ALGARKA

By PnieappleRain

133K 11.2K 454

NEW VERSION!!! FOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA!! ____________ "Gue nggak akan kemana-ma... More

PROLOG
01. VENZAROS ASSOCIATION
02. TARUHAN MALAM ITU
03. PERKUMPULAN BESAR
04. MUSUH YANG KEMBALI
05. BANYAK CEWEK TAPI GAADA DUIT?
06. DENDAM YANG MASIH MENETAP
07. KEDATANGAN MURID BARU
08. KELAM DAN KEJAM
09. JANGAN KEMBALI!
10. SUATU HAL YANG DISEMBUNYIKAN
11. HUJAN BERSAMA DENGAN LUKANYA
12. PERSELISIHAN
13. SEDIKIT MENCIPTAKAN KESAN
14. MUSUH YANG BERTEMU
15. SISI DARI MEREKA
16. TIDAK ADA PERDAMAIAN
17. JALANAN KOTA DENGAN MEREKA
18. TENTANG SANG WAKIL KETUA
19. KOKOHNYA PERKUMPULAN
20. JANJI YA, NGGAK AKAN KEMANA-MANA?
21. ABADINYA PERKUMPULAN BESAR
22. SEMUA ITU LUKA
23. PERIHAL TAKDIR YANG BERJALAN
24. HANYA TERLIHAT BAIK-BAIK SAJA
25. AMARAH YANG SEBENARNYA
26. MEREKA SAMA
27. ALUR DARI SEBUAH PERKUMPULAN
29. WAKTU DENGAN CERITA
30. TIGA PERKUMPULAN BESAR
31. DI WAKTU YANG BERSAMAAN
32. AKHIR PERTARUNGAN
33. AKHIR MALAM BERDARAH
34. SAMPUL SAHABAT KECIL
35. DIA YANG MEMILIKI LUKA
36. KEPERGIAN YANG SINGKAT
37. USAI PERJUANGAN
EXTRACHAPTER|| UNTUK MEREKA YANG PULANG
BUKAN UPDATE

28. WAKTU DAN PERSIAPAN

2K 238 6
By PnieappleRain

SELAMAT MEMBACA
--------------

Waktu itu pasti akan kehabisan masa. Hanya tergantung bagaimana diri kita menggunakannya agar tidak menyesal.

********

"Neng Dania, Satya kangen sama lo nih!" Teriak Bryan begitu kencang disaat melihat  siswi yang kabarnya menyukai sahabatnya itu terlihat sedang berjalan di lapangan bersama teman-temannya. Satya yang belum ada persiapan untuk menyembunyikan wajahnya karena tidak ingin didekati oleh gadis itu, melotot marah. Cowok itu lantas memberi pukulan renyah yang mendarat sempurna pada lengan Bryan.

"Lo kenapa manggil Dania bege?!" Sungut Satya berdecak sebal.

Bryan mengusap lengannya yang terasa sedikit sakit dengan cengiran lebarnya. "Biar dia tau tampang burik lo!"

Satya memutar bola matanya malas dengan menyibir pelan. "Burik pale lo! Gue cakepnya spek pangeran gini lo bilang burik? Contoh manusia nggak sadar sama muka sendiri!"

Melihat pertengkaran itu mereka, yaitu inti Venzaros hanya geleng-geleng kepala. Hingga atensi mereka teralihkan ketika mendengar panggilan dari pak Jamal yang menginstruksikan mereka untuk segera pergi menuju ke ruangan musik. Mereka pun segera bergegas dan berlalu sebelum membuat guru mereka menunggu.

Sesampainya di ruangan musik, mereka berdiri mengerumuni pak Jamal yang terlihat ingin mengatakan sesuatu yang cukup penting.

"Kenapa pak? Mau ngasih duit?" Tanya Algan dengan mengangkat alisnya tengil.

Pak Jamal menghela napas sejenak, sebelum mulai mengatakan apa yang ingin ia sampaikan. "Kalian tahu kan, kalau dua minggu lagi akan ada Ulangan akhir semester genap?" Mereka semua kompak mengangguk dan menunggu kalimat Pak Jamal selanjutnya. "Kalau kalian saya tugaskan untuk menjaga keamanan semua siswa sanggup?"

Satya mengernyit mendengar penuturan dari Pak Jamal. "Kapan pak?" Tanyanya dengan sedikit memikirkan sesuatu. "Terus kenapa harus kita?"

"Bener pak, bukannya waktu beberapa hari ini harus fokus belajar buat ulangan nanti?" Tambah Bryan dengan tampang seolah dia juga belajar untuk persiapan nanti. Tetapi kenyataanya, cowok itu menjawab soal dengan berdiskusi bersama Ardo. Ya, seorang Bryan memang cukuo pandai dalam ilmu pencitraan.

"Emang mau kemana pak?" Algan bertanya.

"Jadi begini, sekolah berencana untuk pergi ke puncak setelah ujian selesai nanti. Dan karena saya tahu kalau kalian punya perkumpulan yang cukup banyak, jadi bapak minta jaga keamanan dan kenyaman saat kita di sana." Jelas pak Jamal berharap mereka berkenan dengan permintaanya. "Dari sekolah lain pun, pihak sekolah mengizinkan." Lanjutnya.

Ardo menganggukkan kepala beberapa kali. "Bisa aja sih pak, habis ujian kan?" Cowok itu beralih menatap Arka, meminta pendapat kepada ketua perkumpulannya. "Bisa kan, Ka?"

Arka mengangguk mengiakan. "Bisa, nggak disuruh pun kita tetep jaga."

Mendengar itu, pak Jamal tersenyum seraya menepuk bahu mereka satu persatu. Sangat berterima kasih karena tidak menolak permintaannya. Jujur saja ia sempat menyesal kala memarahi mereka karena membuat kericuhan di sekolah hingga menyuruh perkumpulan itu untuk dibubarkan.


****

2 minggu setelahnya..


Ulangan akhir semester akhirnya telah tiba. Terlihat dari koridor SMA Garuda, tidak sedikit siswa-siswi yang sedang belajar untuk persiapan menjawab soal ulangan nanti. Suasana yang biasanya cukup ramai, kini terkesan begitu tenang tanpa ada ricuh sama sekali.

Tidak berbeda sama hal-nya seperti beberapa anggota Venzaros yang saat ini tengah berkumpul di pinggir lapangan, tak lupa dengan buku pelajaran yang masing-masing mereka bawa. Beberapa diantaranya memang fokus, sisanya hanya melamun dan mengantuk.

Vero menutup bukunya karena merasa lelah membaca deretan huruf yang tidak ada habisnya. "Bentar lagi tawuran 'kan Bang?" Tanyanya kepada mereka.

"Anak buah gue kayaknya udah siap babak belur," ujar Satya dengan terkekeh seraya merangkul bahu Vero. Cowok itu juga ikut menutup bukunya.

"Belajar dulu, jangan pikirin tawuran." Peringat Leo masih fokus dengan buku yang ada dihadapannya. Wakil ketua dari Venzaros itu, cukup tenang untuk menghadapi tawuran besar yang akan terjadi beberapa hari lagi. "Walaupun gue juga pengen tebas mereka,"

Bryan yang awalnya serius berubah menjadi kesal dengan ucapan Leo. Berbicara diawal, Leo terlihat begitu tidak peduli dengan tawuran. Tapi ini?

"Wah, kayaknya lo perlu digampar pakek prestasi gue deh, Yo!" Sahut Ardo kesal sekaligus sedikit bercanda untuk memperistirahatkan otaknya. Jujur saja ia lelah dengan aktifitas literasi yang membosankan.

"Percuma," balas Leo dengan berdeham pelan menjeda ucapannya sebelum melanjutkan. "Nggak di anggap,"

Ardo dengan spontan meringis seraya menggaruk tengkuknya canggung. Cowok itu begitu mengerti kemana arah pembicaraan sahabatnya itu. Mengingat, bahwa tumpukan prestasi yang Leo dapatkan dengan mati-matian sama sekali tidak pernah diapresiasi. Sedangkan Leo? Manusia datar itu terlihat tidak peduli, seolah tidak ada beban dibalik ucapan singkat yang baru saja dia katakan.

Arka berdeham pelan. "Emangnya lo udah punya persiapan, Ver?" Tanyanya kepada Vero, bermaksud untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya udahlah bang! Yang gak gue punya tuh, persiapan buat ulangan." Balasnya dengan cengiran lebar. "Ya nggak Ji?"

"Udah biasa, selow bro!" Balas Panji yang juga malas untuk belajar. Panji Ardana—anggota Venzaros yang satu kelas dengan Vero.

"Tenang aja, masih ada malaikat penolong buat jawab semua soal ulangan nanti." Hasut Algan kepada mereka dengan tatapan jail ke arah Arka dan Leo yang menjadi sumber nilainya.

"Yang ada malaikat pencabut nyawa! Lo lupa, Al? Wali kelas sepuluh yang galaknya bikin gue pengen berak?!" Sahut Bryan mengingat bagaimana galaknya seorang bu Heti yang dikenal sebagi guru paling killer di seluruh penjuru SMA Garuda. Ya, guru itu pasti akan menjadi pengawas.

*****

Enam hari berlalu Ujian sekolah telah dilaksanakan. Semua murid SMA Garuda cukup lega karena hanya tinggal beberapa hari lagi ujian akan selesai. Itu artinya, cepat lambat mereka akan menikmati liburan yang cukup panjang untuk bersantai di rumah.

Setelah pulang dari sekolah, inti Venzaros menyempatkan waktu untuk mampir ke markas besar mereka. Sedikit berbincang dengan membahas beberapa hal yang cukup random hingga hal yang begitu penting, yaitu tentang strategi untuk bertarung bersama para musuhnya di hari yang akan datang.

Mereka juga meluangkan waktu untuk sedikit latihan fisik dengan bertarung secara berpasangan. Seragam yang mereka kenakan sudah diganti dengan baju biasa milik masing-masing yang memang sudah disediakan di markas. Cukup lama mereka beradu otot, dan kemudian memutuskan untuk beristirahat.

"Gimana nanti, udah siap?" Tanya Algan dengan meneguk minuman dinginnya.

Bryan mengangguk mantap. "Pasti, dan setelah ini kita rayain kemenangan kita di puncak nanti."

"Kalau nggak menang, setidaknya anggota kita masih lengkap!" Sahut Ardo semangat.

Satya menyugar rambutnya yang lepek karena keringat. Tak lupa melepas kaos hitamnya karena merasa sangat gerah hingga memperlihatkan tubuh atletis milik cowok itu. "Menolak tumbang sebelum menang, itu Venzaros!"

"Sahabat sampai mati, itu kita!" Sahut Leo yang diangguki mereka semua tanpa terkecuali. "Sama-sama terus sampai hari kelulusan dan setelahnya,"

"Harus dong, padahal hari kelulusan masih tahun depan anjir." Ujar Bryan dengan tawanya.

Arka terkekeh melihat semangat yang begitu kentara dari sahabat-sahabatnya. Dia bersyukur, memiliki dan membangun sebuah perkumpulan yang sudah menjadi keluarga kedua yang begitu erat. Venzaros, tidak sekedar geng motor. Tetapi sebuah perkumpulan dalam alur persahabatan menjadi sebuah kekeluargaan.

"Setelah kita dapet kemenangan, kita kumpul bareng-bareng dan rayain semuanya." Ujar Arka lagi-lagi diangguki mereka dengan semangat.

"Sebenarnya nggak butuh menang, kita kalah dan anggota masih lengkap itu aja udah bersyukur." Sahut Algan terkekeh ringan. "Tapi ngarep dulu juga gapapa kali?"

Mereka semua tertawa mendengar ucapan Algan yang memang selalu membuat semangat mereka semakin membara. Tetap optimis dan membuang pesimis, setidaknya bisa membuat kita yakin kalau kita bisa mendapatkan apa yang diharapkan.

Jika ingin kemenangan yang layak, pastinya juga tetap melewati proses yang cukup banyak. Karena tidak ada kesuksesan yang instan dan hanya cukup menunggu. Karena pada dasarnya kita yang mengejar kesuksesan, bukan kesuksesan yang menghampiri kita.

"MENOLAK TUMBANG SEBELUM MENANG!"

"VENZAROS! SAHABAT SEJATI SAMPAI MATI!"

Teriak mereka kompak ditengah ruangan yang cukup luas itu. Semangat yang begitu membara sangat kentara pada diri mereka. Beberapa hari lagi, mereka akan memperlihatkan bagaimana arti perkumpulan mereka yang sebenarnya.

*******

Malam itu, suasana markas Venzaros begitu sangat berisik lantaran pertengkaran dengan beradu mulut sedang terjadi saat ini. Bukan beberapa dari mereka, tetapi Aurey yang marah seperti anak kecil dengan sikap Arka. Cewek itu merasa kesal karena tidak diperbolehkan untuk turun ke jalan. Iya, Aurey ingin balapan.

Semua yang ada di sana hanya diam mengamati. Sama sekali tidak mau ikut campur. Terlebihnya, melihat Arka dengan wajah datar dan terus menatap Aurey yang merengek, memaksa untuk memberikan kunci motornya.

"Bang Ka! Mana kunci gue?!" Aurey terus menggeledah saku jaket milik kakaknya itu.

"Bang! Sekali aja, gue mau ikut! Setelah ini, nggak lagi." Ucapan Aurey membuat Arka menaikkan alisnya dengan wajah tanpa ekspresi.

Aurey yang melihat Arka hanya diam saja, semakin kesal. Tak segan-segan, cewek itu memukul dada bidang Arka dengan kencang. Namun, sama sekali tidak ada perubahan. Arka tetap diam seperti posisinya semula.

"Kasian Bos, kasih aja lah." Saran Ardo sedikit ngeri melihat pukulan Aurey.

"Gue bilang nggak, ya nggak!" Akhirnya Arka bersuara. Sedikit berbeda, karema saat ini suaranya meninggi. Membuat markas hening begitu juga dengan Aurey yang diam.

Leo mematikan ponselnya dengan menatap kedua kakak beradik yang saling diam di hadapannya. Cowok itu menatap Arka yang ternyata juga menatapnya, hingga dari sorotnya Leo bisa mengerti. Bahwa ada maksud lain dari larangan Arka.

Sekitar 15 menit mereka semua diam. Arka pun hanya melirik adiknya yang menunduk dengan memainkan jarinya. Hari ini, perdana untuk Arka yang berbicara kepada Aurey dengan suara tinggi. Menurutnya itu wajar, Arka hanya tidak ingin terjadi apa-apa dengan adik kesayangannya. Terlebihnya dia baru mendapat kabar, bahwa ada musuh di arena balap yang ingin Aurey datangi.

Tidak hanya sekedar khawatir, Arka juga memiliki maksud lain dengan melarang adiknya.

Dengan pergerakan pelan, Arka menarik Aurey ke dalam pelukannya. Terdengar begitu lirih bahwa adiknya sedang menggerutu kesal. "Jahat banget sih, bang."

Cowok itu membiarkan adiknga agar cukup tenang. Dengan usapan lembutnya, Arka kembali bersuara dengan nada yang rendah. "Lo nggak mau habisin waktu lo sama gue?"

"Nanti bisa, padahal gue cuman hari ini aja kesana." Gerutu Aurey.

"Gunakan waktu lo sama gue dulu, Rey. Sebelum lo menyesal karena kehabisan masa," Arka mengucapkannya dengan sedikit terkekeh. Ia hanya bercanda untuk meredakan kemarahan dari adik perempuannya.


**********

TO BE CONTINUED....

GIMANA SAMA PART INI?

SEMOGA SUKA YA?

JANGN LUPA SAMA VOTENYA, GRATIS LOHH.

THANKS FOR READING, SEE YOUUU🤙🤙🤙

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 168K 68
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
2.2M 12.6K 33
21+ Demi membayar biaya perawatan kekasihnya yang sedang Koma akibat kecelakaan, Bianca terjebak menjadi Maid di Rumah mewah milik keluarga Richard A...
55.7K 2.1K 6
Seorang perempuan yang sangat beruntung dikelilingi oleh 4 cogan
13.9K 583 38
PERHATIAN ⚠️⚠️⚠️ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA! BANYAK ADEGAN KEKERASAN! *** Kenyataannya, didikan keras dari orang tua juga sangat berdampak buruk terha...