Nathan berjalan menuju sebuah pantai yang tidak jauh dari rumah Om Pras , dengan sendal jepit yang dia pinjam dari Pras kakinya melangkah perlahan menuju pantai yang sangat indah.
Deburan ombak ditambah suara air membuat bibir Nathan tersenyum. Sudah lama sekali dia tidak ke pantai ini . Mungkin sudah 2 tahun atau mungkin 3 tahun , entahlah Nathan tidak begitu ingat. Tapi pantai ini benar benar memiliki jasa besar dalam hidupnya .
Nathan melepas sendalnya lalu berjalan di pasir pantai yang berwarna putih , warna air yang biru dan jernih membuat hatinya sangat tenang disana . Beberapa nelayan tampak baru datang dari melaut , dan anak anak yang bermain di pinggir pantai seraya tertawa benar benar membuat Nathan bahagia.
Tiba tiba langkahnya terhenti saat melihat seorang wanita cantik sedang duduk di sebuah batu karang seraya tertawa dengan ibu ibu disana. Pelahan Nathan melanjutkan langkahnya , senyumnya semakin merekah melihat kecantikan wanita itu , rambut hitam panjang , kulit seputih kapas , lesung pipi yang manis membuat Nathan ingin memeluk wanita itu .
"Hai Jinggaku , apa kabar ?'
Nathan semakin mendekatkan langkahnya ke arah Jingga, namun Jingga sama sekali tidak bergeming walaupun sesekali mata mereka bertemu . Semua penduduk disana melihat ke arah Nathan , laki laki tampan yang bagaikan pangeran di negeri dongeng berjalan sendiri di pinggir pantai.
Nathan tersenyum manis pada setiap orang yang menyapanya , dia juga sempat duduk tepat dibawah batu karang tempat Jingga duduk . Dada Nathan berdebar kencang saat berdekatan langsung dengan Jingga tapi Jingga sama sekali tidak peduli dengan keberadaan Nathan.
'I miss you sayang' gumamnya
Matahari mulai terbenam , sunset yang indah membuat langit di warnai oleh warna jingga yang cantik . Sama seperti Jingga yang sedang duduk di batu karang dan sedang tersenyum menatap sunset dan dari kejauhan , Nathan yang juga tersenyum menatap Jingga.
'Cantik , Jingga memang cantik'