RAHMANIA (Terpaksa Menikah De...

By Miss_Heni

7.5K 964 50

Ketika suami tidak dapat dipertahankan lagi, Rahmania memilih berpisah. Namum, siapa sangka jika ketiga anakn... More

1. PHK
2. Pulang Kampung
3. Baru Tahu
Suami Egois
Kasih Sayang Ibu
Tak Lagi Perhatian
Suami Menyebalkan
Digrebek Warga
Berpisah
Sedih
Mulai Hidup Baru
Mengadu Nasib
Selebgram Idola
Yusuf Ramadhan
Asisten Rumah Tangga
Profesi Baru
Hari Pertama
Pagi Ini
20. Semangat Bekerja

Awal Kebersamaan

61 6 1
By Miss_Heni

Bab 19 - Awal Kebersamaan

Nia masih tahu diri untuk memberikan jatah makanannya kepada Yusuf. Tadi, Nia memang masak tidak terlalu banyak karena ia pikir bisa ia makan dua kali. Untuk sarapan dan makan siang, karena ia tadi tidak tahu jika ada Yusuf pulang kembali ke rumah.

Meletakkan bihun goreng buatannya ke dalam dua buah piring. Membawanya ke meja makan dan Nia sodorkan satu piring dihadapan Yusuf. Lelaki itu mengernyit sambil menyesap kopinya.

"Silahkan, Mas. Ini sarapan Anda. Maaf saya tidak tahu biasanya Mas Yus sarapan apa. Dan hanya ini yang saya buat pagi ini." Nia tersenyum lalu berlalu pergi, kembali ke dapur. Mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih. Lagi-lagi Nia memberikan air putih kepada Yusuf. Meletakkan gelas di samping piring yang merupakan sarapan Yusuf. Lelaki itu bahkan belum menyentuh makanannya dan hanya terpaku menatap Nia. Ia takjub karena memang tak pernah diperlakukan seperti ini oleh seorang wanita. Mbak Siti yang dulunya bekerja di rumah ini sangat jarang memasak untuknya karena Yusuf juga hampir tak pernah berada di rumah. Sejak Yusuf bekerja, lelaki itu sudah disibukkan dengan dunia pekerjaan yang menyita banyak waktu.

Nia yang merasa heran karena sang majikan hanya terpekur dalam diam tanpa berniat menyentuh makanannya. Menjadikan Nia salah tingkah. Adakah sekiranya hal yang membuatnya melakukan kesalahan.

Ehem ... Nia berdehem. Mengalihkan perhatian Yusuf. Lelaki itu terkesiap, tersadar akan lamunan. Bahkan cangkir kopi masih berada di tangan. Buru-buru ia letakkan cangkir kopi yang masih ada separoh isinya.

Menatap makanan di hadapannya yang begitu menggoda. Tanpa kata, Yusuf segera melahap makanan di hadapannya. Membuat Nia sempat ternganga dengan cara makan Yusuf yang begitu menggoda. Sampai Nia lupa jika sarapannya sendiri belum ia sentuh.

Makanan di piring Yusuf habis tak bersisa, segera meneguk hingga tandas air putih satu gelas. Benar-benar mengenyangkan perut di pagi menyapa. Yusuf mendongak menatap Nia yang juga sedang menatapnya. Karena malu ketahuan sedang memperhatikan sang majikan, Nia buru-buru mengalihkan perhatiannya. Yusuf bangkit dari duduknya.

"Terima kasih sarapannya, Ni." Dengan seulas senyum, Yusuf meninggalkan meja makan dengan hati yang entah bagaimana caranya mendiskripsikan.

Sementara Nia, wanita itu masih tak menyangka jika Yusuf melahap makanannya dengan begitu antusias. Tentu saja ia senang dan semoga saja majikannya cocok dengan hasil masakannya. Akan tetapi satu hal yang masih menjadi tanda tanya bagi Nia. Bukankah Yusuf mengatakan jika tak akan pulang ke rumah. Lantas, kenapa lelaki itu sudah ada lagi di rumah pagi ini. Bahkan Nia pun sampai tak menyadari kapan Yusuf sampai. Ia menggelengkan kepalanya. Lebih baik segera memakan sarapannya dan ia harus kembali bekerja.

***

Susana di perumahan tempat tinggal Yusuf memang sepi dan lengang. Termasuk golongan perumahan elit yang siapa pun tak bisa sembarangan memasuki. Ini masih pagi sekitar jam tujuh dan Nia memilih keluar uang menyiram taman depan agar terlihat segar dan tak terlalu gersang. Sangat disayangkan jika rumah sebagus ini taman depannya tampak tak terawat sama sekali.

Yusuf keluar rumah tanpa membawa barang apapun juga.

"Ni!" panggil Yusuf membuat wanita itu segera menoleh.

Mematikan kran air dan bergegas mendekati Yusuf.

"Iya, Mas Yus."

"Aku pergi dulu. Baik-baik di rumah." Pesan lelaki itu dan berlalu masuk ke dalam mobil.

Nia masih mematung berdiri sambil memperhatikan Yusuf. Begitu mobil itu bersiap berjalan, bunyi klakson membuat Nia sedikit membungkukkan badan.

Dari kaca spion Yusuf bisa melihat bagaimana Nia yang melepas kepergiannya dengan disertai senyuman. Sebenarnya ada satu hal yang kurang. Yaitu lambaian tangan. Wanita itu tidak lakukan dan sedikit raut kekecewaan tergambar di wajah Yusuf.

Lelaki di balik kemudi itu menggelengkan kepalanya dengan semua pemikirannya barusan. Nia itu hanya orang yang bekerja padanya. Mana mungkin berani melambaikan tangan untuknya. Kecuali jika Nia adalah seorang istri. Mungkin akan lain lagi ceritanya.

Tersenyum seorang diri seperti orang bodoh. Apa sebegitu inginnya ia menikah sehingga yang ada di benaknya hanyalah bayangan seorang istri. Ah, Yusuf tersenyum kecut. Andai ia tak sering dikecewakan oleh perempuan, mungkin saat ini Yusuf telah menikah dan memiliki anak. Sama seperti para rekan-rekannya. Di usia yang sudah sangat matang tentunya. Sudah sewajarnya ia membina rumah tangga. Karena ia tak mungkin akan terus melajang seumur hidupnya. Tapi kembali lagi, rasa sakit hati yang kerap menyapanya, membuat Yusuf enggan menjalin hubungan asmara. Dan hanya pekerjaan serta karirnya saja yang kini ia pikirkan.

Continue Reading

You'll Also Like

8.1M 54.7K 66
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
164K 5.5K 43
Berpacaran selama 3 tahun ternyata tidak membuat kekasihnya merasa cukup dengan Leana, Gadis cantik yang memiliki sejuta pesona itu pun tetap membuat...
693K 32.6K 38
#Dewasa
280K 621 18
DEWASA ONLY!! "Om...ayo tidurin aku, izinkan aku menikmati sisi liarmu..."