Kepingan Hati (END)

By Manda_Hrmn

67K 4.6K 700

Setiap manusia pasti merasakan jatuh cinta. Terlihat sangat indah dan menarik. Namun, di balik keindahan ters... More

1. Flashback (Revisi)
2. Bertemu Masa Lalu (Revisi)
3. Ketemu Rafa (Revisi)
4. Rafa Berkunjung (Revisi)
5. Sebuah Perjuangan (Revisi)
6. Meresahkan (Revisi)
7. Rafa Terusir (Revisi)
8. Tekad Rafa! (Revisi)
Tulang Rusuk (Part 9)
Keseriusan (10)
Menikah? (11)
Sangat Berarti (12)
Saya Serius, Bu! (13)
Penawar Luka (Part 14)
Cita-cita (Part 15)
Fakta Yang Mengejutkan (16)
Calm, Rafa! (17)
Milad Si Kembar (18)
Halal (19)
Kamu Cantik! (20)
Tentang Rafa (21)
Sarapan Untuk Ayra? (22)
Rafa Baper (23)
Hadiah Terindah (24)
Gosip (25)
Hal Tak Terduga (26)
Kunci (27)
Membuka Hati (28)
Rafa Salting (29)
Bertengkar (30)
Khafa Mulai Jatuh Cinta? (31)
Siapa Nadhira? (32)
Rafa Bimbang (33)
Tentang Cinta (34)
Cemburu (35)
Dinner (36)
Hadirmu (38)
Perasaan Ayra (39)
Utuh (40)
Persoalan Umur (41)
My Life (42)
Together (43)
Kaulah Kekasihku (44)
Rasa Sakit (45)
Rumah Sakit (46)
Tragedi (47)
Kehilangan? (48)
Luka (49)
Asing (50)
Keikhlasan (51)
Mengerti (52)
Setitik Kisah (53)
Berdamai (54)
Pergi (55)
Konsep Jodoh (56)
Asumsi (57)
Histori (58)
Kabar (59)
Ikhlas? (60)
Belajar Ikhlas (61)
Terima kasih (62)
Kehamilan (63)
Cemburu (64)
Ending (65)
Ekstra Part
Ekstra Part 2

Something (37)

810 60 12
By Manda_Hrmn

"Kamu itu terlalu indah. Jadi, aku akan menjagamu dengan baik."

~Kepingan Hati~

Tetap jaga iman dan imun 🤍
Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi 🤍

Happy Reading!

***
Khafi mendatangi Rafa yang kebetulan hari ini berada di tempat gym setelah kuliah. Rafa mengerenyit heran ketika Khafi menampilkan raut wajah tak bersahabat.

"Ada apa, Bang?" tanya Rafa dengan hati-hati. Meskipun, Rafa telah menikah dengan Khafa tak membuat Rafa mengganti panggilan kepada Khafi.

Khafi menggebrak meja membuat lelaki 19 tahun itu terlonjak kaget. "Kenapa, Bang?" tanya Rafa dengan mengurut dadanya karena terkejut.

"Gue nggak suka liat lo terlalu dekat dengan Ayra, Raf! Gue tau, lo sama Ayra itu sepupuan, tapi lo harus inget. Lo sama Ayra bukan mahram. Jadi, jaga batasan!" sungut Khafi dengan kesal.

"Gue pernah liat lo sama Ayra di kedai es krim dan gue juga liat kedekatan kalian. Gue nggak mau jika Khafa tersakiti dengan sikap lo yang kayak begini. Gue nggak rela, Khafa terluka karena lo terlalu dekat dengan perempuan lain," sambung Khafi.

"Maaf, Bang. Aku sama sekali nggak ada niatan untuk menyakiti, Khafa," ujar Rafa dengan sungguh-sungguh.

Khafi menghela napas seraya mengusap wajahnya kasar. Lelaki itu berusaha mengontrol emosinya. Setelah tenang, Khafi menatap Rafa dengan sorot mata serius.

"Oke. Gue harap lo bisa menjaga batasan sama Ayra. Jangan pernah melukai perasaan Khafa atau lo bakalan berurusan sama gue," ancam Khafi lalu pergi begitu saja. Rafa yang mendengar hal tersebut menghela napas panjang.

"Gue cinta sama Khafa mana mungkin gue sakiti dia," gumam Rafa sambil kembali fokus pada laporan yang akan dia periksa.

***
Nadhira menatap intens Khafa yang tengah minum dengan elegan. Nadhira memutar bola mata malas. Dia tak sengaja bertemu dengan Khafa dan Khafa menyapa sekaligus duduk di tempat yang sama dengan Nadhira. Sungguh, Nadhira muak melihat istri dari sepupunya tersebut.

"Tujuan lo duduk bareng gue itu apa?" tanya Nadhira dengan sorot mata malas.

"Mau kenalan secara resmi sama kamu. Saya tahu nama kamu Nadhira Varihza Almira, kakak dari Ayra dan kamu sepupunya Mas Rafa. Saya juga tahu, kalau kamu nggak hadir pas pernikahan saya dan Mas Rafa. Baik, itu akad maupun resepsi," ucap Khafa dengan anggun. Khafa memang sudah mengetahui tentang Nadhira karena suaminya sudah bercerita.

"Ya, terus?"

"Perkenalkan nama saya Khafa Aseanda Zayn. Istri dari Mas Rafa. Salam kenal," ucap Khafa yang kini tersenyum ramah dibalas dengkusan sebal oleh Nadhira.

"Sangat nggak bermanfaat untuk gue ketahui," ketus Nadhira dengan putaran bola mata malas.

Khafa tersenyum tipis. "Begini cara kamu memulai perkenalan dengan orang? Saya rasa, attitude kamu cukup kurang," kata Khafa dengan lembut, tapi mampu menusuk hati Nadhira.

"Maksud lo ngomong gitu apa? Mau ngajak ribut sama gue?" tanya Nadhira dengan tatapan tajam.

"Calm, Nadhira. Saya hanya mengajak kamu untuk berkenalan dan menjalin silaturahmi," ucap Khafa dengan pandangan lembut.

"Cih! Bacot!" seru Nadhira seraya bangkit dari kursinya. Perempuan 19 tahun itu meletakkan sejumlah uang di atas meja kemudian menatap tajam Khafa.

"Meskipun lo istri dari Rafa. Jangan harap, gue bisa bersikap dengan baik sama lo. Rafa itu nggak pantes sama lo. Dasar tua!"

Nadhira pergi begitu saja membuat Khafa terhenyak. Khafa benar-benar tak menyangka dengan sikap dari sepupu Rafa akan seperti ini. Khafa pikir, Nadhira gadis yang humble yang akan enak untuk diajak bicara. Khafa memang tak sengaja bertemu Nadhira di cafe ini. Itu makanya, Khafa berusaha berkenalan dengan Nadhira supaya mempererat tali persaudaraan. Namun, semuanya di luar ekspektasi dari Khafa. Khafa memejamkan mata sembari menarik napas lalu mengembuskannya berulang kali.

"Sabar, Khafa," lirih Khafa mengatakannya.

***
Mumpung hari libur. Khafa meminta suaminya untuk belanja sayuran. Meskipun merengut, Rafa tetap mengikuti keinginan sang istri. Khafa langsung memeluk tubuh suaminya ketika Rafa mengangguk setuju.

"Cium dulu, Ayang," ucap Rafa sambil menyodorkan pipi kanannya.

"Ihhh, pake imbalan," kata Khafa sambil tertawa kecil.

Rafa ikut tertawa mendengar perkataan istrinya. "Pipi aku butuh asupan juga, Fa," ucap Rafa sambil menjawil hidung Khafa dengan gemas.

"Iya deh iya. Apa sih yang nggak demi suami tercinta," ucap Khafa membuat Rafa tersenyum malu.

"Gemes banget," ucap Khafa sambil mencium kedua pipi Rafa yang membuat jantung Rafa semakin jumpalitan.

"Udah, sana beli sayuran. Malah bengong," ucap Khafa membuat kesadaran Rafa kembali.

"Oke!" Lelaki muda itu pun langsung berlari keluar rumah menuju tukang sayur keliling yang tak jauh dari rumah.

Rafa melihat para bapak-bapak berkumpul di dagangan tukang sayur keliling tersebut. Rata-rata dari mereka mengenakan sarung terutama Rafa sendiri. Rafa sudah merasa dirinya bagian dari bapak-bapak tersebut. Vibes bapak-bapak sudah tercium sangat kuat dalam tubuh Rafa.

"Ada angin apa, ya, hari ini saya kedatangan para bapak-bapak belanja," ucap pedagang tersebut.

"Iya nih, Pak. Istri saya lagi mager. Jadi, nyuruh saya belanja," sahut bapak-bapak kepala plontos disertai kumis tebal menyertai

"Kok sama, Pak Jay? Istri saya juga. Apa istri kita semua pada janjian kali, ya?"

Keenam lelaki itu mengangguk setuju sedangkan yang satu lelaki itu menggeleng.

"Saya nggak punya istri."

"Lah, 'kan situ duda," ujar bapak-bapak yang beralis tebal sambil tertawa membuat lelaki berstatus duda tersebut mendengkus.

"Bapak-bapak, saya mau nanya telor asin takut ama siapa?" tanya Pak Andre membuat kelima bapak lainnya berpikir.

"Oalah, Pak Andre. Yo jelas, jawabannya telur puyuh karena tato telur puyuh lebih banyak." Jawaban tersebut membuat keenam bapak-bapak itu tertawa. Rafa berserta pedagang tersebut juga ikutan tertawa karena jokes bapak-bapak memang sereceh itu.

"Pak ini kentang sekilo berapa, Pak? Sama bayam dua ikat," tanya Rafa sambil menunjuk sayuran yang baru saja disebut olehnya.

"Bayamnya lima ribu. Kentang Rp 24.000."

Rafa mengangguk seraya mengambil bayam dua ikat. Kemudian, kentang sekilo, wortel, bunga kol, daun seledri, daun bawang dan ceker.

"Makanya Pak Rijal cepat nikah dong." Ternyata, pembahasan tersebut belum usai. Rafa hanya mengabaikan saja percakapan para bapak squad tersebut.

"Saya mau nikah, tapi tunggu Neng Khafa jadi janda," canda lelaki yang berstatus duda tersebut.

Mendengar ucapan tersebut membuat Rafa langsung menatap tajam lelaki tersebut. "Omongannya dijaga, Pak!" Seru Rafa dengan raut wajah tak bersahabat.

"Eh, saya cuma bercanda," ujarnya sambil tertawa canggung karena tatapan Rafa sudah semacam laser yang mematikan. Jika tak mengingat lelaki itu sudah berumur. Sudah ditonjok oleh Rafa.

"Bercanda Anda tidak memiliki bobot!"

Rafa langsung memberikan selembar uang merah. Kemudian, membawa belanjaannya. Lelaki 19 tahun itu juga mengatakan kembaliannya untuk sang penjual saja.

"Kamu tuh kalau ngomong yang baik-baik gitu loh, Jal. Mas Rafa jadi marah seperti itu," ujar bapak-bapak berkaus hitam tersebut ketika Rafa sudah hilang dari pandangan mereka.

"Saya, 'kan cuma bercanda." Kelima lelaki itu memutar bola mata malas mendengar ucapan Rijal.

***
Rafa meletakkan belanjaannya di meja dapur dengan membantingnya. Khafa menatap heran ketika Rafa menampilkan raut wajah kesal. Wanita itu langsung mengusap wajah suaminya.

"Mas Rafa jangan marah-marah nanti lekas tua."

"Gimana nggak marah. Itu duda yang namanya Pak Rijal bilang bakalan nikah setelah kamu jadi janda," kesal Rafa membuat bola mata Khafa terbelalak.

"Serius?"

"Iya serius, Ayang. Kalau bukan bapak-bapak udah aku pukul tuh orang," sungut Rafa sambil menarik Khafa ke dalam pelukannya. Hal ini Rafa lakukan supaya rasa kesalnya menghilang.

"Nanti kalau dia sapa kamu. Nggak usah kamu tanggepin." Rafa dapat merasakan anggukan dari istrinya.

Kemudian, Rafa memegang kedua bahu istrinya. Tatapannya sangat dalam. Hingga Khafa telah tenggelam dengan jelaga hitam nan jernih milik Rafa. Rafa mendaratkan kecupan di kening Khafa membuat hati Khafa berdesir. Kemudian, dahi beserta hidung keduanya menyatu.

"Mas cinta sama kamu. Mas ndak rela ada yang bilang begitu," ujar Rafa sambil mengusap pipi Khafa lembut.

"Khafa cinta sama Mas Rafa. Jangan khawatir, ya," jawab Khafa setelah mengontrol detak jantungnya

Rafa mengangguk seraya tersenyum. "Mas percaya sama kamu. Nanti, kalau dia ganjen sama kamu bilang sama mas, ya," ucap Rafa dengan sorot mata serius.

"Iya, Sayang, iya. Nanti kalau dia ganjen bakal aku hajar pakai jurus monyet terbang," kelakar Khafa membuat Rafa terbahak.

"Lucu banget istrinya Rafa," ucap Rafa sambil mencubit pipi Khafa dengan gemas. Khafa tertawa lalu membalas mencubit pipi Rafa yang semakin berisi.

"Udah-udah! Kalau gitu kita masak sekarang!" seru Khafa.

Pasangan halal tersebut sudah larut dalam memasak bersama. Khafa membuat sayur soup sedangkan Rafa mencuci piring. Khafa sesekali menatap suaminya dengan senyuman manis. Ketika serius begitu, Rafa semakin terlihat tampan rupawan.

"Suami gue ganteng banget," gumam Khafa sambil menatap sayurannya kembali.

***

Continue Reading

You'll Also Like

130K 13.5K 61
[(On-going revision) Park Woojin Alternate Universe] Ashlynn, seorang perempuan lulusan ITB yang baru saja menyelesaikan program S1 Teknik Fisika nya...
1.4M 42.6K 37
Sebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah perjodohan yang dilakukan kedua orang tua mereka. Namun seiring berkembangnya waktu mereka saling mencin...
811K 21.7K 21
Perjodohan yang dilakukan secara Taaruf dalam waktu singkat,membuat Unaza Syauqia tidak terlalu mengenal siapa suaminya.Dia langsung menyetujui karen...
152K 20.4K 21
Kematian Jisoo meninggalkan luka yang amat mendalam untuk Jennie, Rose, dan Lisa. Jisoo memilih untuk meninggalkan semua kehidupannya. Meninggalkan...