Tepat sebulan ini yangyang menjadi seorang pengangguran. Sebenarnya keluarga yangyang di jerman juga termasuk keluarga berada. Ayahnya seorang profesor dan ibunya seorang mantan dokter di jerman. Hanya saja yangyang ingin hidup mandiri tanpa bergantung kepada kedua orang tuanya.
Selama menjadi pengangguran yangyang membantu renjun mengelola restaurant milik sepupunya itu. Tidak membantu di urusan dapur, ia hanya membantu di bagian kasir atau sesekali melayani beberapa pelanggan. Sejujurnya ia sangat ingin bekerja lagi di sebuah perusahaan, namun mengingat semua perusahaan menolaknya ia mengurungkan keinginannya.
Siang ini, restaurant milik renjun semakin banyak pengunjung yang datang mengingat ini sudah waktunya untuk makan siang. Yangyang cukup menikmati kesehariannya berada di restaurant ini. Meskipun tak ahli dibidang memasak setidaknya bisa mengisi waktu luang yangyang.
"Selamat siang, silahkan duduk..... Oppa!"
"Hai Yangie, apa kabar?
Maaf aku baru bisa menemui mu sekarang".
Yangyang masih terkejut dengan kedatangan mark ke restaurant milik renjun. Sudah hampir sebulan lebih dia tak berinteraksi dengan nya. Yang yangyang tahu, mark masih bekerja di perusahaan NTC cabang canada entah sampai kapan. Itu berita yang chenle berikan padanya.
"Yangie..."
"Yangie..."
"Liu Yangyang!".
Dengan sedikit suara tinggi mark berhasil membuyarkan lamunan yangyang. Sebaliknya yangyang jadi sedikit canggung melihat mark setelah sekian lama.
"Ah, maaf oppa. Apa yang ingin di pesan?"
"Aku hanya ingin memesan hotpot saja. Tolong untuk porsi dua orang ya".
"Baiklah, tunggu sebentar. Silahkan oppa duduk disana". Balas yangyang mempersilahkan mark duduk di kursi kosong.
Setelah menunggu tak terlalu lama, pesenan mark datang bersamaan dengan sang adik yang tiba-tiba datang dengan nafas ngos-ngosan.
"Kenapa lu jen? Dikejar setan?"
Tanya mark dengan penasaran melihat sang adik dengan keringat bercucuran membasahi wajah tampannya.
"Tidak, aku pikir hyung bercanda mengajak ku makan siang disini. Hingga tadi aku sempat mengabaikan pesan mu".
Mark yang mendengar alasan tak mutu jeno pun tak peduli dan mencoba meniup makanannya dari sendok yang ia pegang.
Mark dan jeno makan dengan santai, sesekali jeno melirik sekitar berharap sang pujaan hati terlihat dimata indahnya.
"Wae? Kau mencari renjun?"
Peka mark terhadap Jeno yang masih sibuk mencari keberadaan sang pemilik resto ini tanpa mendengar ucapan mark.
"Renjunie, kau dimana? Aku sedang berada di restaurant milikmu sekarang".
"Baiklah, hati-hati".
Ucap mark berbicara dengan seseorang melalui telepon selulernya. Jeno yang mendengar pujaan hatinya disebut pun langsung menoleh ke arah sang kakak. Dengan antusias dia menunggu sang kakak menyelesaikan panggilan teleponnya.
"Apa yang dia katakan?"
"Dia sedang di butik mencari gaun pernikahan." Balas mark dengan ide jahil nya.
Mata jeno langsung melotot besar tak percaya ucapan sang kakak. Dan setelahnya mata hitam jeno memerah, ia hampir saja menangis sebelum yangyang datang membawa makanan penutup untuk mereka.
"Bukan renjun yang akan menikah, dokter lee tenang saja". Ucap yangyang dengan lembut.
Seketika membuat jeno tersenyum kembali mendengarnya. "Benarkah? Kau tak bohong?"
"Sepupu kami yang akan menikah minggu ini, dan pernikahan nya diselenggarakan di korea. Karena calon pengantin masih sibuk di china, jadi renjun yang mengurus semuanya". Jelas yangyang panjang lebar.
Hati jeno kembali berbunga setelah mendengar penjelasan yangyang. Sedangkan sang kakak dengan mudahnya menertawakan kelakuan sang adik.
Mark tak berhenti menggoda jeno yang hampir saja menangis di sini.
"Oppa, sudah hentikan. Jangan menggodanya. Kasihan.".
"Mianhe, mianhe. Dia sangat lucu sekali".
"Hyung!"
"Baiklah, aku berhenti".
"Sejak kapan oppa kembali?" Tanya yangyang membuat mark diam seketika.
Jeno yang paham dengan inti pembicaraan ini pun hanya mampu berusaha tak ikut campur.
Sejak mark tak menemui yangyang, jeno menepati semua janjinya pada mark bahwa ia akan menjaga renjun dan yangyang dengan baik. Hingga sekarang jeno sangat akrab dengan yangyang dan bahkan sudah berani mendekati renjun perlahan-lahan. Jeno tak pernah absen untuk makan siang di resto milik renjun, terlebih yangyang tak punya pekerjaan hingga mereka berdua sering bertemu disana.
"Aku baru saja sampai kemarin." Bohong nya.
"Maaf aku baru mendengar apa yang terjadi padamu".
"Aku gagal menepati janjiku pada renjun". Lanjutnya.
"Tidak, aku baik-baik saja. Ini bukan salah oppa."
Jeno hanya memandang mereka berdua tanpa bersuara. Mark sudah memberitahu jeno perihal semua perkataannya pada yangyang. Demi kebaikan dua gadis ini jeno rela membantu kebohongan sang kakak.
"Apa kau tak ingin kembali bekerja di kantor?"
"NTC? Cih Tidak akan pernah. Aku sudah tak suka dengan perusahan kejam seperti itu. Jika memikirkannya darahku langsung mendidih panas".
"Dan jika aku pun mau, renjun pasti akan langsung memukul ku".
"Tidak, maksudku jika kau mau. Kau bisa bekerja di perusahaan milik orang tua ku, bagaimana?"
"Bukankah disana tak ada lowongan perkerjaan? Aku sudah pernah ke sana sebelumnya. Dan mereka sedang tidak membuka lowongan".
"Aku akan berbicara pada daddy...."
"Terima kasih oppa, tapi itu tidak perlu. Aku ingin bekerja dengan usahaku sendiri". Potong yangyang sebelum mark menyelesaikan ucapannya.
"Tapi yangie, aku...."
"Oppa, aku mohon".
Ucap yangyang dengan mata berbinarnya. Melihat hal itu mark terpaksa harus mengikuti kemauannya. Dalam hati ia merasa tak enak karena dirinya lah yangyang dipecat secara tak hormat.
"Baiklah, jika di kantor ada lowongan kami akan memberitahumu secepat nya."
Bukan mark yang berbicara namun sang dokter tampan lee yang tiba-tiba memecah suasana sedih diantara mereka. Jeno memang sengaja melakukan nya agar pembahasan itu segera berhenti.
"Ayo kita habiskan makanan nya".
Pasangan kakak adik tersebut melanjutkan makan siang mereka ditemani gadis mungil bergigi rapi tersebut.
Sesekali mark maupun jeno bergantian menyuruh yangyang untuk ikut makan bersama mereka. Bukan tak mau tapi yangyang sudah makan siang sebelum mereka berdua datang.
"Kami pergi dulu, jika ada apa-apa langsung beritahu salah satu dari kami. Mengerti!" Pamit jeno
"Yak! Jeno~ya...kami bukan anak kecil lagi. Berhenti bersikap seperti itu.
Renjun tidak akan suka jika kau memaksanya dan juga berhenti mengirim seseorang untuk membuntuti kami". Keluh yangyang kepada calon sepupu iparnya.
Sejak menggantikan tugas mark, jeno sudah ketahuan oleh gadis bergigi rapi tersebut. Awalnya yangyang acuh tak acuh hingga pada akhirnya ia tak sengaja pernah memukul jeno saat pria tampan itu membuntuti yangyang dan renjun saat pulang dari restaurant.
Tentu saja hanya yangyang yang tersadar akan hal itu.
Setelah ketangkap basah oleh yangyang, akhirnya jeno secara terus terang mengatakan perasaannya terhadap renjun pada yangyang.
Awalnya yangyang tak merestui karena menganggap jeno seorang penguntit, tapi lama kelamaan yangyang melihat mata tulus jeno yang begitu menyukai sepupunya. Dan setelahnya hubungan mereka berdua menjadi akrab sebagai informan untuk menjembatani kedekatan jeno terhadap renjun.
"Baiklah, tapi kau harus berjanji untuk mengirim pesan setiap satu jam sekali tentang keadaan kalian."
"Yak! Itu sama saja, bodoh!"
"Kalau kau tak mau, aku akan mengirim beberapa bodyguard ku untuk selalu mengawasi kalian berdua".
"Yak!..."
"Jeno benar yangie, kalian hanya tinggal berdua dirumah. Tak ada pria yang menjaga kalian. Jeno sangat menyukai renjun, ia tak ingin terjadi sesuatu padanya. Begitu juga dengan ku, aku tak ingin kau terluka sedikitpun".
Potong mark yang sudah jengah dengan perdebatan jeno dan yangyang.
Deg...
Jantung yangyang sedikit lebih cepat dari biasanya. Sudah lama sekali ia tak merasakan hal seperti ini.
"Tidak! Dia hanya khawatir sebagai teman". Batin yangyang
"Tapi oppa, kami akan baik-baik saja. Kalian hanya bersikap berlebihan. Kami bisa menjaga diri kami satu sama lain". Jawab yangyang sedikit menahan gemuruh di dadanya.
"Kau berharga untukku, aku tak ingin terjadi sesuatu pada kalian berdua. Aku sudah menganggap kalian seperti adik ku. Jadi sudah sewajarnya seorang kakak melindungi adik-adiknya".
"Iya yangyang, kau seorang adik untuk nya".
"Berjanjilah kau akan melakukan apa yang kami katakan. Untuk kebaikan kalian berdua."
"Baiklah, aku akan mengirim pesan setiap jam pada jeno. Tapi tolong jangan mengirim seseorang untuk membuntuti kami lagi".
"Tapi yangie....."
"Atau aku akan memberitahu semuanya pada renjun!"
Mark dan jeno akhirnya pasrah dengan keputusan yangyang, lalu mengikuti keinginannya.
Setelah berdebat cukup lama, akhirnya pasangan kakak adik itu pamit untuk melanjutkan pekerjaan masing-masing. Untuk mark, dia kembali bekerja di bawah perusahaan jaemin. Selain jaemin adalah sahabatnya sejak kecil, ibunya juga memaksa mark untuk tetap berada disana. Tentu saja dengan embel-embel akan mengancam yangyang jika mark tak menurut.
Sedangkan jeno, tentu saja dia masih menjadi dokter tampan di neo hospital. Bahkan sekarang dia memiliki fanbase besar diantara pasien yang datang.
"Tolong berhenti bersikap manis pada ku".
* 💔 *