50 vote aku bakalan update!
Jaemin mengetuk jari lentiknya diatas meja belajar dengan perlahan. Nafasnya menderu resah, pandangannya bergulir keatas, menatap jam yang menunjukkan waktu pukul delapan malam. Jaemin mengusap wajahnya kasar sebelum beranjak dari bangku dan berjalan menuju lemari. Tangannya terulur mengambil jaket kulit dan setelahnya mengenakan secara asal. Surainya ia usak ke belakang, menampilkan kening lebarnya yang dimana menambah kesan tampannya.
"Wait for me, Lee Jeno."
.
Lee Jeno menghembuskan nafas secara kasad, pikirannya sedari tadi serampangan. Sempat berpikir perbincangan nya dengan Jaemin hanya angin lalu dan Jeno menganggap nya dengan sebuah lelucon lucu. Tiba-tiba pikirannya membuncah tatkala mobil berwarna hitam masuk ke dalam perkarangan rumahnya.
"Apa yang dilakukan si bedebah ini."
Jeno beranjak dari kursi dan mulai membawa langkah kakinya keluar kamar menuju lantai bawah. Matanya menyipit saat melihat Jaemin membawa tas besar yang mungkin berisi alat musik, pikirnya.
"Hey, apa yang kau bawa?"
Jeno bertanya dengan canggung, tiba-tiba atmosfer di sekelilingnya menguap begitu saja. Entah mengapa Jaemin kini terlihat menyeramkan dengan senyum yang terkesan dipaksakan.
"Aku? Aku tentu saja rindu denganmu."
Katanya, Jeno mengerutkan dahi dengan bingung. Tumben sekali Na Jaemin rindu dengannya. Biasanya pria tinggi itu tidak mengucapkan kata-kata manis secara blak-blakan, ah mungkin Lee Jeno terkesan tidak peduli. Ia mengedikkan bahu dan memberi isyarat kepada Jaemin untuk menyusul keatas.
"Aku buat minum duluan ya."
Jeno mengganguk dengan cepat dan kembali masuk ke dalam kamar tidurnya. Sepeninggalan Jeno, pria tinggi itu mulai melancarkan aksinya secara diam-diam. Ia membuka tas besarnya dan mengeluarkan sebuah cairan yang sebelumnya ia buat di rumah. Tangannya terampil mengambil sebuah gelas dan menuangkan teh dingin yang ia ambil dari kulkas.
"Lihat saja apa yang aku lakukan setelah ini, Lee Jeno."
Tawanya bergema hingga orang yang melihatnya merasa ngeri, begitulah ekspresinya kini. Setelah menuangkan cairan dan mengaduknya menjadi satu. Na Jaemin bergegas menyusul ke kamar lantai atas yang dimana Lee Jeno sedang beristirahat. Langkah kakinya membawa masuk ke dalam kamar berukuran besar, matanya bergulir menatap gundukan yang kini terlihat lucu dimatanya.
"Lee, bangun! Aku membawakan ini untukmu."
Ucapnya dengan lantang, Jeno berjengit kaget lantas menyembulkan kepalanya dari dalam selimut.
"Aish, Na. Bawa saja kesini. Aku sedang malas beranjak."
Katanya dengan nada perintah,
Jaemin menggangguk dengan cepat. Mendekatkan diri ke Jeno yang kini terlihat mendudukkan diri di tepi ranjang. Lantas ia mengambil tempat kosong di samping Jeno, tangannya terulur menawarkan cangkir teh yang kini terlihat menggiurkan di mata Lee Jeno.
"Ya Tuhan, aku rindu dengan minuman ini. Terimakasih banyak, Na!"
Katanya dengan semangat, tidak lupa ia memberi senyuman khasnya. Membuat Jaemin tersenyum kecil sembari mengelus rambut Jeno dengan lembut.
"Dihabiskan ya, Jeno."
Jeno mengganguk dan meneguk minuman tersebut sampai tandas. Ia menoleh kesamping dan tersenyum dengan lucu. Lantas menaruh cangkir tersebut dan kembali merebahkan diri diatas kasur. Jemarinya tiba-tiba bertautan dengan gelisah, menatap Jaemin yang kini membelakanginya.
"Na, aku ingin mengatakan sesu— ARGH!"
Jaemin yang mendengar teriakan tersebut, lantar menoleh ke belakang dan tersentak kaget saat melihat Jeno menatapnya dengan sayu.
"Hey, you okey?"
Jeno menggeleng dengan kuat, tangannya membuka bajunya secara paksa. Hingga kini terlihat putingnya mencuat dengan kuat, obatnya bereaksi, batin Jaemin dalam hati. Jeno bergerak gelisah, rambut yang awalnya pendek kini mulai memanjang hingga sebahu. Jakun yang terlihat menonjol kini berangsur-angsur menghilang.
"NA! Aaah~ ini apa."
Kedua tangannya melambai keatas, Lee Jeno melebarkan pahanya dihadapan Jaemin. Puting yang mencuat tadi, kini berubah menjadi bongkahan kenyal. Mengundang siulan menggoda khas Jaemin.
"A-aku tidak tahu, No. Coba nafas pelan-pelan."
Perintahnya dengan lembut, Jeno menggeleng dan mengeluarkan air mata dengan deras. Sebegitu sakitnya rasa yang ia derita sekarang. Lagi lagi Jeno berteriak, otot yang berada di perutnya tergantikan oleh perut ramping khas wanita. Paha yang kurus kini tergantikan oleh paha besar khas wanita.
"Mmh aah badanku panaash."
Desahnya menggoda, Jeno tidak sadar kini penisnya menghilang dan tergantikan oleh lubang hangat dengan cairan basah. Bola matanya perlahan berubah menjadi pink, menatap Jaemin dengan pandangan menggoda.
"Nanaah~"
Panggilnya mendayu, setelah melalui proses 'berubah' Jeno kini duduk diatas paha Jaemin, menggesek lubang hangatnya di atas bulgenya dengan sensual.
"Daddy, lihat lubangku!"
Pekiknya sambil menunjuk lubangnya yang kini basah kuyup, padahal Jaemin sama sekali tidak menyentuhnya.
"S-sayang, for the real is that you?"
Tanyanya dengan nada ragu, Jaemin mengelus pipi chubby milik Jeno. Dulu pipi ini sangat keras dan terlihat tegas, tapi sekarang pipi ini terlihat pas di genggaman nya. Jeno mengerucutkan bibirnya, lengan putihnya melingkar apik di leher Jaemin.
"Kau tidak mau menyentuhku sama sekali ya?"
Jeno bertanya dengan air wajah sedih, tangannya mengelus rambut Jaemin dengan lembut. Kepalanya ia usalkan fi leher Jaemin, lubangnya tak henti hentinya mengeluarkan cairan. Jeno senang ketika lubangnya mengeluarkan caira seperti ini. Ia terkikik gemas, tidak lupa pantatnya masih bergerak dengan kasar diatas bulge si pemuda tinggi tersebut.
"Tidak, aku mau memberimu nama. Anna sounds good, kan?"
Kata Jaemin dengan lembut, ia mulai menurunkan Jeno dari atas pahanya. Menidurkan sang wanita di kasur besarnya, mengecup bibirnya yang sekilas terlihat menggoda dan sedikit tebal.
"Anna? Aku suka! Tapi aku lebih suka jika kau memainkan lubangku~"
Jaemin menggeleng menjawab pernyataan tersebut, dirinya ingin melihat sejauh apa kekuatan obat ini bertahan. Apakah pagi esok Jeno akan kembali menjadi pria sepertinya? Who knows.
TBC OR END?
Tolong beri vote dan semangat agar aku bisa update selalu ya, tolong jatuhkan saran kalian, agar aku bersemangat dan bisa memperbaiki kemampuanku untuk menulis. Terimakasih. ❤