Metawin Is Mine - (BRIGHTWIN)

By scarlightt

267K 20.2K 2K

bait cerah untuk pemenang// Bulan ramai benar kunikmati hawanya Bersua dengan anak Adam yang kutemui Ku amati... More

1. Pemeran Utama
2. Hilang
3. Daddy
4. Dimulai
5. Istimewa
6. Bersama Ken
7. Selalu Mempesona
8. Susu
9. Rumah Sakit
10. Detak tak Berotak
11. Dapat
12. Curiga
13. Nadir
14. Butiran Garam
15. Hari Bahagia
16. Sumringah
17. Tragedi
19. Pulang
20. Kalah Saing
21. Lembut
22. SenggamaπŸ”ž
23. Siapa?
24. Cemburu
Puasa!!
25. Ingkar
26. Damai
27. Asisten Pribadi
28. Diobati
29. πŸ”žπŸ”ž
30. Perangko.
31. Biarkan bahagia
32. Kembali luka
33. Rawat
34. Putus?
35. Sudikah
36. Hangat
37.πŸ”žπŸ”ž
38. Siapa manja
39. M-mamah?
40. nikmatnya lumatπŸ”ž
41. Mendung
42. Permainan dimulai
43. Ngapain?
44. Mine.
45. Nestapa
46. Pergi
47. Say, Good bye
48. Jauh
Sajak Untuk Cahaya.
49. Petualangan
50. Istirahat Win
51. Menepi
52. Bawa Kembali
53. Terbongkar
54. Sesal
55. Apalagi
56. Ketemu?
57. Buna
58. Mencoba.
59. Menerima
60. Hangat.
61. Random
62. Bangkrut
63. Mual
64. Iya, Mau
65. Ngeselin
66. Terima.
67. Tahan
68. Menuju hari H.
69. Janji Suci
70. DamaiπŸ”ž
71. Rewel
72. Member baru
73. Cemburu
74. Fun day
75. πŸ”ž
76. Nahkan
77. Pantai
78. Sayang Buna
79. Menyiksa
80. Bright Ngambekan
81. Bahagia hingga hampir meluap
MAAF

18. Terjaga

2.9K 248 8
By scarlightt

Win sampai di rumah sakit, langsung dia menuju ke tempat Bright dirawat. Berlari tanpa melihat sekitar. Di depan ruangan yang menjadi perawatan pertama untuk Bright, win menunggu dengan hati yang cemas. Tidak ada siapapun di sana. Hingga akhirnya dokter yang merawat bright keluar. Win langsung mendekati dokter tersebut.

"Bagaimana keadaannya dok?"

"Ada beberapa luka yang dia dapatkan di bagian kepalanya mendapatkan luka yang cukup parah. Karena kemungkinan dia tidak mengenakan sabuk pengaman ketika berkendara"
Jelas dokter secara panjang lebar

"Apa akan baik-baik saja dok?"

"Anda berdoa saja, semoga tuhan memberikan kesembuhan"

"Kalau begitu saya harus buru-buru, karena pasien harus ditangani lebih cepat"

"Terimakasih dok informasinya"

Dokter itu menepuk bahu win pelan.

Win bingung, dia khawatir dan cemas. Dia tidak bisa melakukan apapun. Dia takut jika kekasihnya meninggalkan dia begitu saja.

Kedua manusia paruh baya datang dengan sedikit berlari dan raut wajah yang panik. Dia adalah orangtua Bright.
Tuan Chivaaree dan Nyonya Chivaaree.

"Apa kau metawin?" Tanya ibu Bright.

Orangtua bright mengetahui win karena Ken yang cerita. Dan mereka menyukai win.

"I-iyaa nyonya, saya win" win segan untuk menjawab.

"Bagaimana keadaan Bright, win?"

"Keadaannya cukup parah nyonya, bagian kepalanya mendapatkan benturan yang sangat keras" win menjawab dengan menundukkan kepala.

"Hikss -hikss" tangisan nyonya Chivaaree akhirnya pecah

"Udah sayang ngga papa, semuanya bakal baik-baik saja" Ayah Bright menenangkan istrinya

"Bright pah, Bright"

"Kita berdoa saja mah, papah yakin bright bisa bertahan"



...

Win bingung harus bagaimana.

Tuan Chivaaree yang menyadari kebingungan dan kegelisahan win, ikut menenangkan.

"Nggapapa win, Bright bisa lewatin ini semua. Kamu tenang aja"

"Iyaa tuan" win masih menundukkan kepalanya

"Panggil papah dan mamah aja win, jangan sungkan"

"Eeh- iya pah"

Setelah satu jam dokter yang win tanya tadi keluar dari ruangan.

"Adakah dari keluarganya tuan Bright yang bergolongan darah O?"

"Saya dok"

"Saya dok"

Win dan mamah Bright berdiri menjawab pertanyaan dokter.

"Syukur, karena persediaan golongan darah O sedang habis. Jadi kalian bisa cek darah dulu sebelum mendonorkan"

"Mari ikut saya" suster mengarahkan ruangan untuk mengecek darah mereka.

Win dan Ibu Bright menuju ke ruangan yang diarahkan.

Sekitar 15 menit mereka selesai melakukan cek, namun

"Maaf untuk darah dari Nyonya Chivaaree tidak dapat kami ambil karena tekanan darah nyonya Chivaaree tinggi" suster menjelaskan hasil cek darah mereka.

"Maka dari itu, tuan metawin yang akan kami ambil darahnya"

Ibu Bright menatap win dengan penuh harap.

"Tolong bantu Bright ya sayang"

"Tentu nyonya, saya permisi" win meninggalkan mereka untuk diambil darahnya.

Setelah mendapatkan darah dari win, Bright tidak kunjung sadar. Win selalu menunggu Bright di samping ranjangnya. Dia takut kehilangan Bright.

"Win makan dulu ya, ini sudah malam. Pasti kamu dari tadi belum makan kan?" perhatian mamahnya bright mbari mengelus rambut coklat win.

"Tidak perlu nyonya, saya tidak lapar"

"Kan papah sudah bilang, panggil papah sama mamah saja, anggap kita orangtuamu win" mamah Bright menanggapi

Win menganggukkan kepalanya pelan.

"Mamah beli makan dulu, kamu harus makan. Karena kamu habis donor darah buat Bright. Jangan bantah"

"Baik mah, maaf kalau win merepotkan" tidak enak hati kepada orangtua Bright.

Tanpa menjawab, mamah Bright mencium pipi kiri win.

Win senang karena orangtua Bright menerima keberadaannya dan perhatian kepadanya.

Win tidak pernah bosan bercerita apapun kepada Bright, walau tetap tidak ada tanggapan apapun.

🌹🌹🌹


Genap seminggu Bright belum sadar. Kini win ditemani Ken dan orangtua Bright di ruang rawat.

"Phi win, tapan daddy atan banun?" Tanya Ken yang sedang peluk dalam pangkuan win.

Ken sudah tidak menangis seperti beberapa hari belakangan, tentu saja karena win yang mengucapkan kata penenang.

"Ken berdoa saja ya, biar Daddy cepat bangun" ucapnya lembut dengan tangan yang mengelus punggung kecil ken.

"Ken tidur nanti phi win puk puk"

"Iya phi win, muachh" Ken mencium bibir win.

Mata yang lain sedang memperhatikan win dan ken dari arah sofa.

"Ternyata Bright tak salah memilih pah" bisik mamah Bright di telinga papah Bright.

"Iya mah, benar ucapan Ken. Kalau win sepertinya benar-benar sayang cucu kita"

Akhirnya sore datang menjemput.

"Ken, ini sudah sore. Ken pulang na, besok Ken kesini lagi temani Daddy"

"Ten mau menemani phi win"

"Ken, kan besok Ken sekolah. Masa Ken bolos. Itu tidak baik loh"

"Tidak mau, ten mau dicini aja phi win"

"Ken sayang tidak sama phi win?"

"Cayang"

"Nah kalau Ken sayang sayang sama phi win, Ken harus menurut sama phi"

"Tapi phi-" Ken terus saja ngeyel

"Oke kalau Ken tidak menurut sama phi win, phi tidak akan ke rumah Ken lagi" win sedikit mengancam kepada ken

"Baiklah phi win ten nulut" jawabnya dengan lesu

"Senyum dong, masa cemberut"

"Ini phi win, ten cudah cenyum. Ayo omah kita pulang, Babay buna"

Orangtua bright terkejut dengan panggilan Ken untuk win. Sedangkan, win menggaruk belakang lehernya karena salah tingkah.


🌹🌹🌹

Orang tua Bright sudah pulang.

Sesekali win berbicara sembari mencium telapak tangan Bright yang dihiasi selang infus. Menyalurkan rasa rindu yang mendalam.

"Phi Bright, kapan kamu bangun. Kenapa kamu masih betah menutup matamu, apa kau bosan melihat wajahku? Kenapa kamu masih nyaman di balik selimut itu, apa pelukanku kurang hangat sayang?" Win meneteskan air matanya.

Win tertidur sambil duduk dengan air mata uang terus menangis. Menyandarkan kepalanya di tepu ranjang bright dengan tangan yang masih setia menggenggam tangan Bright.

Tepat di puncak malam, bright sadar. Terbangun dari tidur panjangnya. Di rasa tangannya basah, bright langsung menatap sebabnya. Kekasihnya disana bersamanya. Bright bahagia, kekasihnya masih setia bersamanya. Namun, bright merasa kasihan dengan kekasihnya.

Diusap kepala win dengan lembut, merapalkan kata maaf yang tak mampu bibir ucapkan.

Win menyadari pergerakan tangan Bright.

"Phi Bright? Aku panggil dokter dulu"

Win melangkahkan kakinya hendak berdiri mencari dokter.

"Sayang, jangan pergi" bright menahan tangan win

"Aku mau panggil dokter dulu, kamu ba-" win panik entah karena apa

"Sini aja, aku haus" suara Bright yang daritadi terdengar lirih.

Win langsung mengambil minum dari atas nakas. Mendudukan dirinya di samping Bright dan Bright menyandarkan punggungnya di dada win.

"Pelan-pelan minumnya"

"Sudah"

"Meta, maafin phi ya" Bright menggenggam tangan win yang lebih kecil darinya

"Maaf untuk apa? Jangan bilang kamu merasa merepotkanku. Itu sama sekali tidak phi" win sungguh perhatian

"Sekarang apa yang phi Bright rasakan?" Lanjutnya

"Sedikit pusing" berbalik memeluk win

"Yasudah tiduran aja, biar pusingnya ilang"

Bright menggelengkan kepalanya.

"Phi Bright kenapa si, bergerak mulu. Katanya pusing"

"Meta belum cium aku" Bright memanyunkan bibirnya, win memutar matanya malas.

Cup

"Udahkan, kenapa masih manyun gitu"

"Iih bukan di sini, tapi disini" sembari menunjuk bibirnya.

Cup
Cup
Cup
Cup muachh

"Udah kan, sekarang kamu rebahan aja" bright menurut dan mulai merebahkan dirinya kembali.

"Sini naik~" bright meminta win untuk turut rebahan di atas ranjang.

"Itu ngga muat" win berusaha menolak

"Muat, sini ihh cepetan"

Akhirnya win menuruti perintah bright, agar tidak berisik.

Setelah win merebahkan dirinya, bright langsung mencium leher win dan pipi kiri win.

"Tangannya bisa diem ngga?!!"
Bagaimana win tidak marah, daritadi tangan Bright mengeksplora tubuh win dari atas sampai bawah.

"Hehe, gabisa" memberikan cengiran tanpa dosanya

"Kalau ngga berhenti, aku turun!" Penuh peringatan.

Bright langsung diam.

"Ta mau nenen~" suaranya sangat lirih namun masih mampu win dengar

"Ha? Engga!"

"Aku udah lama ngga nenen loh, susunya juga belum kamu pompa kan?" Pasti sakit"

Win berpikir sebentar, karena ucapan bright ada benernya.

"Tapi jangan lama-lama"

Bright menganggukan kepalanya semangat.

Win memiringkan badannya menghadap bright, dengan cepat bright langsung membuka kancing kemeja win hingga dada win terlihat.

"Akhhh, shhh pelanhhh ajahhh"

"Hehe abwisnya empwuk bangwet

Win diam memperhatikan wajah bright yang menggemaskan, sembari menyisir rambut Bright dengan jemarinya.

"Bwuntwelan ngga kweswini swayang? Win bingung apa yang dimaksud oleh Bright

"Ha? apaan?

"Si Ken, dia kan bulat banget kaya buntelan" menjawab dengan jelas setelah win menarik nipplenya dari bibir bright.

"Iih phi Bright, anak sendiri dibilang buntelan" win memukul bibir Bright karena tidak terima.

"Aww sakit sayang" Bright kembali melahap nipple win.

"Tadi dia disini, tapi aku suruh pulang gabaik anak kecil di rumah sakit terus"
Mendengarkan penjelasan win, Bright mengangguk paham.

"Sayang, akwu twidwak swadwar bwerwapa lwamwa?" Tanya bright sembari memainkan nipple win yang lain.

"Seminggu"

Bright mendogakan kepalanya tanda terkejut.

"Kan phi Bright kecelakaan, masa ngga ingat" bright terdiam

"Kan aku selalu bilang kalau lagi nyetir jangan ngebut-ngebut" sambil menjewer telinga Bright.

Plop

"Aww sayang, aku baru bangun udah disiksa aja"

"Maaf ya ta" lanjutnya

"Iya, lain kali tuh dengerin omongan aku"

Menganggukan kepala dan kembali menghisap nipple win.

Win mencium pipi kiri Bright dan memeluknya. Berharap tak akan rasa bosan dari tersayang.

Biarkan jiwa anak manusia ini menjadi tumbuh hingga tak ada kata runtuh.

Continue Reading

You'll Also Like

26.9K 1.8K 55
James adalah bos yang dingin, kejam dan bermulut tajam. Sehingga banyak orang yang tidak suka padanya. Hanya sahabatnya, Net, yang mampu bertahan men...
NNN By arganta2691

Teen Fiction

4.7K 213 31
πŸ’œπŸ’œLDR πŸ’œπŸ’œπŸ”žπŸ”žπŸ”ž 🀭🀭🀭 blm selesai, udah bikin yg baru 🀣🀣🀣
2.4M 220K 66
"Pak, saya di depan ruangan bapak Bapak dimna?" "Di kelas" "Pak, saya sekarang sudah di kelas Tapi bapak ngga ada." "Saya sudah di ruangan saya." "Ba...
44.3K 2.8K 45
BOY LOVE [sudah tamat] Ini cerita pertama author, harap maklum kalimat nya masih berantakan, jadi sekarang author memperbaiki kalimat nya dari chapte...