Halo? Masih ada yang baca kah? Kalau masih ada, selamat membaca! Semoga suka <3.
Jangan lupa tekan bintang dan komen sebanyak - banyaknya(♥ω♥*).
~~~
Arvind masuk ke dalam rumah. Mengedarkan pandangan menatap sekeliling, mencari keberadaan Keyla. Arvind tersenyum kecil. Melihat keberadaan Keyla di ruang keluarga yang tertidur di atas karpet bulu dengan posisi tengkurap, sementara televisi di biarkan menyala.
Arvind perlahan berjalan ke arah Keyla. Menggeleng kepala tidak habis pikir, Keyla masih memakai baju sekolah. Apakah istrinya begitu kelelahan?
Arvind menepuk - nepuk pipi Keyla, berharap gadis itu bangun. Namun, sudah lebih dari lima menit. Keyla tak kunjung bangun membuat Arvind kesal sendiri. Dengan sedikit rasa gemas, Arvind menarik kedua pipi Keyla kuat, membuat gadis itu terbangun dan langsung mengusap - usap kedua pipinya yang memerah.
Baru saja Keyla ingin memarahi sang pelaku yang seenak jidat mencubit pipi nya. Ia urungkan saat melihat tatapan datar Arvind, sedikit membuatnya menciut.
"Kenapa tidur di sini?"
"Aku nungguin Kakak," Keyla duduk sambil mengucek kedua matanya, lalu gadis itu menatap Arvind yang kembali berdiri. "Kakak habis dari mana?"
"Dari rumah, Papa."
"Kenapa ke sana? Kok engga ajak aku?" tanya Keyla sedikit nyolot.
Arvind duduk di samping Keyla "Ada urusan."
"Urusan apa?" tanya Keyla menyelidik.
Arvind tidak menjawab, pria itu malah menoleh pada Keyla. Memandang wajah gadis itu lekat. Keyla yang di tatap sedalam itu menggaruk kepala nya gugup, sedikit salah tingkah.
"Kakak kenapa natap aku seperti itu?" Keyla bertanya sambil menatap Arvind malu.
"Keyla...,"
Keyla meneguk ludahnya gugup, suara Arvind mampu membuat bulu kuduk Keyla seketika berdiri. Kenapa Arvind terus menatapnya seperti itu? Apakah ada yang salah pada wajahnya? Keyla menahan napas kala Arvind sedikit mendekatkan tubuhnya ke arah Keyla.
"K-Kakak ngapain?" tanya Keyla sedikit gugup.
Arvind semakin mencondongkan tubuhnya pada Keyla sehingga wajahnya sudah berada di depan wajah Keyla.
"Kamu---" ucap Arvind dengan suara beratnya.
Keyla kembali menahan napas kala merasakan hembusan nafas Arvind yang menerpa wajahnya.
"Aku k-kenapa?"
"Kamu bau." ucap Arvind spontan lalu memundurkan tubuhnya dan pura - pura menutup hidungnya.
Keyla melotot mendengar perkataan Arvind. Keyla mengendus-endus tubuhnya sendiri, memastikan apakah ia benar - benar bau. Namun, ia benar - benar tidak menghirup bau tidak enak pada tubuhnya. Keyla menatap Arvind tajam lalu dengan sekuat tenaga, Keyla memukul Arvind bertubi - tubi, menyalurkan kekesalan nya. Bisa - bisa nya Arvind berkata seperti itu, ini benar - benar fitnah!
Keyla tadi sempat mengira Arvind akan memuji nya atau menciumnya. Namun sepertinya, itu hanya angan - angan Keyla. Arvind tidak mungkin melakukan hal itu kepadanya.
"MANA ADA AKU BAU!" teriak Keyla tidak terima.
Masih memukul Arvind dengan kesal. Bahkan semburat merah sudah terlihat jelas di kedua pipi Keyla.
Arvind tertawa, tawa yang untuk kedua kalinya Keyla dengar. Tawa yang benar - benar membuatnya candu untuk di dengar. Arvind menahan tangan Keyla yang akan kembali memukul tubuh Arvind.
Arvind terkekeh melihat wajah cemberut Keyla. "Saya bercanda. Sekarang, kamu mandi sebelum saya benar - benar menghirup bau tidak sedap pada tubuh mu."
Keyla kembali memukul Arvind sekali, lalu bangkit sambil terus menatap suaminya tajam. Keyla berjalan menghentak - hentakkan kakinya menuju lantai atas. Arvind hari ini benar - benar menyebalkan! Entah sejak kapan suaminya itu berubah menjadi sosok pria menyebalkan.
Arvind tersenyum melihat kepergian Keyla. Sedikit geli melihat tingkah istri ajaibnya.
~~~
Arvind sedikit melirik Keyla yang kini sudah tertidur pulas di atas kasur. Lalu menatap jam yang tertempel pada dinding. Sudah pukul 22:30 malam, pantas saja Keyla sudah tertidur. Gadis itu tidak terbiasa begadang.
Arvind kembali menatap layar laptop, ingin melanjutkan pekerjaan. Namun, suara nada dering ponsel sedikit mengalihkan pandangannya. Arvind mengambil ponselnya yang ada di samping laptop. Mengerut kening ketika melihat nama seseorang yang tampak di layar sana.
Papa is calling you....
Arvind dengan cepat mengangkat panggilan sang Papa. Mendekatkan ponselnya pada telinga. Mungkin Varo ingin memberitahu berita tentang permintaannya tadi.
"Halo, Pa?"
"Besok lusa kamu sudah bisa menjadi guru." ucap Varo to the poin.
"Bukan kah itu terlalu cepat?" tanya Arvind kaget.
Arvind tidak mengira bahwa ia sudah mulai menjadi guru, besok lusa. Sejujurnya, Arvind belum menyiapkan semuanya.
"Memang kamu mau kapan?"
"Minggu depan."
"Itu terlalu lama" Varo berdecak "Nanti kalau Keyla berantem lagi gimana?"
Arvind ikut berdecak mendengar perkataan Varo. Arvind yakin Keyla tidak akan berantem lagi, gadis itu sudah berjanji kepadanya.
"Engga mungkin Keyla berantem lagi."
Varo mengangguk meskipun Arvind tidak dapat melihatnya.
"Kalau itu mungkin memang iya. Tapi, bagaimana kalau ada yang menyukai Keyla? Memang kamu ikhlas? Kamu kan sudah menyukai Keyla." Terdengar suara kekehan yang keluar dari mulut Varo.
Arvind menghela napas lelah. Varo terus saja mengatakan hal itu kepadanya. Memang sejak kapan Arvind berkata bahwa ia sudah menyukai Keyla? Arvind bahkan masih tidak mengerti terhadap perasaannya sendiri.
"Hm, iya, Pa."
"Baguslah kamu gak ngebantah. Lagi pula kamu sebagai suaminya harus jagain Keyla dari banyak nya lelaki genit di luar sana." tambah Varo semakin tertawa.
Arvind kembali berdecak. Namun, ia tetap harus berterimakasih pada Varo yang sudah membantunya.
"Thanks, Pa."
"Tidak masalah. Sebagai syaratnya kalian harus memberiku sebuah cucu."
Arvind sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya dan memandang tidak percaya pada layar hitam itu.
"Pa, Jangan bercanda!" Arvind kembali mendekatkan ponselnya pada telinga.
Di sebrang sana, tampak Varo mengerutkan keningnya. Merasa heran dengan ucapan Arvind.
"Siapa yang bercanda? Papa serius ingin memiliki cucu. Kalian cepat - cepat lah bikin, Papa sudah tid---"
Tut...
Arvind mengumpat kesal mendengar perkataan Varo. Dengan sedikit kurang ajarnya Arvind langsung saja mematikan sambungan telponnya. Tidak ingin mendengar lebih lanjut perkataan Varo. Apa - apaan Papanya ini? Menyuruhnya membuat anak. Ia bahkan masih belum mengerti terhadap perasaannya pada Keyla.
Di lain tempat namun waktu yang sama. Varo mencak - mencak di tempatnya memandang kesal pada headphone nya. Varo bahkan belum menyelesaikan ucapannya dan Arvind sudah lebih dulu mematikan sambungan telepon. Arvind benar - benar anak yang durhaka.
Tak ingin memikirkan perkataan Varo. Arvind kembali melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Setelah beberapa menit lamanya, akhirnya Arvind telah menyelesaikan pekerjaannya. Arvind menutup laptop dan kembali melirik Keyla.
Tanda sadar Arvind tersenyum. Baru saja ingin melangkah mendekati Keyla. Suara notifikasi dari ponsel nya mampu membuat Arvind menghentikan langkahnya. Arvind mengerutkan kening, siapa lagi yang menghubungi nya di saat sudah malam seperti ini?
Dengan sedikit malas, Arvind mengambil ponsel dan melihat siapa yang mengirim chat WhatsApp kepadanya. Arvind berdecak tanpa sadar. Dapat ia lihat nama Rey terpampang jelas di layar headphone nya.
Reynard
Sombong banget yang udah nikah.
Bacot. Mau apa?
Anjir sensi banget! Padahal gue lagi kangen sama lo😩
Arvind bergidik melihat balasan Rey. Umur sudah tua, tapi sifat masih kayak bocah! Arvind kembali mengetik membalas chat Rey.
Najis!
Awkwkwk. Besok gue mau ketemu sama Keyla.
Kenapa Keyla? Kalau gak punya pacar. Gak usah genit sama istri orang.
Utututu cemburu. Lo kalau mau ikut gapapa. Liat gue mesraan sama Keyla.
Sialan!
Tanpa sadar Arvind mengumpat kesal. Memaki sahabat nya di sebrang sana. Dasar bujang lapuk! Udah engga laku, genit ke istri orang pula.
Di seberang sana. Rey terbahak-bahak melihat balasan Arvind. Rey kembali mengetik membalas chat Arvind.
Reynard
Bercanda. Besok ketemu di cafe tempat biasa. Ajak Keyla juga, mau ketemu sama calon selingkuhan.
Arvind memandang datar layar ponsel yang ada pada genggamannya. Hanya melihat chat Rey tanpa ada niat membalasnya. Kalau di balas, pasti urusannya semakin panjang. Lebih baik ikutin saja ucapan Rey.
Arvind menyimpan ponsel dan berjalan ke arah kasur. Arvind berbaring menyamping di samping Keyla. Baru saja ingin memejamkan mata, Arvind tersentak kala seseorang memeluknya erat. Membuat Arvind sedikit sesak.
Arvind melepas pelukan Keyla dan menunduk melihat keadaan gadis itu. Pria itu sedikit terkejut saat melihat Keyla tidur dengan raut wajah tidak tenang, seraya memegang perutnya sendiri. Arvind bangkit dan berusaha membangunkan Keyla.
"Hey, Key! Bangun, Keyla!" Arvind mengguncang lengan Keyla, berharap gadis itu bangun.
Keyla menggeliat pelan, membuka kedua matanya perlahan. Keyla mengerjap bingung kala melihat Arvind yang memandangnya dengan sedikit khawatir? Saat Keyla ingin duduk, sengatan di perutnya mampu membuat ia kembali berbaring. Keyla meremas perutnya sendiri sembari meringis pelan.
"Kamu gapapa?" tanya Arvind, membantu Keyla duduk.
"Kak, perut aku sakit!" rintih Keyla dan melompat ke pelukan Arvind.
Arvind sedikit terkejut dengan perlakuan Keyla. Namun, ia tetap membiarkan Keyla berada pada pelukannya. Arvind mengelus lembut punggung gadis yang masih merintih di dalam dekapannya, mencoba membuat Keyla tenang.
Keyla terus memegang perutnya sesekali meremas nya pelan. Keyla mendongak menatap Arvind dengan kedua mata bulatnya.
"Kak, sepertinya aku lagi-- Aw" Keyla kembali meringis, menunduk guna meredakan rasa sakit pada perutnya.
Kening Arvind berkerut, semakin heran. Sebenarnya kenapa dengan gadis itu? Tangannya terus mengelus punggung Keyla.
"Lagi apa?"
Arvind memegang kedua bahu Keyla dan menarik dagu Keyla agar menatap dirinya. Melihat Keyla yang masih terus merintih kesakitan membuat Arvind sedikit panik. Tiba - tiba saja ucapan Varo terngiang di kepalanya. Arvind meneguk ludahnya susah payah.
"Kamu kenapa? Kamu hamil?"
Keyla melotot, tanpa sadar ia memukul dada Arvind pelan. Bisa - bisanya Arvind memikirkan hal itu.
"M-mana mungkin aku hamil. Kita aja engga pernah ngelakuin itu!" ucap Keyla spontan.
Sadar akan apa yang ia ucapkan. Keyla membekap mulut nya sendiri, merasa malu dengan ucapannya sendiri. Dapat Keyla rasakan kehangatan pada kedua pipinya.
Keyla menatap Arvind yang hanya diam memandang ke arahnya. Keyla melepas pelukannya dan berlari ke kamar mandi. Sebelum itu ia berjalan ke arah lemari dan mengambil sesuatu di sana. Rasa sakit pada perutnya sudah tidak dapat ia rasakan. Sekarang terganti dengan rasa malu yang menjalar pada tubuhnya. Ia benar - benar malu dengan ucapannya sendiri.
Arvind masih terdiam di tempat nya. Memandang kepergian Keyla yang sudah memasuki kamar mandi. Tidak ingin terlalu memperdulikan perkataan Keyla, Arvind turun dari ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi. Bersandar ke dinding sambil bersedekap dada, menunggu Keyla keluar. Arvind masih bingung dengan keadaan gadis itu.
Tak lama Keyla keluar dari kamar mandi. Keyla menatap ke arah kasur. Mengerutkan kening saat tidak menemukan keberadaan Arvind. Gadis itu belum sadar bahwa dari tadi Arvind memandangnya dari belakang.
"Jadi, kamu ini kenapa?"
Keyla sedikit kaget mendengar suara Arvind. Gadis itu berbalik melihat Arvind yang bersandar di dinding. Keyla sempat terperangah melihatnya.
Perlahan Arvind berjalan ke arah Keyla. "Hey?"
Keyla cepat - cepat tersadar dari rasa kagumnya. Keyla mendongak menatap Arvind.
"Aku lagi dapet." jawab Keyla seraya nyengir lebar.
Arvind mengerutkan kening, tidak mengerti. "Dapat apa?"
Keyla mendelik "Masa Kakak gak ngerti?"
"Memang kamu lagi dapat apa? Dapat uang?"
Keyla mendengus kesal. Gadis itu lalu berjinjit dan membisikkan Arvind. Arvind mengangguk paham, pria itu sedikit mendengus.
"Saya kira kamu kenapa - napa."
Keyla terkekeh, merasa gemas terhadap Arvind. Gadis itu semakin mendekatkan tubuhnya dengan Arvind dan memeluknya erat. Malam ini Keyla benar - benar puas memeluk Arvind.
Arvind melepas pelukan Keyla dan menatap gadis itu serius. "Jangan pernah memelukku secara tiba - tiba,"
Keyla mengerucutkan bibirnya "Kenapa? Aku kan mau peluk suami aku!"
"Kamu sudah memeluk ku tadi."
"Itu tadi."
Arvind menghela napas lelah. Pria itu menarik Keyla membawanya ke kasur.
"Tidur. Sudah tengah malam."
Keyla mengangguk. Saat melihat Arvind yang akan memeluk guling. Keyla dengan cepat melempar guling itu dan masuk ke dalam pelukan Arvind.
"Keyla!" ucap Arvind terkejut. Gadis itu selalu saja membuat dia kaget.
Keyla nyengir lebar "Kakak peluk aku aja."
Keyla menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Arvind. Memeluk suaminya erat, sangat nyaman. Arvind kembali menghela napas. Pria itu memeluk Keyla dan tertidur. Dia sudah sangat mengantuk sekarang.
~~~
Part ini mungkin membosankan:(
terimakasih udah mampir. sampai ketemu lagi di part selanjutnya. Semoga kalian sehat selalu💘.
kawal sampai end? mwhehe