STUCK IN ROMANCE [PCY-SSW] [E...

By storywtnbeosh

47K 2.5K 1K

[MATURE CONTEN!!] Alkohol menyatukan keduanya dimalam indah yang membuat Wendy enggan beranjak. One Night Sta... More

SIR-01πŸ‘
SIR-02
SIR-03
SIR-04
SIR-05
SIR-06
SIR-07πŸ‘
SIR-08πŸ‘
SIR-09πŸ‘
SIR-10
SIR-11πŸ‘
SIR-12
SIR-13πŸ‘
SIR-14
SIR-15πŸ‘
SIR-16
SIR-17
SIR-18
SIR-19πŸ‘
SIR-20πŸ‘
SIR-21
SIR-22πŸ‘
SIR-23
SIR-24
SIR-25πŸ‘
SIR-26
SIR-27
SIR 28
SIR-29
SIR-30
SIR-31
SIR-32
SIR-33
SIR-34πŸ‘
SIR-35
SIR-36
SIR-37
SIR-39πŸ‘
SIR-40
SIR-41
SIR-42πŸ‘
SIR-43πŸ‘
SIR-44
SIR-45
SIR-46
SIR-47
SIR-48
SIR-49
SIR-50
SIR-51
SIR-52 [END]

SIR-38

284 37 41
By storywtnbeosh

Happy reading...
Masih lanjutan part sebelumnya.

****

"S-sehun?"

Boquete bunga mawar merah yang terlihat segar terlihat berada di dalam genggaman tangan Sehun. Sehun berjalan pelan ke arah Wendy, tangannya mengulur menghapus air mata Wendy yang deras, Wendy terdiam wajahnya mengadah menatap Sehun pria yang kemarin mencampakannya, menyakitinya dan berselingkuh darinya. Sekarang pria itu kembali menyentuh permukaan wajah Wendy begitu saja.

Wendy menepis lengan Sehun, Wendy berjalan mundur. Gadis itu menghapus air mata dengan jemarinya. Wendy berdehem mencoba tenang dengan segala fikiran yang berkecamuk dikepalanya.

"Aku masih mencintaimu".

Dengan memberikan boquete bunga tersebut Sehun kembali melangkah lagi.

"Kau ingin menyakitiku lagi? Kau mungkin bangga melihatku seperti ini". Tutur Wendy dengan suara yang lemah.

"Tidak seperti itu, Wendy bisakah kita memulainya lagi? Aku ingin memperbaikinya, Percayalah aku tidak akan lagi menyakitimu".

Wendy mengerutkan dahinya dengan senyuman yang samar. "Memulai lagi? Tidak lelah kau sudah menyakitiku, kau sudah menghancurkanku? Apa aku harus kembali denganmu lagi?"

"Aku berjanji akan menjadikanmu satu-satunya wanita dihidupku".

Wendy menggeleng pelan. "Sehun kita sudah berakhir, Kau yang memintanya kemarin bukan? Aku memenuhinya dan kini aku sudah mempersilahkanmu pergi dengan seseorang yang kau cintai. Baiknya kau pergi dari hidupku dan tidak perlu lagi kembali".

"Tapi aku masih-

"Jangan bohong, Kau tidak mencintaiku.
Bagaimana Irena? Apa kau menyakitinya? Sudah cukup aku yang kau sakiti Sehun tidak perlu lagi kau sakiti wanita lain, Tolong jangan seperti ini Sehun. Kau harus tahu jika siapapun perempuan yang berada di posisiku itu akan merasa hancur dan itu begitu sulit".

"Wendy dengarkan aku, Aku memang berselingkuh darimu tapi tetap yang aku cintai hanya kau Wendy".

"Jika kau mencintaiku, kenapa harus ada para wanita lain dibelakangku? Apa kurangnya aku?
Dimana kurangku? Katakan?" Ucap Wendy penuh dengan penekanan.

"Tidak ada Wendy, Kau cukup sempurna untukku".

Wendy memejamkan matanya mendengar ucapan Sehun. "Lalu kenapa harus ada wanita lain dihubungan kita? Bagaimana kau bisa melakukan ini? Hatiku sakit aku tidak bercanda dengan perasaanku kemarin padamu. Tapi kau mempermainkanku setelah dua tahun lamanya kita menjalin hubungan".

"Wendy, Aku khilaf aku minta maaf padamu aku masih mencintaimu tolong percaya padaku".

"Bagaimana bisa aku percaya dengan kata-katamu itu, Jika kau masih mencintai Irena
Irena bukan sekedar sahabatku melainkan gadis itu adalah saudaraku Sehun, Apa tidak ada gadis lain lagi yang bisa kau jadikan selingkuhanmu selain Irena?".

"Aku tidak mencintai Irenea, Aku hanya menjadikan Irena sebagai budak Sex-ku".

Plak
Plak!

"Keterlaluan! Sehun apa yang berada didalam hatimu ini?" Ucap Wendy seraya memukul dada bidang pria itu. "Kenapa kau melakukan ini? Apa yang kau cari sebenarnya? Kau cukup dewasa bukan untuk melakukan hal-hal murahan seperti ini? Aku tidak mengerti denganmu Sehun, Kau gila?"

"Ya! Aku gila karenamu Wendy, Jadi kembalilah denganku aku masih mencintaimu". Ucap Sehun dengan menarik pergelangan Wendy.

"Aw sakit! Lepaskan aku".

"Wendy kembalilah denganku, Aku mohon".

Wendy kembali meringis kala genggaman tangan Sehun semakin erat. "Sehun lepaskan aku atau aku akan berteriak!"

Sehun pun mengalah, pria itu akhirnya melepaskan genggaman tangannya.

"Tolong kembali padaku, Aku ingin sekali menikah denganmu". Ucap Sehun dengan raut wajahnya yang terlihat sendu.

"Menikah? Buang saja semua harapanmu Sehun".

"Tapi kita memimpikan hal itu bukan?"

Wendy mengangguk pelan. "Mm tentu saja, Aku ingin sekali menikah. Tapi tidak denganmu".

"Wendy".

"Sehun sebaiknya kita urus hidup kita masing-masing, Sudah tidak ada lagi yang perlu di pertahankan, Atau di bicarakan semuanya telah selesai. Aku harap ini adalah pertemuan kita yang terakhir, jangan lagi menemuiku. Dan berhenti".

"Tunggu sebentar Wendy". Ucap Sehun seraya melangkah lebih dulu. Hingga langkah Wendy terhenti.

"Apalagi?"

"Bagaimana caranya agar aku bisa kembali bersamamu?"

Wendy menggeleng pelan melihat tingkah pria itu. "Sehun kita tidak akan kembali, Jadi tolong berhenti tidakkah kau berfikir bagaimana berantakannya perasaanku saat mendengar kenyataan pahit ini, Pertama kau sering kali tidur dengan mahasiswa disini, Berselingkuh dengan Irene, bermain gila dengan Yeri, Dan point kedua Irena dan Yeri adalah sahabatku, Bagaimana bisa seperti ini. Kau benar-benar membunuhku secara perlahan, Aku tidak sanggup jika harus kembali denganmu dengan segala hal yang sudah menyakitiku, Aku sudah merelakanmu Sehun sekarang pergilah jika Irena bisa membuatmu bahagia pergilah bersamanya".

"Aku tahu, Aku salah! Jadi tolong maafkan aku
Aku khilaf Wendy sungguh".

"Aku tidak mau, Lepaskan aku Sehun!"

"Kau masih mencintaiku bukan?".

Wendy terdiam dengan ucapan Sehun, Wendy kembali memutar tubuhnya dan menatap Sehun.

"Tidak perlu kau bertanya hal yang tidak lagi perlu ditanyakan".

"Aku sudah tahu jika kau masih mencintaiku, Bagaimana bisa kau melupakanku setelah sekian lama kau bersamaku".

"Hei bajingan! Siapa kau? Kenapa kau begitu percaya diri dengan ucapanmu?" Ucap Baekhyun yang terlihat merangkul Sehun tiba-tiba.

"Byun--
Seru Wendy.

Sehun menolehkan pandangannya, kemudian menepis lengan Baekhyun dari bahunya.
Baekhyun tersenyum kecil ke arah Wendy.

"Kau baik-baik saja?".

Wendy mengangguk mendengar ucapan Baekhyun. Baekhyun menggenggam telapak tangan Wendy Baekhyun mengeratkan genggamannya dan Sehun pria itu hanya jadi penonton melihat Baekhyun menggenggam tangan Wendy.

"Pergi". Desis Baekhyun.

Sehun terlihat bersedekap dada, Pria itu enggan untuk pergi dari hadapannya.

"Hei, Apa yang kau inginkan dari Wendy? Tidak puaskah kau menyakitinya? Biarkan Wendy mencari kebahagiaannya, dan yang jelas itu bukan denganmu".

"Wendy sebaiknya ikut aku". Seru Sehun seraya menarik pergelangan tangan Wendy begitu saja, Baekhyun dan Sehun terlihat memperebutkan Wendy. Keduanya terlihat saling menarik, Baekhyun memegang tangan kanan Wendy dan Sehun memegang tangan kiri Wendy.

"Aw! Sakit!"

"Lepaskan dia sialan!" Sahut Baekhyun.
Sehun tersenyum miring. "Tidak kau saja! Wendy miliku. Dan kau? Apa peranmu dihidup Wendy".

"Banyak omong!"

Bugh
Bugh

"Arggh".

Bugh

Beberapa pukulan Baekhyun layangkan pada wajah tampan Sehun, Baekhyun terlihat menggila dengan amarahnya. Walaupun tubuh pria itu lebih kecil dari Sehun namun Baekhyun sudah terlatih jika soal bela diri ia tidak takut jika lawannya bertubuh besar.

"Baekhyun heii sudah berhenti Baekhyun".
Teriak Wendy, Dari jauh Jennie dan Gisell terihat berjalan ke arah Wendy keduanya melihat Wendy tengah berdiri seorang diri disana mencoba menghentikan aksi Sehun dan Baekhyun. Sontak saja Gisell dan Jennie berlari melihat keributan itu.

"Wendy". Teriak Jennie.

"Jennie bagaimana ini tolong Baekhyun". Ucap Wendy dengan raut wajahnya yang cemas.

"Byun hentikan!" Seru Gisell dengan raut wajahnya yang sama cemasnya seperti Jennie.

"Sudah biarkan! Baekhyun kan atlit hapkido, Biarkan saja, Baekhyun hwaiting bunuh saja tidak apa-apa! Baekhyun oi oi oi". Seru Jennie dengan memberikan semangat pada Baekhyun.

Wendy menggeleng pelan kemudian menepuk bahu Jennie yang terlihat heboh dengan keributan ini. "Jennie tidak bisa nanti ayahku bisa melihatnya. Cepat sebelum ada dosen yang melihatnya".

"Lalu aku harus apa?"

Wendy menggaruk kepalanya, Ia hanya takut jika ayahnya melihat keributan ini. Bagaimana jadinya nanti.

Jennie menghela nafasnya, kemudian gadis itu berjalan ke arah Baekhyun dan Sehun yang terlihat saling baku hantam.

"Byun sudah Byun tahan amarahmu, Hentikan Woii".

Baekhyun tidak mendengarkan ucapan Jennie, Pria itu masih saja melampiaskan kemarahnya. Sejak kemarin Baekhyun mencoba menahan amarahnya namun nyatanya Sehun seperti mengujinya, Hingga akhirnya kesabaran Baekhyun habis sudah.

"Byun Baekhyun berhenti". Teriak Gisell.

Bugh

Wendy membuka mulutnya. "Jennie!" Teriak Wendy, Seketika pertengkaran Baekhyun dan Sehun pun terhenti saat Sehun justru memukul Jennie yang berniat melindungi Baekhyun.

"Jen! Jennie". Ucap Baekhyun dengan mengangkat tubuh Jennie yang sudah tersungkur jauh.

"Kepalaku sakit". Ucap Jennie yang sudah tergelatak begitu saja dengan suara yang begitu pelan.

"Byun bagaimana ini?". Ucap Wendy seraya terlihat cemas.

"Sehun bajingan! Sialan kemari kau".

Sehun terlihat mengambil tasnya dan berjalan pincang meninggalkan Jennie yang pingsan karena pukulan keras yang mengarah pada pelipisnya.

"Jennie bertahanlah".

Baekhyun menggendong Jennie begitu saja, kemudian Wendy dan Gisell berjalan ke arah parkiran mereka berniat untuk membawa Jennie ke rumah sakit.

Sedikit darah segar mengalir di pelipis Jennie kulit gadis itu terlihat lecet saat terkena pukulan keras Sehun.Wendy terlihat cemas, Jennie memejamkan matanya dan tak lagi bergerak, Wendy benar-benar kalut ia takut terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, Pukulan Sehun membuat Jennie terpental cukup jauh. Bukankah begitu kencang? Wendy memejamkan matanya. Baekhyun berjalan menggunakan mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

.

"Jen.. Jennie sadarlah".

Wendy benar-benar terlihat cemas, Jennie sama sekali tidak membuka kembali matanya. Baekhyun dan Gisell pun terlihat cemas. Sekarang mereka sudah berada disalah satu rumah sakit, Jennie tidur di atas blankar dengan beberapa perawat yang mendorongnya untuk masuk keruang perawatan.

"Tolong tunggu disini biar kami tangani". Ucap salah satu perawat disana.

Wendy memejamkan matanya, Kemudian berjongkok didepan pintu ruangan Jennie.

"Jennie, Ku mohon sadarlah".

Baekhyun menghampiri Wendy, "hei duduklah disana, Kita tunggu Jennie dia gadis kuat".

"Baekhyun... Lukamu? sebaiknya kau pun mengobatinya".

"Tidak perlu memikirkanku".

"Ini semua karena aku, Kau membelaku". Wendy menumpukan wajahnya dikedua lututnya melihat itu Baekhyun mengulas senyumnya dan mengusap punggung Wendy.

Baekhyun menggeleng pelan. "Tidak masalah, Aku baik-baik saja".

"Biar aku obati". Ucap Wendy seraya beranjak.

Baekhyun membawa Wendy untuk duduk di kursi besi yang sudah disediakan disana.

"Bagaimana ini?". Ucap Wendy.

"Tidak perlu khawatir, Jennie pasti baik-baik saja".

"Byun biar aku obati". Sahut Gisell dengan membawa beberapa peralatan obat. Baekhyun pun mengangguk.

"Seharusnya tadi kau tidak perlu baku hantam dengan Sehun". Sahut Wendy seraya memperhatikan Gisell yang tengah membersihkan luka Baekhyun.

"Kau tahu Wendy, Sekalipun memberikan nyawa untukmu Baekhyun tidak akan keberatan". Ucap Gisell. Wendy pun menolehkan pandangannya pada Baekhyun.

"Hei, Jangan seperti itu".
Tutur Wendy seraya menggenggam pergelangan tangan Baekhyun, seketika tatapan Gisell pun mengalih pada kedua tangan yang saling bergenggaman.

"Wendy, Kau sudah tahu alasanku kenapa seperti ini?"

"Tapi Byun, kau mengorbankan segalanya aku tidak suka. Tolong jangan lagi lakukan ini".

Baekhyun menolehkan pandangannya pada Wendy. Baekhyun mengulas senyumnya.

"Tidak apa-apa, Tidak perlu cemas". Ucapnya seraya mengelus punggung tangan Wendy.

"Pasien keluarga Kim".

Baekhyun, Wendy dan Gisell pun terlihat menoleh ke arah sumber suara. Ketiganya beranjak kemudian menghampiri perawat tersebut.

"Nonna Jennie sudah sadar".

"Benarkah? Boleh saya melihatnya?" Tanya Wendy.

"Tentu saja silahkan".

Wendy pun mengangguk, Wendy berjalan lebih dulu bersama Baekhyun dan Gisell.

"Jennie".

"Mm?"

Gadis itu terlihat berbaring di brankar, Dengan selang infus yang berada di tengannya. Wendy terlihat cemberut kemudian memeluk Jennie begitu saja.

"Kau baik-baik saja? Apa yang sakit? Maafkan aku".

Jennie mendorong tubuh Wendy. "Heii tidak apa-apa, Aku baik-baik saja lihatlah hanya saja kepalaku sedikit pusing".

"Jen! Maafkan aku". Sahut Baekhyun. Jennie tersenyum kecil mendengar itu.

"Gisell tidakkah kau ingin meminta maaf padaku seperti kedua sahabatku ini?" Sahut Jennie dengan tawanya. Gisell pun tertawa mendengar itu. "Maafkan aku Jennie aku tidak membantumu".

"Heii, Santai aku baik-baik saja aku bercanda". Ucap Jennie, Gisell pun merekahkan senyumnya mendengar hal itu.

"Byun! Kau baik-baik saja? Aku tidak masalah aku akan menghajar Bajingan itu setelah keluar dari rumah sakit ini". Seru Jennie dengan menyipitkan pandangannya.

"Mm aku baik-baik saja Jennie, Hei tidak perlu seperti itu sudah biarkan saja". Ucap Baekhyun, Tangan Jennie terulur menarik pergelangan tangan Baekhyun. Baekhyun terlihat mendekat ke arah Jennie.

"Lihatlah, Bibirmu terluka sudah kau obati?"
Tanya Jennie.

Baekhyun mengangguk. "Sudah, Ini biasa untuk pria".

"Mm tapi tetap saja sakit bukan?"
Baekhyun pun mengangguk. Baekhyun tersenyum kecil melihat sikap manis Jennie kepadanya.

"Memang sialan! Apa mau Sehun tadi? Rasanya ingin sekali aku membunuhnya".

"Aku fikir Sehun tidak akan berhenti". Sahut Wendy dengan tatapan kosongnya.

Baekhyun dan Jennie pun menoleh ke arah Wendy. "Maksudmu?".

"Sehun memaksaku untuk kembali dengannya".

"Sudah kuduga, Si bangsat itu memang tidak tahu diri". Desis Jennie seraya beranjak dari brankar.

"Hei mau kemana, Tidur saja disini astaga". Ucap Baekhyun yang menahan pergerakan Jennie.

"Aku ingin duduk, Punggungku pegal".

"Jennie!" Sahut Baekhyun, Baekhyun menggeleng heran dengan tingkah sahabatnya itu.

Jennie mengurucutkan mulutnya kemudian gadis itu kembali berbaring di blankar setelah Baekhyun melaranganya.

Wendy duduk dikursi, Kemudian memijat dahinya. "Aku benar-benar lelah, Apa aku harus pergi saja ke Barcelona agar semua ini berakhir, aku benar-benar tidak ingin lagi aku harus pergi".

"JANGAN!" Sahut Jennie dan Baekhyun secara bersamaan.

"Aaaaa jangan tinggalkan aku". Rengek Jennie yang menatap Wendy.

"Tapi jika aku tidak pergi, Sehun akan terus mengejarku".

"Baekhyun! Lakukan sesatu". Sahut Jennie seraya memukul lengan pria itu.

"Aku harus apa?" Ucap Baekhyun dengan menggaruk kepalanya.

"Nyatakan perasaanmu, Kau mencintainya bukan?"

DEG

Sontak saja ucapan Jennie membuat Baekhyun dan Wendy saling menatap, Gisell yang berada disana terlihat menghela nafasnya dengan raut wajahnya yang tidak bisa dijelaskan, Cemburu? jelas! karena sejak lama Gisell menyimpan rasa pada pria manis itu.

"Katakan Byun Baekhyun".

"Heii heii kau ini kenapa? Aku tidak bisa". Sahut Baekhyun yang terlihat salah tingkah kala Wendy terus menatapnya.

"Memangnya kenapa? Dasar payah".

Baekhyun menghela nafasnya. "Wendy tidak mencintaiku!"

Jennie mengedipkan matanya kemudian Wendy terlihat melempar tatap pada Jennie. Wendy menghela nafasnya, kemudian beranjak dari duduknya.

"Byun~

"Tidak-tidak jangan mengatakan apapun, Stt sudah tidak perlu dibahas". Ucap Baekhyun yang memotong ucapan Wendy.

Jennie pun menghela nafasnya, kemudian mulutnya mengerucut melihat keduanya terlihat canggung.

"Wendy aku ingin pulang".

"Tunggu dokter memeriksamu dulu, Setelah itu kau boleh pulang". Ucap Wendy dengan mengelus puncak kepala Jennie. Jennie pun mengangguk.

***

"Chan..

"Aku sangat merindukanmu".

Chanyeol, Pria bertubuh tinggi itu terlihat berdiri di depan jendela kamarnya, Dengan menggenggam ponselnya Chanyeol terdengar menghela nafasnya.

Chanyeol menolehkan pandangannya pada ponselnya, Dimana Karina terus saja mengiriminya pesan. Chanyeol tahu jika Karina sedang berada di italia, Chanyeol mengangguk begitu saja dan kemudian kembali fokus pada ponselnya.

"Blokir kontak ini".

Chanyeol membaca tulisan yang berada didalam ponsenya, Ibu jarinya terlihat ragu apa ini tidak terlalu kejam? Namun ini harus dilakukan agar Karina bisa melupakannya.

"Maafkan aku Karina".

Dan akhirnya, Chanyeol menekannya sekarang tidak ada akses untuk Karina bisa kembali menghubungi Chanyeol, Chanyeol sudah menutupnya sekarang fokusnya hanya pada Wendy, Bagaimana caranya meyakinkan Wendy bahwa rasa yang dimiliki Chanyeol bukan hanya candaan belaka.

Chanyeol kembali memainkan ponselnya, kemudian mencoba menghubungi Wendy namun sialnya Wendy terus mematikan panggilan Chanyeol, Chanyeol berdecak sebal memang menghadapi Wendy harus penuh dengan kesabaran.

"Huhh, Sebaiknya aku tidur saja".

.

  Pagi menjemput, Wendy menggeliatkan tubuhnya dari sinar mentari yang menusuk masuk melalui jendela kamarnya. Hari ini tubuhnya semakin membaik, Wendy beranjak dari ranjangnya kemudian memperhatikan sekitar kamarnya.

Benar! Tadi malam Wendy hanya tidur seorang diri Jennie gadis itu sudah keluar dari rumah sakit, Dan ia izin untuk tidak menemaninya Wendy pun tidak keberatan, Karena Wendy fikir Jennie sedang sakit.

Wendy berjalan ke arah jendela kamarnya, Wendy membuka tirai jendela kamarnya yang masih sedikit terturup. Hari ini cuaca kota Seoul begitu cerah awan yang terlihat biru begitu indah, Wendy mengulas senyumnya kemudian bersiap untuk pergi ke kampusnya.

Toktoktok

Wendy mengerjapkan matanya, dengan handuk yang sudah melingkar di lehernya gadis itu terlihat diam mematung, melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Kenop pintu itu pun berputar begitu saja.

"Ayah?"

Wilis, Dengan beberapa kantung belanjaan Wilis terlihat kerepotan. Pria tua itu berjalan ke arah Wendy.

"Wendy apa kau sudah sembuh?"

Wendy mengulas senyumnya kemudian mengangguk, Wilis menyimpan lebih dari 10 paperbag merk ternama yang ia beli untuk Wendy.

Wendy berjalan ke arah Wilis dan memeluk pria itu begitu saja.

"Ayah aku merindukanmu".

Wilis tersenyum kecil kemudian mengelus punggung Wendy. "Kau merindukanku?" Tanya Wilis, Wendy pun mengangguk.

"Ayah, Berhentilah sibuk, Aku butuh teman".

"Teman? Mm Irena, kemana gadis itu?"

Wendy melepaskan pelukannya kemudian menatap Wilis. "Irena sibuk, aku tidak akan lagi ditemani olehnya".

"Kenapa begitu? Apa yang dikerjakannya sehingga Irena menyibukan dirinya dari pada menemanimu".

"Sudahlah ayah, Ada kesibukan yang harus dijalani Irena selain menjagaku. Lagi pun aku sudah besar aku tidak perlu lagi teman yang hanya membuat diriku terluka".

"Apa maksudmu?"

"Tida apa-apa, Sudahlah aku akan membersihkan diriku dulu".

"Wendy bagikan ini intuk sahabat-sahabatmu, Ayah pergi dulu". Ucap Wilis seraya berjalan ke luar kamar Wendy.

Wendy menolehkan pandangannya pada tumpukan paperbag, Yang cukup banyak. Siapa sahabatnya? Apa masih ada? Mungkin yang Wilis maksud hanya Jennie. Wendy tersenyum samar batinnya bergumam, Sahabatnya tidak seperti dulu sekarang semuanya telah pergi. Wendy menundukan pandangannya kemudian berjalan kearah Bathroom.

"Permisi Nonna Wendy, Ada tuan Park menunggumu dibawah".

Wendy yang sudah bersiap terlihat melihat maid yang berdiri diambang pintunya. Wendy mengernyitkan mulutnya Chanyeol masih saja berusaha untuknya, Wendy pun mengangguk.
Kemudian keluar dari kamarnya.

Wendy berjalan menuruni anak tangga, Kemudian meliht jika Chanyeol sudah menunggunya, Wendy menghela nafasnya kemudian berjalan ke arah Chanyeol.

"Wendy".

Chanyeol beranjak saat meihat Wendy berjalan ke arahnya.

"Ada apa tuan Park?"

"Aku ingin mengantarmu kekampus".

Wendy menghela nafasnya. "Tidak perlu, Aku akan membawa mobilku sendiri".

"Wendy kenapa kau terus menghindariku seperti ini?"

Wendy mengerutkan dahinya kemudian menepis tangan Chanyeol yang berada di lengannya. "Aku tidak menghindarimu, Aku hanya ingin sendiri tuan Park bisakah kau tidak mengangguku? Aku hanya butuh waktu".

"Apa kau masih ragu kepadaku?"

"Aku sedang tidak ingin membahas apapun tuan Park aku mohon". Ucap Wendy dengan helaan nafas kasarnya.

"Wendy, Aku mencintaimu biarkan aku berjuang untukmu"

"Aku tahu tuan Park, Tapi aku butuh waktu
Aku seperti-

"Harus dengan cara apa agar kau mempercayaiku?"

Wendy kembali menghela nafasnya. "Tuan Park cukup, Kau tahu jika aku baru saja mengistirahatkan hatiku dari cinta yang salah, Dan sekarang kau memintaku seperti ini, Aku percaya kau mencintaiku dengan segala sikapmu ini aku pun sudah tahu jika kau benar memiliki rasa untukku, Tapi untuk sekarang bisakah turunkan egomu dulu, Tolong beri aku ruang".

"Baiklah, Aku tidak akan memaksamu Wendy.
Aku hanya ingin mengantarmu pagi ini karena besok aku akan pergi ke australia, Aku tidak akan lagi menemuimu. Dan entah kapan aku akan kembali lagi ke korea, Jaga dirimu baik-baik tunggu aku kembali, Kalau begitu aku permisi maaf mengganggu pagimu".

Wendy terdiam, Mematung setelah Chanyeol pergi dari hadapannya. Pergi? Apa ini awal yang buruk lagi. Jujur memang perasaan Wendy pada Chanyeol masih sama seperti dulu, Tapi memang untuk kali ini Wendy seperti ingin beristirahat dari keadaan yang kemarin terus memukulnya, apa itu salah? Tidak bukan? Wendy hanya ingin meyakinkan dirinya jika apa yang dijalaninya nanti tidak lagi akan menjadi penyesalan.

Wendy merasa batinnya berkecamuk, Bahkan Wendy belum menjawab apapun atas ucapan Chanyeol pria itu sudah lebih dulu pergi, Seharusnya Wendy bertanya karena apa Chanyeol pergi? Namun kaget membuat Wendy mematung dengan mulut yang begitu terasa bisu dan berat untuk berucap, Sekarang mungkin hari terakhir Wendy bisa melihat paras tampan Chanyeol dikelasnya, Untuk esok dan selanjutnya entah kapan lagi Wendy akan melihat pria itu lagi. Helaan nafas kasarnya terdengar sepertinya ada sebuah ketakutan saat Chanyeol mengatakan hal itu, Takut jika Chanyeol tidak kembali lagi.

Stuck In Romance😍
See you next chapter...

Jangan lupa vote dan komen ya, Tinggalkan jejakmu disini. Gomawo👋

Continue Reading

You'll Also Like

51.6K 1.6K 15
Bagaimana kalau orang yang kalian sangat benci itu ternyata adalah anugrah dan yang membuat kita sempurna? Cast: Im yoona as kwon yoona Choi siwon as...
15.2K 747 19
πŸ”žπŸ”žπŸ”ž Harapan pernikahan seorang gadis harus hancur ketika dirinya harus menjalani pernikahn dengan seseorang yang baru dia kenal. No 1 #youngK 23/1...
6.8K 491 20
Kehidupan pernikahan idol yang paling berpengaruh di Korea Selatan Byun Baekhyun dan Kim Taeyeon Cover design by baekyeon.id
5K 55 6
Hai Heheh Typo? Gera gera author ngantuk B aja Lanjoot!!! Berawal dari homo lovers Yang tiba tiba kelas menurut gw kelas ter mesum di antara semua ny...