A MISSION AND BROTHER'S

By JK_One

150K 12.8K 3.2K

Jeon Jungkook remaja kala itu harus meninggalkan korea untuk menempuh pendidikan di Amerika dengan mengorbank... More

I'm Come Back
Hari Pertama
Promise
Something
Keribuatan
Mission #1
Cidera
Into You
Extra: Jungkook "Help me !!"
This Day
Dorm
First
Extra : Jimin, Jhope, & Jin
Extra : Alicia
Night
Breakfast
Lost
Black Moon in Forest part 1
Black Moon in Forest part 2
Sick
Stay
Birthday_Part 1
Birthday_part 2
Extra: We Don't Talk Anymore (Jungkook x Alicia)
Jung Lane
Jung Lane #2
Let You Love Me
Fire
Hospital
Persona
Home #1
Home #2
MY TIME #1
MY TIME #2
2805 #1
2805 #2
Extra : This Night
EGO
Motif
Unexpected
Impossible
The Last Night
Is this the end?
Extra : Letter by Alicia
Come Back to Me
Dangerous
Wofl and ( Tiger, Fox, Eagle)
Evil Genius
Please! Come back to me!
Secret
Liar
Don't Play with Me!
Killer Queen
Heartbreak Anniversary
When the Party's Over
Tragic
Lost
Flashback
Ending
Invisible Enemy
POV : Jungkook
Realty
It's Not Over
Fugitive
Devil
Final 1
POV Alicia : Ghost
Epilogue : After Three Years
Epilogue : California
EPILOGUE : ( New Story) MR. DETECTIVE
#Question
EPILOG 2

Final Ending

1.3K 161 181
By JK_One

Suara seseorang menuruni tangga terdengar jelas. Suara itu semakin nyata  dan mendekat. Jungkook mengerjab-ngerjabkan matanya, dia berusa mempertahankan kesadarannya. Asap yg tersisa  menyiksa matanya, membuat Jungkook tidak berani membuka mata. Kemampuannya mengenali tempat operasi dengan cepat  adalah kunci dia  selama ini selalu menjadi kartu AS dalam timnya, di tambah dia di latihan mampu menjalankan misi lapangan dengan keadaan ruang gelap selama di Amarika, dan ketenangan dalam keadaan krisis dan tertekan membuatnya mengatasi situasi sekarang. Meski rasa perih di paha Jungkook mulai menjalar, namun Jungkook  tetap bangkit seolah sakit itu bukan masalah besar untuknya. Darah  segar mengalir dari paha kiri Jungkook, dia sedikit terpincang saat berjalan. Untuk keamanannyaJungkook mencari tempat persembunyiaan sebelum orang-orang itu datang dan menemukannya.

Jungkook berlari menyeret kakinya melewati mayat-mayat di lantai. Itu bukan masalah bagi Jungkook meski gelap dan terpincang, dia melakukan dengan mudah. Terdapat banyak lorong dan ruangan, Jungkook memilih ruangan yg dia rasa paling aman dan ideal dari banyak ruang yg dia sudah masuki.













Ruangan itu sangat gelap dan berantakan. Jungkook melangkah hati-hati agar tidak meninggalkan banyak jejak di lantai yg berdebu. Dia sendiri sudah membuat banyak jejak palsu untuk mengecoh lawan. Bermain dengan waktu itu adalah kunci dari misi Jungkook sekarang, dia harus selangkah lebih cepat dari lawan jika ingin mengendalikan permainan. Salah perhitungan akan membuatnya termakan oleh permainannya sendiri.

Jungkook duduk  dilantai sambil manahan sakit kaki kirinya. Dan benar peluru itu mengenai kulit pahanya.  Jungkook tidak bodoh, dia pernah tertembak sebelumnya. Dia memasang pelindung di paha dan betisnya di balik celananya sehingga peluru itu tidak sampai kedalam dagingnya dan hanya mampu menggores bagian yg tidak tercover. Segara Jungkook mengambil kain kasa dari kantong rompinya dan membalutnya kuat agar pendarahan berhenti.  Tangannya melakukannya dengan cepat dan trampil.











Beberapa orang turun dari tangga dan menemukannya beberapa rekannya mati dan sekarat di lantai. Sementara  asap bekas gas mata masih tersisa di ruangan tersebut membuat orang-orang itu menutup mata akibat perih yg mereka rasakan. Itu membuat mereka sulit mengidentifikiasi keadaan saat tiba.

" BRENGSEK SIAPA YG MELAKUKAN INI??? " kata seseorang dengan murka.

Beberapa  yg lain memeriksa rekan-rekannya yg terkapar di lantai apakah masih hidup atau sudah mati.

" Bos dia masih hidup. "  kata salah satu anak buahnya.

Laki-laki berbadan tinggi dempal itu langsung  menghampiri seseorang yg masih selamat itu.

Dia berjongkok dan melihat anak buahnya itu setengah sadar, tangannya menahan sebuah luka tembakan di perutnya.  Darah benar-benar membasahi lantai tersebut. Hanya membunuh berdarah dingin yg mampu melakukan ini dengan cepat pikir laki-laki itu.

" Siapa yg melakukannya? " tanya sang ketua komplotan yg bernama Jehun.

" Ti-dak ta-hu bo-s. "  laki-laki itu meringis kesakitan merasakan lukanya.

" Berapa orang?"

" Sa-tu. " menjawab dengan terbata-bata.

" Tampan bermata lebar? " Jehun menebak.

" Y-aa"   nafasnya mulai tersengal-sengal.

Lalu orang itu terbatuk-batuk dengan keringat bercucuran, sudah tidak tahan lagi menahan sakitnya.

Lost....

Tidak ada suara lagi, kehidupan seseorang hilang begitu cepat dan mengenaskan.

"Dia sudah mati bos. "

" Si Brengsek itu rupanya yg melakukannya? Berani-beraninya dia melakukan ini, dan menghabis separuh anak buahku sendirian.  Dia belum tahu siapa yg dia hadapi. Kupikir gosip tentangnya bukan rumor saja,  dia memang bahaya. Dia melakukan ini sendirinan. Menembus penjagaanku dan menghabisi sebagian anak buahku tanpa rekan sudah cukup membuktikan kita harus lebih hati-hati. "

" Maaf bos siapa yg Anda maksud? "  tanya anak buahnya tak mengerti siapa orang yg di maksud.

" Jeon Jungkook mantan detektif yg melarikan diri. Dia buronan yg paling dicari saat ini. "

" Ja-di ini semua...."

" Ya, dia yg melakukan semua ini. "

Jehun langsung berdiri lalu sedikit menghela nafas.

"Cari dia dimana! Hati-hati! Bawa dia padaku!" kata Jehun pada  anak buahnya itu yg menjadi tangan kanannya.

" CEPAT!!!!!!"

Teriak seseorang itu yg merupakan bos dari kelompok itu tersebut menggema di sebagian ruangan. Jungkook bisa mendengarnya. Segara dia menyelesaikan aktivitas mengobati  kakinya.

Jungkook mengambil sebuah obat di sakunya, pil berwarna merah pucat, antibiotik, dan obat penghilang rasa sakit. Jungkook segara memasukkan tiga pil itu kedalam mulutnya kemudian menelannya paksa. tanpa putih.

Pemilihan tempat yg tepat oleh Jungkook adalah sebuah keburuntungan karena dia bisa mengintip dari balik jendela dari ruangan tersebut. Ada beberapa polisi dibawah sana yg baru saja datang.

" Kalian disini." kata Jungkook sangat lirih,matanya mengabsen satu persatu yg berada si sana.

"Jin Hyung. " batin Jungkook ketika melihat Jin keluar dari mobil lengkap dengan rompi dan senjata.

Setelah dirasa cukup Jungkook segara meninggalkan ruangan tersebut, menghilang dengan cepat di kegelapan seolah dia hantu di bangunan itu.

" Bos, polisi datang. " salah satu anak buah memberitahu pada Jehun dengan sedikit panik setelah mengintip keluar jendela.

" Brengsek. Kita harus cepat membereskan ini. Tuan harus segera keluar lewat jalur aman!  Detektif buronan itu pasti mengincar Tuan dan polisi itu datang kemari karena Detektif buronan itu! "

Komplotan itu berpencar menjadi dua kelompok, yg satu mengamankan Tuan mereka, dan satu lagi mencari keberadaan Jungkook. Komplotan yg mencari Jungkook benar-benar terkecoh dengan jejak palsu yg buat oleh Jungkook ke banyak ruangan yg membuat mereka bingung mencari dan kehabisan waktu. Sementara Jungkook sudah pergi dari ruangan tersebut.

Jungkook bergerak cepat meski kakinya cidera, obat itu bekerja dengan sangat baik seperti yg Mingyu bilang. Itu efektif untuk menghilangkan rasa sakit Jungkook rasakan. Dosisnya cukup tinggi memang, salah aturan minum saja bisa merusak organ vital Jungkook. Obat itu keras, harus dibuat oleh resep  dokter karena resikonya yg tinggi tapi Jungkook tidak melakukannya. Jungkook mendapatkannya secara illegal tanpa resep dokter, hanya mengandalkan dari apa yg Mingyu jatakan. Jungkook tidak peduli terhadap efek sampingnya pada tubuhnya karena dia membutuhkan sesuatu untuk tetap bertahan maka dia membeli obat itu  karena dopping dilarang dia membutuhkan yg lain untuk staminanya juga.









Polisi mengambil posisi masing-masing sesuai arahan. Para Detektif langsung bergerak. Tim Nana  dan satu snipper di tugaskan beroprasi di wilayah luar dimana mencakup pengamanan luar dan sekitar hutan. Sementara yg masuk kedalam di pimpin oleh Seo Joon dan dua shiper bersama meraka.

Wartawan tampak meliput di daerah batas wilayah aman. Penjagaan ketat oleh petugas patroli membuat para wartawan susah untuk meringsek  masuk lebih dekat.

Seo Joon tampak mempersiapkan diri, dengan Suga di sampingnya menghitung sesuatu.

" Ada di lantai lima. " celetuk Suga.

Kepulan asap tipis membumbung dari jendela lantai lima. Suga tepat menghitung keberadaannya. Mereka berasumsi disanalah lokasi adu tembak berlangsung.

" Asapnya dari sana. Kalian sudah siap. segera kita bergerak. Kita tidak tahu ada berapa orang tapi beberapa petugas akan bersama kita. Kita berpencar. Aku, Taehyung, dan Jhope bersama. Jin kau bersama Namjoon! Suga dan Jimin back up kami dari belakang! Dua sniper bergerak sendiri dengan instruksi dari pusat! Lakukan sesuai SOP dan intruksi! Kita datang ditugaskan di misi ini dengan tingkat kepercayaan rendah pada tim kita, satu orang pengkhianat akan menghancurkan rekan timmu yg lain. Ingat itu!" kata Seo Joon.

Semua diam, terutama Jin dan Jimin. Hati mereka berdualah yg kini paling bercabang.  Sejujurnumya Suga juga tapi tingkat professional belakang membuat dirinya tidak dipertanyakan.

Sebelumnya, ada seseorang yg menelefon ke nomor 991 bahwa mereka melihat Jungkook tengah bersama rekannya di bekas hotel tersebut. Berbekal informasi tersebut mereka lantas langsung bergerak ke lokasi yg di maksud. Yg mengejutkan ketika mereka hampir sampai, terdengar suara beberapa tembakan dari bangunan bekas hotel tersebut.

Tim Seo Joon bergerak diikuti dua shiper di belakang mereka langsung berpencar.

Nana hanya melihat dengan tatapan yg tidak tertebak kearah Tim Seo Joon yg sedang bersiap-siap dan berdiskusi.

" Sunmbe... "panggil Kai.

" Ya? "..

"Chen menyisir hutan sebelah kiri, dan Aku yg kanan. Dan Sunmbe aku" Kai menjeda sejenak " menemukan sesuatu. "

" Apa?? " Nana langsung menoleh kearah Kai.

Kai berjalan kesisi kanan tepat di tepi sisi hutan sebelah kanan diikuti  Nana di belakangnya. Kai menunjukan sesuatu, sebuah jejak dimana terdapat  sesuatu bekas diseret.

" Aku belum menemukan apapun tapi ini jelas sesuatu diseret cukup besar, jika diliat dari ukurannya ini seukuran manusia. " ucap Kai.

Nana ikut berjongkok disamping Kai, dia menyentuh rerumputan yg rusak,

" Ini masih baru " kata Nana.

" Dan.... "

Nana menatap dalam-dalam mata Kai.

" Ada jejak anjing, masih baru juga. Kita semua mendengar lolongan anjing itu tepat setelah bunyi terakhir tembakan dari dalam bangunan bekas hotel itu. " kata Kai melanjutkan.

" Ini hutan Kai, sangat sulit menyimpulkan apa itu anjing liar atau bukan. Yg pasti bukan anjing itu yg menyeret sesuatu itu. Secara logika itu tidak masuk akal kecuali itu srigala dan srigala tidak mungkin ada disini. Tatap cari tahu dan sisir hutan! Jangan ada yg terlewatkan! Segara nanti kita laporkan kepusat! Kita juga harus bersiaga disini selagi mereka masuk kedalam. Kita tidak tahu bahaya diluar dan serangan apa yg kita dapat. " kata Nana cukup tegas.

" Baik Sunmbe. "

" Para wartawan semakin liar dan tidak terkendali. Mereka terus mencoba masuk! Aku khawatir mereka nekat dan merusak TKP. " Nana sedikit resah dengan keberadaan wartawan.

"Kita tidak bisa mengontrol ini sunmbe. "

" Tapi ini  sedikit aneh , kenapa banyak wartawan asing disini?"

" Karena kasus ini melibatkan wanita Amerika itu. Aku membaca dia bukan wanita sembarang, keluarganya dekat dengan orang FBI. Dan beberapa media luar memihak si brengsek tak tahu malu itu karena hubungan dengan wanita itu. "ucap Kai

" KAI. " tegur Nana.

Raut wajah Nana sangat berubah ada kesedihan yg tersirat di mata Nana.

" Aku hanya mengatakan yg sejujurnya Sunmbe. Tidak seharusnya Sunmbe masih menaruh hati padanya, dia patut untuk Sumnbenim benci. Kau yg paling dibohongi dan disakiti. Hanya laki-laki brengsek yg bisa menyakitimu yg sudah berbaik hati padanya Sunmbe. "

Nana diam kemudian pergi. Dia tidak ingin berdebat lebih jauh dengan Kai. Ini melukai Nana, meski sakit yg di tinggalkan  Jungkook begitu dalam untuknnya tapi cinta tidak mudah hilang begitu saja. Benci, rindu, dan sayang menjadi satu membuat Nana perang batin setiap harinya. 

" Andai kau memilihku. Andai kau mengerti aku melakukan ini karena aku memencintaimu. Anda kau membalas semua perasaanku. Kita tidak dalam posisi seperti ini Jeon Jungkook. Aku mencoba melupakanmu tapi itu sangat sulit kau terus menghantuiku. " batin Nana penuh sesal.

Chen segara menghubungi Nana dan menemukan beberapa hal mencurigakan seperti bekas telapak kaki yg hilang di tengah hutan, sebuah tali kulit yg putus. Tali itu biasanya di gunakan untuk hewan peliharan. Namun hutan bagian kiri sudah di amankan. Chen segera bergabung untuk bersiaga bersama Nana mengepung bangunan bekas hotel.









Seo Joon bersama Jhope yg dipimpin oleh Taehyung di depan dengan pistol yg siaga menembak jika ada yg menyerang dengan hati-hati menyisir tempat kejadian. Mereka bertiga naik ke lantai lima seperti yg Suga katakan.

Suga Dan Jimin mengamankan area lantai satu  yg dulu bekas lobi. Jika lantai satu aman dan clear mereka langsung naik keatas untuk membantu yg lain.

Jin dan Namjoon bersama dua orang petugas patroli mereka berpencar menyisir lantai yg lain.

Aroma anyir menerpa penciuman Suga.

" Kau mencium sesuatu? "  tanya Suga pada petugas patroli yg bersamanya.

" Iya detektif-nim, ini seperti bau darah. "

" Cari! " perintah Suga.

Suga terus mengarahkan senternya kesegala arah, sementara pistolnya bersiaga. Petugas patroli  yg berada di belakangnya juga  ikut mencari dan saling melindungi satu sama lain.

Suga kesulitan mendeteksi dari mana bau darah itu berasal karena baunya bercampur dengan bau debu, besi berkarat dan bau ruangan lembab berjamur.









Di suatu tempat Jungkook terus mengendap menyelinap lewat tangga dengan hati-hati, Jungkook bisa lolos dengan mudah karena dia pintar. Telinga kanannya menggenakan earpiece yg terhubung dengan saluran kepolisian yg sengaja dia sadap, yg kiri dia gunakan untuk nendengarkan earpiece yg dia curi dari penjaga yg dia singkirkan tadi. Jadi Jungkook mendengarkan percakapan dua arah sekaligus. Bukankah itu ide brillian? Jungkook menantang ini semua sendiri meski dia kalah telak soal jumlah tapi dia harus menggunakan otaknya, kemampuannya, dan rencana operasi dengan sebaik mungkin untuk menang.  Inilah yg membuatnya tetap selangkah lebih dulu di banding lawannya.

Jungkook menyelinap di ruangan yg dulu bekas tempat laundry hotel dimana masih banyak bekas-bekas seprai-seprai yg di tinggalkan. Jungkook mengambil ponselnya lalu mengirim sebuah pesan ke beberapa nomor. Setelah terkirim dia mencabut nomornya dari ponsel itu lalu mematahkan kartu nomornya dan menyimpannya di saku celananya, kemudian dia pergi.
















Diantara desak-desakan para wartawan dan kameramen, salah satu wartawan laki-laki keturunan Inggris Korea tengah mendapatkan pesan dari nomor yg tidak di kenali. Nama wartawan itu Harry dari stasiun TV BBC.

Harry membelalakan mata tidak percaya dengan apa yg dia baca. Dia menoleh ke kanan kiri semua tampak sibuk dengan urusan masing-masing seperti hanya menunggu.  Harry menepi dari keramaian di sisi kanan hutan, mencoba menelefon nomor tersebut tapi tidak aktif.

" Fred" panggil Harry pada rekannya.

" Ya? "

Dia menunjukkan isi pesan itu pada Fred. Fred sama terkejutnya sama seperti Harry.

" Nomornya langsung tidak aktif setelah itu. Bagaimana menurutmu? " bisik Harry.

" Beresiko tapi feeling ku mengatakan ini bukan bualan. Bagaimana kalau siaran langsung? " kata Fred.

" Jangan gila Fred ini beresiko sekali! Jika ini hanya bualan tamat riwayat karir kita. " kata Harry dengan wajah enggan.

" Jika ini benar, ini jalan kita untuk menuju karir yg cemerlang. Ini perjudian yg bisa langsung merubah nasib kita kedepannya Harry. Kita berdua selalu berusaha keras sebagai rekan kerja. Dan sepertinya hanya kau saja yg mendapatkan pesan itu. Lihat wartawan lain bahkan masih bingung dan tidak ada pergerakan apapun. " kata Fred sambil melihat wartawan lain yg masih resah karena belum mendapatkan bahan berita lebih lanjut tentang apa yg terjadi.

"Kau punya keluarga yg harus kau hidupi Fred, jika salah langkah ini akan selesai, aku single hanya menanggung diriku sendiri jadi resiko sedikit lebih kecil untukku jika kehilangan pekerjaan, lalu bagaimana dengan kau?  Bayimu baru dua tahun, kau butuh uang untuknya tumbuh. Aku tidak ingin menumbalkanmu juga. " kata Harry realistis dan enggan mengambil resiko.

" Aku kameramenmu Harry, kita satu tim, kita sudah meliput di banyak tempat dengan resiko lebih mengerikan dari pada kehilangan pekerjaan bahkan kita menpertaruhkan nyawa kita. Jadi kenapa  tidak  kita coba seperti biasanya? "

" Kau serius?" Harry tidak yakin.

" Tentu saja Harry. Ayo kita mendapatkan tangkapan besar! Aku akan menyiapkan kameraku. " Fred sangat bersemangat.

Harry berdebar bukan main, dia terus merapikan pakaiannya dan membenarkan tatan rambutnya setelah menghubungi kantor pusat, dimana kantor pusat mengijinkan mereka melakukannya.

" Jika ini tipuan,  Tuhan memberikan perlindungan. Siapapun kau yg mengirim pesan ini, aku percaya padamu. Jadi jangan kecewakan aku! Karena aku mengorbakan dua masa depan keluarga untuk ini!" kata Harry sambil menatap pesan itu.

Fred menoleh pada Harry, mereka saling menatap sesaat. Fred memberikan tanda OK, segara Harry melakukan tugasnya. Harry melakukan siaran biasa saja, awalnya kaki Harry terus berjalan dipinggir hutan lalu menyelinap diam-diam kedalam hutan selagi petugas patroli tak melihat mereka. Harry mengingat betul isi pesan itu.

Terus berjalan sambil melakukan siaran, Fred terus merekam semuanya dan mengambil gambar sebaik mungkin. Fred sama berdebarnya seperti Harry, ini seperti melakukan liputan ke sebuah medan perang, mengingagkannya pada liputan mereka di negara konflik timur tengah.

" Dan benar, apa itu? Pita merah? " Kata Harry cepat-cepat ke tanda yg di tinggalkan tersebut, sebelum ketahuan telah menyusup kedalam hutan.

" OH MY GOD. " Harry terkejut.

Fred membelalakan mata setelah melihat sesuatu di balik pohon besar dengan pita merah  yg di ikat di salah satu batangnya itu terdapat dua orang  tak sadarkan diri diikat dengan mulut disumpal. Sesuatu di gantung di atas pohon, sebuah kantong plastik, dimana di dalamnya ada kertas, foto, dan salinan dokumen yg terdapat tulis "Barang Bukti Kejahatan".  Fred langsung menyorotnya dengan kamera, melakukan mode zoom sesempurna mungkin untuk mendapatkan apa yg ada di dalamnya.

" Aku mendapatkannya Harry. " Fred senang bukan main.

" FREDD" teriak Harry.

" APA YG KALIAN LAKUKAN DISINI? " teriak Kai murka dari arah belakang Fred.

Petugas yg bersama Kai langsung mengamankan tempat. Dengan mendorong Harry dan satunya lagi hampir merampas kamera Fred. Pergulatan dan saling dorong tidak terhindarkan.

" LEPASKAN AKU! " teriak Harry, dia memberontak karena petugas keamanan memitingnya.

" Kalian telah melanggar aturan! Melanggar batasan itu adalah tindakan kriminal. Pertanggung jawabkan kelakuan kalian yg seenaknya. " Kai sangat marah.

" Berhenti untuk merekam! " Bentak salah satu petugas keamanan pada Fred.

" Jangan sentuh kameraku! Percuma kau menyita. Ini di siarakan secara langsung. " ucap Fred.

" YAKKK. STOP! KALIAN DITANGKAP! " Kai meradang.

" Kami tidak melanggar apapun kami tidak melewati batas. Aku bisa menuntutmu balik atas tindakan tidak menyenangkan dan kekerasan pada pers. Kami menemukan orang-orang ini diluar dari wilayah operasimu. Kami yg melihat pita merah itu dan bukti itu digantung. Kami yg menemukan orang-orang ini harusnya kalian berterimakasih pada kami.  KAMI YG MENEMUKANNYA. " Fred berteriak dengan perugas patroli yg mengamankannya.

" INI  TIDAK ADIL. KALIAN MENUTUPI KEBENARANNYA, KAMI TIDAK SALAH. LEPASKAN KAMI!  KEKERASAN PADA PERS DILARANG. " teriak Harry.

" KALIAN YG KETERLALUAN DAN TIDAK SOPAN. BAWA MEREKA KE KANTOR CEPAT! " teriak Kai kesal.

Keributan dan saling dorong membuat wartawan yg lain melihat insiden itu dari jejauhan langsung menyerbu tempat itu.

" Mereka menemukan sesuatu disana ." salah satu wartawan berteriak membuat wartawan lain langsung mencoba meringsek masuk ke tempat kejadian.

Keribuatan akhirnya tidak terhindarkan lagi antara para petugas kepolisian mencoba mengamankan TKP dengan wartawan dan kameren terus mencoba mengambil gambar apa yg terjadi.

Harry dan Fred dibawa ke kantor polisi untuk diamankan. Meski mereka  berdua kesal tapi mereka sangat puas dengan apa yg di temukan, pesan itu bukan bualan. Perusahan mereka tidak akan tinggal diam setelah mendapatkan siaran langsung yg ekslusif.

" HENTIKAN MENGAMBIL GAMBAR! MUNDUR KALIAN SEMUA. ATAU KAMI AKAN BERBUAT KASAR. KAMI TIDAK SEGAN-SENGAN UNTUK MENGHANCURKAN KAMERA KALIAN. " Berteriak Kai ke kerumunan wartawan.

Nana dan Chen langsung berlari membantu Kai.  Nasi sudah menjadi bubur, para wartawan telah mendapatkan gambar. BBC menang banyak karena mendapatkan siaran ekslusif itu secara langsung dengan judul, " Pita Merah dan Kebenaran. Who are u, Mr. J? Kami mendapat pesanmu. "

Dimana BBC memberitakan tentang siapa nama di balik  Mr. J yg menyandera dua orang yg biasanya di sewa dari kelompok yg melakukan pekerjaan kotor. Dua orang itu tidak sadarkan diri karena di bius, Mr.J juga mengikat mereka agar tidak kabur. Mr.J meningalkan bukti disana tentang kerja kotor kelompok tersebut yg diduga suruhan dari salah satu keluarga petinggi kepolisian dan juga meninggalkan sepotong bukti keterlibatan para elit di negara ini yg ikut di duga terlibat di belakanga kasus ini.

Berita itu mengejutkan masyarakat Korea maupun luar, Mereka menduga MR. J adalah ( Jeon Jungkook). Kini orang-orang terpecah menjadi dua kubu,  yaitu yg membela Jungkook dan menghujatnya, meski hanya sedikit yg berbalik memihak Jungkook.

Ini menimbulkam kemarahan para pertinggi polisi yg telah terserat kepusaran permasalahan. Para tim yg bertugas di lokasi benar-benar mengalami kesulitan karena mendapatkan pelampiasan kemarahan  dari pusat.

ABC News America tiba-tiba juga menyiarkan berita terkain Mr. J, bahwa salah satu channel YouTube gamers melakukan siaran langsung seperti seseorang yg tengah melakukan pertempuran tapi sangat nyata dimana itu di duga di ambil sendiri oleh Mr. J aka Jungkook karena memilki kemiripan tempat dan keadaan. 

Dalam siaran itu tidak memiliki kualitas gambar yg bagus dangan ruangan gelap tapi cukup untuk menggambarkah apa yg terjadi sebenarnya. Siaran itu direkam dengan kamera kecil yg biasanya di gunakan untuk tentara saat perang. ABC News memberitakan siaran langsung itu di ambil 45 menit yg lalu, dimana berkaitan dengan apa yg di temukan oleh BBC News terlihat orang itu menyergap dua orang dengan gampangnya dan cepat. Menampilkan seekor anjing dan orang itu merakam itu mengikat pita merah di pohon yg diduga di temukan oleh Harry waratawan dari BBC News. Pergulatan di ruangan gelap dengan asap dan suara tembakan terekam meski gambar hanya samar-samar terlihat lima orang tengah membabi buta menembak seseorang yg memakai kamera itu (Mr.J) namun di balas dengan tembakan dari sang pemain utama ( Mr. J) dalam siaran langsung itu. 

Bisa jadi itu benar, karena sebelum Jungkook memulai aksinya dia sempat berbicara dengan seseorang dan mengatakan ON. Dan itu di lakukan 45 menit yg lalu. Apa yg di beritakan ABC News sangat masuk akal.

Berita dari dua channel besar itu otomatis menjadi perhatian dunia, melesat menjadi trending di twitter. Netizen tengah membicarakan bagaimana permainan game itu ada di dunia nyata, menampilkan satu orang vs kelompok. Ini sangat mengerikan karena itu bukan virtual yg semata-mata untuk hiburan melainkan kenyataan yg berhubungan dengan nyawa seseorang.

Sang pemeran utama (Mr. J) terluka di pahanya dengan kaki yg sedikit di seret, kamera itu merekam bagaimana orang itu membalut lukanya seorang diri. Publik semakin yakin bahwa Mr. J itu Jungkook. Asumsi di publik begitu liar  antara yg pro dan kontra membuat pihak kepolisian panik.

Suasana kantor  begitu kacau, para petinggi dan pimpinan yg mengawasi jalannya penggerebakan tegang berkumpul di ruang pantau, termasuk ayah dari Nana tampak menegang juga di tempatnya. Telefon terus berdering meminta kejelasan tentang temuan BBC News.

" AKU TIDAK MAU TAU CEPAT BERESKAN INI SEMUA! KERAHKAN SEMUA TIM YG KITA PUNYA KALAU PERLU. JANGAN MEMBUATKU MALU KERANA MENGKAP SATU BAJINGAN SAJA TIDAK BECUS! " teriak Ketua Pimpinan Kim.

" ATAU KALIAN TAHU AKIBATNYA. " Ketua Pimpinan Kim yg selalu tenang dan berwiba tampak marah dan murka.



















Dengan pencahayaan yg terbatas Suga terus memaksa alat indranya terus bekerja keras menemukan sesuatu. Hingga aroma darah itu semakin kuat hingga kakinya berhenti. Sesuatu yg basah dia injak di bawah kakinya. Mata Suga langsung membelalak lebar setelah mengarahkan senternya ke kakinya, darah mengalir di bawah kakinya.

" Darah. " kata Suga.

" Apa maksudmu Suga Hyung? " kata Jimin dari earpiece karena mendengar apa yg Suga katakan.

Suga mengarahakan senternya ke tempat  dimana aliaran darah itu berasal.

" LIFT, DARI LIFT. CEPAT KEMARI JIMIN! "teriak Suga

Jimin segara berlari menuju Suga.

Ketika dia sampai Suga tengah mencoba membuka pintu lift dengan petugas yg bersamanya

" Ba-ntu aku! " mencoba membuka pintu lift.

Jimin segara mengambil besi di bawah kaki Suga lalu menyelipkan di pintu lift yg terbuja. Jimin mengganjal dengan besi itu, dan Suga mengambil satu lagi besi untuk mengganjal  pintu lift terbuka.

" OHH TUHAN. " Jimin terkejut.

Mereka mendapati dua orang di dalamnya terkulai tak berdaya. Yg satu pingsan dan yg satunya tampak mengerikan dengan luka di lehernya.

" Yg satu masih hidup." kata petugas itu setelah memeriksa denyut nadi salah korban yg pingsan.

" Amankan lokasi dan evakuasi yg selamat! " perintah Suga.

Suga keluar dari lift sempit itu karena tak tahan dengan bau anyir bercampur bau besi berkarat itu membuat kepalanya pusing.

" Kami menemukan dua orang di lantai satu. Yg satu tewas dengan luka di leher, Yg satunya hidup dan tidak sadarkan diri sepertinya dibius juga. " Suga memberi laporan.

" Disini kami menemukan lima orang  sudah tewas. "  Sahut Seo Joon setelahnya melaporkan apa yg terjadi di lantai lima.

Rupanya kelompok tadi membunuh semua rekannya yg masih hidup untuk untuk menghilangkan barang bukti. Kejam sekali.

" CARI DIA! AKU YAKIN PASTI ANAK ITU YG MELAKUKANNYA. PASTIKAN DIA TERTANGKAP ITU. " kata Jehun mencoba bergerak cepat untuk menghindari polisi.

" Ba-ik "







Tidak semudah itu, sungguh jangan remehkan Jungkook jika dia sudah bertekat dan berambisi pada sesuatu. Dia bisa mendapatkan apa saja yg dia mau. Para mantan petinggi di kantor Jungkook tidak pernah tahu Jungkook bagaimana dan pernah dilatih seperti apa.  Keteguhan hatinya jangan pertanyakan, tidak ada satupun orang yg bisa membantah keteguhannya.












"Hello.. "

" Who are u??? "

" Me? "

" I will kill u, jangan main-main! "

" Santai saja! " kata Jungkook mengambil rokok dari saku jaketnya lalu menyulutnya dengan korek.

Dua laki-laki tinggi besar, berkulit pucat dan bermata hijau itu mentap Jungkook garang.  Mereka adalah bukan orang Korea.

Jungkook tahu di balik jaket mereka terdapat pistol. Jungkook tidak ingin melakukan gerak-gerik yg provikatif.

" Mau? " Jungkook menawarkan rokoknya.

" Apa yg kau inginkan?" kata mereka galak.

Raut wajah gusar mereka tidak bohong, Jungkook melihatnya. Ada gerakan yg mereka lalukan gesturnya di belakang punggungnya sangat Jungkook mudah identifikasi.

"Ini bukan New York.  Siapa sekarang pemimpin klan kalian? " kata Jungkook. " Memang kelompok dari keluarga Colombo sangat totalitas dalam muaskan urusan uang. " ucap Jungkook santi.

Dua orang itu saling menatap satu sama lain. Rupanya bocah di depan mereka bukan orang sembarangan.  Dia langsung mengenali mereka.

" Sekarang pindah ke kokain? Kalian menyuplainya ke tempat yg jauh juga rupannya? Uangnya pasti menggiurkan. Pasti ada perantara yg kuat, kokain bukan barang yg mudah di selundupkan. Tapi kalau itu di lakukan oleh klan Colombo aku tidak terkejut sih. "

Segara mereka mengeluarkan sejata  mereka tanpa basa-basi namun Jungkook cepat mengayunkan kakinya menendang tangan salah satu orang tersebut hingga senjatanya terpental jauh dan tangan satunya lagi memelintir tangan rekannya lalu dengan cepat Jungkook membuat gerakan membanting. Jungkook mendapatkan dua sekaligus.

" Argggggg brengsek ka-u. " rintih laki-laki yg Jungkook banting karena kepala dan punggungnya menghatam lantai begitu kencang.

Jungkook tidak ingin mengulur waktu segara dia mengambil suntika  yg dia sudah siapkan, lalu menancapkan pada laki-laki yg dia banting tadi ke penggungungnya.

Dan yg satunya sudah berdiri membawa belati di tangan kanannya.

" AKU AKAN MEMBUNUHMU BAJINGAN TENGIK. "

Jungkook berlari sangat kencang menerjang laki-laki itu hingga menubruk tembok. Laki-laki itu mendapatkan leher Jungkook dengan pisaunya tapi suntik bius Jungkook sudah menancap di dadanya. Pisau itu sangat dekat dengan leher Jungkook, tapi Jungkook menahan pergelangan tangan laki-laki itu kuat-kuat sampai obat bius itu bekerja.

Rasa lemas menjalar kesekujur tubuh laki-laki itu, dalam hitungan sesaat laki-laki itu langsung ambruk.

Jungkook terengah-engahh, hampir saja dia mati. Jantungnya berdebar kencang  Satu tanganya memegang lehernya tidak berdarah .

Jungkook menyeret laki-laki itu seperti karung beras dan melemparnya bersama rekan satunya lagi yg sudah tak sadarkan diri. Memborgol tangan meteka berdua.

Jungkook cepat mengambil foto mereka, Jungkook sedikit berjongkok membuka jaketnya dan di dalamnya ada buntalan kokain yg bersembunyi di badan mereka dan beberapa uang Korea. Segara Jungkook mengambil gambar dan merekamnya. Tanganya yg cepat segara mengirim email ke  seseorang.

ABC News beberapa menit kemudian langsung membuat Breaking News tentang tertangkapnya salah satu anak buah  mafia  dari Colombo oleh MR. J, mereka adalah kelompok mafia yg paling di cari  oleh FBI telah melakukan transaksi  kokain ke Korea Selatan, di duga costumer mereka adalah orang terpandang dari kalangan pejabat.

Berita itu menggemparkan dan menampar ke kepolisian Korea. Membuat Kantor kepolisian Metropolitan Seoul banjir telefon dari wartawan. Pihak mereka kecolongan banyak. Spekulasi-spekulasi yg memihak Jungkook dan menyalahkan mereka mulai bermunculan.

Jungkook tengah menyelinap dari ruangan keruangan, dengan cepat dia berlari tanpa bersuara. Jungkook cepat mencapai ke ruang tujuannya dimana terlihat tiga orang  tergeletak di lantai. Jungkook mengambil sesuatu disana. Lalu segara dia berlari keluar ruangan dan menuruni tangga.

" Aku melihat sekelebat bayangan disana. " ucap Jin.

Dia langsung bergerak mengikuti bayang-bayang itu sesuai instingnya.

" Hyung mau kemana? " tanya Namjoon tapi tidak ada jawaban dari Jin.

Jin meninggalkan Namjoon begitu saja, padahal Namjoon baru saja menemukan bukti, dia tidak bisa meninggalkan begitu saja.

"Jangan sampai lolos! " itu yg Jungkook pikirkan.


























Apa yg Jungkook sudah rencanakan dengan matang tidak ingin gagal hanya karena kehilangan momentum. Dia tidak ingin hancur sendiri. Jika dia harus masuk lubang neraka dia akan menyeret semua orang yg membuatnya terluka.

" Mau kabur??  Tuan Taehyong? " Kata Jungkook yg tiba-tiba muncul entah dari mana.

Jungkook berdiri di ambang pintu dengan santai. Jungkook menghisap rokok yg ada di bibirnya yg membuat asapnya mengepul  menutupi wajah tampannya.

" Brengsek. "  Laki-laki berpakaian mewah itu mengumpat dalam sela bibirnya.

" Biar saya bereskan ini semua Tuan! Leo bawa Tuan pergi!" kata Jehun.

" Bukannya Anda suka tantangan Tuan Taehyong? Buru-buru sekali. " tanya Jungkook.

" Apa anda takut? Datang sendiri kesini mengambil obat itu tidak biasanya di lakukan bukan? Pasti obat itu sangat menggiurkan? Sangat candu ya sampai tidak tahan lagi? Bagaimana sensasinya?" Jungkook tidak takut sama sekali meski Jehun terlihat mengarahkan senjatanya kearah Jungkook

"Ayo pergi Tuan Taehyong! " Leo berusaha membawa Taehyong meninggalkan tempat itu.

"Pergi saja anak ayah!" kata Jungkook dengan nada meremehkan.

Kim Taehyong langsung menoleh.

"DIAM! ATAU AKAN KAU BUNUH KAU BRENGSEK. " teriak Jehun.

" Jangan mengataiku brengsek jika kau sendiri hanya anjing peliharaan yg gila uang! Membunuh orang-orang untuk uang dan bahkan menukar keluargamu untuk kepuasanmu Jehun. Serius kau mengancamku? Aku bahkan menghabisi anak buahmu seorang diri.  Dan semua bukti kejahatanmu ku gantung di luar. Pasti wartawan sudah menemukan semua bukti kejahatanmu. Klanmu tidak terselamatkan lagi. " kata Jungkook dengan nada menggeram dari sela rahangnya yg mengeras.

" Bajingan licik. Akan ku penggal kepalamu lalu kulempar ke lubang buaya. " Jehun marah.

Jungkook mengeluarkan dua pistol sekaligus dari dalam jaketnya.  Mengarah ke arah Jehun dan Kim Taehyong.

" Serius? Aku bisa menembak kepalamu dan Tuanmu. " tatapan tajam Jungkook tidak main-main.

" Jumawa sekali rupanya. Kau sudah kalah jumlah, kau disa mati dengan mudah. Jadi realistislah! Percaya diri berlebihan itu bisa menghancurkanmu. Sok jogoan. "

"Oh benarkah? Jika iya itu tidak masalah  bagiku. Mari kita lihat apa perkataanmu benar! Satu tarikan pelatuk saja  cukup menyelesaikan Tuanmu . " kata Jungkook pada Jehun.

"Tuan, ayahmu tidak akan banyak membantu kan? Sunggu jangan sampain ayahmu menghukum karena kau nakal tidak tahu! Apa jangan-jangan kau beragukannya? Jika tidak kau tidak terjebak disini karena menuruti nafsumu. Lagian aku sudah sampai sejauh ini, sudah sepatutnya aku membanggakan diriku. Datang sendiri sebagai seorang laki-laki, itu namanya gentlemen. Aku benci kabur dan berlindung di balik punggung kekuasaan. Tidak seperti Tuan.... Ups"

Kim Taehyong tidak bisa menahan lagi amarahnya. Urat-uratnya menegang hebat. Dia paling tidak suka di ejek, di rendahkan oleh manusia paling rendahan dan buangan seperti Jungkook, itu melukai harga dirinya.

" Tuan... " Leo memprotect Kim Taehyong agar tidak terprovokasi.

" Minggir!" menepis tangan Leo.

Kim Taehyong maju lebih mendekat kearah Jungkook membuat Leo dan Jehun panik. Memberikan proteksi dengan terus mengarahkan senjatanya mereka kearah Jungkook.

Kim Taehyong sangat mengerikan  meski terbingkai wajah tampan khas kelas atas. Harus di akui kebanyakan dari keturunan keluarga bermagra Kim memang sangat tampan, itu kenyataan yg Jungkook temukan, seperti sahabatnya Kim Mingyu yg tak kalah tampan dan Hyungnya Kim Taehyung sangat super tampan taktertandingi dimatanya.

" Rendahan tidak tahu diri sepertimu sungguh merepotkan. Jaga mulut kotormu itu! Tidak berguna, beban, dan tidak tahu malu sudah sepetutnya mati. Aku tidak akan memberimu kesempatan sekalipun kau memohon ampun sambil mencium kakiku. Sok jagoan sepertimu hanya sampah yg  bahkan dilahirkan saja tidak pantas. Apa ibumu seorang lacur hingga melahirkan manusia menjijikan sepertimu? "  Taehyong menyeringai membalas ejakan Jungkook.

Jungkook  maju satu langkah lebih mendekat. Otot dipelipisnya terlihat jelas, Jungkook mati-matian untuk tidak berbuat gegabah menuriti amarahnya yg mendidih untuk langsung membunih Kim Taehyong. Jehun dan Leo sudah menarik pelatuknya siap melepaskan pada Jungkook, namun dia tahan karena Jungkook rupanya lebih mendului mereka, mereka menahan nafas karena adrenalin mereka.

" Kau sedang membicarakan siapa disini aku atau kau sendiri? Ibuku hanya lacur untuk ayahku, jika aku terlahir brengsek dan bajingan itu bukan salah mereka yg bercinta karena cinta.  Setidaknya ibuku lacur yg hidup bahagia bersama ayahku karena cuma ibuku satu-satunya untuknya. Bagaimana dengan ibumu?Apa ayahmu menjadikan satu-satunya lacur di hidupnya. Ahh tentu tidak karena dia punya banyak lacur yg bersedia memuaskannya, aku dengar ayahmu sangat penyayang makannya dari itu sering mendatangi wanita-wanita muda yg butuh uang. " kata Jungkook blak-blakan

Kim Taehyong megang di tempatnya wajahnya merah menahan marah. Dan tanpa terduga dia meludah pada Jungkook.

"Seperti Kim  Taehyong selalu menunjukkan manner yg elegant tapi hari ini kau banyak berkata kasar dan berbuat tidak sopan . Wow  bagaimana jika semua orang tahu sikap aslimu? Pebisnis muda putra sulung dari Ketua eksekutif pimpinan Kepolisian Metropolitan Seoul rupanya kasar dan meludah sembarangan. Ayahmu akan bangga mendengarnya. hhhh" Jungkook tertawa.

" Anda mendengarkannya kan Ketua Kim yg terhormat? Pasti Anda sekarang  sedang memantauku.  Lihat putramu!" kata  Jungkook  menggema ke seluruh ruangan.

Benar, diruang pantau kantor epolisian Pusan Metropolitan Seoul mereka sedang memantau live streaming yg sebuah channel yg di beritakan oleh ABC News.

Tangan Ketua Kim bergetar hebat setelah mengetahui siluet wajah putranya dalam siaran live tersebut, suara Jungkook begitu jelas saat bicara seolah dia mengetahuinya.

" Ketua.. "

Ketua Kim hanya diam. Dan ayah Nana yg tepat di sampingnya langsung menggebrak meja.

" TAKE DOWN CHANNEL ITU SEKARANG! " 

" B-baik pimpinan "



"KAU MANUSIA RENDAHAN  TUTUP MULUTMU! AKU BISA MENGHANCURKANMU DENGAN TANGANKU DENGAN MUDAH. KU BUAT ORANG-ORANG YG KAU SAYANGI MATI KARENAMU.  KAU HARUS MENYESAL ATAS SEMUA YG KAU LAKUKAN! ORANG MISKIN SEPERTIMU MEMANG TIDAK TAHU DIRI HARUSNYA LENYAP DARI KEHIDUPAN INI. KALIAN SEPERTI PARASIT. " Kim Taehyong murka.

" Kokain rupanya membuatmu seperti paling suci ya? Sekumpulan orang kaya dari keluarga elit berpesta narkoba kau pikir itu tindakan dewa? "

Jungkook bersuara lagi.

" Kalianlah yg mengubahku seperti ini. Aku hanya menuntut atas apa yg kalian perbuat, jika hukum di nagara ini tidak bisa memberikanku keadialan maka biarkan hukum rimba yg bicara. Mata di balas dengan mata, darah di balas dengan darah. Nyawa di balas nyawa. Orang suruhan kalian hampir membunuh anakku maka aku juga akan mengambil putranya sebagai balasannya. " kata Jungkook dengan gigi yg bergemelutuk dan sorotan tatapanya begitu membakar.











Suara marah-marah dari earpiece Tim operasi sungguh memekakan telinga. Pimpinan benar-benar murka karena merasa di permainkan oleh Jungkook. Memarahi semua tim karena tidak becus menangkap Jungkook.
Kebocoran informasi yg mencatut orang-orang penting dalam tubuh kepolisian adalah alasan utama kemurkaan mereka.

Meski para atasan mereka mengstakan tim yg melakukan misi penangkapan Jungkook tidak becus dan professional, nyatanya Taehyung, Seo Joon dan Jhope bahkan harus berjibaku dengan empat orang berpengalaman bertarung dengan anak buah Jehun. Parahnya Jhope harus berdarah-darah pada lengannya akibat luka tembak  karena melindungi Seo Joon dari musuh. Taehyung dan Seo Joon mati-matian bertahan saling melindungi ketika Jhope tumbang.  Meski Taehyung dapat menembak mati dua diantaranya, tapi pendarahan Jhope cukup parah.

"Suga Jimin aku membutuhkan kalian! Jhope terluka. " kata Seo Joon.

Dengan segara Jimin dan Suga lari ke lantai lima dimana Tim Seo Joon berada, setelah mereka berhasil mengevakuasi korban selamat di bawah.

Jimin datang tepat waktu, dia berhasil menembak salah satu orang yg hendak menembak Taehyung ketika dia lengah.

Seo Joon susah payah menghentikan pendarahan pada lengan Jhope.

Suga menerjang satu orang yg ingin menusuk Seo Joon dari belakang dan berhasil mendapat lehernya, kemudian dia mencekiknya hingga pingsan.

"A-ku ba-ik-baik saja Sunmbe. " kata Jhope meringis kesakitan.

" Diam kau! Aku harus menghentikan pendarahanmu. Pelurunya harus di keluarkan secepatnya. " tangan Seo Joon bergetar. "Suga akan mengevakuasimu! "

" Bawa dia cepat Suga! '  tangan Seo Joon  berlumuran darah.

" Ayo kita pergi! Kau harus cepat di tangani! "  Suga membopong Jhope untuk berdiri.

Suga segara membawa Jhope pergi.

Beres. Mereka membereskan lima orang itu dengan hasil empat orang merenggang nyawa dan satu pingsan.

" Pelipismu " pekik Jimin.

Taehyung hanya  menyeka pelipisnya dengan punggung tangannya dimana darah dari luka sayat disana berasal.

" Gpp. "

" Kita harus cepat keatas. Jungkook ada disana sendiri. Bersama.... " Seo Joon tidak melanjutkannya. " Dia mengincar seseorang disini. "














"Kita harus pergi sekarang Tuan. " bisik Leo. "Tuan Besar yg memerintahkannya. Wantu kita sangat sempit. "

" Padahal aku ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri. Kalau begitu bereskan Jehun. Bunuh dia! Bawa kepalanya padaku!" kata Kim Taehyong dengan geraman.

Kim Taehyong pergi melangkahkan kakinya dengan santai. Jungkook segera menari pelatuk pistol di tangan kanannya yg tepat membidik ke kepala Kim Taehyong. Sementara tangan kirinya sudah mengarahkan bidikanya kearah Jehun.

" Pecundang mamang selalu kabur dan sibuk berlindung di privilege yg di dapatkan. " kata Jungkook provokatif.

Jungkook sukses memperovokasi Kim Taehyong karena laki-laki tampan itu menghentikan langkahnya.

" DIAM! Ku jamin kau menyesali hidupmu. Akan kuhancurkan hidupmu hingga tak tersisa. Pacarmu sangat cantik akan ku buat dia jadi jalangku tapi sayang dia hamil anakmu itu sedikit menjijikan. Tapi bagaimana jika akau menidurinya saat hamil? Tidak paduli janinnya akan selamat atau tidak kan ku buat wanitamu melayaniku, sepertinya seru. Kalau dia mau padamu pasti murahan"

Jungkook terbakar hebat, darahnya seolah mendidih, urat di wajahnya menegang.

" Kau tidak ada hak merendahkan jiwa yg belum lahir apalagi oleh iblis sepertimu. Ku tekankan istriku bukan wanita yg mudah kau rendahkan. Kau tidak akan pernah bisa menyentuhnya. Dia wanita terhormat, bermimpilah bermain-main dengan hidupku jika endingnya saja kau tidak tahu. Kau tidak tahu siapa yg kau hadapi Kim Taehyong.  Jangan kau pikir aku tidak. bisa menghancurkanmu! Rupanya kau  tidak beda jauh dengan ayahmu"

" Ayo Tuan! Kita tidak punya  banyak waktu." Leo memegangi erat lengan Taehyong agar tidak meladeni Jungkook.

" Cihhhh. BERESKAN! AKU TIDAK MAU TAHU. "

Tiba-tiba saja dua orang masuk dengan pakaian hitam dan  penutup kepala. Jungkook langsung menyadari  mereka siapa, tangan kanannya dengan gerakan super cepat mengalihkan target dari Kim Taehyong ke sniper.

Suara tembakan dari dua arah bergantian menandakan betapa mencekamnya keadaan. Darah dan erangan kesakitan tidak terhindakan. Sangat mengerikan dan menegangkan.  Kim Taehyong lolos, dia melarikan diri.

Jungkook harus menghadapi dua lawan sekaligus kelompok Jehun dan shiper. Dengan mengagumkan Jungkook berhasil mengenai  banyak target tapi dari baru menyadari dari ada tembakan lain bukan darinya saja. Jungkook melirik ke belakang ada Jin disana. Dia datang dari arah belakangnya.

Dengan segara Jungkook menutup pergerakan Jin. Mengorbankan dirinya sendiri sebagai benteng perlindungan.

" Minggir!" kata Jin begitu fokus menghabisi lawan yg mencoba mengambil start membunuh duluan.

Jungkook bergeming dengan akselerasi yg dimiliki Jungkook  mampu menembaki siapapun yg mengarahkan serangan padanya dan Jin. Dengan segala kemampuan menembak diatas rata-rata Jungkook mengendalikan dua pistol di tangannya dengan sempurna. Menembaki dengan cepat dan tepat sasaran. Jin di belakang di Jungkook hampir tercengangang, mereka saling membantu.  Segara Jungkook mendorong Jin mundur dan berlindung di balik tembok untuk mengambil nafas.

BRAKKKK, Jungkook menutup pintu cepat dengan kakinya. Dia bergerak sebelah kiri pintu di berlindung di balik tembok. Merapatkan punggungnya disana. Dengan nafas terengah-engah Jungkook mengambil banyak oksigen ke paru-parunya.  Jungkook langsung mengisi peluru di dua pistolnya. Garakan yg cepat seolah dia prajurit terlatih. Jungkook lupa di seberang sana di sisi kanan pintu ada Jin yg memperhatikannya. Dia melirik kearah Jin.

" JANGAN BERGERAK! " perintah Jungkook.

Jin membelalakan matanya lebar ketika pistol Jungkook mengarah padanya.

" Jung..... "  pekik Jin lirih

Tembakan demi tembakan diarahkan pintu di samping Jungkook. Namun tangan kiri Jungkook tidak perpindah terus terarah pada Jin.

Jungkook yg berdiri di berlawanan dengan Jin terlihat sangat dingin dan menakutkan.

" Diam atau aku akan membunuhmu! " kata Jungkook dengan suara dingin

Tangan kanan Jungkook terus menembak kearah Jehun lewat lubang di pintu tersebut. Jungkook hanya mengarahkan tembakan tanpa perkiraan hanya berharap itu dapat melukai sasaran.

" JIN HYUNG. " Namjoon datang dari arah lain.

Helaan nafas Jungkook tidak terhindarkan. Dia menatap Namjoon yg shock mendapatinya menodong Jin didepannya. Maka Jungkook tidak punya waktu lagi, target sudah di bawa kabur. Dia ingin mengakhiri ini cepat.

Jungkook menembak sesuatu diatasnya kepala Jin. Gas bola itu pecah.

" Apa ini??? " Jin terkejut  sambil reflek menutupi kepalanya.

" TUTUP MATAMU HYUNG!  Itu gas mata! " Teriak  Namjoon.

Jin menutup matanya dan tidak berani membuka. Jungkook segara membuka pintu dan meninggalkan Jin sendiri.

Dia hanya perlu keluar menghadapi sendiri pasukan Jehun yg nasih bertahan, dan Jungkook tidak terkejut shiper kenapa tidak menyerang kelompok Jehun. Ini bukti bahwa sniper itu ditugaskan membunuhnya, ini menjadi bukti tentang keterlibatan pejabat kepolisian.

Satu tembakan mengenai dada Jungkook. Jungkook terkejut sambil memegangi bagian dadanya.  Jungkook segera membalas si sniper yg tersisa. Jungkook berhasil membidik kepalanya. Shiper yg berdiri di luar jendela itu jatuh dari tempatnya membudik.

Beruntung Jungkook memakai rompi pelindung berlapis, jadi peluru itu tidak bisa menembus dadanya meski sensi ketika peluru itu mengenainya terkejut. Jungkook sedikit mereba dadanya rompi itu berlubang tapi tidak ada darah atau rasa sakit.

Jehun mengambil kesempatan menembak Jungkook ketika Jungkook keadaan lengah dan terpojok. Dia ingin balas dandam pada Jungkook karena berhasil membuat lengannya terluka. Saat peluru Jehun melesat Jungkook segara merunduk karena dia sebelumnya sudah melirik kearah Jehun bersembunyi.

Tak terduga Jungkook mengerjang kearah Jehun ketika dia tercengang karena tembakannya meleset.  Jungkook menindih Jehun dan mendapatkan lehernya.

Tiba-tiba dari luar jendela yg menjadi akses mereka kebur menuju langsung kearah hutan datang Leo dan anak buahnya.

Jehun mencoba melepaskan diri dari Jungkook, tapi Jungkook terlalu kuat dan sialnya dia kehabisan peluru di pistolnya.

" Diam atau ku pecahkan kepalamu! " geram Jungkook. " Berdiri! "

" BRENGSEK. BAJINGAN KAU. " kata Leo kesal dia sudah hendak menghabisi Jungkook tapi dia tahan karena Jungkook menjadikan Jehun tameng.

Senyum licik Jungkook mengembang di bibirnya memamerkan gigi putihanya meski senyum Jungkook sangat manis tapi itu tidak cocok dengan keadaan sekarang.

" Aku tidak ingin mati sendiri. Ya kan Jehun? " ejek Jungkook.

Jehun hanya meringis kesakitan ketika Jungkook tidak main-main mengunci lehernya dengan lengan kananya. Jungkook menempelkan tubuhnya di punggung Jehun, sementara tangan kananya mengunci leher Jehun kuat-kuat denagn lenganya, sedangkan tangannya yg kirinya memegang pistol siap menembak dia kapan saja.

Jehun menatap Leo, seolah meminta bantuan. Dia harus melakukan sesuatu untuk membebaskannya.

Suara daun pintu mengalihkan perhatian Jungkook. Jungkook berdecih kesal. Lalu dengan cepat menembak dua kali kearah pintu.

Rupanya itu Jin dan Namjoon. Mereka reflek mundur karena mendapat serangan secara tiba-tiba.

" Wow sepertinya kau masih peduli dengan mantan rekanmu detektif Kook?" Leo berhasil menebaknya.

Jungkook enggan menjawab.

" Kau pemberani sekali merencanakan ini sendirian, sikap sok jagoanmu ternyata bukan bualan belaka. Bagaimana kalau aku membunuh mantan rekanmu untukmu agar kita impas karena telah menghabisi rekanku? "

" Apa maksudmu Leo? " tanya Jehun.

Leo sudah mengambil ancang-ancang siap menembak kearah Jungkook. Begitupun beberapa anak buahnya.

" LEO.... " Jehun ketakutan dia tidak berfikir Leo akan melakukan ini padanya.

Leo tidak peduli jika Jehun mati. Dia egois, posisinya sekarang menguntungkannya dia yg menyelamatkan Tuannya. Anak buahnya setuju jika berganti kepemimpianan, Leo juga di janjikan uang banyak oleh Taehyong.  Meski Jehun membangun klan bersama Leo tapi Jehunlah selalu menjadi kepala klan mereka karena Jehunlah yg mengendalikan semua tapi sepertinya pengkhianatan akan terjadi.  Leo menginginkan posisinya. Leo tahu jika dia menyelamatkan Jehun dia tidak untung apa-apa, mungkin dia juga akan mati. Leo tahu seberapa bahayanya Jungkook

"Menyedihkan sekali kau Jehun. " bisik Jungkook sambil tertawa.

Tembak menembak tidak terhindarkan lagi. Leo dan anaknya buahnya membabi buta menembak Jungkook. Jungkook mengimbangi tembakan itu meski kesulitan karena harus membawa tawannya di pelukannya sebagai perlindungan.

Jungkook merasakan nafas tipis Jehun di lengannya.  Entah berapa tembakan yg mengenainya, tapi sepertinya dia tidak akan selamat lagi.

Darah menetes di kaki Jungkook,  jantung sudah tidak berdetak, dan hembusan nafas di lengan Jungkook kini tidak terasa lagi. Akhir yg tragis untuk Jehun di tangan kelompoknya sendiri dengan pengkhiantan menyakitkan dari rekan yg dia percaya.

Pintu di dobrak dengan kencangnya hingga lepas dari engselnya, membuat Jungkook dan Leo menoleh.

" ANGKAT TANGAN KALIAN!" Teriak Seo Joon yg memimpin pasukannya dimana ada Namjoon, Jin, Taehyung dan Jimin.

" SERAHKAN DIRI KALIAN SEKARANG! JIKA KALIAN MELAKUKANNYA  DENGAN KOOPERATIF KAMI TIDAK AKAN MEMPERSULIT KALIAN! JIKA.... "

Belum sempat Seo Joon melanjutkan Leo tanpa basa basi langsung melepaskan tembakan tembakan kearah Tim Seo Joon.

" Ahh... " pekik Jin.

Jin merasa ada yg benda yg menembus perutnya.  Tangan kirinya meraba bagian perutnya.

"Darah"  batin Jin, matanya membulat menatap telapak tangannya yg basah.

Sedetik kemudian tangan kanannya  bergetar hebat membuat senjatanya jatuh ke lantai dan tubuhnya sedikit terhuyun.

" JIN HYUNG... " pekik Jimin.

Seo Joon, Namjoon langsung menoleh dan Taehyung yg tepat di belakang membeku. Jin hampir ambruk namun Jimin langsung memeganginya.

Taehyung sangat marah sekali, hingga dia sudah akan menarik pelatuknya kearah Leo tapi punggung kokoh seseorang menghalanginya.

Jungkook melepaskan Jehun sesaat Leo menembak kearah Tim Seo Joon. Langsung berlari kearah mantan timnya. Dua pistol Jungkook hanya memiliki sedikit, namun dia tidak peduli tanpa pikir panjang dia sekali lagi memasang badan untuk mantan timnya. Menghabisi Leo dan anak buahnya tanpa ampun, memberondong dengan peluru yg tersisa di dua pistolnya.

Seo Joon tercengang dengan apa yg Jungkook lakukan. Bagaikan kerasukan iblis Jungkook membunuh tanpa ampun lagi.

Suara tembakan dari belakangnya membuat Seo Joon bangun dari rasa tercengangnya. Taehyung baru saja melepas tembakan dimana tembakan ini membidik salah satu anak buah Leo.

Jungkook sedikit menoleh kearah asal tembakan itu berasal. Pipi Jungkook berdarah.

Senyum miring Jungkook terlihat jelas.

" Detektif tidak boleh ragu membidik target operasinya, peluru itu harusnya milikku tapi kau mencuri buruanku." gumam Jungkook.

Leo terluka parah tergeletak di lantai dengan lemas. Dia terbatuk-batuk, dengan sisa kesadarannya dia mengambil pistol dari tangan salah satu anak buahnya yg tewas di dekatnya. Tapi rupanya nasibnya tidak beda jauh dengan Jehun yg rela dia khianati untuk kekuasaan. Karena Jungkook berbaik hati membalaskan dendam Jehun. Jungkook sudah berada di atas Leo, Jungkook menginjak kaki Leo lalu menancapkan pisau yg dia simpan di sepatu bootnya tepat di dada Leo.

Leo melihat mata murka Jungkook, mata dari seorang killer. Tidak ada rasa kasihan atau ampunan dari mata Jungkook, yg ada hanya kemarahan.  Pisau itu benar-benar kuat menanjap dadanya. Darahnya mengenai wajah tampan Jungkook di depan mata sejernih bulan purnama.

Sementara di belakangnya mantan timnya manatapnya dengan rasa tidak percaya Jungkook mampu melakukan hal sekeji itu. Jungkook sungguh seperti kerasukan iblis tidak ada sisi lembutpun di dirinya, yg tersisa hanya sisi paling menakutkan di dirinya.

" SERAHKAN DIRIMU JEON JUNGKOOK! KAU HARUS MEMPERTANGGUNG JAWABKAN PERBUATANMU. " kata Seo Joon mengarahkan pistol kearah Jungkook

"LETAKKAN SENJATAMU! TETAP DI TEMPATMU! DAN ANGKAT TANGANMU! ATAU AKU AKAN MENEMBAKMU. "

Jungkook hanya diam di tempatnya. Mendengarkan betapa keras dan tegas mantan atasannya. Helaan nafas Jungkook terdengar jelas.

Seo Joon, Namjoon, dan Taehyung maju beberapa langkah kearah Jungkook dengan senjata  yg siap membidik Jungkook saat itu juga.

Jungkook meletakan dua pistolnya di lantai lalu mengangkat kedua tanganya keatas seperti perintab Seo Joon.

Seo Joon, dan Namjoon saling menatap, Taehyung mengikuti dari belakang mereka. Sementara Jimin lebih menepi ke dekat dinding ke tempat yg lebih aman mencoba memberikan pertolongan pada Jin. Jimin menekan luka tembak Jin susah payah agar pendarahannya tidak parah.

Jungkook membalik badan. Tampilan Jungkook membuat Namjoon dan Taehyung terkejut. Ini tidak seperti Jungkook yg mereka kenal sebelumnya, banyak darah di tangannya. Taehyung bisa melihat tatto di tangan Jungkook membuat dia merasa Jungkook sudah mengakhiri karirnya menjadi detektif karena detektif di Korea di larang merajah tubuhnya.

" APA IMBALAN UNTUKKU KALAU AKU MENYERAHKAN DIRI? JIKA KEADILAN YG KU DAPATKAN AKU DENGAN SENANG HATI AKAN MENYERAHAKAN DIRIKU. JIKA TIDAK, ITU TIDAK ADA GUNANYA UNTUKKU. "

"Kami bisa berkompromi Jungkook. Kita bisa bicarakan itu. " bujuk Namjoon.

" Jika benar tunjukan jaminannya! "

Namjoon diam, dia bingung harus menjawab apa.

Tawa Jungkook menggema diruangan itu.

" Tidak ada kan? Sudah kuduga. "

" Jungkook dalam hitungan tiga jika kau tidak menyerah aku benar-benar menembakmu. " Seo Joon memperingakan

" 1.." teriak Seo Joon

Jungkook tetap diam

" 2.."

Jungkook tidak bergeming.

"3"

DORRRR

Tembakan itu mengenai perut Jungkook. Seo Joon yg baru saja melakukannya. Tapi Jungkook hanya memejam santai.

Namjoon, Taehyung, dan bahkan Jimin tidak menyangka Seo Joon akan melakukannya.

Dengan cepat Jungkook mengambil pistol di dalam jaketnya dan menembak ke lantai tepat di bawah kaki Seo Joon membuat mereka terkejut dan beralih fokus.

Melesat bagaikan bayangan Jungkook sudah berada teras diluar jendela.

" See u again. " ucap Jungkook sambil melambaikan tangan.

Jungkook mencuri kesempatan itu kabur rupanya. Ada tangga darurat kebawah tepat di samping kanan teras tersebut tapi Jungkook enggan memakainya, dia memilih terjun langsung dari lantai tiga.

" JEON JUNGKOOK. " pekik Namjoon dan Taehyung sangat takut karena posisi Jungkook seperti hendak akan melakukan bunuh diri.

" DIA KABUR! KEJAR! " Teriak Seo Joon.

Namjoon dan Taehyung segara berlari kearah jendela dan melihat Jungkook berlari kearah hutan tanpa cidera meski dia habis terjun dari lantai tiga. Ternyata tubuh Jungkook mendarat diatas mayat dari dua anak buah Leo yg jatuh tertembak.





















" JIN HYUNG BERTAHANLAH! " Jimin menepuk pipi Jin karena Jin mulai hilang kesadarannnya.

Seo Joon langsung berjongkok di dekat Jin melihat luka di perut Jin yg mengeluarkan banyak darah. Wajah Jin terlihat pucat parah.

" Sunmbe kita harus membawanya kerumah sakit segera. Lukanya parah. " kata Jimin panik.

" Aku sudah menghubungi petugas medis Jimin, mereka akan segera datang. Tetap tekan lukanylukanya agar darahnya tidak banyak keluar!" ucap Seo Joon

" I-ya. "

" Bertahanlah Jin! Kau kuat! Kau bisa melewati ini. Please bertahan! " Seo Joon memegangi tangan Jin.

Ditengah kesadaran Jin yg mipis, Jin hanya bisa menelan ludahnya karena tenggorokannya sangat kering dan pandangannya sedikit kabur.

" Namjoon dan Taehyung sedang mengejar Jungkook ke hutan. Suga juga langsung bergerak. Tim Nana sudah di hubungi. Dua shiper telah mati tertembak. Pusat sedang mengirim pasukan tambahan untuk membantu. Jadi Jimin  urus Jin dulu sampai mendapat pertolongan dari petugas medis! Kau bisa kembali keposisimu setelahnya. "

" Ba-ik. "

" Aku harus pergi membantu mereka Jimin. " Jimin mengangguk mendengarkan Seo Joon.

Ketika Seo Joon hendak pergi, Jin tidak melepaskan tangan Seo Joon. Dengan sisa tenaga dan kesadarannya Jin mencoba berbicara.

" Ja-ngan bu-nuh dia sunmbe! Di-a me-nyelamatkan-ku. Dia ma-sih adik-ku. " kata Jin terbata.

Dada Seo Joon terasa sangat sakit mendengar itu. Dia harus apa, dia tidak bisa tutup mata. Jungkook tidak bisa menutupi gestur protectnya terhadap mantan timnya ketika mendapatkan serangan masih ada banyak rasa peduli disana. Musuh mereka sebenarnya bukanlah Jungkook, tapi orang-orang di balik Jungkook sampai mengambil tindakan inilah pelakunya.

Seo Joon tahu bahwa komplotan yg menyerangnya tadi adalah komplotan dari klan hitam, yg biasanya melakukan pekerjaan kotor seperti menindas, menyiksa, dan membunuh atas suruhan seseorang. Dia tahu posisi Jungkook tidak sepenuhnya salah, tapi Jungkook sudah mengambil jalan ini itu tidak dapat di benarkan. Diatas perasaan pribadi masih ada professionalitas yg harus di jaga. Mereka sudah di sumpah untuk itu ketika menjadi detektif.

" Pikirkan saja dirimu sendiri Jin! " kata Seo Joon.

" Aku pergi. "

Jin tampak sedih sambil manehan rasa sakit ketika mendengar apa yg dikatakan Seo Joon. Jin tahu Jungkook tidak salah. Perasaan sayang dan pedulinya terhadap Jungkook tidak berubah. Dia tahu Jungkook tadi hanya ingin melindunginya, tapi takdir memang menggariskan dia harus seperti ini.
























Namjoon dan Taehyung menerjang rimbunnya hutan. Beberapa tembakan Taehyung lepaskan, tapi Jungkook terlalu cepat dan gesit dalam menghindar di balik pepohonan hutan besar.

Kai datang bersama timnya kecuali Nana, mereka datang untuk ikut membantu pengejaran.

" Amunisiku habis. " kataTaehyung.

Taehyung berhenti berlari sejenak, dengan nafas terengah-engah dia  mengisi peluru pistolnya.

" Biar aku yg ngambil alih Taehyung! Jangan berhenti mengejar!" Kai bicara lewat earpiecenya. " Kita sudah dekat. Kita harus mendapatkannyakan. Kita lakukan untuk dua anggota timmu yg terluka. " Kai menunjukan sikap solidaritasnya sebagai sesama detektif.

Kai mengira yg membuat Jin terluka adalah Jungkook. Taehyung tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Jungkook tidak ingin berkompromi sehingga timnya tidak bisa mencarikan jalan keluar yg aman untuknya. Jungkook sudah tidak. percaya lagi dengan mereka, Taehyung tahu itu.

Kaki Jungkook benar-bener mati rasa. Bekas luka tembak di kakinya berdenyut sakit. Efek obatnya dikit demi sedikit telah hilang. Dia hampir kehabisan nafas.

Peluru Kai hampir mengenai kepala Jungkook tapi pohon besar menyelamatkan Jungkook kali ini. Jungkook tidak bisa bertahan lama, dia rasanya hampir mati merasakan sesak karena kehabisan oksigen.

Hingga terpaan cahaya lebih terang membuat Jungkook melihat jelas mobil hitamnya disana. Jalanan aspal sudah terlihat, Jungkook menarik nafas lega.

Jungkook sedikit menoleh setelah itu, para detektif mulai mendekat menangkapnya. Jungkook memakasa dirinya berlari lebih kencang lagi menuju mobilnya.

" Aku mendapatkannya. " ketika Jungkook meraih pintu mobilnya.

"BRENGSEK, BERHENTI! " teriak Kai jauh di belakangnya.

Beberapa kali Taehyung dan Namjoon melepaskan tembakan kearah mobil hitam Jungkook tapi tidak berefek apa-apa. Mobil itu di desain dengan  kaca anti peluru, itu tidak bisa ditembus.

" BIDIK BANNYA! KACANYA ANTI PELURU! " teriak  Namjoon.

Taehyung mencoba mendapatkan ban belakang mobil Jungkook. Namun Jungkook memacu mobilnya kencang hingga ban belakangnya mengeluarkan asap yg menghalangi pandangan.

" BANGSAT." umpat Kai kesal bukan main.

Tiba-tiba dari arah belakang mereka mobil Suga melaju kencang mengejar mobil Jungkook. Namjoon melihat Seo Joon ada di dalam mobil itu bersama Suga.

" Ayo cepat naik! " Mobil Jimin datang.

Diikuti mobil Chen. " Naik Kai! Sunmbe dan petugas patroli mengambil jalur lain agar dapat memblok mobil target. "

Taehyung  dan Namjoon segara naik ke mobil yg di bawa Jimin . Taehyung duduk di depan bersama Jimin sedangkan Namjoon di belakang. Namjoon tampak  mijat kepalanya pening, situasi ini membuat kepalanya rasanya pusing sekali.

Taehyung melihat tangan Jimin, dimana disana terdapat bercak-bercak darah cukup banyak. Jimin yg memengang erat setir mobil, dia tahu Taehyung memperhatikannya. Pikirannya masih mengkhawatirkan Jin saat ini.

" Bagaimana keadaan Jin hyung?" tanya Taehyung.

" Petugas medis membawanya ke rumah sakit untuk mendapatakan tindakan operasi. Aku harap dia tidak apa-apa. "jawab Jimin.

Taehyung dan Namjoon hanya diam setelahnya, terlalu sedih untuk membahas lagi lagian ini bukan waktu yg tepat sementara tugas mereka belum selesai.

"Pegangan! " perintah Jimin.

Jimin memacu mobilnya kencang di ikuti oleh mobil Chen bersama Kai di belakang mereka.  Sirine mobil polisi membuat mobil-mobil  lain di jalan raya memberikan jalan untuk mereka.

Jungkook mencengkeram kuat setirnya, matanya fokus ke jalanan. Mobilnya begitu kencang menyalip mobil-mobil lain dengan menakutkan membuat pengendara lain melayangkan protes dengan berteriak dan membunyikan klakso mereka. Mobil hitam dop Jungkook terus mencoba menghindar dari kejaran mobil Suga yg ngebut di belakangnya.

" Target menuju pusat kota. " Seo Joon terus memberikan laporan.

" Beberepa petugas patroli sudah siap di posisi mereka masing-masing untuk mengepung Jungkook. Bantuan udara juga akan datang. " kata Seo Joon pada Suga.

Suga langsung melirik keatas lewat jendela mobilnya dan benar saja Halikopter tengah melintas melewatinya.

" MOBIL HITAM, BERPLAT XXXX HARAP MENEPI SEKARANG ATAU KAMI AKAN MENGENTIKAN PAKSA DENGAN MENABRAK MOBIL ANDA! " Seo Joon memberikan peringatan pada Jungkook lewat pengeras suara.

Jungkook tidak peduli, dia tetap memacu mobilnya dengan kencang. Dia melihat petugas patroli mencegatnya di depan.  Bukan malah menghindar Jungkook justru semakin menginjak gasnya.

" Apa dia gila? " Taehyung ngeri melihat Jungkook dari kejauhan.

Mobil Jungkook menabrak salah satu mobil polisi yg menghadangnya sehingga oleng menabrak mobil polisi lain. Jungkook memutar setir mobilnya membuat mobilnya berputar hebat dan hampir saja dia hilang kendali, namun Jungkook berhasil mengendalikan mobilnya meski ban mobilnya belakang terbakar diaspal menyebabkan decitan yg memekakan telinga dan mengeluarkan asap. Pengendara lain yg ketakutan menghentikan mobilnya dan menyebabkan kemacetan.

" DIA KABUR! KEJAR SUGA CEPAT!"

" ARRRGGGGG MINGGIRRR" teriak Suga kesal kerena mobil-mobil yg berhenti sembarangan.

" AKU SEDANG BERUSAHA MENDAPATKANNYA. " gerutu Suga

Suga berhasil menempel mobil Jungkook. Dan Jimin menyusul di belakang mobil Jungkook. Jungkook sudah terkepung.

" Berhenti Jeon Jungkook! " Suga melirik ke samping dan mendapeti Jungkook menatapnya dari kaca mobilnya.

Tanpa segan Jungkook  menyerempet body depan mobil Suga menyebabkan mobil Suga oleng, terpental ke kanan hampir menabrak pengendara mobil lain. Sementara Jungkook hampir menabrak trotoar, memutar setirnya hingga menemukan keseimbangan pada mobilnya. Jungkook rupanya sangat pandai di jalanan. Mungkin kau akan berfikir dia adalah mantan pembalap jalanan.

" Lebih dekat Jimin! Aku akan mendapatkan mobilnya. " kata Taehyung.

" Jika salah sasaran lesensimu akan di cabut Kim Taehyung! " Namjoon memperingatkan

" Resiko. Tidak ada opsi lain. " Taehyung memberikan pembelaan pada tindakannya.

Taehyung mengeluarkan senjatanya  ketika Jimin berusah mingikis jarak mobilnya dengan mobil Jungkook. Taehyung mengeluarkan setengah badannya dari kaca mobil mencoba membidik mobil Jungkook.

Jungkook melihat dari spion mobilnya hanya mengulas senyum. Entah kenapa Jungkook seperti menikmati ini, padahal nyawa dan nasibnya sudah tidak akan tertolong.

" Kita lihat apa kau bisa mendapatkanku? " Jungkook menyombongkan diri.

Jungkook melakukan gerakan zigzag dengan mobilnya.

" Brengsek. "  umpat Taehyung karena gagal.

Beberapa tembakan Taehyung  tidak kena sasaran. Namjoon buru-buru menarik baju Taehyung.

" Simpan senjatamu! Mereka melarang kau melakukannya Kim Taehyung, ini jalan umum. Ini yg kau hadapi Jungkook. Dia mengenal kita, dan kita mengenalnya seberapa dia sangat pandai dan gigih jika menginginkan sesuatu.  Cari jalan lain untuk menghentikannya! "

Di depan terdapat lampu merah Jungkook dengan resiko menerobos lampu merah tersebut membuat mobil-mobil yg berlawanan arah hampir menabraknya menyebabkan tabrakan kecil karena  menghindari mobil Jungkook. Jungkook masa bodoh dengan apa yg di lakukannya.

Hingga dasbor belangnya tiba-tiba di tabrak. Mobil Suga baru saja menabraknya. Jungkook tidak ada pilihan lain, dia memaksa mobilnya naik ke trotoar mengklakson keras agar pejalan kaki minggir.

Jungkook mencoba kabur tapi tiba-tiba serangan dari arah lain datang. Mobil Nana muncul dari arah tak terduga, dia baru saja menembrak mobil Jungkook.

Jungkook mencoba bertahan untuk kembali kejalan raya tapi akibat tabrakan tadi sepertinya ada kebocoran pada mobilnya. Jungkook merasakan pada akselerasi mobilnya yg menurun drastis.

" BERTAHANLAH SEBENTAR LAGI! " kata Jungkook memohon pada benda mati (mobil).

Didepan sudah menanti Jungkook  mobil polisi yg berjejer-jejer menghadangnya belum lagi yg mengejar di belakangnya. Jungkook tidak punya jalan untuk kabur lagi, dan sialnya kecepannya mobilnya menurun. Mesin mobil mulai mengeluarkan asap.

BRAKKK

Mobil Jungkook di tabrak kencang dari samping hingga pintunya penyok. Mobil Kai dan Chen yg menabraknya barusan.

" PLEASE SEDIKIT LAGI!" 

BRAKKK

Jimin menabrak mobil dari belakang membuat Jungkook hilang kendali bahkan kepala Jungkook membentur kaca.

BRAKKKK BRRAAKKKK BRAKKKK.

Jungkook memegang pegangan besi di atasnya dengan tangan kanan mencoba mengendalikan setir mobilnya.

Jungkook memaksa menginjak  pedal gasnya sebelum mobilnya mogak sehingga membuatnya menabrak gerbang .

BRAKKKKKKKKKKKKKKKKK

Tabrakan keras membuat  mobil Jungkook berguling-guling beberapa kali.

BRAKKKK BRAKKKKK BRAKKKKK

Mobil-mobil polisi menabraknya membabi buta. Jungkook terus memegang mesi yg menjadi kerangka mobilnya. Bertahan sekuat dia bisa.

Mobil Jungkook berguling-guling dan terpelanting hingga tidak berbentuk lagi.

" Jungkook.... " tangan Jimin bergetar hebat memegang setir mobilnya, dia takut sekali.

Namjoon meringis ngeri melihat  keadaan mobil Jungkook. Serius siapapun orang di dalam mobil itu tidak akan selamat.

Di depan kentor kedutaan Amerika mobil Jungkook terpelanting hebat ke dalam halamannya. Karena Jungkook melakukan hal gila menabrak gerbang  kedutaan tersebuat.

Kini mobil Jungkook mengeluarkan asap. Mobil itu ringsek di bodynya, Pintunya penyok hingga penutup mesin yg terbuka.

Mobil-mobil polisi berkeliling disekitar kantor kedutaan Amerika. Semua tim keluar  dari mobil mereka berkeliling bersiap dengan senjata mereka. Menunggu jikalau ada perlawanan dari dalam mobil Jungkook.  Meski rasanya tidak mungkin kalau kita liat dari kondisi mobil Jungkook.

Lima menit berlalu tidak ada tanda-tanda pergerakan dari mobil itu hanya ada kepulan asap membumbung ke udara.

"Jangan Jungkook! Please jangan! Bukan ini yg kita inginkan. " Taehyung merancu, pikiran buruk dari tadi meruntukinya.  Dia tidak mengharapkan ini.

Dada Jimin sakit sekali hatinya menolak tapi dia tetap harus melakukan hal itu, dia salah satu yg menabrak mobil Jungkook. Penyesalan dan ketakutan hampir membuatnya menangis.

"Aku membunuhnya. " rintih Jimin lirih.

Namun Namjoon menatap mata Jimin lalu bergeleng, seolah mengatakan bukan dirinya  yg melakukannya. Tapi orang yg selembut Jimin tetap akan menyalahkan dirinya meski secara prosedur apa yg dia lakukan sudah benar.

Suga mungkin hanya bisa mengutuk dirinya sendiri di dalam hati, dia mencoba kuat. Mencoba bertarung walaupun dia benci melakukan ini.  Apalagi dengan Jungkook, rekan yg dia anggap sebagai adik kecilnya
dan orang yg menyelamatkan dirinya dan kekasihnya dari kematian.

Tidak ada harapan lagi  melihat kondisi mobil yg sudah seperti itu.

Sudah lebih dari lima menit berlalu, tidak ada tanda-tanda.

Tapi semua langsung mengangkat senjata setelah melihat pintu mobil terbuka.

" JEON JUNGKOOK. " mantan timnya terkejut.

Jungkook susah payah merangkak keluar dari puing mobilnya. Terlihat beberapa luka di pelipis dan bibir Jungkook. Dia tanpa ragu keluar dari sana menghadapi puluhan polisi siap menangkapnya.  Jungkook memegangi kepalanya karena pusing yg dirasakannya bukan main.
 
"TETAP DI TEMPATMU! KAU SUDAH DI KEPUNG JEON JUNGKOOK. SERAHKAN DIRIMU! " teriak Detektif Jungwoo yg mengambil alih misi penangkapan ini.

Jungkook berusaha duduk, tangannya memegangi dadanya, dan kaki kirinya dia seret karena cidera.

Jungkook mengangkat kedua tangannya  keatas. Bersimpu dengan lututnya menghadap para petugas polisi yg mengepungnya.

Mantan timnya merasa lega melihat Jungkook bisa bertahan meski luka-lukanya cukup mengeikan. Setidaknya mereka masih melihat Jungkook.

Luka-luka di tubuh Jungkook membuat mantan rekan satu timnya tak tega menyaksikannya, hati mereka sangat perih. Jimin yg sedang memegang pistol dengan kedua tangannya sampai gemetar.

Jika itu bukan Jungkook mungkin dia kemungkinan selamat  nol persen. Tentu, tidak akan ada yg bisa selamat dari situasi ini selain dirinya karena dia sudah memprediksi kemungkinan yg ada.  Ini juga didukung berkat persiapan yg matang dia lakukan dengan memodifikasi mobilnya sedemikian rupa agar bisa tahan jika terjadi benturan atau kecelakaan hebat.

" SERAHKAN DIRIMU! " teriak Jungwoo dengan pengeras suara.

Jungkook hanya tersenyum, senyum dingin dan sedikit mengejek.

" TETAP ANGKAT TANGANMU! ATAU KAMI AKAN MENEMBAKMU. JANGAN BERGERAK! "

Jungkook tidak peduli, dia melepas rompinya, diikuti suara gerakan senjata Jungkook melirik sekeliling dan ada banyak sniper disana, bahkan ada yg sembunyi.

" Aku tidak akan kemana-kemana tapi biarkan aku menunjukan sesuatu tuan-tuanku yg terhormat! Pertunjukanku belum selesai. " ucap Jungkook,

" JANGAN MAIN-MAIN JEON JUNGKOOK!"

Jungkook  hanya mengabaikan. Dengan mengejutkan dia melepas jaketnya pelindungnya, kemudian melempar tiga pistolnya beserta peluru-pelurunya.

Mantan timnya terkejut melihat tatto di sepenjang tangan kanan Jungkook. Sejak kapan dia memilikinya? Apakah selama hampir dua bulan pelariannya? Ini sungguh mengejutkan mereka, tidak menyangka akan sebanyak itu merajah tubuhnya. Nana bahkan membelalakan mata dengan tampilan Jungkook sekarang.

Jungkook melepas rompinya.  Manampilkan tubuh bugar, bertatto, kaos ketat yg pas dengan bentuk tubuhmnya, rambut basah bercampur keringat, dengan wajah luka dan darah. Tampan, mempesona, manly, panas, garang, dan menakutkan itulah kesan yg didapatkan dari Jungkook sekarang.

" Aku laki-laki yg akan menepati janji.  Mari kita buat ini adil. Aku melepas pelindung ditubuhku dan meletakkan semua senjataku tapi beri aku waktu bicara. Kalian bahkan boleh menembakku dengan seluruh sniper yg kalian punya disini. " Jungkook manatap kearah polisi yg mengepungnya.

" KAU INGIN MENGUCAPKAN KATA-KATA TERAKHIR? " kata Detektif Jungwoo.

" Yah kurang lebih begitu, tergantung takdir juga. "

" Oke katakan pesan-pesan terakhirmu! Akan ku beri waktu  . "

Jungkook melempar rompinya anti pelurunya. Menguarkan semua yg ada di sakunya, pisau, alat penyetrum, sisa gas air mata, kecuali alat suntik dan obat bius Jungkook membuangnya.  Yang mengejutkan Jungkook mengeluarkan apa yg ada di balik punggungnya. Kartas berisi dokumen, foto-foto, dan  bukti transaksi lainnya.  Mengangkatnya tinggi-tinggi.

" Aku punya segalanya. "

Detektif Jungwoo tampak terkejut, suara di earpiecenya memberikan intruksi untuk menghabisi Jungkook sekarang juga.

" CUKUP. TIDAK ADA GUNANYA MENDENGARKAN KRIMINAL SEPERTIMU. HANYA SEORANG SAMPAH YG TIDAK BERGUNA, NEGARA MEMBIAYAIMU UNTUK MENEMPUH PENDIDIKAN TAPI KAU GUNAKAN KEAHLIANMU UNTUK PEKERJAAN KOTOR DAN KEPENTINGAN PRIBADI. BAHKAN KAU BERKHIANAT DENGAN NEGARAMU. KAU MOSNTER YG MENGERIKAN. "

Jungkook tertawa nyaring hingga menggema. Menertawakan begitu lucunya apa yg di katakan detektif Jungwoo.

Setelah puas tertawa Jungkook, menatap detektif Jungwoo dan menatap seluruh orang-orang di depanya. Mereka menatap Jungkook dengan tatapan yg jijik seolah membenarkan apa yg di katakan detektif Jungwoo.

" Aku sampai bosan mendengarnya, sok suci sekali. Lihat baik-baik ini! Aku sudah mengerimnya ke seluruh saluran-saluran berita. Biar seisi dunia yg menilainya. "

" Bunuh dia! " itu yg terdengar di telinga Jungwoo.

" Tidak ada kesempatan lagi untukmu Jeon Jungkook! Cukup kau bermain-main dengan kami. "  batin detektif Jungwoo

Jungwoo menarik pelatuk pistolnya, sinar merah tepat mengenai dahi Jungkook  tidak hanya satu tapi lebih dari sepuluh. Jika mereka melepaskan tembakan bersamaan maka dalam hitungan detik peluru itu bisa menembus kepala Jungkook dan semua selesai.

Apakah ini akhir dari cerita Jungkook???

Hingga pergerakan dari dalam kantor kedutaan Amerika membuat detektif Jungwoo mengurungkan niatnya. Orang-orang dengan baju hitam dengan topi, kacamata, dan senjata keluar dari dalam sana.

" APA-APAAN INI. "

Terdapat lambang CIA di dada segaram hitam tersebut. Seluruh anggota kepolisian disana langsung dalam posisi bersiaga.

Jungkook benar-benar terjebak diantara dua kubu keamanan elit dua negara.

" Kami tidak bisa membiarkan Mr. Jungkook mati? "

" Kalian tidak punya hak atasnya, dia tahanan negara kami. "kata Jungwoom

" Tapi dia narasumber penting kami harus kami lindunginya. "

" Ada yg perlu kami luruskan dengan MR. Jungkook. Dia adalah saksi kunci kami. " ucap Mr. Cullen yg merupakan pimpinan tim CIA untuk misi ini.

Seluruh anggota CIA langsung membentuk formasi perlindungan, senjata merek bersiaga mengarah ke sniper yg siap membidik Jungkook.   Harus di akui persenjataan CIA jauh lebih canggih dari milik kepolisian. Meski secara jumlah mereka kalah tapi kita tahu seperti Amerika. Apalagi negera Korea Selatan adalah sekutu dekat Amerika salah langkah itu sangat berbahaya.

Mantan tim Jungkook saling bertukar pandang.

" Ini gila. "  Taehyung menggeleng tak percaya.

" Bagaimana dia bisa melakukan ini???  Harusnya kita sadar sejak CIA ikut campur kepulangan Alicia. " ucap Namjoon.

Dua orang anggota CIA menyeret  dari kantor kedutaan Amerika. Iya itu James, yg terlibat penyalahgunaan kekuasaan, suap dan penyelundupan Kokain oleh anggota mafia Colombo.

" Mr. Jungkook telah memberi informasi kami tentang kejatahan yg di lakukan Mr. James dan transaki yg dilakukan kelompok mafia Colombo. Mereka adalah buronan kami. Jadi kami akan melindungi keselamatam Mr. Jungkook. "

" DIA BENAR-BENAR PENGKHIANAT. MONSTER MENGERIKAN TIDAK TAHU DIRI. " saut-saut gunjingan itu yg Jungkook dengar.

" Aku umur lima belas tahun ketika dunia menempatkanku diatas tumpuan. " Jungkook mulai berbicara.

Kenangan-kenangan dimana masa remajanya berputar seperti film di kepalanya. Bagaimana Jungkook kecil meninggalkan keluarganya dan kampung halamannya pergi ke kota hidup sendiri di asrama sekolahnya. Semua orang berharap banyak padanya jadi dia mati-matian mengejar impiannya.

" Aku punya impian besar untuk mendapatkan profesiku kemarin. Aku tidak punya banyak kenangan saat tumbuh dewasa. Hidup di bawah tekanan dan tuntutan membuatku rasanya ingin mati, seperti hewan yg kehilangan induknya bertahan di hutan rimba itu sangat sulit. Aku bertahan dengan ambisiku, selalu mengatakan pada diriku apa yg ku ambil itu benar. Keadaan yg sulit membuatku menjadi sekarang itu sebuah keuntungan. Tapi tidak sedikit orang kesal karena cemburuan mereka padaku. " Jungkook tertawa pait.

" Aku masih ingat pertama kembali kesini. Aku berusaha menyesuaikan diri dan mengerjakan pekerjaanku sebaik yg ku bisa lakukan. " Jungkook menghela nafas.

"Hingga pengakuan itu datang, kalian mengatakan aku yg terbaik. Kalian mengangkatku kelangit sampai aku tidak bisa bernafas.  Mengisiku dengan kepercayaan diri. "  Jungkook menatap mantan anggota timnya.

Jungkook mengingat bagaimana orang-orang menaruh ekspektasi tinggi padanya, menjadikan dirinya menjadi sorotan berita, menempatkannya pada popularitas yg dia tidak inginkan. Memberikan banyak penghargaan, di jadikan pemeran utama dalam pesta dansa menempatkannya pada sorotan. Dipuji-puji bak pahlawan padahal dia benci menjadi gunjingan.

" Tapi bagaimana jika aku tersandung? Bagaimana jika aku jatuh?? Lalu apa aku monsternya?? "

Jungkook tidak menginginkan ini. Siapa yg membuatnya seperti ini.

" Beritahu aku! "

Jungkook berteriak. Semuanya hanya diam, diam nenatap Jungkook.

" Hanya karena aku mengatakan kejujuran  yg ada di dalam diriku, apa yg aku lihat, dan aku temukan  kalian menjatuhkanku dengan cepat. Dan menghancurkanku sampai tidak tersisa. Mengambil satu-satunya yg aku punya. " kata Jungkook seperti putus asa.

" Kalian sebut aku pengkhianat karena aku jatuh cinta. Hanya karena mereka memihak padaku." menunjuk anggota CIA yg memihaknya. "Jelas-jelas disini kalian yg membuangku. "

" Bagaimana jika aku pendosa?? Bagaimana jika aku melanggar?? Lalu apakah aku  adalah monsternya??? "

" Beritahu aku!"

Jungkook manatap mata mereka satu-satu.

" Aku akan bertanggung jawab atas apa yg kulakukan. Aku kutunjukan kebenaran. Jangan melimpahkan semua padaku! Seolah kalianlah yg paling suci. "

Beberapa bulan lalu aku mengungkap kebusukan mantan Pimpinan Lee. Dan beberapa saat dia di bebaskan dari tuntutan.  Putranya adalah salah satu orang yg terlibat dalam barang haram dan pelecehan itu hanya secuil dari lingkaran setan. Di club itu segala macam barang haram gampang di dapatkan. Setelah itu di larang operasi apakah lingkaran itu akan berhenti? Tidak, karena pemain sebenarnya sedang bebas menikmati kebebasannya dan kekayaan. Mereka bahkan dengan berani mengambil langsung kokain tersebut menggunakan anak kecil sebagai kurir hanya karena masih polos dan butuh uang. Menggunakan wanita-wanita sebagai pemuas mereka melecehkan, menyiksa dan bahkan membuang mereka tidak manusiawi." kata Jungkook merujung pada Kim Taehyong putra dari Ketua pimpinan Kim.

" Karena aku tahu siapa-siapa nama yg terlibat, mereka mencoba membuatku menjadi boneka bahkan memanfaatkan anak putrinya, " Jungkook menatap kearah Nana yg terlihat matanya berkaca disana.

"Tapi aku tidak mau. Mereka tahu aku keras kepala, jadi mereka mengincar hubungan pribadiku. Dia tahu siapa wanita yg kucintai.  Aku selalu merahasian dia karena aku tahu itu bisa berbahaya untuknya, tapi mereka menemukannya. Mereka mengincarnya, mereka menyerangnya tidak berperasaan. Bahkan bantuan tidak kunjung datang ketika salah satu korban menelefon 991. Hingga mantan rekan timku datang menolong mungkin wanita yg aku cintai sudah mati. Aku di pecat karena aku menikahi istriku diam-diam, aku di tuduh melanggat beberapa hal yg bahkan belum jelas, aku di tuduh predator seksual hanya karena aku nenghamili istriku.  Aku harus membayar denda atas keributan yg aku akibatkan. Dan aku di tuntut atas penganiiyayaan. Dan semua berkembang menjadi tuduhan bahwa istriku mata-mata karena keturunan Amerika-Rusia, dan berakhir akulah yg tuntut atas kebocoran informasi dan mata-mata dari Amerika. " kata Jungkook lantang membuka tabir yg sebenarnya.

" Aku tidak melihat keadilan untukku, hakku membela diri ditiadakan. Berita tentangku terus digoreng seolah aku adalah manusia kotor tak termaafkan. Hiduppun sepertinya tak layak untuku. Kalian bicara seolah kalian makhluk yg paling benar dan sempurna yg tidak pernah melakukan kesalahan. Kalian yg fokus mengomentariku justru tidak melihat pengkhiatan yg sebenarnya terjadi. Apa kalian tahu dugaan kasus pencucian uang dan korupsi dari politikus terkenal telah merugakan negara? Tidak kan, tentu tidak karena para stasius televisi dibayar untuk menutup berita itu  dengan terus menyoroti kasusku dan menjadikanku jadi tumbal.  "

" Semua daftar siapa-siapa yg terlibat ada di tanganku."

Detektif Jungwoo mulai gusar,

" Dan lihat kalian semua disini disuruh untuk menangkapku. Padahal aku sendiri disini. Semua tahu apa yg terjadi di gedung bekas hotel tadi. Bagaimana jika tuan muda yg kalian banggakan dan kalian sanjung-sanjung adalah salah satu dari daftar tersebut? Lihat sebusuk apa tubuh kepolisian itu! " Jungkook menunjukkan kertas yg berisi nama-nama pimpinan yg terlibat.

"Brengsek." pekik Detektif Jungwoo ketika namanya juga ada dalam daftar.

Seo Joon melihat kearah Jungwoo, melihat sekeliling. Nana bahkan bergetar ketika nama ayahnya juga ada disana.  Seo Joon menyadari sesuatu.

DARRRRRR DARRRRRRR DARRRRRRR

Suara tembakan terdengar mengejutkan mereka semua.

" JUNGKOOOOOKKKKKK. " Teriak Taehyung.

Jimin bahkan hampir berlari tapi Namjoon memeluknya  menahannya.

" TIDAKKK JEON JUNGKOOKK. " Jimin histeris.

" NO JUNGKOOK, NO PLEASE JUNGKOOK NO. JOEN JUNGKOOK. " Nana berlari kearah Jungkook namun Kai menghalangi.

" TIDAK JANGAN JUNGKOOK. BANGUN JUNGKOOK! LEPASKAN AKU! JUNGKOOK . " Nana menangis

Jungkook tergeletak di tanah dengan darah  ditubuhnya. Petugas CIA langsung menindungi Jungkook.

Mata jungkook nengerjab-ngerjab, megerang kesakitan ditanah. Dia menatap mata seseorang yg sangat Jungkook hormati.

" Seo Joon Sumbenim" Suga shock Seo Joon sudah tidak ada di sampingnya.

" Sunmbe.. " kaki Namjoon lemas.

Rupanya Seo Joon berlari kearah Jungkook ketika ada pergerakan dari spiner yg bersembunyi  mengarahkan  tembakannya ke Jungkook. Dia tahu dia telah di di perintah untuk menembak Jungkook.

Seo Joon merasa selama ini dia tidak pernah jadi senior yg baik. Setelah mendengarkan kata-kata Jungkook tadi Seo Joon merasa ditampar keras,  rasa bersalahnya teramat membuatnya dirinya rasanya di cekik. Hidup Jungkook yg menderita selama ini semakin sulit karena keteledorannya dan ketidak becusannya melindungi anak buahnya. 

Seo Joon ingin menebus kesalahnya, Jungkook sudah banyak menderita begitu juga timnya. Jungkook dan timnya seperti keluarga tapi mereka semua harus terluka.  Dia ingin melakukan hal benar untuk terakhir kalinya.

Seo Joon memegangi dadanya, dirinya juga meringkuk di tanah, menatap Jungkook dengan air mata di ujung matanya sambil menahan rasa sakit yg luar biasa.

" Ma-afkan  a-ku Jung-kook. " kata Seo Joon dengan wajah merah dan berkeringat Seo Joon menahan kesakitannya. Darah dimana-mana.

Jungkook yg disisi lain hanya  menggeleng lemah dan kesakitan.

" Sumnbe ke-napa kau la-kukan i-ni?? Ke-napa ? Kenapa kau ber-korban untukku? Kenapa kau meng-halangi tem-bakan itu? " kata Jungkook menatap mata Seo Joon yg sama sekaratnya seperti dirinya di tanah.

Jungkook hanya meringis kesakitan, tanganya tengulur kearah Seo Joon, Jungkook ingin menggenggam tangan Seo Joon.

Seo Joon sempat tersenyum, air mata menetes dari mata Seo Joon.

" Ti-dak. "

" Ja-ngan" Jungkook merintih dan memohon.

Di depan mata Jungkook Seo Joon terlihat sudah sangat lemah.  Tatapannya yg semula tertuju ke Jungkook mulai hilang. Langkah-langkah kaki menghalangi pandangan Jungkook. Seo Joon di bawa pergi.

Sementara Jungkook masih tergelek berdaya. Sengketa atas dirinya masih berjalan sengit antara Kepolisian Korea dan pihak CIA.

Mata Jungkook menatap kosong tempat Seo Joon tergelatak tadi sudah kosong. Dia hanya melihat mantan timnya dari kejauhan.

Sungguh hati Jungkook kelu, dia masih menyayangi orang-orang itu yg berdiri di seberang sana. Mereka banyak terluka karenanya. Kenangan di drom membuat hati Jungkook menghangat. Untuk pertama kalinya dia merasakan hangatnya memiliki keluarga dan kakak.  Kenangan-kenangan indah ketika tinggal bersama tidak bisa Jungkook lupakan.

Jungkook tersenyum menatap mereka. Dia melihat Jimin seperti berteriak. Taehyung juga, dengan Suga yg tampah kancur disana dan Namjoon yg tak berdaya. Jungkook tidak bisa mendengar teriakan mereka.

Jungkook rasanya sudah tidak kuat lagi,  rasa sakitnya benar-benar tidak tertahankan. Jungkook kemudian menatap langit.

"Uhuk-uhuk" Jungkook terbatuk lemah.

Sementara darah terus mengalir, dia bisa kehabisan darah jika dibiarkan saja.

Jungkook mengingat apa yg Alicia pernah katakan sebelum mereka berpisah.

" Maka biarlah cahaya menuntunmu.
Kudekap setiap  kenangan saat kamu pergi. Dan setiap jalan yg kamu tempuh akan selalu membawamu pulang padaku JK. "

Jungkook mengingat senyum cantik saat Alicia mengatakannya. Wajah yg Jungkook yg selalu rindukan setiap malam. 

" Ali-cia aku ingin pulang. " ucap Jungkook lirih sambil menahan nafasnya yg mulai sesak.

Jungkook merasa langit begitu dekat dengannya. Hari ini langit yg cerah nan biru, sangat indah cocok untuk bepergian.

"Kita tahu, kamu tak ditakdirkan bersamaku. Itu tak apa-apa. Tapi jika dunia berakhir, kamu akan datang, kan sayang? Aku ingin melihatmu, aku merindukan dirimu Alicia. " kata Jungkook di dalam hati

"Apakah kamu datang dan tinggal bersamaku? Maukah kamu mencintaiku untuk itu? Semua ketakutan kita kini menjadi kenyataan. Aku masih ingin bersamamu dan anak kita. " Jungkook berkedip lemah sambil kesusahan bernafas.

" Jika langit akan runtuh, aku akan memelukmu erat-erat agar tidak akan ada alasan mengapa harus mengucapkan selamat tinggal. " ucap Jungkook dengan sisa tenaga yg ada.

Pandangan Jungkook mulai kabur, dan tubuhnya mulai lemas. Kini dia mulai mengantuk.

Dia menoleh, melihat tangannya, bahkan dia menggerakkan jarinya sudah tidak bisa. Jungkook menatap gelang merah yg ada di pergelangannya.  Dan semua gelap seketika.

Teriakan dari Jimin dan Taehyung tidak terkendali. Jimin bahkan sudah menangis dan mencoba meloloskan diri dari dekapan Namjoon.

"Jungkook, jangan pergi! Jangan tinggalin kita! Aku menyanyangimu. Jeon Jungkook bangun! Hyung aku ingin melihat Jungkook. Dia harus bangun! " kata Jimin pilu.

" Jimin " Namjoon tidak kuat lagi tangannya bergetar memeluk Jimin.

" Hyung dia tidak boleh pergi! Alicia dan bayi membutuhkannya. Aku masih ingin melihat senyumnya. " Jimin memohon.

" Jungkook kenapa kau jahat sekali! Ayo kita pulang! " Taehyung sudah bersimpu lemah di tanah.

" Suga Hyung suruh Jungkook bangun! Suruh dia pulang! Dia selalu nurut padamu. "Taehyung memohon. " Cepat suruh dia kembali hyung! Kenapa dia tidak bangun dari sana? " rancu Taehyung seperti orang gila.

Air mata Suga jatuh, hatinya sakit. Dia hancur.  Bagiamana dia akan mengatakan pada Jin dan Jhope yg sangat menyayangi Jungkook. Dia sendiri saja sudah sehancur ini. Rasanya ini seperti mimpi seluruh tibuhnya rasanya seperti mati rasa.

Mingyu lari bersama tim kesehatan, dia tidak peduli setalah ini dia akan di pecat, Mingyu tidak peduli.

Dengan tangan bergetar Mingyu bersimpu di samping Jungkook.  Memeriksa denyut nadinya, sangat lemah dan hilang.

" Brengsek! Katanya kau tidak akan mati. " kata Mingyu dengan suara bergetar.

Mingyu mencoba  mempompa jantung Jungkook.

" JUNGKOOK BANGUN!  BANGUN JUNGKOOK! KAU SUDAH JANJI PADAKU. "

Mingyu terus berusaha keras memberikan pertolong pada Jungkook di bantu teman-teman medisnya yg suka rela menanggung resiko jika dipecat juga.

Dengan keringat bercucuran  Mingyu terus memompa jantung Jungkook berharap jantung Jungkook berdetak lagi.

Tiba-tiba Mr. Cullen menghampiri Mingyu dan memegang pergelangannya.

" Cukup. Kami akan membawanya."

" Aku harus menyelamatkannya! " mata Mingyu berkaca.

" Pengadilan baru saja memberitahu bahwa pengajuan Miss Alicia telah diterima. Dia sudah menjadi warga negara kami. Dia harus di bawa pulang ke keluarganya dalam keadaan apapun. Aku harap kamu mengerti. Diwasiatnya tertulis dia ingin pulang ke keluarga kecilnya "

Kaki Mingyu langsung lemas mendengarnya. Rasanya sungguh tak berdaya. Tangannya bergetar, darah Jungkook masih menempel di baju dan tangannya. Kini sahabatnya telah dibawa pergi.

Pihak CIA membawa pergi Jungkook dengan surat kuasa dan jaminan dari pemerintah Amerika. Kini para polisi tidak punya hak untuk menahan Jungkook lagi.

Teriakan Jimin dan Taehyung semakin histeris ketika melihat Jungkook di tandu meninggalkan tempat kejadian dengan kain putih menutupi seluruh tubuhnya, hanya tangannya yg terlihat dengan tatto di punggung tangannya.

Jimin berlari mengejar tapi mobil CIA sudah membawa Jungkook pergi. Ini kenyataan yg menyakitkan untuk dirinya.

Pasukan di bubarkan dan harus menghadiri rapat darurat segera, setelah pemerintah mengetahui semuanya. Pihak dari Amerika telah menelepon duluan pihak Korea Selatan.

Dan temuan-temuan oleh wartawan luar negeri tentang kejahatan sebenarnya telah di laporkan.  Mereka mendapat email langsung dari Jungkook.

Yg lebih mencengangkan Jungkook telah menyewa pengacara untuk menyerahkan bukti yg dia temukan untuk diserahkan ke Kejaksaan atas semua kejahatan yg telah membuatnya seperti ini. Para terduga pelaku kini tidak bisa mengelak lagi.  Terutama Pimpinana Lee, James, Ayah Nana, Ketua Pimpinan Kim dan putranya Kim Taehyong.

Beberapa menit berlalu...

Namjoon berjalan lemas kearah rongsokan mobil Jungkook. Dia tidak bisa meninggalkan Jimin sendiri disini yg masih terpukul sambil memegang jaket bekas Jungkook. Sangat sulit membujuk Jimin dan Taehyung. Tapi Suga berhasil membawa Taehyung pergi meski Taehyung shock berat. Tinggal Jimin yg tetap tinggal dan enggan pergi.

Jimin sangat dekat dengan Jungkook, dia benar-benar tulus menyayangi Jungkook seperti adik kandungnya. Jimin tahu penderitaan Jungkook. Ini yg menyebabkan dia manangis seperti ini seperti orang gila sambil memeluk Jaket Jungkook. Bahkan mengucapkan selamat tinggal saja Jimin tidak di ijinkan.

Mungkin mereka pikir Namjoon tegar tapi dia sama hancurnya seperti yg lain.

Air matanya pecah ketika dia tidak sengaja menemukan foto di dasbor mobil Jungkook.

Foto Jungkook dan Alicia yg tengah tersenyum ke kamera dengan Jungkook yg  memegang perut Alicia. Namjoon membalik foto itu dan disana bertuliskan.

"My dream is my home.  Aku mencintai kelian, keluarga kecilku. "


End































Continue Reading

You'll Also Like

193K 22.1K 58
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
57K 3.6K 40
Tiga pasang remaja yang di takdirkan menemukan bayi yang di takdirkan mengurus ke empat bayi karna suatu insiden dulunya bayi bayi itu di tempatkan...
153K 15.1K 119
Sang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan...
210K 19.5K 28
Lima tahun lalu, Wonwoo memutuskan sebuah keputusan paling penting sepanjang hidupnya. Dia ingin punya anak tanpa menikah. Lima tahun kemudian, Wonw...