Happy reading
*
*
*
*
*
Jalan Raya yang tadi nya sepi yang hanya beberapa kendaraan saja yang melintas, sekarang penuh dengan remaja-remaja yang memenuhi jalanan dengan kendaraan bermotor dan mobil mereka.
Mereka adalah Riana dkk, Pina dkk, Sean dkk. Bagaimana mana bisa mereka ikut? Kita kembali ke beberapa menit yang lalu.
Flashback
Mobil yang dikendarai Riana sampai di sebuah mansion mewah milik keluarga Sarka.
Riana memarkir mobilnya di tempat yang sudah di sediakan.
Mereka turun dari mobil lalu masuk ke mansion.
"Wah udah datang kalian ternyata "ucap Finsya lalu duduk di sofa samping Vita dan Axell, di ikuti Riana yang duduk di samping Axell.
"Jadi gimana mau berangkat sekarang? "Tanya Vita
"Tiga puluh menit lagi deh, gue mau mandi, makan, terus tidur 20 menitan"ucap Finsya santai dia tidak menyadari wajah para sahabatnya sudah menahan amarah agar tidak meledak saat itu juga.
"Eh eh santai, kalem guys, canda gue, kita berangkat setelah makan, kalian belum sarapan kan? "Gagap Finsya saat melihat raut tak enak dari para sahabat nya, ia pun mengalih kan pembicaraan agar sahabat nya tidak marah.
"Boleh deh, gue langsung kesini pas Axell chat gue"ucap Vita.
"Gue juga belum, gara-gara finsya jemput gue pagi-pagi, mana lagi gue pas olahraga lagi"kesal Riana mengingat kejadian saat finsya menjemput nya.
"Lo ell? "Tanya Finsya
"Belum "jawab Axell singkat.
"Oke deh ayo makan dulu bareng sama orang tua gue"
Mereka ber empat pun menuju ruang makan. Mereka makan dengan diselingi perbincangan dengan nyonya dan tuan Sarka orang tua Finsya dan Fansya.
Setelah selesai mereka bersiap-siap untuk pergi menuju tebing yang akan mereka jelajahi.Tapi ada saja halangan disaat mereka akan bersenang-senang.
"Kalian mau kemana? "Tanya Pina
Yah benar inti dari geng Black Rose dan pina dkk datang saat Riana dkk makan tadi, jadinya Riana dkk tidak tau kalau mereka datang kesini.
"Bang kenapa mereka ada disini? "Tanya Finsya pada abang nya mengacuhkan pertanyaan dari Pina.
"Mereka mau main kesini"balas Fansya.
"Ah bodo lah. Yu kita berangkat sekarang! "Ucap Finsya.
"Kalian mau kemana? "Tanya pina lagi.
"Kepo! "Sinis Vita.
"Tinggal di jawab doang, jangan sinis mulu jadi orang"ucap panji balik sinis.
"Heh lo pancingan kagak usah banyak bacot lo"jawab Vita tak kalah sinis.
"Nama gue panji bukan pancingan bapak lo"ucap panji tidak terima nama nya diplesetkan.
"Argh.. Malas gue ladenin lo, lebih baik kita berangkat sekarang Guys"ucap vita menarik tangan Finsya.
"Kita boleh ikut gak? "Tanya pina.
"Enggak!! "Ucap Vita dan Finsya bersamaan .
"Aku kan cuman mau ikut kalian"ucap pina dengan nada sedih.
"Tinggal bilang iya aja apa susah nya sih "ucap Reno
"Terserah kalian, gue gak mau ada teriak minta pulang nanti disana"ucap Riana yang tadi nya diam aja.
"Emang kalian mau kemana? "Tanya willo.
"Nanti juga tua, jadi gak usah banyak cingcong deh "ucap Vita sewot.
Jadi lah mereka semua ikut kemana Riana dkk akan pergi.
Riana dkk menggunakan mobil milik Riana. Pina dkk menggunakan mobil milik kembaran Finsya karena mereka pergi ke rumah Finsya berboncengan dengn inti Black Rose.
Sedangkan sean dkk menggunakan motor. Sean dengan motornya dan Fansya juga denagn motonya sendiri.
Reno dengan panji menggunakan motor Reno. Rino dan Gally menggunakan motor Gally. Sedangkan willo sendiri an sama seperti sean dan Fansya.
Flashback end
------------
Rombongan itu pun sampai di mana tempat Riana dkk akan menjelajahi tebing di daerah itu.
Pina dkk sedikit menyesal mengikuti Riana karena apa? Karena mereka takut ketinggian.
"Ini beneran kita naik keatas? "Tanya pina was-was.
"Ya terus ngapain kita kesini kalo gak naik ke atas"sinis Finsya.
"Lo pada takut? Ya gak usah sok mau ikut naik segala, tunggu aja di bawah bobo cantik"ucap Vita
"Siapa bilang kita takut! Ya enggak lah! "Ngegas Hena namun ia masih gugup sedari tadi.
"Udahlah kita siap-siap "ucap Riana menengahi.
"Mau gue bantu? "Tanya Sean tiba-tiba membuat pina mengepal kan tangan nya.
"Gak usah. Gue bisa sendiri. Lebih baik lo bantu cewek lo tu kayak nya takut ketinggian."Ucap Riana lalu meninggalkan rombongan itu ketempat yang mereka akan naikin di ikuti sahabat nya.
Setelah itu Sean dkk menyusul sedangkan Pina dkk tetap dibawah karena mereka takut ketinggian saat ditanya dengan tajam oleh Sean. Sean bukan khawatir dia hanya tidak mau direpotkan. Parah emang padahal pina pacar nya.
Hampir satu jam meraka menaiki dan terbayarkan dengan pemandangan yang ada di atas nya.
"Gila cantik banget! Persis sama kayak di foto "ucap Vita
"Gak sia-sia gue ikut kalian "ucap panji
"Nyambung aja lo kayak kabel"ucap Vita dengan malas.
"Nyambung nya tu dimana nya jubaidah, gak jelas lo"ucap panji
"Nama gue bukan jubaidah ya pancingan"geram vita.
"Bodo amat! Mending gue selfie ajah. Ayo wil kita selfie ria! "Ucap panji
"Ngapain lo ngajak gue, foto sendiri sana! "Pedas willo
"Lo mah gitu sama temen sediri juga, ayo lah"rengek panji membuat semua yang melihat memandang jijik.
"Jijik gue pan!"
"Bukan temen gue"
"2-in"
"3-in"
Kita tinggal kan pertengkaran itu dan menuju bawah tebing dimana pina dkk berada.
"Kalau gini jadi nya, malas gue ikut pin"ucap Kila menepuk tangan nya karena banyak nyamuk di tempat mereka berada tepatnya di posko.
"Gue juga, banyak banget lagi nyamuk nya"ucap Hena mengibaskan ranting dengan banyak daun itu guna mengusir nyamuk.
"Udah lah jangan banyak cingcong kalian"ucap pina menggaruk tangan, kaki, dan wajah nya yang sudah di gigit nyamuk.
"Pasti si Riana lagi caper sama Sean. Gue muak liat muka sok nya itu, cantikan gue kalo kemana mana"ucap Hena percaya diri dengan mengibaskan ranting itu kearah nya, alhasil ranting dengan daun itu kena wajahnya.
"Mampus! Percaya diri banget sih lo, kena kan lo hahaha"ucap kila dengan tawa yang nyaring, tapi naas saat ia tertawa ada yang masuk kedalam mulut nya, alhasil dia terbatuk-batuk.
"Mampus lo! Karma tuh, ngomongin gue sok percaya diri, nyatanya gue emang percaya diri "ucap Hena mengibaskan rambutnya menjauhkan ranting tadi agar tidak refleks mengenai nya lagi dan mengibaskan nya lagi.
Pina dari tadi hanya diam entah apa yang dipikirkan nya, mungkin saja dia sedang menyusun rencana buat menyelakai riana.
Kembali lagi kita ke atas tebing dimana tempat Riana, Sean, dkk berada.
"Fan tolong foto in kita"ucap Riana meminta tolong pada Fansya yang hanya memainkan handphone nya
"Mana? "Tanya nya mengulurkan tangannya. Riana yang peka langsung menyerahkan handphone nya ke Fansya.
Mereka berempat pun menuju ke posisi untuk mengambil gambar.
Beda lagi dengan Fansya dia mengarahkan handphone
Riana di mana objek nya berada dan mengzoom pada objek itu.
"Cantik"gumamnya dengan senyum tipis tanpa ada yang menyadari nya.
"Udah apa belum bang? "Teriak Finsya dibalas dengan jari tangan membentuk bulat.
Tidak lama panji, willo, Gally, dan Reno juga ikut berfoto di depan Riana dkk mereka bejongkok agar Riana dkk bisa terlihat.
Riana tersenyum senang hari ini, yah walau ada banyak kuman yang mengikuti nya.
Senyum itu membuat hati beberapa orang sedih dan sesak saat bersamaan.
"Gue kangen lo caper sama gue, gue juga kangen saat lo ngoceh gak jelas padahal gue gak perduli sama lo, apa mungkin lo mau maafin gue Ri? "Batin Rino melihat senyum Riana.
"Lo beneran buat gue gelisah dan sesak saat bersamaan Ri"batin Reno memegang dadanya.
"Gue harap lo ada rasa suka sama gue bukan rasa obsesi ke gue Ri"batin sean
Hari semakin siang mereka semua pun bersiap turun ke bawah.
Saat sampai dibawah mereka melihat pina dkk sedang tidur di tempat posko jaga. Sean menyuruh panji dan willo membangunkan mereka.
Setelah pina dkk terbangun mereka pun menuju parkiran dimana tempat kendaraan mereka berada.
"Kita ke restaurant dulu baru pulang"ucap Axell pada mereka dan dibalas anggukan oleh mereka semua tanpa terkecuali.
Hari semakin sore, mereka baru sampai di restaurant setelah sampai di Jakarta.
Mereka duduk di empat meja yang digabung menjadi satu. Lalu mereka pun memesan menu makanan pilihan mereka sendiri.
Riana makan spageti miliknya dengan tenang, tapi ada aja yang ingin mengganggu nya, siapa lagi kalo bukan ppb.
"Riana aku boleh minta spageti kamu? "Tanya pina
"Pesen sendiri sana"bukan Riana yang membalas melainkan vita
"Lo gak liat Riana lagi makan"lanjutnya
"Aku kan cuma minta, kenapa kalian gak suka, aku salah apa sama kalian"ucap pina menunduk meremas ujung bajunya.
"Udah lah kasih aja punya lo, terus lo pesen lagi sana"ucap reno tanpa ada balasan dari Riana.
"Aku gak papa kok, kalo dia gak mau kasih bang"ucap pina berkaca-kaca
Riana tidak memperdulikan nya dia lebih mengangkat telpon seseorang dari hpnya.
"Hallo"
"....."
"Kenapa? "
"....."
"Ya udah kalau kamu mau kesini"
"....."
"Kamu dimana? "Ucap Riana sambil celingak-celinguk mencari seseorang.
"Di belakang sayang"ucap seseorang tepat di telinga Riana membuat Riana menoleh dan tanpa sengaja kecupan singkat pada pipi nya Riana pun terjadi.
Mereka yang disana terkejut hingga ada yang menyembur kan air dari mulutnya. Membuka mulut lebar dan mata yang melotot, ada yang memalingkan wajahnya, ada juga yang terbatuk-batuk dan sebagainya. Tapi tidak dengan pina dia mengepalkan tangannya geram dan marah menjadi satu.
Sean yang melihat itu sedikit cemburu, bagaimana bisa mereka sedekat itu.
"Ada hubungan apa mereka? "Batin Sean
Riana langsung mematikan sambungan telpon pada orang yang menelpon nya tadi.
"Mohon jangan bucin disini"ucap Finsya memutar bola mata malas.
"Makanya cari pacar gih sana"ucap seseorang itu yang tak lain dan tidak bukan adalah Tara.
"Gak deh bang, cowok mah sama buaya semuanya"ucap Finsya melirik panji.
"Apa lo lirik-lirik gue! "Ucap panji
"Ngapain kesini? "Tanya Riana pada Tara disamping nya setelah mengusir Axell dari duduknya. Axell hanya mendengus kesal melihat tingkah abangnya itu.
"Emang gak boleh? "
"Boleh aja sih"ucap Riana menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Riana dia siapa? "Tanya pina lembut.
"Kenapa? Mau lo embat juga? "Ucap Riana sinis
"Dia cuman nanya gak usah kayak gitu juga lo"ucap Reno
"Gue gak ngomong sama lo"ucap Riana.
"Bukannya dia jalang itu ya!? "Ucap Tara membuat pina mengepalkan tangannya kuat.
"Maksud lo apa! cewek gue gak kayak lo bilang. Mungkin aja cewek yang disamping lo itu yang jalang sebenarnya nya"ucap sean marah.
Ucapan sean membuat hening di maja itu, apa lagi laki-laki yang berada di samping Riana mengepalkan tangan nya kuat. Riana yang melihat itu menggengam nya lembut membuat Tara meredakan amarahnya agar tidak meledak saat itu juga.
"Udah lah kenapa kalian malah ribut, lanjut makan aja kalian"ucap Riana
"Ell, Vit, Fin gue duluan ya"lanjutnya
"Lo mau pulang sekarang? "Tanya Vita
"Iya. Ni kunci mobilnya kalian aja yang bawa, besok jemput gue"ucap riana menyerahkan kunci mobilnya.
"Oke hati-hati! "Ucap Vita setelah menerima kunci dari riana.
"Ayo! "Riana pun menarik tangan Tara keluar restoran.
Setelah kepergian Riana dan Tara, banyak pertanyaan dari para manusia di hadapan para sahabat Riana.
"Mereka ada hubungan apa? "Tanya panji.
"Kayak nya deket banget, apa lagi cowok tadi sampe berani cium Riana, bahkan riana gak marah sama sekali"ucap willo.
"Gak usah kepo hubungan mereka "ucap finsya
"Gue kan cuma nanya Fin"ucap panji.
"Bomat"
"Mereka beneran ada hubungan? "Tanya Sean tiba-tiba membuat temen-temen nya menoleh pada sean bahkan pina yang menjadi pacarnya menoleh tak percaya atas pertanyaan sean.
"Kenapa lo cemburu!? "Tanya Vita sinis
"Kayaknya iya deh Ta"ucap finsya mengejek
"Cabut"ucap Axell membuat vita dan finsya terpaksa ikut axell keluar resto.
Menyisakan mereka semua dengan tanda tanya.
"Kita juga cabut"ucap fansya tiba-tiba
"Loh makanan gue belum habis fan"ucap Panji
"Makanya jangan ngomong terus lo"ucap Gally
"Udah bungkus aja sana minta plastik sama mbak nya"ucap willo menyarankan.
"Bodo amat gue" ucap fansya tidak perduli.
Mereka semua keluar dari resto menuju kendaraan mereka masing-masing lalu kembali mengemudikan nya menuju arah pulang ke rumah masing-masing.
Thanks udah mampir