[✓] HITMAN | Norenmin

By Ren_LeeNa00

80.2K 9.5K 489

Menceritakan kisah Lee Jeno dan Na Jaemin si pembunuh bayaran yang mencintai Seorang Huang renjun yang juga m... More

bagian : 1
bagian : 2
bagian : 4
bagian : 5
bagian : 6
bagian : 7
bagian : 8
bagian : 9
bagian : 10
bagian : 11
bagian : 12
bagian : 13
bagian : 14
bagian : 15
bagian : 16
bagian : 17 End

bagian : 3

6K 750 32
By Ren_LeeNa00

//

Sinar matahari mengintip di sela-sela jendela, suara kicauan burung terdengar di pagi hari, waktu menunjukan pukul tujuh, gorden terbuka otomatis dan membuat matahari semakin masuk ke dalam kamar.

Pria itu terusik sebap merasakan pergerakan di samping nya, sedikit terkejut namun kembali mengubah ekspresi nya saat mengingat kejadian semalam, pemuda di sampingnya menggeliat sebap sinar matahari menyinari wajahnya karena ranjang sangat dekat dengan jendela, pemuda mungil itu mendekatkan tubuhnya ke arah Jeno kemudian memeluk nya dan menyembunyikan wajahnya di leher Jeno, dan Jeno kembali merasakan dengkuran halus dari pemuda manis itu.

tapi Jeno tetaplah Jeno orang yang tak berperasaan, Jeno bangkit tanpa memperdulikan pemuda yang sangat terusik dengan gerakan cepatnya.

Jeno segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya, setelah selesai mandi ia keluar dan masih melihat pemuda yang tertidur pulas, tapi tangan yang satunya terlihat sedang memijit-mijit bahunya yang terluka, mungkin dia merasakan ngilu di sana.

"Bangun." Titah Jeno sedikit menggoyangkan tubuh mungil tersebut, jika tengkurap seperti itu anak tersebut seperti baru berumur sepuluh tahun sebab tubuhnya yang kecil.

"Bangun!" Kali ini Jeno menekan suaranya dan berhasil membuat pemuda itu bangun.

"Eughh, p-paman?" Renjun memicingkan matanya kemudian mengerjapkan matanya agar dapat melihat dengan jelas sosok di hadapannya.

'sangat lucu'

"Jika tidur di rumah orang harus tau diri, lihat jam berapa sekarang." Dengan wajah datarnya Jeno menatap Renjun dengan tajam

"Ma-maaf tapi bukankah semalam Injun sudah pergi dari sini? Tapi kenapa kembali lagi?" Tanya renjun heran

"Berterimakasih lah padaku karena masih berbaik hati padamu walaupun hanya lima persen saja."

"Tapi menurut injun paman seratus persen baik, kan paman menyelamatkan Injun dari orang jahat itu." renjun tersenyum manis.

"Dimana tempat tinggal mu?"

"Rumah? Rumah injun sudah di bakar, kemarin sepulang sekolah saat mengambil raport saat sampai ternyata rumah nya sudah terbakar." Renjun menunduk.

"Orang tuamu?"

"Sudah tidak ada, sudah lama, injun tinggal sendiri di rumah itu." Butiran bening berhasil lolos dari mata pemuda mungil itu

"Siapa nama mu, aku lupa." Tanya Jeno, sebenarnya Jeno hanya berbasa-basi, ada sesuatu yang mengganjal di pikiran nya saat mengingat Wajah seseorang saat melihat wajah anak itu pada kemarin malam.

"Huang Renjun." Jawab Renjun tanpa mendongak.

'huang? Seperti pernah mendengar keluar— oh sial'

"Jadi, kau akan tinggal dimana?"

"Tidak tahu, tapi tolong antar aku ke kota, setidaknya aku akan tinggal dengan sahabatku." Renjun memohon dengan wajah memelas.

"Jika aku menawari mu untuk tinggal disin—" belum sempat melanjutkan kata-katanya Renjun sudah lebih dulu menyela.

"Mau!! Injun mau." j
Jawabnya antusias.

'apa dia keturunan terakhir, tapi kenapa dia berbeda.'

"Tapi tentu ada syarat nya."

"Apa itu?" Tanya Renjun

"Kau harus melakukan semua apa yang ku suruh."

Renjun tampak mempertimbangkan ucapan Jeno, kemudian mendongak dan menatap Jeno.

"Ta-tapi—"

"Jika tak mau silahkan pergi, perlu kau ingat butuh waktu setengah hari untuk sampai ke perkotaan jika berjalan kaki."

"Baiklah." Jawab Renjun dengan berat hati.

"Ingat jika perlu apa-apa katakan padaku dan memohon padaku." Ucap Jeno sembari tersenyum remeh, kemudian di balas oleh anggukan oleh Renjun.

'Kau harus tunduk padaku, bergantung padaku, takutlah padaku, Huang Chanyeol apa kau melihat putra mu?"

Jeno ingat dahulu saat dirinya masih berusia sepuluh tahun, ia harus di paksa menerima kenyataan melihat orang tuanya di siksa habis-habisan di hadapannya sendiri, di caci maki, di rendahkan dan itu semua di lakukan oleh orang yang bernama Huang Chanyeol.

Jeno tak ingin membalas dengan nyawa, karna menurut nya sudah terbalaskan dengan tewasnya kedua orang tua dari anak ini, dan tugas Jeno sekarang hanya pada anak ini, Jeno akan bertindak semaunya dengan Renjun.

"Sekarang kau bersihkan tubuhmu dan setelah itu ikuti aku." Renjun mengangguk, ia segera menuju kamar mandi, sementara Jeno, ia menyeringai.

'aku mendapatkan nya.'

Dahulu berita saat putra kedua Keluarga Huang lahir itu langsung menyebar, bahkan kabarnya sampai pada Jeno, waktu itu Jeno masih berusia 16 tahun, dan ia juga sudah di adopsi oleh Lee Donghae.

Saat itu Jeno tak terima melihat keluar Huang sangat merasa bahagia dengan lahirnya putra kedua, rasanya Jeno akan merusak kebahagiaan tersebut, bahkan saking banyaknya maid yang ada di mansion utama keluarga Huang, Jeno sampai menyamar menjadi salah satu nya.

Saat itu Jeno berhasil masuk ke dalam kamar milik si kecil Huang, namun usaha Jeno selalu gagal.

Dua tahun kemudian Jeno datang lagi dengan penyamaran nya, dirinya hampir berhasil, namun melihat anak itu sangat mudah berinteraksi dengan nya membuat Jeno lupa waktu dan terus bermain dengan anak berusia dua tahun itu, bahkan si kecil Huang sangat bahagia bermain dengan Jeno.

Setelahnya Jeno melanjutkan sekolah nya di London dan tak bertemu dengan si kecil Huang lagi.

Back to topik

Renjun telah selesai mengganti pakaian, ia menggunakan kaos milik Jeno serta celana selutut milik Jeno, beruntung Jeno memiliki ikat pinggang jika tidak bisa saja celana itu jatuh saat pemuda itu berjalan.

"Paman kita mau kemana." Tanya Renjun, keduanya menyusuri lorong yang berada di rumah itu, jika dilihat itu lebih cocok di sebut mansion.

"Aku akan menunjukkan kamarmu." Jawab Jeno

"Tapi kenapa jauh sekali, dan kenapa injun tak tidur dengan paman saja." Tanya Renjun polos membuat Jeno berhenti sejenak.

"Pelukan paman sangat nyaman, Injun suka, semalam injun merasakannya." Ucap anak itu dengan raut wajah gembira saat menjelaskan bagaimana nyamannya di peluk oleh Jeno

"Seperti pelukan Alen."

Jeno tertegun, baru pertama kali ia mendengar seseorang yang senang dengannya, dan ia bisa merasakan ketulusan hati anak itu, Jeno sempat heran jika mengingat ayah anak ini, Huang Chanyeol dulunya adalah mafia yang di segani banyak orang, orang yang sangat kejam, memiliki banyak suruhan pembunuh dimana-mana, tapi saat melihat bagaimana kepolosan anak ini membuat Jeno ragu jika itu anak dari Huang Chanyeol.

"Disini kamarmu."

Renjun melihat kamar itu, sangat berantakan, apa benar Jeno memberinya kamar yang lebih pantas menjadi kandang.

"Ingin protes?" Mendengar itu Renjun segera mendongak kemudian menggeleng.

"Apa paman punya dendam pribadi dengan Injun?" Renjun memiringkan kepalanya dan bertanya polos.

'Yaah masih beruntung aku tak memotong mu menjadi beberapa bagian, jika bermain sedikit dengan mu tak apa kan' Jeno tak menjawab ia hanya menampilkan seringgaian nya.

"Bersihkan ini, dan setelah itu buat sarapan untukku."

"B-baik paman." Setelah itu Jeno pergi menyisakan Renjun di sana.

Setelah kepergian Jeno, air mata Renjun jatuh, ia tak bisa di perlakukan seperti ini, Renjun mudah menangis walaupun hanya hal sepeleh.

Renjun memasuki ruangan itu, sangat berdebu, dengan telaten Renjun mengeluarkan beberapa kardus yang ada di sana, Renjun mulai membersihkan kamar itu hingga sekarang terlihat layak dipakai, didalamnya hanya terdapat kasur tipis dan tak memiliki ranjang, juga hanya memiliki meja kecil serta lampu yang sudah tak terlalu terang.

Setelah itu Renjun mengistirahatkan tubuhnya sebentar dengan duduk di lantai yang dingin, memejamkan matanya sejenak, setelah itu ia bangkit, Renjun harus membuat sarapan untuk Jeno.

Sesampainya di dapur, Renjun tak tahu harus memasak apa, apa dia harus membuat nasi goreng? Telur goreng?, ia melihat lihat ada apa di dalam kulkas, ada beberapa telur dan sosis, hmm Renjun tahu harus membuat apa.

Dengan telaten Renjun memecahkan lima butir telur di dalam mangkuk, kemudian mengaduk nya hinga putih serta kuningnya tercampur, Renjun ingin membuat telur gulung dengan isian beberapa sosis.

Tak lama kemudian, Renjun selesai memasak, ia segera memanggil Jeno untuk sarapan.

"Ini sarapannya paman, Injun membuat dengan hati jadi rasanya pasti sangat enak." Ucap Renjun antusias namun Jeno tak menggubris.

Setelah Jeno duduk di kursih renjun juga ikut duduk.

"Kau mau apa?" Tanya Jeno datar.

"I-ingin sarapan dengan paman." Jawab Renjun sedikit gugup.

"Siapa yang mengijinkanmu?!" Renjun diam ia takut dengan Jeno sekarang, jantungnya berdegup kencang menandakan ia sangat takut, kemudian Renjun lebih memilih untuk kembali ke kamarnya saja, mengabaikan sakit perutnya mengingat dari kemarin ia belum makan sama sekali.

Renjun mengunci pintu kamarnya, dan duduk dilantai sembari memeluk lutut nya.

"Injun ingin pulang hiks, Alen hiks jemput injun hiks" re8njun terisak.

Setelah itu Renjun keluar dari kamarnya, ia melihat ada pintu di samping pintu kamar, ia membukanya.

"Woahh." Renjun menghapus air matanya dengan cepat, ia melihat ada danau yang sangat indah di sana dan ada kolam renang yang sangat besar, juga banyak bunga-bunga Renjun melangkah kan kaki nya yang tak memakai sendal sama sekali, ia dapat merasakan rerumputan itu menyentuh telapak kakinya.

"Indah sekali." Mata Renjun berbinar dan mendekati kolam namun suasana mengagumi nya hilang saat mendengar suara bariton.

"Siapa yang mengijinkan mu datang kemari?!" Bentak Jeno

"Injun hanya melihat tak merusak." Cicitnya, tubuhnya gemetar takut, nafasnya tak teratur membuatnya sesak.

"Kau ingin menjadi makanan buaya ku?" Renjun menggeleng cepat, nafas nya semakin tak beraturan, Renjun terjatuh dan terduduk dan perlahan mundur saat Jeno mencoba mendekati nya

"Kau takut padaku?" Renjun tak menjawab ia terus mundur, hingga bokongnya tak menduduki apa-apa dan

Byur

"Akhh!"





TBC

👇👇

Continue Reading

You'll Also Like

341K 21.3K 29
Amora cinta mati dengan Allister. Tidak, lebih tepatnya, ia tergila-gila dengan lelaki populer di SMA-nya tersebut. Segala cara Amora lakukan untuk m...
4.6M 269K 48
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
593K 46.4K 58
ERLAN PANDU WINATA , anak kedua dari ZIDAN WINATA. Terlahir dari keluarga berada, hidup penuh dengan kemewahan ia tak pernah kekurangan dalam segala...
2.9M 196K 27
Arura Qirani terlambat untuk tahu, bahwa selama ini semua usahanya untuk mendapatkan hati sang suami Reygan telah sia-sia sejak awal. Mungkin saja ka...