"udah jam 9 nih, gue mau pulang aja" ucap Ega.
"Puncak nya jam 12 masa lo ga mau liat orang yang benar-benar dalam pengaruh alkohol itu gimana" jawab Brayen
'lo salah kalau Lo mau tau hal kayak gini sama gue, akan gue buat Lo rasain sendiri' batin Brayen.
Mata nya tertuju pada dua orang yang sedang ciuman dan saling meraba.
"Lo coba lihat kesana. Tu orang pasti udah mabuk berat" ucap Brayen
Ega melihat ke arah yang ditunjuk Brayen terlihat cewek cowok yang sedang ciuman padahal orang di club' itu banyak. Apa ga malu pikir Ega
"Orang kalau udah mabok ga tau malu" Brayen seakan tau apa yang dipikirkan Ega.
Lama lama Ega risih juga setiap sudut pasti ada orang ciuman. Seharusnya dia minta pendapat Kelvin dulu sebelum mengambil keputusan seperti ini.
Ega dan Brayen sudah berada diluar club' Ega memaksa untuk pulang. Tak apa lah besok masih bisa melancarkan rencananya pada bocah ini pikir Brayen.
Saat hendak naik keatas motor Brayen hp Ega berbunyi menampilkan nama Yogi di layar nya
"Hallo kak, ini aku udah mau pulang kak"
Ucap Ega
"Ga kamu bisa ga nginap dulu dirumah Kelvin?" Ucap Yogi
Ega heran dengan kakaknya, bukannya dia menyuruh Ega untuk pulang tapi menyuruh nya menginap di rumah Kelvin
"Kenapa ka?" Tanya Ega sangat penasaran
"Orang tua Ethan datang ke rumah dan lagi ribut sama papa, dia ga terima kamu sama Ethan udahan. Jadi jangan pulang dulu ya mereka nunggu kamu pulang. Kakak ga mau mereka maksa kamu lagi buat balikan" jelas Yoga
Ternyata masalah bokap Ethan. Ega sedikit heran kenapa om Dody ayah nya Ethan itu sangat ingin menjadikan nya menantu padahal tidak ada yang menarik dari dirinya.
"Yaudah ka, besok juga libur jadi aku pulang besok. Kakak jangan balik ke apart dulu sebelum aku pulang" pinta Ega.
"Iya. Kamu hati-hati ya"
Yoga mengakhiri telpon nya, sementara Brayen terlihat bosan menunggu di atas motornya sedari tadi. "Udah?" Tanya nya
"Bisa antarin aku ke rumah Kelvin ga?" Tanya Ega.
"Kenapa Lo ga diizinin pulang karena kemaleman?" Tanya Brayen
"Engga ada masalah dirumah"
Diperjalanan Ega merasa kedinginan masalah nya orang yang kini menyetir motor di depan nya ini melajukan motornya sangat kencang sampai-sampai mata Ega susah terbuka karena dia ga pake helm.
"Pelan aja Bry, gue dingin nih mana ga pake helm lagi" protes Ega sambil memukul punggung Brayen
"Pegangan aja biar ga jatoh" ucap Brayen
Karena Ega merasa tangan nya kamu karena dingin, dia berinisiatif memasukkan tangan nya ke dalam kantong jaket kulit Brayen yang menganggur.
Karena Brayen masih melajukan motornya dengan sangat cepat Ega memeluk pinggang Brayen takut jatuh dia.
Brayen yang merasakan ada yang memeluk pinggangnya menggunjingkan senyum. Entah apa yang kini dia pikirkan.
"Kelvin" panggil Ega sambil sesekali mengetuk rumah Kelvin kebetulan si Kelvin tinggal sendiri
Sudah cukup lama berdiri di sana tapi tidak ada jawaban, telpon nya juga tidak di angkat. Tumben sekali
Ketika melihat notif panggilan di hp nya dia cepat mengangkat panggilan itu
"Maaf Ga, gue lagi di rumah ortu nih. Besok baru balik" ucap Kelvin di sebrang telpon
"Yah aku nginep dimana dong"
"Lo ke rumah sama siapa?" Tanya Kelvin
"Sama Brayen" jawab Ega
"Lah kok. Yaudah lo nginap tempat dia aja dulu ya"
"Tapi kan?"
"Atau gue pulang aja ke sana tapi dua jam baru sampenya" ucap Kelvin karena mendengar nada kecewa dari Ega
"Ga usah Vin. Lo nikmatin waktu sama keluarga Lo aja, lagian ga mungkin lo pulang kesini kan 2 jam lama Lo" ucap Ega
"Maaf banget ya ga, nanti kalo gue balik gue traktir makan deh buat ucapan maaf gue"
"Yey. Okedeh gue maafin"
Setelah mengakhiri ucapan mereka Ega berjalan ke arah Brayen yang nampak sibuk dengan hpnya memang dari tadi dia menunggu Ega karena dia tau Kelvin gaada dirumah. Makanya waktu Ega bilang dia sama Brayen Kelvin terkejut.
"Bry gue.....
"Apa?" Tanya Brayen memasukkan hp nya kedalam saku celana
"Gue anu.... Bisa ga gue nginep di tempat Lo malam ini aja" ucap Ega ragu
"Yakin mau ke tempat gue?" Tanya Brayen
"Iya soalnya ini udah malam teman-teman gue pasti udah pada tidur lagian Lo kan ga ada kesibukan juga"
Brayen masih diam. Kemudian dia mengiyakan permintaan Ega
"Yaudah naik" ucap Bryan
Sekitar 10 menit mereka sudah sampai di sebuah apartemen yang cukup mewah.
"Masuk, ngapain berdiri di situ"
"Ini beneran apart Lo?" Tanya Ega ga percaya.
Ruangan nya besar banget cuy, dengan nuansa putih dan silver dan sangat wangi.
"Kalau bukan kenapa gue disini, kalau ga mau masuk gue tutup pintunya" ancam Brayen
Ega tak henti-hentinya kagum dengan dekorasi ruangan Brayen. Semuanya terlihat elegan dan enak di pandang.
"Gue mau mandi Bry. Bisa pinjam kamar mandi ga?" Tanya Ega
"Yaudah ikut gue ke kamar"ajak Bryan
"Lah kok ke kamar gue mau mandi bukan mau tidur"
"Kamar mandi nya di dalam kamar gue, kalau diluar cuma ada toilet" jelas Bryan
Kamar Bryan cukup rapi untuk seorang pria, beda dengan ruang tamu nya kamar Brayen lebih mendominasi hitam dan peach.
"Lucu banget" gumam Ega
"Itu nyokap gue yang ganti" ucap Brayen pada seprai dan gorden yang berwarna peach itu.
Setelah selesai mandi Ega keluar dengan baju mandi nya
"Bry gue gaada baju. Pinjam baju Lo dong"
"Ck. Dasar bocah" Brayen berjalan menuju lemarinya dan melemparkan sebuah baju kaos dan celana pendek kemudian dia berjalan ke kamar mandi
"Anjirr bry kira-kira dong ngasih baju kok kebesaran sampai ga keliatan celana gue" Brayen yang mendengar itu dari kamar mandi keluar karena dia sudah menyelesaikan mandinya
"Masih untung gue kasih pinjam" ucap Bryan tapi seketika dia terdiam melihat penampilan Ega.
'menggemaskan' itulah yang dia pikirkan. Kaos putih yang dia berikan bahkan sampai kepaha Ega. Kecil banget ya si Ega
Begitu juga dengan Ega dia ternganga melihat tubuh atletis Bryan mana air masih menetes lagi dari rambut hitam nya.
Lama-lama Ega 100% gay kalo liat asupan gini terus
.
.
.
Tbc