Sudah satu minggu sejak lengan bahu kiri Veux dinyatakan retak.
Kini Veux tengah asyik dengan iPad miliknya yang selalu mendapat pesan email dari Zee.
Ceklek
Veux masih tetap fokus pada iPad nya daripada melihat orang yang datang
"Boy, makan dulu ya"
Veux menerima suapan dari Poix tanpa menjawab perkataan Poix tadi.
"Email dari siapa?" Tanya Poix
Veux mendongak menatap Veux sekilas sebelum akhirnya kembali sibuk dengan iPad nya
"Dari kak Charlie" jawab Veux
Poix mengangguk, "dia di Dubai" ujar Poix
"Iya, dia juga berkata seperti itu" sahut Veux
Setelah selesai menyuapi Veux, Poix keluar kamar Veux untuk kembali ke kantor.
Di kamar Veux yang besar itu hanya ada keheningan, dan juga tatapan datar dari Jack yang berdiri di depannya
"Apa kau akan menjadi patung di sana Jack?" Tanya Veux
Jack tersentak lalu bergegas ke samping kanan Veux, menggeser sofa bundar ke samping ranjang Veux dan mendudukinya.
"Maaf tuan muda" jawab Jack
Veux berpindah posisi menghadap Jack, manik biru lautnya seakan meneduhkan hati Jack yang juga menatapnya bingung.
"Jack, siapa Zee Charlie?"
Jack merubah raut wajahnya menjadi datar, "Zee Charlie adalah seorang Psikopat di Italia, dia terkenal karena kekejamannya akan membunuh seseorang. Dia sering keluar masuk rehabilitasi karena sering menggunakan obat terlarang. Tidak ada yang bisa menahannya di sel."
"Sebenarnya dia orang baik, hanya saja rasa dendamnya belum terpenuhi sampai saat ini, bahkan ia menjadi brutal dan juga buas." Sambungnya
Veux menganggukkan kepalanya seakan ia mempunyai rencana untuk hal tersebut.
"Lain?"
Jack menoleh, "Keluarganya dibunuh secara sadis di depan matanya saat ia berumur 12 tahun. Hanya dia seorang, dan ditemukan oleh seorang ibu panti yang merawatnya sampai umur 19 tahun. Setelah itu dia memilih untuk hidup mandiri. Namun naas ibu panti yang menyayanginya tersebut juga tewas di tangan musuhnya yang sebelumnya membunuh keluarganya." Jawab Jack
Veux menatap Jack bingung, "selain itu?" Tanya Veux
Jack nampak berpikir, "Pembunuh keluarganya sudah ia habisi, tinggal dalang dari pembunuhan itu yang belum ia temukan samapi sekarang." Jawab Jack
"Dimana itu terjadi?" Tanya Veux
"Kanada?" Jack masih berfikir juga
"Kanada? Kau punya alamatnya?" Jack mengangguk
Jack mengirim alamat mansion Zee yang sudah ia tinggalkan karena tragedi itu, sudah hampir 12 tahun yang lalu.
"Apa polisi sudah menemukan pelakunya?" Tanya Veux
"Belum tuan, mereka masih menyelidiki sampai sekarang" jawab Jack
Veux menatap setiap kata yang menjelaskan tentang alamat mansion Zee yang berada di Kanada.
"12 tahun... Umm... Sepertinya itu sulit..." Gumam Veux
Veux mengguncang lengan kiri Jack sampai Jack terkejut.
"Ada apa tuan muda?" Tanya Jack
"Panggil Nicky ke sini dan juga seluruh temanku, aku tunggu di taman belakang" Jack mengangguk
Jack keluar dari kamar Veux untuk melaksanan tugas dari tuan mudanya.
Sementara Veux, dia langsung saja membawa iPad nya, dan juga ponselnya ke taman belakang. Tanpa alas kaki dan masih mengenakan piyama hitam lengkap dengan outer nya.
"Aku akan membantumu, Kak Zee" gumam Veux dengan seringaian yang terlihat jelas di sudut bibirnya