Taeyong melirik gelisah Yoojung yang sedari tadi hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun wanita itu hanya menatap jendela tanpa berniat melirik Taeyong sedikitpun.
Mereka berdua masih dalam perjalanan pulang namun kali ini Taeyong tidak berniat membawa Yoojung pulang ke hotel, ia harus meluruskan masalah ini dulu. Taeyong tidak mau jika kecanggungan ini akan semakin berlanjut diantara mereka.
Taeyong menepikan mobilnya membuat Yoojung yang sedari tadi menatap kosong jendela mendonggak. Jelas ini bukan hotel, Yoojung tidak tau kemana Taeyong membawanya sekarang. Namun tetap saja ia tidak mengatakan sepatah katapun.
"Aku minta maaf."
Taeyong mendesah pelan kembali menatap tubuh mungil wanita disampingnya yang sama sekali tidak membalas menatapnya. Dalam hati Taeyong tersenyum miris mengingat setiap wanita yang dirinya cintai hanya mencintai Jaehyun.
"Maafkan aku, jika kau merasa terganggu dengan perkataanku tadi kau bisa melupakannya. Anggap saja aku tidak pernah mengatakan apapun padamu."
"Sekali lagi maafkan aku."
Mendengar nada lirih pria disampingnya berhasil membuat Yoojung menoleh. Ia menatap wajah tampan Taeyong lama tanpa mengatakan sepatah katapun. Perasaan aneh yang kini ia rasakan sungguh membuatnya bingung.
"Kau membuatku bingung."
"Aku menyukai Jaehyun tapi kenapa sekarang aku merasa bimbang dengan perasaanku." Lirih Yoojung
"Katakan padaku tentang perasaanmu yang sebenarnya Taeyong, jangan membuatku bingung. Kau mencintai Minsi lalu kenapa sekarang kau menyukaiku."
"Aku mencintaimu, perasaanku untuk Minsi telah lama hilang sejak malam festival musim gugur itu."
"Tapi kau tau jika aku menyukai Jaehyun."
"Ya, aku tau."
"Lalu kenapa kau masih menyukaiku?"
"Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku untuk menyukaimu."
Mendengar itu Yoojung kembali terdiam perasaan aneh itu semakin menganggu.
"Aku mencintaimu Kim Yoojung maafkan aku jika perasaanku membuatmu terganggu. Tapi aku hanya ingin mengungkapkan yang sebenarnya tentang perasaan aneh yang selama ini aku rasakan padamu." Serunya yang setelahnya memalingkan wajah kearah lain
Sudah Taeyong duga jika perasaannya akan tertolak mentah mentah oleh Yoojung. Karna sedari awal dirinya tau siapa pemilik hati wanita mungil itu.
"Taeyong maafkan aku, aku-"
"Sudah jangan diteruskan, aku mengerti." Seru Taeyong yang kemudian keluar dari mobilnya meninggalkan Yoojung yang kembali terdiam
Taeyong tau dirinya berlebihan, tidak seharusnya dirinya bersikap seperti ini saat sudah tau jawaban apa yang akan dirinya terima "Apa yang kau harapkan Taeyong, dari awal wanita itu tidak menyukaimu. Tidak ada yang menyukaimu didunia ini." Monolognya tersenyum miris tanpa sadar satu cairan bening telah turun dari membasahi pipinya
Disisi lain Yoojung tidak mengerti dengan perasaannya dirinya sangat yakin jika ia menyukai Jaehyun tapi kenapa saat ini perasaannya seolah memberontak mengatakan sebaliknya. Perasaan aneh yang membuat Yoojung tidak bisa menahan dirinya lagi dan dengan terburu buru membuka pintu mobil dan langsung memeluk Taeyong.
Taeyong tersentak saat tubuhnya terhuyung kedepan. Ia melirik tangan mungil yang kini memeluknya erat.
"Yoojung?"
"Taeyong buat aku menyukaimu."
Taeyong tidak tau tapi kini tubuhnya mendadak kaku. Dengan cepat ia membalikkan tubuhnya mengahadap Yoojung menatap wanita itu lekat.
Yoojung membalas tatapan Taeyong dengan tangan masih melingkar dipinggang pria itu "Buat aku menyukaimu Taeyong, aku ingin merasakan apa yang kau rasakan untukku juga."
"Aku akan mencoba melupakan Jaehyun dan mencoba mencintaimu. Jadi jangan pergi." Lirihnya
"Yoojung kau?"
Taeyong melebarkan mata saat Yoojung membungkam bibirnya dan mulai melumat bibirnya dengan lembut. Tangan wanita itu melingkar di leher Taeyong terus melumat bibir tipis pria tinggi didepannya.
Taeyong tidak tau apa yang terjadi tapi melihat Yoojung yang memejamkan mata membuatnya tersenyum dan membalas ciuman wanita itu ia menarik tubuh mungil itu kedalam pelukannya dan membalas lumatan yang Yoojung berikan.
Yoojung melenguh saat ciuman keduanya semakin intens, bahkan saat ini tangan Yoojung sudah ia gunakan untuk meremas surai hitam Taeyong tatkala pria itu mencumbu lidahnya dengan agresif.
"Tae.. Hentikan." Yoojung menepuk pundak Taeyong saat merasa pasokan oksigen semakin menipis
Taeyong terkekeh pelan melepaskan tautannya dan mengecup bibir Yoojung sekilas "Aku mencintaimu." bisiknya lembut
Yoojung mengangguk dan memeluk kembali pria tinggi di depannya wajahnya sudah memerah padam mengingat ciuman panas keduanya tadi. Entah mengapa tapi saat ini hatinya terasa hangat.
"Taeyong sampai kapan kita akan terus berpelukan seperti ini?"
"Memangnya kenapa?"
"Tidak, aku hanya bertanya."
Taeyong tertawa kecil mengecup surai hitam Yoojung sayang "Kau ingin pulang?"
Yoojung mendonggak melihat wajah tampan Taeyong yang juga sedang menatapnya "Tidak, aku ingin berjalan jalan denganmu."
"Ingin berjalan jalan kemana hm?"
"Terserah asalkan bersamamu." Ucap Yoojung yang kemudian memalingkan wajah ke arah lain
Melihat itu Taeyong tidak bisa untuk tidak tersenyum ia terkekeh pelan mengusak surai hitam Yoojung dengan gemas "Baiklah, ayo tuan putri."
"Jangan memanggilku tuan putri."
"Lalu kau ingin aku memanggilmu apa?"
"Terserah asalkan jangan itu."
"Baiklah, kalau begitu aku akan memanggilmu sayang?"
Langsung saja Yoojung menepuk bahu Taeyong dengan keras "Jangan bercanda Lee Taeyong, aku sedang serius."
"Yak kenapa kau memukulku sih, aku juga sedang serius Kim Yoojung." Seru Taeyong mengelus bahunya yang terasa perih
"Kau menyebalkan." Dengus Yoojung yang setelahnya pergi meninggalkan Taeyong yang hanya bisa meringis mengusap bahunya. Sungguh pukulan Yoojung tidak main main itu terasa sangat sakit
"Dasar wanita aneh." Gumamnya pelan
...
Taeyong melirik sekilas wanita disampingnya yang sudah tertidur pulas. Ya sepertinya Yoojung kelelahan setelah menghabiskan waktu berjalan jalan menikmati kota Hongkong. Tidak bisa Taeyong pungkiri dirinya sangat bahagia saat ini bukan apa hanya saja perasaannya tidak tertolak mentah mentah walaupun ia tau Yoojung masihlah menyukai Jaehyun. Tapi itu tidak masalah karna Yoojung telah berjanji akan membuka hatinya untuk Taeyong dan belajar mencintainya.
Mereka berdua sudah sampai di depan Hotel tapi rasanya Taeyong terlalu enggan membangunkan wanita mungil yang masih tertidur pulas itu. Mau tidak mau akhirnya Taeyong menggendong wanita itu membawanya menuju kamar.
Taeyong merebahkan tubuh mungil Yoojung keatas ranjang dan menutupinya dengan selimut. Ia mengusap surai hitam Yoojung mengecupnya lembut "Selamat tidur, aku mencintaimu."
Taeyong bangkit hendak keluar dari kamar Yoojung sebelum tangan mungil itu menahannya. Taeyong menyernyit saat Yoojung perlahan membuka matanya menatapnya sayu.
"Tidurlah denganku malam ini."
"Huh?"
Tubuh Taeyong mendadak kaku saat Yoojung menariknya hingga kini ia jatuh diatas tubuh mungil Yoojung wajah mereka berhadapan membuat Yoojung bisa merasakan nafas hangat Taeyong.
Yoojung mengecup lembut bibir Taeyong membuat siempu melebarkan matanya "Tidurlah denganku malam ini."
Yoojung melingkarkan kedua tangannya pada leher Taeyong menarik wajah pria tampan itu membuat hidung mereka bersentuhan.
"Baiklah aku tidur disini."
Mendengar itu Yoojung tersenyum senang dan langsung memeluk pria tinggi yang kini berada diatas tubuhnya "Aku tidak tau ternyata kau sangat berat." Gumamnya diceruk leher Taeyong
Taeyong terkekeh pelan menggulingkan badannya kesamping menarik tubuh mungil Yoojung kedalam pelukannya. Ia menatap wajah cantik Yoojung yang kini juga menatapnya.
"Tidurlah Jung."
Taeyong menutup matanya saat tangan Yoojung membelai wajahnya "Hidungmu aku sangat menyukainya."
Yoojung menyentuh hidung mancung Taeyong sebelum perlahan tangannya jatuh pada bibir tipis Taeyong "Tapi aku lebih menyukai bibirmu."
"Kau nakal sekali."
"Kau yang mengajarinya."
"Aku tidak nakal Jung."
"Aku tidak percaya, kau pernah menciumku saat aku mabuk."
"Aku tidak pernah." Balas Taeyong cepat
Yoojung tertawa melihat wajah gugup Taeyong "Jangan mencoba menipuku, Mark melihatmu menciumku dan menceritakannya padaku." Bisiknya yang sukses membuat wajah Taeyong memerah
Yoojung tertawa terbahak melihat wajah memerah Taeyong "Astaga kau malu huh? Aku tidak menyangka jika yang Mark katakan itu benar. Jadi kau benar benar menciumku saat aku mabuk? Kenapa kau tidak memberitahuku."
"Kau akan membunuhku jika aku memberitahumu saat itu."
"Jika kau tau kenapa kau melakukannya?"
"Kau yang menggodaku Jung, saat mabuk kau terlihat menggerikan."
"Sialan kau Lee Taeyong."
Taeyong tertawa terbahak membuat Yoojung juga tertawa.
"Tidurlah Jung, besok kau harus menemaniku ke kantor."
"Kenapa aku harus ke kantormu? Aku disini saja."
"Tidak boleh, kau pasti akan mendekati Jaehyun jika aku tinggalkan sendiri disini."
"Aku tidak akan mendekatinya lagi."
"Aku tidak percaya, Jaehyun tersenyum padamu saja sudah berhasil membuat pertahananmu runtuh."
Ya, itu memang benar dan Yoojung tidak menapiknya tapi kan sekarang situasinya berbeda saat ini Yoojung tidak akan mendekati Jaehyun lagi karna ia sudah memiliki Taeyong.
"Kau cemburu?"
"Ya, aku cemburu."
"Eyy menggemaskan."
"Tidurlah Jung, sekali lagi kau bicara aku akan menciummu."
"Kalau begitu cium saja." Sengaja Yoojung mendekatkan wajahnya membuat Taeyong mendelik. Yoojung tertawa terbahak saat Taeyong menjauhkan wajahnya.
"Tidurlah anak nakal."
"Peluk." Yoojung merentangkan dua tangannya dengan wajah dibuat semenggemaskan mungkin
"Kenapa kau manja sekali."
"Kenapa, kau tidak suka?"
"Tidak, aku menyukainya." Dengan cepat Taeyong memeluk Yoojung
Yoojung tersenyum menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Taeyong "Jantungmu berisik."
"Ya, karnamu."
Yoojung tertawa pelan semakin menyamankan diri pada pelukan Taeyong. Melihat Yoojung yang tidak lagi membuat pergerakan dan suara nafas halus wanita yang terdengar damai bisa Taeyong pastikan jika Yoojung kembali tertidur.
Ia mengecup surai hitam Yoojung sebelum menutup matanya mengikuti Yoojung masuk kealam mimpinya.
Tbc.
Belayar juga kan