Jangan lupa VOTE ya bestiee
Happy Reading♡
°
°
°
°
S
aat ini Lisa dan Jungkook sudah berada di kamar untuk beristirahat, setelah melakukan perjalan yang cukup melelahkan.
"Besok kita mau kemana dulu?" tanya Lisa yang sedang merapikan baju bawaannya dan Jungkook.
"Besok saya ada meeting."
"Makzud lo meeting itu apa? Kita disini itu buat liburan Kook!"
"Yang liburan kan kau, bukan saya," jawab Jungkook tenang dengan menatap lurus kearah laptop mahal yang ada dipangkuannya.
"Nggak mungkin juga kan gue pergi sendiri! Nanti yang ada mereka pada curiga. Otak lo dimana si!!" sebal Lisa melempar pakaian yang ada di tangannya kearah Jungkook.
Jungkook menutup laptop mahalnya, menatap kearah Lisa malas.
"Maka dari itu, selama tiga hari disini kau habisin waktu dengan Kak Jisoo lebih dulu. Dan saya akan habiskan waktu selama tiga hari itu untuk menuntaskan pekerjaan yang ada disini."
"Terserah lo deh! Orang mah kemana-kemana liburan buat nenangin pikiran biar nggak sumpek, lah ini waktu liburan masih aja sempet-sempetnya kerja."
Lisa kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tadi. "Nggak bosen lo tiap hari ngeliatin kertas-kertas itu. Gue aja bosen liatnya!" lanjut kata Lisa mengomentari.
Jungkook tak mengubris omongan Lisa tadi. Dia malah keluar dari kamar, entah mau kemana.
Selesai menata barang bawaan, Lisa merebahkan badannya diatas kasur empuk sambil memainkan handphonenya, mencari tempat-tempat yang akan ia kunjungi nantinya di Korea.
"Mmm..., enaknya kemana dulu ya?" gumam Lisa memikirkan tempat yang akan dikunjunginya.
Ditengah-tengah mencari tempat-tempat wisata, handphone Lisa berbunyi, menandakan ada yang menelepone. Nama Rose terpampang dilayar handphone Lisa.
"Pasti ini anak mau ngomel-ngomel."
Lisa menekan tombol berwarna hijau, mengangkat panggilan Rose.
"Hallo?"
"Heh lo! Enak yah lo ke Korea nggak bilang-bilang sama gue! Nggak setia kawan banget emang, lo lupa sama janji yang kita buat hah!? Kita kan udah janji buat ke-----" ucap Rose dari seberang yang dipotong oleh Lisa.
"Ck..., berisik tau nggak! Peneng nih kuping gue dengerin omelan lo yang unfaedah itu!!" sentak Lisa memotong ucapan Rose.
"Wah bener-bener lo ya! Jahat sama gue hiks..., lo gue end!!" tangis Rose mendramatis dari seberang.
Lisa memutar bola matanya malas mendengar drama murahan sahabatnya tadi. "Udah deh nggak usah drama. Lagian nih ya gue ke Korea juga dengan alasan honeymoon! Ya kali gue ngajak lo."
"Cih gaya lo honeymoon. Gue yakin sih kalian disana nggak ngapa-ngapain. Gimana mau ngapa-ngapain orang kerjaannya tiap ketemu ribut mulu."
"Ya lagian siapa sih yang mau ngapa-ngapain sama orang kaya dia."
Lisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Memikirkannya saja membuat dirinya ngeri sendiri. "Jangan sampe deh!"
"Gue doain lo sama Jungkook bener-bener itu. Terus kebobolan..., terus gue jadi aunty deh," ucap Rose yang sudah mulai melantur.
"Heh omongan lo Rose!! Enak aja gue nggak mau, kita nikah juga cuma nikah kontrak, jadi jangan sampai yang lo omongin itu nanti bener terjadi sama gue. Gue nggak mau titik!!" seru Lisa.
"Yaelah baperan amat lo. Btw emang lo belum ada ngerasa ketertarikan gitu sama Jungkook? Secara kan kalian udah dua minggu lebih satu kamar gitu."
"Nggak ada dan kita juga udah buat perjanjian buat nggak saling melibatkan perasaan sama urusan pribadi masing-masing.
"Jadi kehidupan gue sama Jungkook sekarang murni cuma diatas kertas Rose..., jadi nggak usah lagi deh ngelantur macem-macem kaya gitu."
Lisa sekarang benar-benar merasa sebal dengan sahabat satunya ini. Bisa-bisanya dia mendoakan yang tidak-tidak kepada dirinya.
"Ya kan jalan hidup nggak ada yang tau Lis. Besar kemungkinan juga kan yang gue omongi tadi bisa jadi kenyataaan."
"Dahlah terserah lo mau ngelantur apa! Gue capek mau tidur, byee!!"
Karena kesal Lisa langsung menutup telponnya secara sepihak. Membuat Rose yang diseberang sana terkekeh geli dengan tingkah sahabatnya tadi.
"Baru aja gue godain kaya gitu udah kesel aja tuh anak."
♡♡♡
Hari ini Lisa dan Jisoo berencana untuk pergi jalan-jalan di pusat pembelanjaan kota
seoul.
"Yakin nggak mau bawa pengawal yang? Di luar bahaya loh. Aku nggak akan ngijinin kamu keluar, kalau nggak mau dikawal sama pegawal," ucap Jin final.
"Loh kok gitu sih! Aku kan mau jalan-jalan sama Lisa, masa nggak dibolehin. Jahat banget kamu," rengek Jisoo.
"Bukan nggak dibolehin. Aku bolehin kamu keluar sama Lisa, asal dikawal sama pegawal aku Kim Jisoo."
Jisoo menatap suaminya malas, begini sudah kalau sifat posesifnya keluar. Apa-apa harus sama pengawal.
"Nggak boleh liyatin suami dengan tatapan kaya gitu. Nggak baik tau," tegur Jin halus mengelus surai panjang Jisoo.
"Iya-iya maafin." Jisoo memeluk erat pinggang suaminya, mengadahkan kepalanya, menatap suaminya dari bawah. "Boleh kan keluar sama Lisa? Tanpa pengawal kamu tapi."
Jin menggelenngkan kepalanya. "No..., nggak boleh. Harus sama pengawal."
Jisoo melepaskan pelukannya. Menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
Jin menaikan alisnya menatap Jisoo yang seperti itu. "Oke-oke kamu boleh pergi dengan satu pengawal yang mendampingi, bukan lima lagi."
"Nah gitung dong, baru suami aku." Jisoo kembali memeluk Jin erat.
Lisa yang dari tadi menyaksikan perdebatan keduanya itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, terkekeh geli.
"Nggak malu tuh diliatin sama Lisa," kata Jin menepuk-nepuk pundah Jisoo.
Jisoo melepaskan kembali pelukannya, ia beralis menatap Lisaa.
"Soryy ya Lis. Harus kaya gini dulu emang biar bisa dipenuhi kemauan aku. Sifat posesifnya itu loh bikin geleng-geleng kepala."
"Kamu juga nantinya harus siap ngadepin sikap posesif Jungkook. Karena kakak yakin sifat posesif Jungkook itu lebih parah dari kakaknya ini," lanjut kata Jisoo memberi tahu.
"Ah gapapa Kak, santai aja. Tapi aku nggak yakin Jungkook tipe-tipe orang posesif sama pasangannya."
"Nggak tau aja kamu. Tunggu nanti waktunya, kamu akan ngerasaain."
"Oh ya kita mau berangkat shopping jam berapa Lis?" tanya Jisoo.
"Agak siangan kali ya kak? Nunggu mereka-mereka (Jin dan Jungkook) pada berangkat," jawab Lisa.
"Bener juga sih. Oke kita berangkat satu jam lagi ya."
Lisa mengangguk. "Yaudah Lisa ke kamar dulu ya Kak siap-siap."
"Oke."
Lisa berjalan menaiki anak tangga, menuju ke kamar.
Di kamar terlihat Jungkook yang sedang bersiap-siap untuk pergi menemui rekan bisnisnya.
"Udah mau berangkat?" tanya Lisa pada jungkook, yang hanya dibalas dengan deheman saja.
"Hm...,"
Lisa duduk di kursi rias, untuk memperias diri. Dengan tiba-tiba Jungkook memberikan sebuah dari kearah Lisa.
"Apa?" tanya Lisa bingung.
"Pakaikan saya dasi."
"Lo kan bisa sendiri. Ngapain suruh-suruh gue segala."
"Gunanya punya istri buat apa? Kalau masih pake dasi sendiri."
Dengan malas Lisa mengambil dasi itu, memakaikannya. "Tundukin badan lo dikit."
Jungkook menurut, ia sedikit menundukan badannya. "Yang ikhlas bisa?" tanya Jungkook karena melihat Lisa yang misuh-misuh sambil mengenakannya dasi.
"Ini juga gue ikhlas! Jangan banyak komen deh."
"Harusnya kau juga yang menyiapkan semua kebutuhan saya sebelum berangkat kerja. Biar ada gunanya dikit jadi istri."
"Iya ih bawel amat jadi orang. Tumbenan banget lo mau ngomong panjang lebar kaya gitu, biasanya juga irit ngomong sama gue."
"Jangan-jangan lo udah mulai ada perasaan ya sama gue?" lanjut kata Lisa menuduh.
Jungkook memutar bola matanya malas. "Nggak usah kepedean jadi orang! Saya hanya menegur agar kau bisa melakukan tugas dengan baik."
"Awas aja lo kalau sampai punya perasaan sama gue!"
"Harusnya saya yang bilang seperti itu kepadamu Noona...,"
"Gue?" tanyanya sambil menunjuk diri sendiri. "Punya perasaan sama lo? Nggak akan pernah!"
"Kalau gitu kita bikin tantangan, siapa yang jatuh cinta duluan berarti dia kalah. Yang kalah akan mendapatkan hukuman dari yang menang. Apapun itu. Bagaimana?"
Mendengar tawaran Jungkook tadi membuat Lisa merasa tertantang. "Ayok! Siapa takut!!"
"Gue pastiin lo akan kalah di permainan yang lo buat sendiri."
Jungkook memasang jam tangan mahalnya, menggunakan jasnya. Mendekatkan wajahnya kearah telinga Lisa. "Kita liat saja nanti Baby..., siapa yang akan menang," bisik Jungkook dengan nada sensual di telinga Lisa.
Cupp
Jungkook mencium pipi Lisa cepat. Melangkah kakinya keluar. "Saya pergi dulu. Bersenang-senang lah hari ini bersama Kak Jisoo."
"Ah iya..., pakai kartu yang ada diatas nakas itu untuk berbelanja semua kebutuhanmu nantinya," lanjut ucap Jungkook sebelum benar-benar menghilang keluar.
Lisa memegang dadanya, merasakan debaran di dadanya akibat perlakuan Jungkook tadi. "Sialan..., jantung gue kenapa jadi deg-degan kaya gini."
Jangan Lupa VOTE!!
Biar jumlah votenya menetal gitu
Nggak naik turun
See you next part