudah pusing menghadapi Yuzuha.
Inupi sedikit tertawa.
"Butuh bantuan?" tanya Kazutora.
"Aku akan memakai satu dari tiga permintaan yang dulu kita janjikan" balas Inupi.
Kazutora terdiam, awalnya dia tidak mengerti namun ingatannya akhirnya kembali. "Aku mencium aura negatif darimu. Apa Devil Inupi sudah bangkit dari tidurnya~" Kazutora mengendusnya, membuat Inupi sedikit tersenyum.
"Dua hari yang tersisa, buatlah Shiba-san mencurigai kita" tegas Inupi.
"Kasus...? . . . Eeehhhh kau serius?" Kazutora tersenyum licik.
Inupi mengangguk, mereka seakan-akan membuat hal ini terlihat seperti lelucon anak-anak. "Aku akan membantunya tapi tidak ada yang boleh tau tentangku atau hal ini justru akan menguntungkan Shiba-san" saran Inupi.
"Kalau begitu sebaiknya kau hentikan dulu meminum obat penenangmu dan dirumah itu kau hanya perlu menghindari Yuzuha maka kau akan baik-baik saja" jelas Kazutora.
-
"Ingin memberitahu Chifuyu?" tanya Kazutora saat mereka mau memasuki Pet Shop.
"Tidak, dia mungkin akan menghancurkanmu nanti malam. Kau masih tersiksa karena memakan nasi goreng level 10 hari itu bukan? Poor Kazutora-chan" sahut Inupi, meski niatnya mengasihani namun terdengar seperti ledekan bagi Kazutora.
"Hai haii ya ampun lama gak ketemu, ih kangeeennn" Chifuyu menyambut mereka.
Kazutora sudah siap merentangkan tangannya namun ternyata Chifuyu memeluk Inupi dan bukan dia. "Chifuyu sialan" gumamnya. Padahal sudah merentangkan tangannya.
"Apa?! Diih cemburu dia" goda Chifuyu.
"Enggaaakkk... Ternyata semua cowok emang sama aja" elak Kazutora bergumam diakhir.
"Kenapa lama?" Chifuyu menempelinya.
"Kakakmu tuh, dia menghambat perjalananku. Empat jam dia menyekapku di Apartemen ku" kesalnya. Padahal tadi dia ingin segera pergi dan Inupi malah datang.
To Be Continued...
Heijjj aku bingung. Tobatlah aku. 😵
Lagi nanges malah "Nghh Ah"😭😂
Enggak, ini mah otakku aja yang aneh.