TATAP YANG KAU TITIP

By Encep_Muhammad87

58 15 0

Ikuti perjalanan hidup Rere yang penuh dengan kisah luar biasa yang akan membuat emosi kamu campur aduk. Mari... More

JANJI PERSAHABATAN
MENUNGGU SENJA
MENINGGALKAN YANG MENINGGALKAN
CINTA TERLARANG
MENYINGKAP MASA LALU MAMA
TUHAN, MENGAPA DIA KEMBALI?
MASA LALU YANG KU MAAFKAN
RAHASIA KAK AZMI
KEMBALI UTUH
TATAP YANG KAU TITIP

KEPERGIAN YANG TERGANTIKAN

3 1 0
By Encep_Muhammad87

Hari berganti akhirnya waktu pemberangkatan ke Bandung pun tiba, aku benar-benar sudah membulatkan tekad untuk meninggalkan kota ini dan mencoba untuk melupakan semua tentang Rangga untuk memulai hal baru di sana. Aku sudah merapikan seluruh bawaanku semua yang kuperlukan kubawa pada koperku, kecuali beberapa foto bersama Rangga yang masih menempel di dinding kamarku, sengaja aku meninggalkannya agar di sana aku tidak terus terpaku dengan kenangan Rangga.

Sebelum berangkat ke Bandung Aku mengunjungi kebun teh di bukit untuk terakhir kalinya, berat rasanya meninggalkan kota ini namun aku akan lebih tersiksa jika terus bertahan disini. Kulihat beberapa kenangan di kebun teh itu, tempat duduk kayu yang biasa aku gunakan duduk bersama Rangga, pohon manggis yang menjadi tempat berteduh kami berdua ketika berada di kebun teh ini, aku mengingat semua kenangan bersama Rangga, terlebih saat kulihat ukiran inisial R&R pada pohon manggis itu. Entahlah, saat melihat ukiran itu tiba-tiba dadaku terasa sesak, Rangga kembali mengisi seluruh pikiranku, mataku berkaca-kaca dan tak terasa pipiku basah. Aku memegang ukiran itu yang membuat tangisanku semakin menjadi. Dalam hatiku berkata "Rangga terima kasih untuk segalanya, untuk setiap warna yang menjadi kenangan kita selama ini. Terima kasih atas semua kebaikanmu untuk tahun-tahun di sini, kau memberikan 3 tahun terakhir ini jauh lebih indah, yang membuat jiwaku benar-benar mengakar di kota ini. Hanya saja caramu mengakhiri segalanya benar-benar membuat aku hancur, kini aku tak tahu kau dimana. Mungkin akan ada banyak sekali orang yang akan menggantikan posisiku di hatimu, entahlah yang pasti posisimu di hatiku masih tetap istimewa. Rangga selamat tinggal, jika kau meninggalkan aku di kota ini, maka aku pun akan meninggalkan kota ini dan juga kenangan mu" tangisku terus saja semakin menjadi, aku benar-benar telah larut dalam kenangan bersama Rangga. Aku mencoba untuk mengakhiri semua ini dan bergegas kembali pulang ke rumah untuk bersiap-siap berangkat ke Bandung.

Setelah itu aku bergegas pulang ke rumah dan benar saja di rumah mama telah bersiap-siap untuk pemberangkatan, semua barang bawaan sudah berada di depan rumah dan kami siap untuk berangkat. Kami menggunakan kereta api untuk pergi ke Bandung. Barang bawaan kami yang begitu banyak tak dapat kami bawa sekaligus, kami hanya membawa barang-barang yang penting dulu yang sekiranya akan kami gunakan sehari-hari. Untuk barang-barang selebihnya rencananya kami akan membawanya dalam berapa tahap. Hari berikutnya mama mungkin akan dibantu oleh Om Rendy kembali ke Bogor untuk mengambil sisa barang-barang yang masih tertinggal.

Sesampainya di Bandung Kami disambut dengan hangat oleh keluarga kami, terutama nenek yang sangat merindukanku karena memang aku dan mama jarang sekali mengunjungi mereka. Nenek memelukku dan menanyakan kabarku "Rere cucu nenek, kamu sudah besar ya, terakhir kali nenek melihatmu ketika kamu duduk di kelas 4 SD, sekarang kamu sudah mau masuk ke sekolah menengah atas sungguh waktu ini tidak terasa, bagaimana kabarmu sayang?" Tanya nenek kepadaku. "Ya Nek sekarang Rere sudah besar dan mulai sekarang Rere akan tinggal bersama nenek dan melanjutkan sekolah SMA di sini, Alhamdulillah kabar Rere baik, bagaimana dengan nenek?" Aku menjawab sekaligus menanyakan kembali kabar nenek. "Alhamdulillah kami semua disini baik, senang rasanya nenek bisa tinggal bersama cucu nenek yang satu ini" ucap nenek kepadaku.

Setelah itu akupun diperlihatkan kamar yang akan aku tempati, rumah nenek memang tidak begitu megah tapi untuk ukurannya sangat luas, maklum kalau desain rumah zaman dulu memang seperti itu, ukurannya memang luas karena dirancang untuk keluarga besar yang memiliki anak dan cucu yang banyak. Hanya saja sekarang anak-anak nenek sudah tidak tinggal lagi di rumah ini, mereka semuanya sudah menikah dan mempunyai tempat tinggalnya masing-masing. Jadi pantas saja kalau rumah ini banyak memiliki kamar yang dikosongkan. Kecuali anak terakhir nenek yaitu om Rendy yang masih tinggal di sini bersama istrinya dan 1 orang anaknya yang masih duduk di kelas 3 SD.

Malam hari aku, mama, nenek, Om Rendy dan juga semuanya melakukan makan malam, dalam makan malam itu om Rendy bertanya padaku, "Re, jadi rencananya kamu mau melanjutkan sekolah di mana, sudah ada pilihan kah?" Tanya om Rendy padaku. "Belum om, aku belum tahu harus melanjutkan sekolah di mana soalnya kan aku belum begitu mengenal dengan sekolah-sekolah yang ada di Bandung" jawab ku pada Om Rendy. "Ya sudah kalau seperti itu bagaimana kalau om yang pilihkan?" Pinta Om Rendy padaku. "Boleh Om, kira-kira di mana?" Jawabku pada Om Rendi. Om Rendi sangat baik, dia ramah padaku. Benar kata Mama ternyata adik Mama ini orangnya sangat baik sekali. Hanya saja kenapa sedari dulu Mama lebih memilih tinggal sendiri di kota Bogor ketimbang tinggal di Bandung bersama keluarga nya yang sangat baik. Sampai saat ini aku tidak tahu alasannya karena memang sedari aku bayi aku sudah tinggal di Bogor, jadi aku tidak tahu mengapa alasan Mama sampai tinggal di Bogor jauh dari keluarganya.

Akhirnya tiba pulalah untuk aku mendaftar di sekolah menengah atas, Aku diantar oleh om ku karena memang beliaulah yang memilihkan sekolah untukku. Dia bilang ini adalah tempat sekolahnya dulu. Sekolahnya bagus dan tercatat memiliki banyak sekali prestasi. Aku mendaftarkan diri di SMA Negeri 1 Bandung. Proses pendaftaran berjalan dengan lancar, panitia penerimaan siswa baru memberitahukan bahwa seminggu dari sekarang siswa baru diharuskan untuk masuk dan berkumpul untuk persiapan melaksanakan masa orientasi. Aku melihat-lihat sekolah ini sepertinya seru dan asyik, banyak sekali aktivitas di sana, anak-anak di sana sungguh disibukkan dengan kegiatan sekolah bahkan pada saat libur seperti ini mereka tetap masuk untuk berlatih ekstrakurikuler dan melaksanakan kegiatan lainnya diluar waktu jam belajar.

Seminggu berlalu, akhirnya waktu sekolah pertama aku tiba. Aku mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah. Setibanya di sekolah aku disambut dengan anak-anak baru lainnya mereka semua baik ramah padaku, aku mendapatkan satu kenalan teman baru, namanya Chika, dia orangnya cantik dan juga ceria. "Hai kamu siswa baru juga? Kenalin namaku Chika. Aku juga siswa baru di sini." Sapanya dengan hangat padaku. Aku pun menjawab "Hai juga, namaku Rere. Ya aku siswa baru di sini". Dia mengajakku untuk masuk ke ruang pertemuan siswa baru. Akhirnya kami berdua bergegas untuk masuk ke ruang pertemuan itu dan disana ada beberapa siswa lain yang sudah menunggu, juga ada beberapa panitia dari OSIS yang mengatur kami dalam pertemuan ini.

"Semuanya masuk kelas dan duduk dengan rapi mohon untuk tidak berisik selama kakak kelas kalian berbicara di depan" salah seorang panitia dari kakak kelas yaitu kelas 11 menyahut kepada seluruh siswa. Aku bertanya kepada Chika "Chika apa kamu tahu itu siapa?" Tanyaku pada Chika. "Oh itu kak Azmi, nama lengkapnya Azmi Hermawan putra, dia ketua OSIS di sekolah ini. Dan dia juga adalah siswa favorit dan siswa paling pintar di sekolah ini" jelas Chika kepadaku. "Oh namanya Azmi" gumam ku, "kenapa Re apa kamu suka sama kak Azmi?" Tanya Chika, kepadaku. "Apaan sih kamu jangan bodoh, kita hanya siswa baru sudah jangan berisik nanti kita dimarahin kakak kelas loh" jawabku pada Chika.
Selang beberapa hari akhirnya kegiatan orientasi siswa baru selesai dilaksanakan dan aku sudah menjadi siswa baru di sana, beruntungnya aku bisa satu kelas dengan Chika, dia adalah teman pertama aku disini. Kami juga duduk satu bangku di kelas. Chika orangnya baik dan juga seru, dia memang tidak termasuk anak yang pintar tapi dia sangat aktif dalam kegiatan. Kami selalu pulang sekolah bareng, dalam perjalanan pulang Chika bertanya padaku "Re, sekarang kamu jujur, kamu beneran suka ya sama kak Azmi?" tanya nya dengan jahil padaku, "Dih apaan sih kamu Chik, tiba-tiba nanya seperti itu" jawab ku pada Chika. "Enggak, aku hanya penasaran saja, soalnya aku lihat-lihat tatapan kamu ke kak Azmi beda banget kayak ada ledakan-ledakan cintanya gitu" ujar Chika padaku sambil tertawa jahil. "Apaan sih kamu Chika, enggak ah aku biasa aja sama kak Azmi. Itu hanya perasaan kamu aja kali, kenapa sih kamu nanya-nanya seperti itu. Atau jangan-jangan malah kamu ya yang suka sama kak Azmi" tanyaku balik kepada Chika. "Hehehe, jelas lah Re, aku memang udah lama suka sama kak Azmi ketika aku masih duduk di kelas 8 SMP ketika kak Azmi masih kakak kelasku di SMP dulu" ucap Chika kepadaku. "Oh jadi kamu penggemar beratnya kak Azmi ya? Pantas saja kamu melanjutkan sekolah ke sini ternyata kamu hanya mengejar kak Azmi." Ledek ku balik pada Chika. "Eh jangan sembarangan ya kamu bicara, yang pertama aku memang benar suka sama kak Azmi tapi yang kedua salah, aku melanjutkan ke sini karena memang aku menginginkannya bukan karena ingin mengejar ke Azmi. Lagipula bukan hanya aku kok yang tergila-gila sama kak Azmi, banyak sekali anak-anak siswi di luar sana yang juga ikut tergila-gila dengan kak Azmi, bagaimana tidak selain dia tampan, pintar dan dia juga atlet taekwondo plus siswa favorit di sekolah ini, gadis mana sih yang tidak akan klepek-klepek sama kak Azmi" jelas Chika padaku. Aku pun akhirnya tahu Azmi itu seperti apa dia mempunyai banyak penggemar, jadi sepertinya aku harus sedikit tahu diri dengan posisiku.

Keesokan harinya di sekolah ketika di kantin aku tidak sengaja tersandung hingga membuat air bakso yang akan aku makan tumpah tepat di bahu kakak kelasku, namanya Desi. Aku sangat kaget dan juga takut, Chika bilang Desi adalah anak yang temperamental, dia mempunyai geng di sekolah ini yang cukup ditakuti, dan bodohnya aku kenapa harus menumpahkan air bakso ke bajunya. Dengan wajah memerah dan penuh amarah akhirnya kak Desi memarahiku. "Heh apa-apaan ini? beraninya kamu menumpahkan air bakso ke bajuku lihat jadi kotor kan!" Murkanya kepadaku. Dengan penuh rasa takut aku menjawab "Ma.. maaf ka, aku benar-benar tidak sengaja", "Enak saja kamu minta maaf, kamu harus mendapatkan apa yang kamu lakukan kepada saya" ucap kak Desi kepadaku. Lalu dia mengambil mangkuk bakso yang ada di mejanya dan berniat untuk menyiramkan nya padaku. Tapi entah datang darimana tiba-tiba kak Azmi muncul dan memegang tangan kak Desi hingga air baksonya tidak mengenai ku. "Heh Des, kamu tidak seharusnya melakukan ini, dia masih anak baru, buat dia nyaman di sekolah ini, lagi pula dia tidak sengaja kan melakukan itu padamu? Dan dia sudah meminta maaf apa susahnya untuk memaafkannya." Ucap kak Azmi kepada kak Desi. "Kalau bukan karena kamu ketua OSIS disini saya tidak akan mendengarkan apa yang kamu ucapkan Azmi. Saya menghormati kamu sebagai ketua OSIS." Ucap kak Desi kepada kak Azmi. Lalu kak Desi pergi dari kantin dan sebelumnya dia berkata kepadaku "Heh anak baru, urusan kita belum selesai" ucapnya padaku. Aku sangat ketakutan ketika itu, tapi tiba-tiba kak Azmi berkata "Sudah jangan hiraukan, dia tidak akan melakukan apa-apa padamu". "Baik kak terima kasih sudah menolongku" ucapku pada kak Azmi. "Oh iya ngomong-ngomong kenalin nama saya Azmi" Kak Azmi mengajakku berkenalan sambil mengulurkan tangannya. Akupun membalas jabatannya dan berkata "Nama saya Rere, senang bisa kenal dengan kak Azmi".

Sepulang sekolah aku berniat untuk pulang bareng dengan Chika, tapi hari ini Chika meminta izin kepadaku karena tidak bisa pulang bareng, dia tidak bisa pulang bersama dikarenakan dia harus pergi kerumah bibinya untuk menjemput adiknya yang menginap di sana, dan jalannya berbeda arah jadi kita berdua tidak pulang bareng hari ini. Dan akhirnya aku pun pulang sendiri. Diperjalanan tidak kusangka kak Desi bersama pacar dan teman-teman gengnya mencegatku, sepertinya dia tidak puas dengan kejadian tadi di kantin dan berniat untuk menuntut balas padaku. Ketika itu aku benar-benar takut dan aku bingung harus berbuat apa. Dan akhirnya aku berniat untuk melarikan diri. Setelah itu aku lari sekuat tenaga untuk menjauhkan diriku dari mereka. Tapi sayang, betapa sialnya aku, mereka semua mengejarku.

Dengan sangat ketakutan Aku pun berlari, aku menemukan jalan buntu tepat di bawah jembatan dan aku tidak menemukan jalan lain, ketika itu aku benar-benar takut dan tak tahu harus berbuat apa. Mereka mendekatiku dan kak Desi berkata padaku "Heh anak baru, aku dengar nama kamu Rere. Dan sekarang kamu akan mendapatkan yang seharusnya kamu dapatkan tadi di kantin. Aku tidak berbuat apa-apa karena tadi ada Azmi yang menghalangiku, urusannya bisa berabe jika sudah masuk ranah OSIS, tapi sekarang aku bebas, aku akan menuntut balas kepadamu. Akan aku buat kotor seluruh tubuhmu." Kemudian kak Desi menyahut teman-temannya "Hai teman-teman pegang tangannya kita masukan dia ke air comberan yang kotor dan bau yang ada di got itu" ucap kak Desi kepada teman-temannya. Kemudian teman-teman satu geng kak Desi memegang tanganku dan berniat untuk mengotori seluruh tubuhku dengan air comberan. "Maafkan aku kak, tolong jangan lakukan ini padaku aku tadi bener-bener tidak sengaja" rengekku meminta maaf pada kak Desi. Tapi sayang dia tidak mendengarnya "aku tidak menerima maaf dengan mudah kecuali apa yang kau lakukan padaku sudah aku balaskan, semuanya harus dibalas setimpal" ucap kak Desi padaku.

Lalu semua teman-temannya memegang tanganku dan Desi berniat untuk memasukkan aku ke gorong-gorong pinggir jalan yang penuh dengan air kotor dan sampah, aku pun berteriak dan menangis "Tolong! Tolong! seseorang tolong aku!" Ketika sedikit lagi Aku didorong ke gorong-gorong pinggir jalan, tiba-tiba kak Azmi datang, dia menolongku untuk kedua kalinya, tanganku ditariknya dan kak Azmi sempat terlibat dalam perkelahian dengan pacar kak Desi, tapi syukur ke Azmi adalah atlet taekwondo bela dirinya sungguh luar biasa dengan mudah kak Azmi dapat mengalahkan pacarnya kak Desi.

Akhirnya mereka semua kabur dan berlari. Dan untuk keduakalinya aku diselamatkan oleh Kak Azmi. "Terima kasih kak, Kaka telah menolong aku lagi!" Ucapku untuk berterima kasih kepada kak Azmi. "Sama-sama, tadi tidak sengaja aku pulang lewat sini dan melihat anak-anak itu telah melakukan kejahatan padamu, dengan secepat mungkin aku datang ke sini dan alhamdulillah diberikan kesempatan untuk menolong kamu lagi" ucap kak Azmi padaku. Lalu kak Azmi bertanya padaku "Ngomong-ngomong rumah kamu di mana? Kenapa pulang sendiri?" Aku menjawab kak Azmi "Rumahku ada di ujung jalan ini kebetulan teman yang selalu pulang bareng denganku tidak bisa pulang bersama dikarenakan ada halangan jadi aku pulang sendiri" jelasku pada kak Azmi. "Ya sudah, apa kamu bersedia aku antarkan pulang?" Pinta kak Azmi padaku. "Apa itu tidak akan merepotkan kakak?" ucapku padanya. "Tidak, sama sekali tidak. Malah aku senang membantumu" ujarnya pada ku. "Baiklah kak jika memang itu tidak merepotkanmu aku mau di antar pulang" ucapku menyetujui permintaan kak Azmi. Akhirnya Aku diantar pulang oleh kak Azmi dengan motornya, tak berselang lama aku pun sampai di rumah. "Terima kasih ya kak, kak Azmi sudah mengantarku pulang dan sudah menolongku dua kali hari ini dari kak Desi" ucapku pada kak Azmi. "Baik Rere tidak masalah. Aku senang kok melakukannya"

Sejak saat itu aku dan kak Azmi mulai dekat dan akrab, aku juga sering diantar pulang dengan alasan kak Azmi takut bilamana kak Desi dan gengnya masih menuntut balas dendam padaku. Aku merasa dilindungi oleh kak Azmi dan itu mengingatkan aku pada orang yang pernah melindungiku juga dulu. Tapi aku tidak mau membahas lagi masa lalu, yang pasti sekarang kepergian itu telah tergantikan, sosok Rangga kini bagiku telah pudar, tergantikan oleh sosok lain bernama Azmi. Terima kasih Tuhan kau telah mengirim kak Azmi menjadi pengganti Rangga. Meski luka kepergian Rangga tidak langsung begitu saja memudar di hatiku, tapi setidaknya kini sosok Rangga telah tergantikan oleh kak Azmi.

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 49.8K 56
Mendengar rumor yang mengatakan bahwa Renggala adalah lelaki jahat the real of monster dunia nyata, Renjana benar-benar membayangkan lelaki itu seper...
10.2M 417K 66
On Going (Segera terbit) Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di ke...
608K 33.6K 54
~Warning!~ •Sebelum membaca, FOLLOW akun author lebih dulu! •DILARANG PLAGIAT!! •Mengandung beberapa kata-kata kasar dan adegan kekerasan⚠️ •Harap bi...
271K 836 16
⛔21+⛔ ⛔FOLLOW SEBELUM BACAA⛔ ⛔JANGAN PELITT VOTE⛔