Jung Eunha, gadis cantik itu sudah cukup lama duduk di depan Jungkook. Namun tak sedikitpun Jungkook meliriknya. Ia hanya bisa memperhatikan Jungkook yang terus berkutat dengan lembar kertas kerjanya.Mungkin ini waktu yang salah untuknya.
Eunha berniat ingin menemani Jungkook dan merayakan ulang tahun Jungkook bersama-sama. Namun yang terjadi adalah, Jungkook lebih peduli dengan pekerjaannya dan sama sekali tidak memperhatikannya.
“Oppa..”
“…”
“OPPA!”
“…”
“Oppa, apa kau tidak melihatku disini sejak tadi?” Eunhae mulai merasa kesal.
Berada 1 setengah jam diruangan yang sama namun sama sekali tidak mendapat respon apapun dari Jungkook, sudah cukup membuat Eunha gerah dan ingin marah. Namun dia tidak akan melakukan itu pada Jungkook.
Karena Eunha adalah 1 dari banyak gadis yang sangat menyukai Jungkook, dan dia adalah gadis yang paling beruntung karena menjadi kekasih Jungkook. Meskipun sebenarnya akhir akhir ini Jungkook sering menghabiskan waktu untuk mengencani gadis-gadis hanya untuk bersenang-senang. Namun hanya dialah yang diketahui publik sebagai kekasih dari Jungkook. Dan itu sudah cukup menyenangkan untuknya. Tentu ia akan sangat menjaga hubungannya dengan Jungkook.
Jungkook mendongak setelah ia benar-benar mendengar suara Eunha yang mulai mengeras.
“Ah…maaf, apa kau sudah lama disini?”
Eunha tersenyum getir, jadi selama 1 setengah jam ini Jungkook benar-benar tidak tahu bahwa Eunha ada dalam satu ruangan dengannya?
“Apa kau benar-benar sibuk?”
Suara itu sedikit bergetar, entahlah… Eunha ingin menangis saat itu juga. Yang ada di otaknya saat ini adalah Jungkook lupa bahwa hari ini adalah ulang tahunnya.
“Ah..iya, kenapa kau datang ke sini? Apa ada masalah?”
“Tidak ada…” Eunha menunduk, ia menahan kalimat yang akan ia ucapkan.
Jungkook benar-benar lupa dengan hari ulang tahunnya sendiri. Apa yang harus Eunha lakukan jika seperti ini?
“Apa malam ini oppa sibuk? “
Jungkook melihat jam di tangannya. Ia terlihat berfikir sejenak.
“Entahlah…mungkin aku akan lebih lama di kantor. Ada apa?”
“Jika oppa tidak sibuk, hubungi aku malam ini, aku akan menemui mu.”
Jungkook terdiam, lalu tersenyum simpul. Ia mengangguk sebagai tanda persetujuannya. Dan senyum pun mengembang di wajah Eunha.
“Aku harus pergi, selamat bekerja Oppa, jaga kesehatanmu, Fighting!” Eunha berkata penuh semangat, dan mendapat anggukan dari Jungkook.
Eunha lalu mendekati Jungkook dan mencium singkat pipi Jungkook. Setelah itu ia keluar dari ruangan itu.
Jungkook hanya terdiam, setelah Eunha pergi dari ruangannya. Ia hanya bisa terdiam. Ia tahu Eunha benar-benar menyukainya, ia juga tahu bahwa sudah lama Eunha mengejar cintanya. Ia tahu Eunha juga mengabaikan segala hal yang dia ketahui tentang hubungan persahabatanya dengan Dahyun.
Jungkook juga tahu, Eunha sadar bagaimana perasaan Jungkook pada Dahyun, namun Eunha tetap mengabaikannya. Eunha tetap menginginkan Jungkook, sampai pada akhirnya Jungkook benar-benar bersamanya.
Saat ini Jungkook tidak bisa menjamin ia tidak lagi menyakiti orang lain, entah jika ia bersama Dahyun, atau ia sama sekali tidak bisa bersama Dahyun. Salah satunya adalah Eunha.
______________________________________
Dahyun terdiam, dan menghentikan langkahnya menuju gerbang kampus, ia tidak mengenal sosok yang saat ini berjalan kearahnya. Namun ia yakin sosok anggun itu menghampirinya dan akan mengatakan sesuatu padanya. Firasatnya menjadi tidak karuan. Dia jadi teringat ucapan Jungkook pagi itu.
“Kim Dahyun?”
Sosok anggun itu benar-benar menghampirinya seperti firasatnya.
Dahyun tak menjawab, namun ia membungkukkan setengah badannya sebagai tanda hormatnya untuk seseorang yang lebih tua dibandingnya.
“Jadi benar, kau yang bernama Dahyun?”
“Iya..” Dahyun kembali membungkuk.
“Jadi kau sahabat putraku? Jeon Jungkook!”
DEG!
Dahyun membuka matanya lebar, bukan berarti ia terkejut karena beliau adalah Ibu dari Jungkook, yang membuat ia terkejut karena Nyonya Jeon tahu siapa dirinya.
Dan Dahyun terkejut bahwa hari ini telah tiba, saat ia bertemu dengan keluarga Jungkook dan setelah itu ia tidak bisa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Iya..” Dahyun menjawabnya ragu.
“Sekarang kau tahu siapa saya kan, Kim Dahyun.”
Dengan ragu Dahyun mendongak, ia menatap sosok yang selama ini tidak pernah ingin ia temui itu.
Kini Dahyun bisa melihat senyum dari Nyonya Jeon, terlihat keangkuhan dalam senyumnya itu. dan itulah yang membuat Dahyun membenci hal-hal seperti ini.
Bertemu dengan orang-orang kaya seperti keluarga Jungkook, sangat Dahyun hindari. Karena setelah mereka tahu siapa Dahyun, mereka akan meremehkannya.
“Apa perlu anda Nyonya?”
Nyonya Jeon tersenyum, Dahyun sudah berani menatap dan bertanya padanya. Bahkan Nyonya Jeon tidak melihat rasa takut dari Dahyun seperti yang ia prediksikan.
“Aku hanya ingin bertemu dengan gadis yang dicintai oleh putraku selama ini.”
Dahyun kembali tersentak, dan Nyonya Jeon masih dengan senyum yang terlihat angkuh itu.
'Dia tahu? Dia pasti tahu semuanya?'
Dahyun terdiam, itu artinya Nyonya Jeon sudah tahu semuanya. Bahkan mungkin Nyonya Jeon sudah mencuri start untuk menyelidiki seperti apa kehidupannya dan siapa dirinya.
“Kau tidak tahu putraku mencintaimu? Apa kau pura-pura tidak tahu selama ini?”
'OH KOOKIE… aku berharap kau disini dan menjelaskan semuanya.'
Pertanyaan itupun tidak mampu Dahyun jawab. Ia hanya terdiam dan membalas tatapan tajam Nyonya Jeon padanya.
Tidak mungkin Dahyun tidak tahu bagaimana perasaan Jungkook padanya. Bahkan selama ini ia menahan dan terus berpura-pura tidak tahu. Sejak dari dulu, ia sudah merasakan perasaan cinta Jungkook pada dirinya. Namun bodohnya ia tetap bersikukuh pada perasaannya untuk Jimin yang berakhir menyakitinya.
Sejak saat itu Dahyun yakin, cinta Jungkook padanya juga akan berakhir sama seperti Jimin, jika Jungkook tetap mempertahankannya.
Dahyun lebih memilih tidak tahu apa-apa dan tidak menjawab perasaan Jungkook dari pada ia kehilangan Jungkook. Seperti ia kehilangan sosok Jimin.
“Kau tidak mampu menjawab? Apa kau takut?”
“Tidak Nyonya, aku rasa anda salah.”
“Apa yang salah dengan ucapanku? “
“Putra anda dan saya hanya bersahabat, dan saat ini putra anda sudah mempunyai kekasih, apa itu mungkin dia mencintai saya?”
“Siapa yang tahu? Kau hanya berpura-pura tidak tahu Jungkook mencintaimu dan memanfaatkannya untuk kepentingan dirimu sendiri? Apa itu tidak mungkin?”
Dahyun tersenyum, ia tahu pembicaraannya akan seperti ini pada akhirnya.
'Tidak apa apa Dahyun, kau sudah biasa menghadapi ini.'
Dahyun mengambil nafas dalam, lalu dengan tegas ia mengatakan pada Nyeonya Jeon.
“Seperti itulah anggapan banyak orang Nyonya, … Namun apa mereka perduli jika saya tulus atau tidak pada Putra anda? “
“Aku harap kau bisa sadar diri, dan tahu batasanmu dengan putraku, dia adalah penerus perusahaan besar di negara ini. Akan sangat lucu jika ia menyerahkan semuanya demi gadis sepertimu!”
Nyonya Jeon kemudian menyentuh lembut puncak kepala Dahyun.
“Kau pasti tahu maksud dari kalimat ku ini gadis cantik, kau cukup pintar untuk memahaminya.”
Nyonya Jeon lalu beranjak setelah menyentuh puncak kepala Dahyun. Baginya, ini peringatan pertama untuk Dahyun.
Dahyun menatap tajam Nyonya Jeon. Jika bisa meminta saat itu juga, ia ingin tidak bertemu dengan hari ini. Tidak dipungkiri hatinya kembali sakit dan terpukul.
Menurut Dahyun tidak ada yang salah dengan keadaannya. Hanya waktu dan tempat saja yang salah meletakkannya. Sehingga ia bertemu dengan saat-saat seperti ini dalam hidupnya.
“Saya mengerti Nyonya.” Jawab Dahyun tegas.
Nyonya Jeon menghentikan langkahnya, ia menatap gadis itu lagi.
“Dari awal, pertemuan kami tidak terencana dan segala sesuatu yang akan terjadi nanti juga tidak akan sesuai rencana.”
Dahyun mengakhirinya dengan membungkuk dan memberi hormat pada Nyonya Jeon, sebelum ia yang beranjak pergi dari tempat itu.
.
.
.
.
.
.
TBC!!
See you next up!!