⋇⋆✦⋆⋇
️️ ️️
Sabtu memang hari yang ditunggu-tunggu banyak orang. Sejumlah rencana mengasyikkan telah menanti mereka di weekend ini. Tak terkecuali aku.
Berdebar, begitulah kira-kira kata yang tepat untuk menggambarkan perasaanku sejak bangun tidur. Aku memandang ke arah jam dinding, tersisa kurang lebih lima jam untuk mempersiapkan diri. Ah, aku harus bergegas, pikirku. Kamar mandi menjadi tujuan utamaku untuk memulai hari ini.
Usai membersihkan diri, kini aku duduk menghadap cermin rias, memikirkan riasan apa yang hendak kupakai. Haruskah yang berani? Eyeliner tebal dan lipstik merah? Atau yang lebih soft? Cushion tipis dan blush on peach? Semua peralatan make up berjajar dihadapanku, seolah menunggu untuk dijamah.
Kuraih handphoneku, mengetik sejumlah kata kunci di mesin pencarian, google. Jemariku menelusuri setiap halaman web yang bertuliskan "Inspirasi Make Up untuk Kencan Pertama". Mulutku senantiasa ber'oh' ria membaca setiap saran yang dituliskan dalam web tersebut.
Baiklah, cukup membaca waktunya uji coba. Cushion kupakai tipis-tipis di wajah, dengan tujuan untuk mendapatkan glass skin look. Selanjutnya, eyeshadow dan blush memakai warna peach yang cocok dengan musim ini. Tidak lupa alis kecoklatan, eyeliner tipis juga maskara. Terakhir, lipcream senada dengan blush kuoleskan di bibir. Senyum sumringah tampak jelas dari pantulan cermin.
Selanjutnya, aku beralih menuju lemari pakaian. Kuamati seksama, setiap pakaian yang tergantung. Pakai dress? Rok? Jeans? Kuraih celana bahan semata kaki juga kemeja putih. Bukan, bukan ini. Kali ini aku mengambil rok di atas lutut dan sweater kebesaran. Bukan juga, terlalu panas.
Pilihan terakhir tertuju pada jeans berwarna biru langit dan kemeja berwarna pastel. Outer flanel tipis berwarna senada dengan lipcream hari ini juga kukenakan sebagai pelengkap.
Satu jam tersisa. Dengan bergegas, kuraih tas selempang dengan tidak lupa semua isinya, dompet, handphone juga parfum. Dari rak sepatu, aku memilih untuk mengenakan sepatu hitam mengkilap, karena sepatu yang lain agak lusuh tampilannya.
Sebelum berangkat, pandangan kembali kuarahkan ke kamar yang agak, bukan, sangat berantakan. Aku menghela nafas pasrah, nanti pulang saja berbenahnya, pikirku.
Kakiku melangkah pasti menjauhi rumah menuju halte bus yang berjarak 5 menit. Tanpa perlu menunggu lama, bus pun tiba. Kursi dekat jendela tak jauh dari pintu menjadi pilihanku.
Jalanan cukup padat, dipenuhi dengan kendaran beroda, suara bising klakson mobil juga tidak henti-hentinya berkumandang, seolah menjadi musik pengiring bagi jantungku yang tengah berdegup kencang.
Untungnya, langit hari ini terlihat baik, cuacanya tidak panas dan cukup berangin. Pemandangan luar terus kuamati, hingga akhirnya tiba di tujuan.
Pandanganku melihat sekeliling, berusaha mencari kedai kopi dengan tuntunan maps. Tak jauh dari tempatku berdiri, kedai dengan eksterior serba kayu terlihat jelas di seberang jalan. Tanpa sadar, senyum tertaut di wajahku. Aku melihat pantulan diriku dari dinding kaca toko di sebelah tempatku berdiri.
"Ck, cuma blind date. Oke? Be a cool and unforgettable woman please. You can do it!" Ucapku pada pantulan tersebut, sebelum akhirnya melangkah dengan yakin menyebrangi jalan menuju kedai kopi tersebut.
️️ ️️
️️ ️️
️️ ️️
Aku ingin tahu, apakah akan ada yang menggenggam jemariku di masa depan?
️️ ️️
️️ ️️
️️ ️️
⋇⋆✦⋆⋇