Happy reading! 🎸
Amora membuka pelan pintu rumah lamanya itu, "ma, kita beneran pindah kesini?"
Wanita paruh baya itu menghela nafas pelan, "sementara aja kok. Mama juga nggak suka tinggal disini, udah kayak rumah hantu," katanya sambil tertawa pelan.
Amora dan mama nya pindah dari apartemen ke rumah lama nya. Mungkin sekitar dua puluh satu tahun tempat itu tidak ditempati. Rumah ini adalah rumah pertama yang membuat seseorang bahagia dengan pasangannya, dan kini pasangannya hilang, berada dipelukan wanita lain.
"Oke! Amora beres-beres dulu ya, mah" gadis itu pun membawa tas ransel dan kopernya masuk ke dalam kamar.
Amora mulai membongkar kopernya. Ia mengeluarkan baju, pakaian dalam, peralatan mandi, dan... buku? Buku itu terlihat tua dan juga ada beberapa halaman yang robek. Sepertinya Amora pernah melihat buku itu.
"Amora, bantu mama pindahin lemari ini sebentar nak!" panggil mamanya dari lantai bawah.
"Iya ma, sebentar!" gadis itu meletakkan buku tua itu ke sembarang tempat, dan turun ke bawah.
"Oh my god! Ini kotor banget ma!" komentarnya.
"Makanya, mama mau pindahin lemari ini keluar. Nanti mama nggak perlu pake lemari, kan ada koper," jelasnya.
"Oke deh kalo gitu. Aku dorong dari belakang, mama tarik ke depan ya."
Setelah Amora dan mama nya memindahkan lemari itu keluar rumah, mereka pergi ke meja makan untuk memakan puding buatan mama.
"Mor, mau tau sesuatu?" tanya mama.
"Apa tuh?"
"Mama jadi teringat sesuatu di rumah ini," wanita paruh baya itu tersenyum tipis, "papa kamu dulu suka banget nulis dan puisi buat mama."
"Oh ya?! Daebak! Nggak nyangka papa bisa nulis puisi..." heboh Amora. Karena memang... papa nya terlihat laki-laki yang cuek dan kadang sikapnya dingin.
"Tapi yang paling spesial, papa nulis puisi itu buat seorang mama! Nggak pernah ke cewek lain, walaupun dia playboy."
"Hahaha, ga abis pikir," gadis itu menggelengkan kepalanya, "Eh tunggu, mama kok tiba-tiba bahas papa? Cie... gamon ya?"
"Nggak!" namun jawabannya tidak sama dengan gerakan kepalanya. Ia mengangguk. "Eh?! Nggak maksud mama!" ia membenarkan jawaban itu dengan menggelengkan kepalanya.
"Tuh kan! Pipi mama udah merah kayak buah apel!" ledek Amora dan berakhir dengan lemparan sendok makan.
Tapi memang benar, Selena, mama Amora teringat kisahnya dengan suami- mantan suaminya. Mereka memutuskan untuk bercerai pada dua bulan yang lalu, karena perselingkuhan. Selena tidak habis pikir dengan pikiran mantan suaminya itu. Bagaimana bisa seorang 'Selena' diselingkuhin dengan wanita gila itu? Entahlah.
.
"Everybody look to their left, na na na na na na..." bernyanyi. Salah satu kegiatan yang paling disukai Amora. Jika kalian lihat isi rumah gadis itu, tentunya kalian akan 'wow' dengan banyaknya piala, piagam, dan juga sertifikat karena bakat dari suara merdu nya.
Bahkan Amora sudah ditawarkan untuk membuat single diperusahan besar, namun gadis itu menolaknya. Ini bukan masalah besar. Amora memikirkan nilai ujian tahun lalu yang mendapatkan dua puluh enam. Dan satu-satunya solusi yang bisa dilakukan nya adalah belajar. Ia harus fokus belajar karena tahun depan meninggalkan SMA dan memilih kampus terbaik untuknya.
"It's not about the money, money, money
We don't need your money, money, money
Na na na na na na na na..."
Drrt... drrt...
Dering tersebut merupakan suara dari handphone Amora.
"Halo?"
"Amora!!! Sumpah gila bangetttt gue ada hot news!!!" teriak Bunga, sahabat Amora.
"Kayaknya nanti gue harus periksa telinga."
"Tebak gue mau ketemu siapa?!"
"Tuhan," jawabnya santai.
"SEMBARANGAN ANJING!"
"Terus siapa?"
"My baby Atama Dharma!!!"
"My baby Atama Dharma siapa lagi, Bunga?"
"Cowok gue dong, siapa lagi?!"
"Terus Jefran mau dikemanain?!"
"Gatau deh, besok pas disekolah gue putusin aja." Bunga memang kekanakan. Dari dulu ganti-ganti pacar, lalu pacarnya dicampakkan.
Setelah mereka berbincang, kedua gadis itu memutuskan untuk mengakhiri telepon nya karena sekarang tepat pukul sembilan malam. Amora harus tidur lebih awal karena besok ia akan sekolah.
.
"Mama, Amora berangkat dulu ya!"
"Iya, nak. Rotinya jangan lupa dimakan ya! Kamu berangkat sekolah naik apa?"
"Mobil."
"Mau mama anterin?"
"Gausah ma, Amora bisa sendiri kok."
"Yaudah. Hati-hati dijalan, jangan ngebut!"
"Siap, ma!"
Gadis itu mengambil kunci mobilnya, lalu berangkat ke sekolah seperti biasa. Amora sudah terbiasa membawa mobil sejak ia menduduki kelas satu SMA. Dan mobil tersebut adalah hadiah pemberian papa nya saat gadis itu ulang tahun.
Oh iya, Amora ini, anak orang kaya lho. Sekarang ia masih kaya, namun tidak sekaya dulu. Jika kalian menanyakan alasan Amora tidak memilih papa nya untuk tinggal bersama, jawabannya karena istri baru nya itu. Entah mengapa, setiap ia bertemu dengan istri baru papa nya itu membuat gadis itu darah tinggi.
Tin! Tin!
"Mas, hati-hati dong jangan asal lewat aja!" teriak Amora ketika ada motor yang ngebut didepan mobil gadis itu. Beruntung mobilnya tidak lecet.
Tunggu, itu kan seragam sekolah gue?
tbc
Thank you udah baca cerita ku! Jangan pelit vote, komen, serta follow nya. Ditunggu part selanjutnya, ya. See you! <3
Amora Margaretha Athalia
Selena Margaretha
Laverrina Bunga