Hoiiiii
Ges ges, kapal Gaga-Shasa kambekkkk
Yokkk woy bacalah, tapi jangan baca doang. Bayar pake sesuatu gitu...
Kek misalkan vote sama komen bonusnya huhuhu
Yuk bisa yukkk
H A P P Y R E A D I N G
💐💐💐
Sudah tiga hari berlalu, dan sudah tiga hari pula Risha dan dirinya tidak masuk sekolah. Kini ia tengah berdiri di depan rumah berlantai dua milik gadis iblis yang sudah mengusiknya.
Dengan brutal ia mengerutkan pintu rumah tersebut.
"Keluar lo bangsat," teriak Nendra.
Tak lama kemudian Ani, ibu dari Tika dan Nila pun keluar. Wajahnya memerah melihat Nendra di hadapannya.
"Ngapain kamu kesini setelah melukai putri saya?"
Alis Nendra terangkat. Ia menatap remeh wanita paruh baya di hadapannya ini.
Tanpa memikirkan status atau yang lainnya, Nendra mendorong wanita paruh baya itu dengan kasar. Ani terjungkal ke belakang. Ia segera bangkit lalu menatap geram ke arah Nendra.
"MAKSUD KAMU APA HAH?" tanya Ani marah.
"Maksud gue? Lo harus menderita bangsat."
Plak
Dengan keras, Ani menampar pipi milik Nendra hingga meninggalkan jejak kemerahan.
"Sialan."
Nendra mencengkram leher wanita itu lalu membawanya ke sofa dalam. Tak lama kemudian Nila turun dengan wajah paniknya melihat sang mamah yang kini tengah tersiksa.
"NENDRA BANGSAT, LEPASIN NYOKAP GUE ANJING," teriak Nila.
Nendra langsung melepaskan cengkramannya.
"Gimana keadaan adek lo? Udah sekarat belum?" tanya Nendra meledek.
"Lo cowok bajingan Nendra. Lo cowok brengsek yang berani main kasar sama cewek. Lo cupu Nendra," maki Nila emosi. Nendra tersenyum tipis.
"Gue bakal jadi apapun itu untuk balesin rasa sakit yang di terima sama cewek gue. Ini gak ada apa-apanya sama luka batin yang di terima Risha," desis Nendra. Ia menatap bengis ke arah Nila.
"Keluarga iblis lo yang udah hancurin cewek gue. Lo dan keluarga lo harus ngerasain penderitaan setelah ini."
Prakkk
Tiba-tiba kepala Nendra di pukul vas bunga oleh Abu dari belakang. Darah segar mulai keluar dari kepala pemuda itu. Bukannya meringis, Nendra justru tertawa bak psikopat.
Bugh
Tanpa pikir panjang Nendra memberi bogeman mentah pada wajah Ani. Nila berteriak histeris melihat ibunya yang langsung jatuh pingsan setelah di beri pukulan yang bukan main-main.
"Gue bakal laporin kekerasan ini ke polisi. Lo harus di penjara Ndra, tindakan lo udah berlebihan."
Setelah mengatakan itu Bila langsung mendekati ibunya yang pingsan.
"Gue tunggu, kalo bisa sebelum lo sekeluarga mendekam di penjara atas kasus perencanaan pembunuhan kedua orang tua Risha."
Deg
Jantung Nila berdetak tak karuan. Wajahnya pucat. Begitupun Ani, dengan ringisannya ia menahan degup jantungnya yang menggila.
Hidup di penjara adalah mimpi buruk bagi mereka.
"Sampai bertemunya di ruang pengadilan keluarga iblis."
💐💐💐
Mengunyah makanan sambil sesekali mereview makanan tersebut adalah kegiatan yang di lakukan oleh gadis imut bernama Risha.
Ia mengunyah chiki di genggamannya dengan wajah penuh penghayatan.
"Ini enak banget tau, rasanya asin pedes gitu. Perpaduan yang pas di mulut aku."
"Ih sumpah pokoknya aku harus stok banyak-banyak. Ini enak bangetttt."
Ceklek
"Wah Gagaaaa," hebohnya. Risha langsung turun dari kasur lalu mendekati Nendra.
"Makan apa hm?"
"Chiki. Enak banget. Nanti kita beli lagi ya."
Nendra menggelengkan kepalanya. Ia merinding sendiri melihat warna merah yang membekas di jari-jari mungil gadisnya.
"Ih gak mau. Pokoknya mau beli lagi."
"Ogah. Lo siapa perintah gue?"
"Shasa, pacar Gaga." Risha tersenyum menunjukkan deret giginya yang rapih dan putih.
"Gemes banget gue, cium dulu coba." Nendra menyodorkan pipi kanannya.
Cup
Muach
"Udah, nanti beli yang banyak."
Nendra tetap menggelengkan kepalanya. Ia mengambil posisi duduk di atas kasur gadis itu. Memejamkan matanya.
"Gak boleh bobo, Gaga bau belum mandi," omel gadis imut itu.
"Sini coba cium badan gue, bau gak."
Risha menurut. Ia mendekatkan tubuhnya ke tubuh Nendra. Hidungnya mengendus-endus aroma yang di keluarkan pemuda tampan itu.
"Bau gak?"
"Ndaaa, mau peluk Gaga sampe aku bobo." Nendra mengangguk lalu membawa Risha ke pelukannya.
Demi apapun. Nendra sangat gemas dengan gadis yang kini di pelukannya. Gadis polos berhati malaikat ini memang sangat lucu. Tingkahnya, sifatnya yang random membuatnya betah berlama-lama di dekat Risha.
"Gaga."
"Kenapa sayang?"
Risha diam sebentar. Ia tahu menanyakan hal ini.
"Gaga bener mau laporin Mamah Gaga?"
Nendra tak langsung menjawab. Ia mengusap rambut panjang milik Risha lalu mengecupnya dengan lembut.
"Iya, keputusan gue udah bulat. Mereka yang udah buat lo menderita. Mereka yang udah buat lo kehilangan orang tua lo."
"Tapi kata Papah kita gak boleh jadi orang pendendam."
Lihat, bahkan setelah dirinya di sakiti berkali-kali hatinya masih mampu memaafkan manusia-manusia jahat yang telah menghancurkannya.
"Gue gak dendam, tapi gue mau mereka dapet balesan yang setimpal. Setidaknya hukum negara yang berlaku bisa buat mereka jera."
"Tapi mereka kasian kalo di penjara."
Nendra menghembuskan nafasnya. Gadisnya ini memang terlalu baik. Sifat lugunya ini yang terkadang sering di manfaatkan oleh orang-orang tidak jelas seperti mamahnya dan lainnya.
"Tatap mata gue."
"Dengerin, biarin mereka dapet hukuman. Biar mereka bisa renungin kesalahan mereka yang gak bisa di bilang kesalahan kecil. Kesalahan mereka udah menyangkut nyawa. Sesekali jadi orang yang tegas biar lo gak selalu di tindas. Paham?"
"Paham. Tapi-"
"Gak ada ya tapi-tapian lagi. Biar mereka tanggung kesalahan mereka. Lo cukup liat aja, biar gue yang urus semuanya nanti. Sekarang udah malem, waktunya bobo."
Dengan sayang Nendra mengusap punggung gadisnya yang hanya berlapis kaos tipis berwarna baby blue. Nendra menerawang menatap wajah Risha, keputusannya memang sudah bulat namun tetap saja di hati kecilnya ada perasaan menolak untuk memenjarakan sang mamah.
✿
✿
✿
✿
"Gaga ayo bangun, mau sekolah."
Sudah berulang kali Risha membangunkan pemuda jelmaan kerbau itu. Sudah berbagai cara pula ia lakukan namun hasilnya nihil.
"Ahh Gaga udah siang ayo bangun, aku mau sekolah."
Karena lelah ia memilih duduk di sudut kamar pemuda itu. Dengan rasa kesal yang menggerogoti hatinya, akhirnya ia menumpahkan air matanya. Lebay memang, namun begitulah sifatnya. Jika sudah terlalu kesal ya pada akhirnya akan menangis.
"Hiks Gaga, mau sekolah ayo. Aku bosen di sini."
"Hiks...Gaga hiks..."
Ajaib. Suara tangisan Risha mampu membuat Nendra membuka matanya dengan panik.
"Lo kenapa? Siapa yang buat lo nangis?" tanya Nendra khawatir. Risha menunjuk dada bidang Nendra.
"Gue?"
"Iya, aku kesel Gaga gak bangun-bangun hiks. Aku mau sekolah Gagaaaa."
Diam-diam Nendra menghembuskan nafasnya lega. Akhirnya ia menghisap air mata yang membasahi pipi Risha.
"Udah jangan nangis. Gue mandi dulu." Risha menganggukkan kepalanya lucu.
Tanpa peduli, Nendra mengecup seluruh wajah Risha tak terkecuali bibir merah mudanya.
"Jangan gemes-gemes. Nanti gue gak bisa nahan lagi."
💐💐💐
Huhh setelah berhari-hari gak bisa update...
Maapkeun yawww, tugas sekolah numpuk banget soalnya huhuhu
Selesai baca jangan lupa vote okeeee
Komennnnnn
See you next chapter 🤍