THE JIMINNIE FAIRY "YoonMin"...

By kimputri10

12.6K 1K 70

"Aku bukan manusia, aku seorang peri" -Park Jimin ⚠WARNING!!!⚠ -BXB -BL -SHIPPER -YOONMIN More

THE JIMINNIE FAIRY | 1
THE JIMINNIE FAIRY | 2
THE JIMINNIE FAIRY | 3
THE JIMINNIE FAIRY | 4
THE JIMINNIE FAIRY | 5
THE JIMINNIE FAIRY | 6
THE JIMINNIE FAIRY | 7
THE JIMINNIE FAIRY | 9
Cast Tokoh
THE JIMINNIE FAIRY | 10
THE JIMINNIE FAIRY | 11
THE JIMINNIE FAIRY | 12
THE JIMINNIE FAIRY | 13
THE JIMINNIE FAIRY | 14
THE JIMINNIE FAIRY | 15
THE JIMINNIE FAIRY | 16
THE JIMINNIE FAIRY | 17
THE JIMINNIE FAIRY | 18 (END)

THE JIMINNIE FAIRY | 8

508 51 8
By kimputri10

Enjoyヾ(^-^)ノ

Happy reading~~

Satu bulan berlalu...

Jimin sudah bisa menguasai semua sisa kekuatannya. Dan di mansion inilah dia sangat merasa aman, tak ada sering vampire pun yang bisa mencium aroma nya disini.

"Jimin, kemari dan sarapan lah" Ujar Taehyung di meja makan.

Tak lama kemudian, Jimin keluar dari dalam kamar dan pergi menghampiri Taehyung di meja makan.

"Pagi Tae!" Sapa Jimin dengan senyum ceria.

Dahi Tae berkerut melihat Jimin yang lebih rapih dari biasanya.

"Kau ingin kemana?" Tanya Taehyung.

"A-ah, aku ingin pergi ke kota hari ini" Jawab Jimin.

"Untuk apa?"

Jimin terdiam sejenak, dia memperhatikan makanan diatas meja. "Bertemu temanku" Ucapnya hampir berbisik.

"Sangat berbahaya jika kau pergi ke kota, lebih baik tetap disini" Ujar Taehyung.

"Hanya sebentar, lagi pula aku sudah bisa mengendalikan kekuatanku. Aku bisa melawan mereka sekarang"

Taehyung nampak menghela nafas panjang. "Terserah kau saja, tapi usahakan kembali dengan cepat"

Jimin mengangguk antusias. "Mhm, aku janji!"

"Yasudah, makan dulu sarapanmu. Hari ini juga saya harus pergi ke kota untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan"

"Iya Tae, aku nanti ikut bersamamu"

🧚‍♂️🧚‍♂️🧚‍♂️

Siang Ini Yoongi berencana untuk pergi ke kampus, untuk mengumpulkan semua ide musik yang dia punya. Dosen memintanya menulis beberapa jenis lagu untuk diserahkan sebagai tugas.

Hari ini Yoongi tak sendiri, Karna Ji eun menunggunya dengan setia di ruang tengah. Gadis cantik itu tersenyum manis saat Yoongi berjalan menuruni tangga.

"Siang Yoongi!" Sapa Ji eun.

Yoongi hanya menatap sekilas Ji eun lalu pergi menuju dapur.

"Yoon, ish selalu saja!" Kesal Ji eun menghentakkan kakinya lucu. Dia juga mengerucutkan bibirnya gemas. Tapi tak lama kemudian dia menyusul Yoongi ke dapur.

"Bi, masak apa?" Tanya Yoongi.

"Iga sapi den, den Yoon mau?" Tawar art.

Yoongi menggeleng. "Papah mana?"

"Semalam katanya izin pergi keluar kota, ada rapat penting katanya de" Jawab Art.

"Berapa hari?"

"Sepekan den" Jawab art lagi.

Yoongi mengangguk paham. "Yoongi berangkat dulu, pulang agak malem" Pamit Yoongi.

Art itu tersenyum dan mengangguk. "Iya den, Hati-hati"

Yoongi mengangguk. Dia berbalik, melirik kearah meja makan dan melihat Ji eun disana dengan raut kesal yang terlihat imut.

"Tak mau ikut?" Tanya Yoongi.

"Mau!" Ji eun segera bangkit dan menghampiri Yoongi sudah dengan wajah cerianya. Hanya beberapa kata dari Yoongi tadi, mampu membuatnya ceria kembali. Sungguh aneh.

Yoongi berjalan lebih dulu keluar dari dalam rumah, sementara Ji eun terus mengekor di belakang Yoongi dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya. Selama satu bulan ini, perlahan-lahan Dia mulai bisa meluluhkan Yoongi.

"Pakai ini" Yoongi memberikan Ji eun sebuah helm.

Ji eun langsung menerimanya, dia segera memakainya. Sementara Yoongi mengeluarkan motor dari dalam garasi rumahnya.

"Yoon, habis ngumpulin tugas temenin aku ke toko buku ya?" Ucap Ji eun saat Yoongi sudha keluar bersama motornya dari garasi.

"Gabisa, saya sibuk" Tolak Yoongi.

"Ishh, selalu sibuk. Memang kau sibuk apa? Kau hanya makan, tidur dan merenung itu saja!" Protes Ji eun.

"Bukan urusanmu"

"Yoon, aku janji hanya sebentar. Temani ya?"

"Cepat naik, kita akan terlambat" Yoongi mengalihkan pembicaraan.

"Aku tak akan naik sampai kau mau mengantarkanku!"

Yoongi memutar bola matanya malas. "Terserah" Dia menyalakan mesin motornya.

"Naik atau saya tinggal?"

"Tak mau!" Ji eun membuang wajahnya sambil bersidekap dada.

Benar saja, tak sesuai ekspetasi Ji eun yang berharap Yoongi akan menuruti permintaanya. Yoongi malah pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata lagi, membuat Ji eun menatap motor Yoongi yang menjauh tak percaya.

Satpam rumah yang saat itu berada di pos satpam menahan tawanya. Melihat wajah kesal Ji eun yang sangat kentara.

"Naik ojol aja non!" Teriak satpam.

Ji eun menatap sinis satpam yang menjaga rumah keluarga Min itu. Dia akhirnya berjalan dengan kesal keluar dari halaman rumah Min.

Sampai di depan rumah, Ji eun langsung membuka aplikasi dan memesan ojol sesuai saran satpam tadi. Tapi belum sempat memesan, Ji eun kembali mendengar suara deru motor khas milik Yoongi.

Spontan dia menoleh kearah kiri dan melihat motor Yoongi yang melaju kearahnya dan berhenti tepat di depannya.

Ji eun tak bisa berkata-kata, dia hanya menatap Yoongi dengan wajah polos bercampur bingungnya.

"Naik!" Tekan Yoongi.

Entah kenapa saat itu Ji eun menurut. Dia segera naik ke jok belakang motor Yoongi yang kosong.

"Bensin nya habis, jadi saya beli di depan komplek" Ucap Yoongi. Setelah itu dia kembali melajukan motornya. Kali ini membawa Ji eun bersamanya.

Di perjalanan, dibalik helmnya ji eun tak bisa berhenti senyum. Dia kira Yoongi benar-benar akan meninggalkannya. Ternyata hanya untuk membeli bensin tadi.

"Udah sarapan?" Tanya Yoongi fokus menyetir.

"Belum" Jawab Ji eun.

"Buka tas, ada roti. Makanlah"

Ji eun segera membuka tas Yoongi. Benar, dia menemukan roti yang masih terbungkus dan sebotol air mineral disana. Karna rasa laparnya kuat, akhirnya Ji eun membuka dan memakan roti itu perlahan.

"Terimakasih" Ucapnya tersenyum di kaca spion.

Yoongi melirik kearah kaca spion, dia tersenyum kecil di balik helm fullface nya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jimin sampai di UKI (Universitas Korean internasional). Tempat dimana biasanya Yoongi belajar.

Dia keluar dari dalam mobil Taehyung dan berterimakasih pada Taehyung.

"Terimakasih Tae" Ucapnya.

"Ya, saya akan menjemputmu disini lagi setelah pekerjaan saya selesai" Ujar Taehyung.

"Mhm, baiklah" Balas Jimin.

Taehyung segera melajukan mobilnya meninggalkan kawasan itu. Sementara Jimin melangkah masuk kedalam Universitas itu.

Jimin tau Yoongi menyukai musik, jadi dia memutuskan untuk masuk ke fakultas seni dan mencari kelas musik. Karna suhu disana hanya 1° saja, Jimin memakai mantel tebal di balut jaket bomber dan celana jeans untuk menghangatkan tubuhnya.

"Permisi, apa aku boleh bertanya?" Jimin menghentikan seorang mahasiswi yang tengah berjalan.

"Boleh, ada apa ya?" Tanya mahasiswi itu.

"Kenal Min Yoongi? Aku datang untuk bertemu dengannya"

"Ouhh Yoongi, tadi ku lihat dia bersama Ji eun di taman belakang" Ucap Mahasiswi itu.

"Ah begitu, terimakasih" Jimin membow. Lalu mahasiswi itu pergi meninggalkan Jimin.

Jimin segera menuju taman belakang, tak susah menemukan taman belakang karna terletak tak jauh dari lorong gedung seni.

Sampai di taman belakang, Jimin berhasil menemukan Yoongi. Pria itu duduk sendiri dengan sebuah laptop di pangkuannya. Tampak tengah serius memperhatikan layar laptopnya.

Jimin nampak ragu untuk mendekati Yoongi. Selama sebulan ini dia selalu merasa bersalah dengan Yoongi. Dia datang untuk berterimakasih sekaligus meminta maaf pada pria itu. Setelah beberapa saat mengumpulkan keberanian, jimin akhirnya memberanikan diri untuk mendekati Yoongi. Dia berdiri tepat di hadapan Yoongi yang masih belum sadar akan kehadirannya.

"Y-yoongi..." Panggil Jimin.

Yoongi mendongak kala seseorang memanggilnya. Dia terdiam melihat Jimin ada di hadapannya. Tubuhnya berubah menjadi patung seketika.

Jimin berusaha tersenyum. "A-aku datang untuk-"

Yoongi segera menutup laptopnya, meraih tas dan bangkit dari kursi yang dia duduki. "Menjauh dari saya"

"Yoon aku hanya ingin-"

"Saya bilang menjauh, kau tuli?!" Bentak Yoongi.

Jimin langsung terdiam. Dia menunduk memainkan ujung jaket yang dia gunakan.

"Jika kau tak mau mengenalku lagi. Izinkan aku untuk menghapus semua memorimu tentangku, agar kau tak bisa mengenalku lagi, Yoongi" Jimin kembali menatap Yoongi dengan tatapan sedihnya.

"Tak perlu, tak dihapuspun saya sudah bisa melupakanmu!" Setelah mengatakan itu, Yoongi pergi meninggalkan Jimin di taman belakang itu sendirian.

Setelah Yoongi pergi, Jimin terduduk di kursi taman belakang kampus dengan tatapan kosong kearah meja.

Jimin tersenyum nanar. "Baguslah....., dia sudah bisa melupakanku. Aku bisa tenang sekarang" Monolognya.

"Tugasku hanya untuk merebut kembali kekuatanku sekarang, lalu segera pergi kembali ke dunia peri" Lanjutnya.

Disisi lain.

Yoongi sebenernya tak benar-benar pergi, dia masih memperhatikan Jimin dari jauh. Dengan wajah datar dan sorot mata yang sulit dijelaskan.

Hatinya berkata, "kembalilah, peluk dia. Kau mau kehilangannya lagi?"

Tapi otaknya berkata, "pergi dari sini, dia hanya pria lemah yang memelas padamu"

Yoongi memperhatikan Jimin cukup lama. Hati dan pikirannya bertengkar untuk memutuskan apa yang harus dia lakukan. Sampai akhirnya hati memenangkan keputusan, Yoongi melangkah kembali mendekati Jimin. Tapi bersamaan dengan itu, Jimin bangkit dari sana. Yang membuat Yoongi kembali bersembunyi lagi.

Dia melihat Jimin berjalan memeluk dirinya sendiri dan nampak melihat sekitar taman belakang kampus hingga akhirnya pergi meninggalkan taman belakang.

"Yoon"

Seseorang menepuk bahu Yoongi, membuat pria itu menoleh terkejut kebelakang.

"Kau memperhatikan siapa?" Tanya Ji eun melihat kearah yang tadi di perhatikan oleh Yoongi.

"Tak ada, ayo pergi dari sini" Yoongi menarik tangan Ji eun pergi dari sana.

Mereka pergi menuju ruangan dosen di gedung kepala kampus untuk mengumpulkan tugas.

🧚‍♂️🧚‍♂️🧚‍♂️

Jimin tak langsung pergi dari kampus. Dia pergi ke rooftop dan duduk di salah satu bangku disana. Menatap langit cerah dan membiarkan angin berhembus menerpa rambut yang menutupi jidatnnya.

"Hfffttt...." Helaan nafas panjang terdengar dari mulut Jimin. Dia bersandar pada sandaran bangku disana.

"Wihhh siapa ni?"

Jimin menoleh saat seseorang berbicara tak jauh darinya. Dia melihat tiga orang pria berjalan mendekatinya.

"Siapa lu berani duduk di tempat ini? Huh?" Ujar salah satu mahasiswa itu.

Jimin segera bangkit, dia membow meminta maaf. Dia ingin segera pergi dari sana, tapi salah satu mahasiswa itu menahan tangannya.

Dia mendorong tubuh Jimin sampai terhuyung beberapa langkah kebelakang.

"Mau kemana? Lu pikir semudah itu pergi dari markas kita?cih!" Seorang mahasiswa lainnya mendekati Jimin.

"Maaf, tapi aku hanya ingin beristirahat sebentar disini"

"Gue ga peduli, ini tempat markas gue dan temen-temen gue. Lu ga berhak ada disini!" Tekan mahasiswa itu.

Jimin bisa saja mengeluarkan kekuatannya, tapi tak mungkin dia keluarkan hanya untuk orang-orang tak berguna seperti mereka, sepertinya mereka adalah komplotan pembully.

"In-yeop, beri saja dia pelajaran agar kapok"

Salah satu siswa bernama In-yeop itu tersenyum miring. Dia meregangkan otot-otot nya untuk bersiap menghajar Jimin.

"Berhenti menganggu"

Seseorang datang dan berjalan menghampiri mereka.

In-yeop dan dua kawannya menoleh. Mereka melihat seorang mahasiswa dengan tatapan dingin menatap mereka.

"Junior gausah belagu lu!" Teriak salah satu teman in-yeop.

"Berhenti bicara omong kosong, pergi atau kubunuh kalian semua" Ucapan Eunwoo terlihat tak main-main. Itu nampak saat auranya berubah seketika.

Nyali kedua teman in-yeop seketika menciut. Mereka kabur meninggalkan In-yeop disana.

Eunwoo perlahan melangkah mendekati in-yeop. Dia tersenyum miring.

In-yeop yang merasa takut segera kabur dari Rooftop.

Kini hanya ada eunwoo dan Jimin disana. Jimin sejak tadi hanya diam dan memperhatikan Eunwoo disana. Dia sama sekali tak merasakan sesuatu yang aneh pada Eunwoo, bahkan dia tak mencium aroma vampire dari Eunwoo. Itu aneh.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Eunwoo menghampiri Jimin.

Jimin mengangguk. "Terimakasih, siapa namamu?"

"Cha Eunwoo" Jawab Eunwoo.

"Saya tak pernah melihatmu sebelumnya disini, apa kau mahasiswa baru?" Tanya Eunwoo.

Jimin menggeleng. "B-bukan, aku kesini untuk bertemu temanku"

"Lalu? Dimana temanmu?" Eunwoo melihat sekitarnya.

Jimin tersenyum tipis. "Sudah pergi tadi"

Eunwoo membulatkan mulutnya. "Mau saya antar pulang? Kebetulan saya tak ada kegiatan siang ini"

"Tak perlu, nanti ada yang menjemput saya" Tolak jimin.

Eunwoo tersenyum mendengar penolakan Jimin. "Yasudah, kalau begitu sampai jumpa" Pamit Eunwoo pada Jimin, lalu melangkah pergi keluar rooftop.

Sementara Jimin terus memperhatikan Eunwoo sambil tersenyum. Sampai akhirnya pria itu menghilang dari pandangannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Bagaimana, sudah bertemu dengan temanmu?"

"Sudah ko" Jimin tersenyum kearah Taehyung.

Mereka saat ini tengah menuju perjalanan pulang. Taehyung baru saja menjemput Jimin beberapa waktu lalu, dan sekarang mereka tengah melakukan perjalanan pulang .

"Kau sudah makan?" Tanya Taehyung.

"Belum" Jawab Jimin.

"Kalau begitu, ayo mampir lebih dulu" Ucap Taehyung.

"Baiklah, tapi jangan lama. Aku lelah"

"Iya, tak akan lama. Kita hanya akan makan di sebuah mall dekat sini"

Jimin hanya bisa mengangguk. Dia menatap kearah luar jendela.

"Tae, aku ingin bertanya"

"Silahkan"

"Apa kau pernah menyukai seseorang selama ribuan tahun berada disini?" Jimin beralih menatap Taehyung.

Taehyung tertawa kecil mendengar pertanyaan Jimin. "Saya memang seorang manusia sekarang, tapi saya tak bisa mati. Apa mungkin bisa mencintai manusia biasa sekarang ini?"

"Mungkin saja" Jawab Jimin.

"Tak mungkin. Itu mustahil Jimin, kau tak mungkin bisa mencintai seseorang dari bangsa manusia" Ucap Taehyung sambil fokus menyetir.

"Kenapa?"

"Karna mereka berbeda dari kita. Mereka hidup lebih pendek dari usia kita. Dan kita tak bisa hidup berdampingan dengan mereka seperti bangsa vampire, karna banyak manusia serakah. Memanfaatkan kita untuk keuntungan mereka sendiri" Jelas Taehyung panjang.

Jimin terdiam mendengar kata-kata yang dilontarkan Taehyung.

"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti ini? Apa kau menyukai seorang manusia?" Taehyung melirik sekilas pada Jimin.

Jimin menggeleng pelan. "T-tidak, itu mustahil...."

🧚‍♂️🧚‍♂️🧚‍♂️

Satu jam kemudian, mereka berdua sampai di sebuah pusat perbelanjaan dan memarkirkan mobil di parkiran yang tersedia.

Jimin turun lebih dulu dari dalam Mobil, dia melihat dengan jelas gedung mall yang tepat berada di depannya.

"Jimin, ayo masuk" Ucap Taehyung membuyarkan lamunan Jimin.

"Iya, tunggu sebentar" Jimin berlari kecil menyusul Taehyung yang sudah berada di depan pintu masuk.

"Kau tau tempat ini?" Tanya Taehyung.

Jimin mengangguk. "Tau, aku pernah berkunjung kesini bersama seseorang"

"Oh, baguslah. Saya tak perlu jelaskan lagi tempat apa ini, karna di dunia elf dan dunia peri tak ada pusat perbelanjaan seperti ini"

"Hehe" Jimin menyengir. Matanya tak sengaja melihat kearah pintu otomatis yang ada di belakang Taehyung. Tiba-tiba dia teringat sesuatu.

'Kau kenapa?'

'Pintunya terbuka sendiri, sepertinya ada hantu disana'

'Haha, kau peri takut dengan hantu?'

'Memang hantu itu ada ya?'

'Jika peri saja ada, bagaimana dengan hantu?'

'Yak!, Tunggu aku!'

Jimin tersenyum kecil kala mengingatnya. Dia terlihat bodoh saat itu.

"Hey jimin!" Taehyung menggoyangkan bahu Jimin, membantu pria itu tersadar.

Jimin pun tersadar seketika. Dia menatap Taehyung dengan tatapan polosnya.

"A-ah ya?"

"Ck! Kau ini kenapa sih?" Kesal Taehyung.

"A-aku baik-baik saja kok, hehe" Jawab Jimin.

Taehyung menatap curiga pada Jimin. "Jangan-jangan kau-"

Belum sempat selesai bicara, Tangan Taehyung ditarik oleh Jimin yang membawanya masuk kedalam pusat perbelanjaan tersebut.

-
-
-
-
-

Thank you buat yang udah sempetin baca cerita ini.

Author lanjutin ceritanya kalo rame, dan tetep dukung author ya!

Don't forget to follow akun author, vote dan komen.

Semoga kalian suka, Byebye readers!



Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 67.9K 65
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
4.4M 258K 47
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
2.8M 170K 23
Arura Qirani terlambat untuk tahu, bahwa selama ini semua usahanya untuk mendapatkan hati sang suami Reygan telah sia-sia sejak awal. Mungkin saja ka...
1.2M 12.9K 92
"Berani main-main sama gue iya? Gimana kalau gue ajak lo main bareng diranjang, hm? " ucap kilian sambil menujukan smirk nya. Sontak hal tersebut me...