Kimetsu No Yaiba : In Another...

By Harvest_Monarch

342K 44.4K 9.7K

°☆° [ END ] °☆° Asuka (Y/N) seorang gadis SMP kelas 3 yang berumur 14 tahun. Termasuk kaum Wibu, tapi akalny... More

Prolog + Pengenalan
Pernafasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Jawab QnA
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
52
53
54
55
56
Epilog
END
K. Yuuki Gaiden #Part1
K. Yuuki Gaiden #Part2

51

1.6K 282 49
By Harvest_Monarch

Sudah dua menit berlalu pasca serangan gempur-gempuran antara para pilar dan uppermoon 1. Keempat manusia itu terengah-engah karna kewalahan melawannya, tapi ,elebihi mereka semua, kondisi gadis itu tampak jauh lebih baik. Padahal ia adalah orang yg selalu menangkis serangan iblis mematikan itu.

" Apa kalian menyerah? " Kakushibou memposisikan katana anehnya, berada di sampingnya.

Guratan emosi memenuhi wajah Sanemi yg terluka, " Seperti kami akan manyerah semudah itu, bajingan! Akan aku kirim kau ke nereka! " Usai berucap lantang, Sanemi menghempaskan dirinya menuju Kakushibou.

" Tentu saja, seorang samurai tidak akan mengkhianati jiwa kesetiaannya, aku mengagumi keberanianmu. " Dia masih saja berceloteh meski tangannya sibuk menangkis serangan sanemi yg liar dan menghambur-hamburkan tenaga.

" Tentu saja! Kami setia pada rekan yg sudah seperti saudara kami! Tidak seperti iblis brengsek sepertimu! " Pukulan kuat yg ia terima dari arah sampingnya, berasal dari gadis pilar langit.

Ia tak sempat menghindar lantaran sulur merah itu masih menjebak kakinya. 

" Gadis aneh, kau bukan iblis, tapi memiliki sesuatu yg mirip iblis. Sungguh menarik. "

" Chi no Kokyu : Ni no Kata, Jigoku no Tobira : Aka! ( Pernafasan Darah : Teknik ke-2, Pintu Neraka : Merah! ) "

Suara gong menggema kuat pada ruangan itu, sangking kuatnya, sampai-sampai Sanemi dan Mui sampai terdorong ke belakang. Sejenak, Kakushibou terdiam karna teknik (Y/n).

Begitu suara gong itu menggema, ratusan sulur kuat dan berduri muncul dari tanah, Kakushibou dengan mudahnya memotong sulur-sulur tersebut. Namun sayang, bukannya habis, tapi sulur itu semakin banyak jumlahnya.

" Apa kau tau proses perkalian, tuan iblis? Jika kau mengkali 1 dengan 4, maka ia akan menjadi 4, maka begitulah seterusnya! Perkalian itu lebih banyak daripada menambah! Makannya, belajar sana! "

Tak berhenti sampai disitu, gadis itu kembali maju, suara gong kembali terdengar. Sanemi dan Mui tak tinggal diam, dan ikut membantu. (Y/n) mengayunkan pedangnya, hingga keluar bilah-bilah kecil yg hampir sama menyerupai bilah Kakushibou, bedanya, bilah miliknya kecil, namun banyak, dan lebih cepat. Bilah-bilah itu menggores apapun yg di lewatinya, hingga bertubrukan dengan teknik pedang iblis itu.

Tangan (Y/n) sedikit bergetar, kala pedangnya itu harus menahan beban berat dari teknik Kakushibou. Lalu, ia memutar otak, tangan kirinya ia julurkan dan ia aliri dengan darah miliknya hingga terbentuk pedang darah.

Disaat Kakushibou sibuk untuk menyerangnya, (Y/n) memanfaatkan momentum itu untuk menciptakan sebuah celah. Ia menghindar ke samping, lalu secepatnya ia lompat ke belakang iblis tersebut

" Chi no Kokyu : Yon no Kata, Chi no Manggetsu : Shi! ( Pernafasan Datah : Teknik ke-4, Bulan Purnama Darah : Kematian!) "

Seketika, sebuah gejolak bewarna merah kehitaman meliputi seluruh pedang darahnya. (Y/n) langsung memberikan serangan mematikan itu kepada Kakushibou, lalu serangannya merubah polanya menjadi setengah lingkaran, ledakan dasyat terdengar. Beruntungnya, gadis itu sempat menghindar dari serangannya sendiri.

" Oi, gadis petakilan!

G.g.g. Maksudnya...

" Oi, gadis sialan! Kau tidak mati kan?! " Pekik Sanemi.

" Ya, syukurlah tuhan masih memberiku kesempatan untuk bernafas! " Jawabnya.

Asap yg mengepul ruangan mulai menipis, hingga menampilkan sang uppermoon 1 yg bertelanjang dada dengan menampilkan tubuh atletisnya miliknya. Ups, tentu saja gadis bernama (Y/n) yg menjadi pelaku utamanya. Gadis itu menutup mulutnya.

' Njim, ini cerita gak salah server kan? ' Sungguh akhlakless sekali kamu nak...

Kakushibou menghembuskan nafasnya dengan kuat.

" Baiklah, aku tidak bisa bermain-main dengan lama lagi. "

Langsung saja, suara dobrakan pintu terdengar. Tampak seorang pria dengan wujud tegas dengan bola besi datang dengan begitu mencekam. Meksi matanya buta, ia dapat mengetahui bagaimana situasi sekarang. 

" Himejima-san! " Seru (Y/n) senang.

' Yosh! Dengan begini, lengkap sudah! ' 

" Mereka ini terus saja berdatangan. " Oceh Kakushibou.

" Kami para pemburu iblis akan selalu ada disini sampai dengan iblis terakhir dimusnahkan dari dunia ini. " Gyomei datang dengan begitu gagah dan religius. Bahkan rantainya saja ia gunakan seperti sedang berdoa.

" Tampaknya, kalian masih dapat bertarung. Tidak ada luka serius pada diri kalian, aku bangga. " Lanjut Gyomei.

Sanemi menunjukkan pedangnya kearah sang lawan. 

" Tentu saja, karna demi hari ini! Aku akan menyerang habis-habisan hingga tubuh ini hancur-lebur! " Teriaknya penuh semangat.

" Aku juga masih sanggup, untuk membelah tubuh iblis menjijikkan itu yg mengaku sebagai leluhurku. " Tambah Mui dengan aura dingin yg ia keluarkan.

Gyomei memutar-mutar bola besinya, sampai-sampai angin seolah tersedot kearahnya, lalu, dengan cepat ia hempaskan bola besi itu kearah Kakushibou, disusul dengan kapaknya yg menyerang dari samping. 

" Teknik Pernafasan Batu : Bentuk ke-2, Penghancur Permukaan Angksa. "

Seketika, tanah yg dipijakinya hancur, lemparan kedua ia layangkan hingga rantainya berhasil meililit leher iblis laknat tersebut. Sanemi maju dan melayangkan serangannya. 

" Pernafasan Angin : Bentuk ke-6, Badai Asap Hitam! "

Serangannya memberikan sayatan di udara dengan efek hembusan angin dengan asap hitam sepanjang lintasan sayatan pedang. 

" Pernafasan Kabut : Bentuk ke-6, Tsuki no Kashou!

Sang Pilar Kabut tersebut melompat tinggi di udara, dan mengeluarkan serangkaian tebasan yang tidak terhitung jumlahnya ke arah Kakushibou dengan liar. Gabungan serangan mereka membentuk menjadi satu, hingga tangan, serta pedangnya patah.

" Teknik Pernafasan Bulan : Bentuk ke-2, Bunga Mutiara Cahaya Bulan! "

Tiga rangkaian serangan ia berikan kepada ketiga pilar tersebut, yg tanpa ia sadari, dibelakangnya saat ini, seorang gadis tengah menyiapkan sebuah kejutan manis untuknya.

" Tenn no Kokyu : Yon no Kata, Arekuruu Hoshizora! ( Pernafasan Langit : Teknik ke-4, Amukan Langit Berbintang! )

Ribuan kepingan kristal langsung menancap pada punggung Kakushibou.

' Dari belakang?! Aku sama bahkan tak merasakan aura keberadaannya sama sekali! '

Kakushibou bingung, mengapa ia seakan tak bisa bergreka, tubuhnya terasa kaku.

' Ini adalah teknik yg ia gunakan tadi?! Tapi sebelumnya ia gunakan untuk menyerangku! Kenapa bisa berubah menjadi pembeku?! '

Gadis itu hanya menjulurkan lidah, mengejek.

" GENYA! SEKARANG! " Teriaknya.

" Ckh, menyerang dari belakang! Dasar samurai palsu! " Erangnya marah.

" KEPALA OTAKMU SAMURAI! AKU INI KISATSUTAI! KITA SUDAH BEDA ZAMAN GOBLOK! MAKANNYA JADI IBLIS ITU JANGAN TERPAKU PADA MASA LALU TERUS, DASAR BAJINGAN BANGSAT! " Jerit gadis itu penuh emosi.

Dor! Dor!

Suara tembakan terdengar, dua tembahkan diarahkan tepat ke Kakushibou. Ia ingin mengelak, namun tubuhnya tak dapat digerakkan. Pada akhirnya, dua peluru itu dapat menancap pada tubuhnya.

Setelahnya, sebuah pohon merambat dari dalam tubuhnya, rasa sakit dapat ia rasakan dengan jelas pada tiap daging dan tulangnya. Peluru yg ditembakkan Genya, sudah bercampur dengan kekkijutsu buatan Genya, serta campuran darah miliknya.

Tiba-tiba, pada lantai terdapat sebuah pola bintang delapan, atau disebut sebagai octagram. Bauran cahaya merah menyeruak diuadara, sebuah hembusan angin kuat seolah mengikat tangan dan kakinya. Seperti sihir, yg tentu saja bukan.

" HIMEJIMA-SAN! SANEMI! MUI! SEKARANG! " 

Ketiganya langsung maju dan mengerahkan seluruh serangannya. 

" Nafas Bulan : Jurus ke-9,  Rembulan Turun, Permukaan Tanpa Batas! "

Kakushibou berhasil menggerakkan sedikit tubuhnya meski terkaku-kaku, meski begitu, ia berhasil memberikan belasan tebasan yg berefek sangat kuat hingga menghancurkan tiang, serta ubin-ubin lantai.

" Woah, gila bener dah ni iblis. Tapi sayang sekali... Perlawananmu sia-sia banget. " Gumam (Y/n) yg diakhiri dengan seringaian.

Tepat setelah berkata demikian, tiba-tiba saja, Kakushibou terlilit oleh sesuatu. Seperti sangkar teknik darahnya Rui, tapi, lebih rumit dan kuat!

" Pernafasan Kabut : Teknik ke-7, Oboro! "

" Pernafasan Angin : Bentuk ke-7, Jeritan Tengu! "

Begitu serangan mereka dilancarkan, Kakushibou sudah berhasil melepaskan dirinya dari teknik (Y/n), meski rambatan pohon masih tertanam pada dirinya. Bilah-bilah muncul pada pedangnya, sehingga menjadi sesuatu yg mengerikan.

" Woah, coba lihat itu. Merk pedang terbaru, aku penasaran apa aku dapat membelinya di sh**pe. " Kekehnya.

" Pernafasan Bulan : Jurus ke-14 , Malapetaka, Sabit Tenjin! "

Kakushibou memutar pedangnya, hingga angin seolah membentuk menjadi tornado dan bersatu dengan bilah-bilahnya yg menyusahkan. 

" Chi no Kokyu : Ichi no Kata, Ketsueki Sosa! ( Pernafasan Darah : Teknik pertama, Manipulasi Darah!)

Pedang darah (Y/n) melebar, sehingg adapat menyerap serangannya itu meski hanya beberapa, setidaknya itu cukup agar serangan mematikan tersebut tidak dapat mengenai rekan-rekannya.

" GENYA! TAHAN DIA DENGAN JURUS DARAH IBLISMU! AKU PERCAYA PADAMU! " (Y/n) kembali berteriak lantang.

" Selanjutnya, sebelum kau benar-benar menjadi monster yg menjijikkan, aku yg akan membunuhmu. " Lirihnya.

Pancaran aura kuat terkumpul pada pedang bewarna biru itu, sang pilar langit mengangkat pedangnya keatas, membuat sang uppermoon 1 waspada pada serangan yg akan dilancarkan.

" Tenn no Kokyu : Go no Kata, Asa Hato no Uta. ( Pernafasan Langit : Teknik ke-5, Nyanyian Merpati Pagi ) "

Saat itu juga, Kakushibou merasa tenggelam. Ia seperti dihisap oleh sesuatu. Ditarik. Menuju titik terdalam yg pernah ia jumpai.

.

.

.

Dimana ini? 

Laut? 

Ini gelap sekali...

Gadis itu... Aku pikir dia akan menyerangku

Lalu ini apa? Ilusi?

Kalau begitu, aku akan menghancur--

" Kakak. "

Suara itu, suara hangat yg menggelegarkan darah dan daging ini

Saura yg sangat menjijikkan, dan yg ku benci, setengah mati.

Adik kembarku, Yoriichi...

Sosoknya saat masih kecil, tersenyum dengan penuh keluguan kearahku. Tangannya memegang seruling yg kuberikan padanya dulu. Binar matanya tampak seperti berlian.

Perasaan gejolak cemburu yg membakar jiwa ini

Menjijikkan

Enyahlah!

Satu tebasan kulayangkan, namun ia menghilang bagaikan asap

" Kakak, impianmu adalah menjadi samurai terhebat di negeri ini kan? "

" Aku... "

" Ingin menjadi sepertimu... "

" Aku akan jadi samurai terhebat kedua di negeri ini, agar bisa membantumu mencapai puncak, kak. Aku ingin berada disisimu. "

Melihat senyumnya, entah kenapa seolah ada rasa yg timbul dari diriku. 

Lalu, sebuah bayangan yg terpantul dari riak air. Menampilkan wujud diriku yg sekarang.

Apa ini... Adalah wujud dari seorang samurai?

Apa... Ini adalah hal yg aku inginkan?

Apa aku memakan banyak orang demi bisa bertahan hidup selama berabad-abad?

Lalu, apa yg aku dapatkan?

Tidak, aku hanya...

Aku hanya ingin melampauimu Yoriichi!

Kaulah! Seseorang yg takkan pernah bisa kugapai!

Meski aku hidup selama berabad-abad lamanya, aku tak pernah berada di puncakmu!

Aku hanya ingin menjadi sepertimu!

.

.

.

Disaat Kakushibou masih berada dalam alam bawah sadar yg (Y/n) kunci rapat-rapat menggunakan tekniknya, para pilar tak melewatkan kesempatan ini dan langsung menghantamnya habis-habisan.

" Biarkan aku yg menghabisi nyawamu, Michikatsu. "

" Tenn no Kokyu : Roku no Kata, Sora no Tsunami! ( Pernafasan Langit : Teknik ke-6, Gelombang Tsunami Langit! ) "

Dalam satu tebasan, akhirnya leher Kakushibou dapat di tebas. Gyomei langsung menghantam badannya dengan bola besi hingga hancur lebur. 

" A-apa... Ukh... Kita berhasil mengalahkannya? " Tanya Mui yg ngos-ngosan setengah mati.

Llau, tubuh yg dihancurkan Gyomei itu seakan bergerak seperti cacing.

" Dia masih bisa beregenerasi?! Jangan bercanda! " Keluh Sanemi.

" Dia lumayan gigih juga. " Ucap (Y/n) yg mengelap darah pada pipinya.

(Y/n) bergerak, ia mengambil serpihan kaca yg ia dapat dari lantai-- salah satu akibat dari pertempuran tadi.

Lalu, kaca itu ia hadapkan pada kepala kakushibou yg terpotong.

" Apa belum cukup, Michikatsu? "

" ...Bagaimana mungkin? Kau... Tahu... Aku... "

" Ya, aku tau saja, Tsugikuni Yoriichi, Tsuginuki Michikatsu, kau adalah kakaknya. Seperti yg kau bilang, aku ini aneh. Dan itu fakta. " Potong (Y/n).

" ... Aku hanya ingin... Seperti Yoriichi... Aku hanya ingin menjadi kuat, sepertinya... Dia selalu selangkah di depanku... Aku adalah yg tertua, lalu kenapa aku tidak mampu? " Lirihnya.

" Kau tahu? Kehebatan setiap orang itu tentu berbeda, seolah ada kaca tebal yg menghalangi. Iri itu pasti, siapa sih yg tidak merasakan iri? Hanya saja... Bukan berarti kau berhak membunuh orang hanya demi menyalurkan kecemburuanmu. Kau sudah salah Michikatsu. Anggap saja kedatangan kami hari ini, adalah karma dari perbuatanmu. Matilah, penuhi segala hukumanmu disana. Lalu... Temui adikmu dan minta maaflah. "

Usai berkata demikian, perlahan, badan serta kepalanya menjadi abu. Sebenarnya, (Y/n) tak perlu susah payah memakai cara baik seperti ini. Ia cukup menekan Kakushibou untuk mati dengan menggunakan darahnya.

Setelahnya, Kakushibou akhirnya telah sepenuhnya menjadi abu, dan menghilang di balik udara.

Gadis itu menghela nafas berat.

" Akhirnya usai juga! " Ia merebahkan dirinya pada lantai. 

Dapat dirasakan kalau saat ini bagian tubuhnya mengalami beberapa luka, apalagi luka dalam. Tapi ia tidak peduli. Toh, nanti saat melawan Muzan juga akan lebih parah. 

" Mui, Sanemi, Genya, Himejima-san, kalian baik-baik saja kan? " Tanya untuk memastikan keadaan mereka.

" Ya, syukurlah. Meski kami babak belur, tapi kondisi kami masih sangat fit untuk menghalahkan Muzan. " Jawab Mui.

(Y/n) mengulum senyum.

" Dengan kehadiran pilar langit, kau dapat menghentikan serangan iblis itu sehingga kami baik-baik saja, sungguh kau benar-benar utusan tuhan, benar-benar mengagumkan, Namu. "

(Y/n) hanya terkekeh.

Disisi lain, tampak Sanemi yg memeluk erat Genya dengan linangan air mata. 

' Syukurlah, kakek codet itu bisa menangis. Maksudnya, dapat terharu. '

(Y/n) bangkit dari posisi tidurnya. Ia memasang kuda-kuda, mereka kebingungan.

" Tenn no Kokyu : San no Kata, Ame ten'nomegumi ( Pernafasan Langit : Teknik ke-3, Berkah Langit Hujan ) "

Seketika, bauran cahaya terbang diudara lalu membentuk suatu awan, hingga tetesan air mengucur deras. Perlahan, tetesan itu mulai menyembuhkan luka mereka, hingga sembuh total.

" Nee-san! Ini?! "

Tak sempat menjawab pertanyaan Mui, (Y/n) sudah menyelonong pergi kearah lain.

" Ayo! Kita tak punya waktu berbincang! Ini adalah perlombaan waktu dan tenaga! "

Gyomei dan yg lain mengangguk setuju. Lalu mengikuti langkahnya untuk mencari Muzan, dengan dituntun gagak kasugai yg datang entah darimana dengan sebuah selembaran kertas dengan motif mata.

//DISISI LAIN//

" KAKK! HIMEJIMA GYOMEI, SHINAGUZAWA SANEMI, SHINAGUZAWA GENYA, TOKITO MUICHIRO, ASUKA (Y/N)! MEREKA BERHASIL MENGALAHKAN IBLIS BULAN PERTAMA! TANPA KORBAN! KAKK! MEREKA BERHASIL! KAKK! " Jerit burung kakak kasugai pada tiap anggota kisatsutai yg tersebar.

Seorang pemuda berambut merah anggur, ditemani dengan pria berambut hitam, dan kuning bergaris merah yg tengah duduk dengan perban yg membaluti tubuh mereka, mengitari api unggun turut tersenyum senang.

" (Y/n) dan yg lainnya! Mereka berhasil! "

.

.

.

T

B

C


Abaikan kalau ada typonya yak, wghwghwgh :D


   



Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 381K 62
Di akhir kehidupannya, Nara sangat menyesal telah meragukan Isaac dan lebih memilih George yang menghancurkannya tanpa sisa. Merebut hartanya dan mem...
502K 76.8K 64
Kimetsu No Yaiba Series #1 Tangan pucat sialan! Tanggung jawab dong! Udah ditarik begitu saja eh, malah ditinggal! Kamu yang dulunya berusia 25 tahun...
192K 29.8K 82
⌞ 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄 𓆉 ⌝ MASIH BANYAK TYPO, GOMENNASAI AOWQWQWQ " Bintangku.. bersinar..di depan halaman rumahku, mengingatkan.. dirinya.. yang selalu...
342K 44.4K 63
°☆° [ END ] °☆° Asuka (Y/N) seorang gadis SMP kelas 3 yang berumur 14 tahun. Termasuk kaum Wibu, tapi akalnya masih terbilang sehat. Niatnya sih, se...