Happy reading :)
Awas! Banyak typo!
-
-
-
D-1.
Besok adalah hari perlombaannya. Dan hari ini adalah hari terakhir latihan. Mungkin juga hari terakhir Yuri berinteraksi dengan Kevin.
Yuri mengembuskan napas berat. Ia memainkan jarinya yang ada di atas meja. Dia gugup dan takut.
Gugup karena besok ia harus tampil didepan banyak orang.
Dan takut kedua orang tuanya tidak akan datang.
Saat sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba saja ada yang meletakkan susu pisang didepan Yuri. Yuri mendongak untuk melihat siapa yang memberikan itu. Ternyata itu adalah Kevin. Yuri cukup terkejut dengan hal itu.
"Oh, thank you," ucap Yuri yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Kevin.
"Kenapa melamun?" tanya Kevin sembari duduk dihadapan Yuri.
"Aku gugup," jawab Yuri.
"Setelah ini kau akan pulang?"
"Tentu saja. Memang mau kemana lagi?"
"Well, mau pergi bersamaku?"
Mata Yuri membesar. Apa Yuri tidak salah dengar? Kevin mengajaknya pergi? Apa Kevin sedang kesurupan?
"Ke-kenapa?"
"Kenapa apanya? Aku hanya ingin jalan-jalan bersamamu. Kau tidak mau?"
"A-ani, bukan seperti itu. Ini hanya terlalu tiba-tiba," sahut Yuri.
"Jadi?"
"Aku mau," ucap Yuri pelan namun masih bisa didengar oleh Kevin.
Kevin tersenyum kemudian mengusak rambut Yuri yang membuat si empunya terkejut.
"Kalau begitu, ayo pergi sekarang," ucap Kevin sebelum keluar dari ruang musik diikuti oleh Yuri.
Kevin membawa Yuri ke Olympic Park.
"Kenapa kau mengajakku kesini?" tanya Yuri.
Kevin mengedikkan bahunya. "Hanya ingin melepas penat saja, juga menenangkan diri sebelum perlombaan besok," jawab Kevin.
"Kevin, boleh aku bertanya beberapa hal padamu?"
"Tentu saja. Apa memangnya yang ingin kau tanyakan?"
Yuri tak langsung bersuara. Gadis itu menunduk sembari menggigit bibir bawahnya karena gugup. Ia takut dengan bertanya, Kevin akan acuh lagi padanya karena merasa tidak nyaman. Tapi kalau tidak ditanyakan, Yuri akan terus penasaran. Mungkin saja ini adalah kesempatan pertama dan terakhirnya berbicara santai dengan Kevin.
"Mm... Itu... Apa aku memiliki salah padamu?"
"Tidak, kau tidak punya salah apapun padaku."
"Lalu kenapa selama ini kau terlihat acuh dan seperti tidak menyukaiku? Cara bicara mu padaku juga sangat berbeda dengan cara bicara mu pada orang lain. Kau juga bersikap dingin padaku seolah aku memiliki banyak kesalahan padamu. Apa alasannya?"
Kevin terdiam. Dia bingung harus menjawab apa. Kevin tak menyangka kalau Yuri akan menanyakan hal ini.
"Kevin?"
"Ah, ya. Itu... Benarkah aku bersikap seperti itu?"
"Ya, kau bersikap seperti itu."
"Haha, perasaanmu saja itu. Selama ini aku tidak merasa bersikap seperti itu. Aku bersikap biasa saja," ujar Kevin seraya tertawa canggung.
"Tapiㅡ"
"Sudahlah. Ayo cari tempat untuk beristirahat," ucap Kevin kemudian pemuda itu menarik Yuri agar berjalan lebih cepat.
Kevin dan Yuri berhenti dibawah pohon yang cukup besar. Keduanya memutuskan untuk beristirahat disana. Mereka duduk diatas rerumputan seraya menyandarkan punggung mereka di batang pohon.
"Apakah besok keluargamu agar hadir menyaksikan penampilan kita?" tanya Kevin.
Yuri yang semula tersenyum tipis kini eskpresinya berubah menjadi sendu. Yuri menunduk kemudian mengangkat bahunya.
"Entahlah. Orang tuaku sangat sibuk. Mungkin yang akan datang hanya adikku dan teman-temannya," ujar Yuri.
Melihat ekspresi Yuri yang menjadi sendu membuat Kevin merasa bersalah. Tangan Kevin terulur untuk mengusap bahu kanan Yuri.
"Semoga besok kedua orang tuamu bisa hadir," ucap Kevin. Yuri menoleh pada Kevin seraya tersenyum.
Ia juga berharap demikian.
"Oh, ya. Tadi siang kakakku sudah tiba disini. Besok dia akan hadir di perlombaan. Aku akan mengenalkannya padamu," ujar Kevin.
"Memang kakakmu dari mana?"
"Stella kuliah di Kanada. Disana dia tinggal dengan Nenekku," jawab Kevin. Yuri mengangguk paham.
"Kau haus?" tanya Kevin. Yuri mengangguk sebagai jawaban.
Kevin pun membuka tasnya dan mengeluarkan dua kaleng cola dan memberikan yang satu pada Yuri.
"Gomawo," ucap Yuri yang dibalas dengan senyuman oleh Kevin.
"Kenapa hari ini kau sangat baik padaku?" tanya Yuri sebelum meminum cola-nya.
"Aku memang selalu baik pada siapapun," jawab Kevin penuh percaya diri.
"Ani. Baru sekali ini kau baik padaku," sahut Yuri.
"Benarkah?"
"Ya."
"Hm... Mungkin karena besok sudah perlombaan. Aku tidak tahu apakah setelah ini kita akan bisa mengobrol lagi meskipun kita ada di kelas yang sama," ujar Kevin.
Yuri menatap sendu pada Kevin yang sedang menatap lurus ke depan. Apakah ini pertanda bahwa setelah ini hubungan mereka akan kembali seperti dulu? Apa sudah tidak ada harapan lagi bagi Yuri?
"Yaa, kau kenapa?"
Yuri tersentak saat Kevin tiba-tiba saja memegang bahunya.
"Eh? Ti-tidak apa-apa," jawab Yuri diakhiri dengan tawa canggung.
Kevin hanya mengangguk dan tak ingin bertanya lebih jauh lagi. Diam-diam Yuri menghela napas lega karena hal itu.
~|-|=○~
D-Day.
Yuri terus mengembuskan napas panjang sejak tiba di ruang musik. Dia terlihat sangat gugup.
"Jo Yuri."
Yuri menoleh ke arah Wendy ssaem yang ada di ambang pintu.
"Kau sudah siap?"
"Ne, ssaem. Aku sudah siap."
"Kalau begitu ayo turun, Byun Sonsaengnim dan Kevin sudah menunggu," kata Wendy ssaem yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Yuri.
Keduanya pun segera menuju ke tempat parkir dimana Baekhyun ssaem dan Kevin menunggu.
"Wah, Jo Yuri. Kau terlihat sangat cantik," puji Baekhyun ssaem saat Yuri dan Wendy ssaem tiba di tempat parkir.
Sedangkan Kevin yang berada di samping Baekhyun ssaem, hanya diam sembari memandangi Yuri. Sepertinya Kevin sedang terpesona.
"Kamsahamnida, Sonsaengnim," ucap Yuri.
"Ayo berangkat," ucap Baekhyun ssaem kemudian laki-laki itu masuk ke dalam mobil di susul oleh Wendy ssaem.
Yuri sudah hendak membuka pintu mobil saat sadar kalau Kevin masih terus mantapnya tanpa berkedip.
"Yaa, kau kenapa? Ayo masuk," ucap Yuri seraya memukul pelan lengan Kevin.
"Eh? Oh, ya," ucap Kevin saat tersadar.
Keduanya pun segera masuk ke dalam mobil.
Perjalanan menuju ke tempat perlombaan menghabiskan waktu sekitar 20 menit. Selama perjalanan, Yuri terus berusaha mengalihkan rasa gugupnya dengan menyanyi pelan di dalam mobil. Sesekali juga ia mengobrol dengan Kevin yang lebih banyak diam selama perjalanan.
Sesampainya di sana, Yuri dan Kevin langsung menuju ke ruang tunggu bagi peserta lomba. Yuri dan Kevin memilih untuk duduk di pojok ruangan. Lagi-lagi Yuri bernyanyi lagi untuk mengalihkan rasa gugupnya.
Sampai tiba-tiba Kevin menggenggam tangan kiri Yuri yang membuat Yuri langsung menoleh ke arah pemuda itu.
"Jangan terlalu gugup. Aku tahu ini perlombaan yang cukup besar. Meski nanti tidak menang, setidaknya kita sudah berusaha. Tidak usah khawatir," ujar Kevin berusaha menenangkan Yuri.
"Aku hanya takut mengecewakan orang-orang," sahut Yuri.
"Tidak usah takut. Selama ini kau sudah berusaha keras untuk tidak mengecewakan orang-orang. Jangan terlalu memikirkan orang lain. Coba pikirkan dirimu sendiri," balas Kevin.
Yuri mengembuskan napas berat kemudian mengangguk. Perasaannya sudah tidak segugup tadi setelah mendengar perkataan Kevin.
Keduanya pun mengobrol santai sampai acara dimulai dan tiba giliran mereka tampil. Selama itu juga, tangan Kevin belum lepas dari tangan Yuri.
Sekitar 1 jam kemudian, giliran Yuri dan Kevin tampil sudah tiba. Keduanya pun segera menuju ke panggung dengan tangan masih saling menggenggam.
Setibanya di atas panggung, Yuri terkejut saat melihat kedua orang tuanya ada di bangku penonton. Jangan lupakan adiknya dan teman-temannya yang sudah bersorak heboh disamping kedua orang tuanya.
Yuri tersenyum senang. Dia bahagia sekali hari ini. Rasa gugup yang sedari tadi mengganggunya, kini sudah tidak ada lagi.
Yuri sudah bersiap untuk bernyanyi. Kevin pun sudah siap bersama pianonya. Semua lampu dimatikan dan hanya tersisa lampu sorot yang menyoroti Yuri dan Kevin di atas panggung.
-
뭔가 잘뭇됐어 (Something's Wrong)
By : 권지나 (Kwon Jin Ah)
Ttangeun haneur-i dwigo
(Tanah menjadi langit)
Jiguga dareur dolgo
(Bumi mengelilingi Bulan)
Oreun geon da teullin gae dwigo
(Semua yang benar berubah menjadi salah)
Modeun gae da jemeotdaero umjigigo isseo
(Semua bergerak dengan sesuka hatinya)
-
Yuri tak pernah membayangkan hal ini terjadi. Sebuah hal yang sangat ia inginkan selama hidupnya. Kehadiran kedua orang tuanya dihari penting baginya seperti hari ini.
Meskipun hari ini Yuri tidak menang, dia tidak akan pernah menyesal karena kehadiran orang tuanya lah yang membuatnya bahagia. Tidak seperti dulu. Yang selalu menang tapi Yuri tidak pernah terlihat bahagia.
-
Mwonga jalmotdwaesseo dandanhi seolmyeonghal sudo eobsi
(Ada sesuatu yang salah, aku bahkan tak bisa menjelaskannya dengan baik)
Modeun gae dallajin geoya
(Semuanya akan menjadi berbeda)
Neoreur cheoum bun geu sungan
(Saat-saat pertama kali aku melihat mu)
Nega nae ireum bulleojul ttae
(Saat dulu kau memanggil namaku)
Mideowattdeon modeun gae muneojin geoya
(Semua yang dulu ku percaya, semua itu akan hancur adanya)
Naega wae ireunji moreugaesseo
(Mengapa aku tak mengetahuinya seperti ini?)
-
Tapi masih ada rasa sedih dihati Yuri mengingat bahwa setelah ini mungkin hubungannya dengan Kevin akan kembali seperti semula.
Dingin, seperti orang yang tidak saling kenal.
Yuri sering menyalahkan dirinya sendiri karena terlalu mudah jatuh pada pesona seorang Moon Hyungseo dan begitu sulit melupakan perasaannya pada pemuda asal Kanada itu.
-
Neon nae sesanginikka
(Karena kau adalah duniaku)
Eotteon iyudo piryo eobsneun geoya
(Aku bahkan tak membutuhkan alasan apapun)
Neoneun nal dwiheundeulgo nae ujureur jojunghae
(Kau mengguncang ku dan bahkan mengendalikan duniaku)
Heuteureojin jungryeogae himeul ppaeatgin chae
(Kekuatan ku telah terenggut dalam gravitasi yang memusingkan ini)
Eodiro geoya halji gireur ireun geotman gata
(Kemana aku harus pergi? Aku merasa seolah tengah tersesat)
-
Yuri rasa, dia sudah jatuh terlalu dalam pada Kevin. Akan sangat sulit baginya untuk melupakan Kevin.
Yuri tidak pernah menyukai seorang pemuda selama ini. Tapi sekalinya menyukai seseorang, kenapa harus Kevin yang jelas-jelas tidak menyukainya?
-
Nunapi adeukhaejyeo
(Itu nampak samar dihadapan ku)
Eodeutnan chojeom sairo
(Diantara fokus yang bertentangan ini)
Seonmyeonghi dagaoneun neo
(Kau mendekat dengan begitu jelasnya)
Mwonga jalmotdwaesseo nae maeumi beoseonal sudo eopsi
(Ada sesuatu yang salah, hatiku bahkan tak bisa melepaskan diri darinya)
Sarange ppajyeobeoryeosseo
(Sepertinya aku sudah jatuh cinta)
Nega naege on geu sunganbuteo nan neoege dallyeosseo
(Sejak waktu di saat kau datang padaku, aku mulai berlari ke arahmu)
Ijebuteo modeun gae dallajil geoya
(Mulai sekarang semuanya akan berbeda)
Nan nae saraminikka
(Karena aku adalah kekasih mu)
Neon nae sesanginikka
(Karena kau adalah kekasih ku)
-
Mungkinkah aku adalah kekasih mu dan kau adalah kekasih ku?
Yuri tersenyum sendu memikirkan lirik terakhir dari lagu yang ia bawakan.
Tepuk tangan terdengar sangat riuh memenuhi ruangan saat Yuri sudah selesai bernyanyi.
Setelah itu, Yuri dan Kevin pun turun dari panggung bersama. Keduanya kembali ke ruang tunggu sampai saat pengumuman pemenang tiba.
"Kerja bagus, Jo Yuri," ucap Kevin.
"Kau juga, Moon Hyungseo," balas Yuri seraya tersenyum kemudian berjalan mendahului Kevin.
~|-|=○~
Pemenang lomba sudah diumumkan 15 menit yang lalu. Yuri dan Kevin mendapat tempat kedua. Itu tidak masalah bagi Yuri dan Kevin, begitupula dengan Wendy ssaem dan Baekhyun ssaem. Yang terpenting adalah usaha yang sudah dilakukan oleh Yuri dan Kevin.
Saat ini, Yuri dan Kevin sedang berada di luar gedung untuk menemui keluarga dan teman-temannya yang hadir.
"Eonnie!"
Yuri tersenyum pada Yunhee yang sedang berlari ke arahnya.
"Selamat, Eonnie. Sudah kubilang kalau kau pasti akan menang," kata Yunhee.
"Gomawo, Yunhee-ya," ucap Yuri dengan senyuman lebar.
"Eh? Eomma, Appa!"
Yuri tersenyum senang saat melihat kedua orang tuanya berjalan ke arahnya dengan raut wajah bahagia.
"Yuri-ya, kau sangat hebat. Suaramu indah sekali. Eomma jadi menyesal karena tidak pernah datang ke perlombaan mu. Tapi hari ini Eomma janji, jika kau mengikuti lomba lagi, Eomma pasti datang untuk mendukungmu," ujar sang Ibu yang membuat Yuri terharu.
"Gomawo, Eomma," ucap Yuri sebelum menghambur ke dalam pelukan Ibunya.
"Yuri-ya."
Yuri melepaskan pelukannya dari sang Ibu saat Kevin memanggilnya. Yuri pun mengalihkan perhatiannya pada Kevin yang datang dengan seorang gadis.
"Ini Stella," ucap Kevin memperkenalkan gadis disampingnya.
"Halo, Yuri. Kau cantik sekali," ucap Stella sembari mengulurkan tangannya.
"Gomawo, Eonnie," sahut Yuri seraya membalas uluran tangan dari Stella.
"Kau tahu? Kevin sering sekali membual tentangmu," kata Stella.
"Benarkah?"
"Stella, sudah ku bilang jangan bicara yang tidak-tidak," kata Kevin dengan tatapan tajam yang mengarah pada Stella.
Namun, Stella tidak peduli dengan perkataan Kevin.
"Iya, Yuri. Setiap aku menelepon, dia akan bercerita tentang mu. Katanya kau inilah, itulah. Sampai aku sangat penasaran dengan dirimu."
"Stella Moon..."
"Ternyata kau sangat cantik. Pantas saja adikku ini sangat menyukaimu," kata Stella tanpa menghiraukan panggilan dari Kevin. Dan perkataannya barusan sukses membuat Yuri terkejut.
"Stella, kau dipanggil Mommy. Ayo ke sana," ucap Kevin seraya menarik Stella menjauh.
"Hei, ada apa ini? Partner lombamu menyukaimu?" tanya Ayah Yuri.
"A-ah. A-aku tidak tahu, Appa," jawab Yuri dengan wajah yang memerah.
"Anak Eomma memang sangat cantik. Tidak heran jika banyak yang menyukaimu, Yuri," kata sang Ibu.
"Su-sudah hentikan. Kalian pulanglah dulu. A-aku harus ke sekolah. Nanti kita bertemu di rumah," ujar Yuri sebelum melenggang pergi menghampiri Wendy ssaem dan Baekhyun ssaem.
Tak lama, Kevin menyusul Yuri. Suasana tiba-tiba menjadi canggung diantara keduanya sampai mereka tiba di sekolah.
Setelah menemui kepala sekolah dan menyerahkan piala, Yuri dan Kevin menuju ke ruang musik karena Wendy ssaem ingin mengatakan sesuatu.
"Terima kasih sudah berusaha keras selama ini. Ssaem hanya ingin memberikan sedikit hadiah untuk kalian berdua," kata Wendy ssaem seraya menyerahkan dua paper bag untuk Yuri dan Kevin.
"Kamsahamnida, Sonsaengnim."
"Kalian boleh pulang sekarang," ucap Wendy ssaem sebelum pergi meninggalkan Yuri dan Kevin.
Kevin sudah hendak keluar saat Yuri memanggilnya.
"Kevin, tunggu."
Kevin menoleh pada Yuri.
"Aku ingin bertanya," ucap Yuri.
"Silahkan."
"Maksud dari perkataan Stella Eonnie tadi apa? K-kau be-benar menyukaiku?" tanya Yuri terbata-bata karena gugup dan takut.
Bisa Yuri lihat, Kevin mengembuskan napas berat. Apakah tadi Stella hanya bercanda dan ternyata Kevin tak menyukai Yuri?
"Mm... Ya, aku menyukaimu. Sudah lama," kata Kevin yang membuat Yuri sangat terkejut.
"Mwo?!"
"Untuk pertanyaanmu kemarin tentang kenapa aku bersikap dingin padamu, itu karena aku menyukaimu tapi aku tidak berani mengungkapkannya. Aku selalu gugup saat ada di dekatmu. Jadi aku memilih untuk bersikap dingin agar tidak terlihat kalau aku menyukaimu dan selalu grogi saat berhadapan denganmu." Kevin mencoba melihat reaksi Yuri. Yuri masih terkejut. Gadis itu tidak tahu harus berkata apa.
"Sampai kita ditugaskan untuk mewakili sekolah dalam perlombaan ini. Aku mulai berusaha untuk tidak bersikap dingin padamu. Aku pernah mengatakan bahwa aku tidak nyaman saat bersamamu. Itu bohong. Kau tahu? Setiap kali melihatmu tersenyum, aku ikut senang. Mendengarmu bernyanyi, membuatku semakin jatuh padamu."
"Teman-temanku sudah menyarankan untuk segera mengungkapkan isi hatiku padamu. Dan, ya. Aku sudah siap untuk itu. Tapi seharusnya bukan sekarang. Menyatakan perasaan seperti ini sungguh tidak romantis."
Tanpa mengatakan apapun, Yuri langsung menghambur ke dalam pelukan Kevin.
"Yuri-ya. Apa ini tandanya kau juga memiliki perasaan yang sama terhadap ku?"
"Ya, aku juga menyukaimu," jawab Yuri.
"Aku mau menjadi kekasihmu," ucap Yuri lagi.
"Tapi ini sungguh tidak romantis, Yuri."
"Gwenchana. Aku tetap senang."
Kevin tersenyum kemudian mengusap rambut Yuri.
"Gomawo," ucap Kevin.
Yuri senang. Sangat senang.
Karena aku adalah kekasih mu
Karena kau adalah kekasih ku.
{Nothing Without You}
•
•
•
Kevin-Yuri... Selesai!!!
Halo semua! Maaf ya kalau semisal endingnya nggak sesuai dengan harapan kalian. Aku harap kalian suka :)
Dua part menuju epilog.
See you!
06/03/2022